Semua Bab Time love chronicles: Bab 21 - Bab 30
43 Bab
Dua satu
   "Tidak. Aku tidak mau pergi seperti ini. Turunkan aku sekarang. Orang-orang pasti akan salah-paham!" seru Shenling tidak terima.   "Kau harus menerima akibat karena sudah berbuat kurang ajar padaku, bahkan mengambil binatang buruanku," sahut Lanzhou.   "Tapi kenapa harus naik ke kudamu? Aku bisa berjalan sendiri. Hal seperti ini justru akan menarik perhatian dan membuat kita menjadi bahan pembicaraan. Bukankah kau seorang pangeran? Apa kau sama sekali tidak peduli dengan reputasimu?" tukas Shenling. Dia benar-benar resah dan ingin melompat turun dari hewan tunggangan itu sekarang juga.    "Aku tidak mau kau melarikan diri. Lagipula kalau semua yang kaukatakan benar, itu adalah tentang reputasiku dan itu sama sekali tidak menyinggungmu."    "Kau ini benar-benar tidak tahu malu. Begitu saja masih bisa bilang kau seorang pangeran?"     Kuda yang tadinya berjalan lambat tersebut tiba-t
Baca selengkapnya
Dua dua
    Lanzhou dan Shenling melanjutkan perjalanan menuju istana. Kali ini Shenling bersikeras tidak mau lagi duduk di atas kuda dengan pemuda itu. Lanzhou turun dari kudanya dan berjalan di sisi Shenling. Meski begitu, gadis itu tetap saja bersikap tidak peduli.    "Xiaoxiao, kau harus makan yang banyak agar cepat besar," ujar Shenling sambil mengambil sepotong besar daging dan ikan untuk rubah tersebut. Lanzhou mengangguk menyuruh sang pengawal untuk membayar. Shenling melirik sambil tersenyum kecil. Muncul ide di benaknya     "Wah, kain ini bagus sekali. Pasti terbuat dari tenunan sutra."    "Wah, gelang giok ini juga bagus. Pas sekali di tanganku."    "Tusuk konde ini indah sekali. Harganya pasti mahal."    Gadis itu melirik ke arah Lanzhou yang tampak hanya tersenyum melihat ulahnya.    "Sial. Aku lupa dia adalah pangeran. Semua barang di tempat ini juga bisa dia be
Baca selengkapnya
Dua tiga
   "Buka matamu dan gosok punggungku sekarang!" ujar Lanzhou yang sudah berada di dalam bak.   "Aku tidak mau!" seru Shenling keras sambil memejamkan mata rapat-rapat dan menutup mata dengan tangan.    Lanzhou menoleh kemudian menatap gadis itu sambil tersenyum. Ia kemudian meraih tangan Shenling dan menariknya mendekat.    "Kau ini benar-benar pelayanku yang bandel. Aku bahkan harus membuka sendiri pakaianku. Sekarang kalau tidak mau menggosok punggungku, aku akan menciummu sekarang juga," ujarnya.   "Tidak, Aku tidak mau!" teriak gadis itu sambil menarik tangannya sekuat tenaga dan berlari keluar.   "Dasar kurang ajar!" serunya sambil berlari.     Bruk!    Karena tergesa, Shenling justru menabrak seseorang. Keduanyapun terjatuh bersamaan.   "Kurang ajar. Beraninya seorang pelayan bertingkah, bahkan menabrak putri!" ujar ga
Baca selengkapnya
Dua empat
   Menjelang siang, Shenling terbangun dan tertegun.   'Di mana aku? Kamar siapa ini?' ucapnya sambil melihat sekeliling.    Ia lalu kembali duduk diam. Lukanya sama sekali tidak terasa sakit.    'Apa yang terjadi sebenarnya? Apa semua yang terjadi hanya sebuah mimpi? Lalu bagaimana dengan makhluk aneh berambut putih itu? Apa aku juga memimpikan dia? Ada apa dengan semua keanehan ini?' tukasnya dalam hati bertanya-tanya.   Pintu yang terbuka tiba-tiba menghentikan hal yang mengganggu pikiran gadis itu. Lanzhou bergegas masuk sambil membawa nampan. Aroma masakan lezat yang masih mengepul membuat Shenling nyaris menitikkan air liur.   "Kau sudah bangun ternyata. Aku sudah menunggumu bangun dari tadi. Akhirnya kau bangun juga. Lihat aku membawa banyak makanan untukmu. Aku menyuruh pelayan memasak semua ini dan membawa kemari saat pengawal melapor kau sudah bangun," ucap Lanzhou.
Baca selengkapnya
Dua lima
   Shenling sedang sibuk menyapu halaman. Pikirannya melayang pada kata-kata Lanzhou. Enak saja pemuda itu berkata seperti itu padanya. Meski dia sempat marah dan menggertak Lanzhou, pemuda itu seperti tidak peduli.   "Kenapa sih dia begitu berkeras mengutarakan cinta padaku? Padahal dia tahu aku tidak mencintainya. Aku kemari hanya ingin bertemu Leewan!" ucap Shenling sambil memukul-mukul sapu lidi ke tanah saking kesalnya.   Siaolan yang mendengar semua itu terperanjat. Ia bergegas menghampiri, meski masih merasa takut kepada Shenling.  "Ka-u … kau mengenal jenderal?" tanyanya pelan.   "Tentu saja aku mengenal dia. Kami berdua …."Kata-kata Shenling terhenti saat Siaolan menatap menyelidik.    "Ada apa?" tanya Shenling akhirnya.   "Bagaimana kau bisa mengenal jenderal? Apa kalian sepasang kekasih?"   "Apa maksud pertanyaanmu?" tanya Shenling. Kali
Baca selengkapnya
Dua enam
   "Kurang ajar sekali dia. Berkata dirinya adalah pangeran, tapi bertindak tidak tahu malu. Beraninya dia memaksa diri menciumku. Apa dia pikir aku menerima dengan senang hati? Dasar pria bar-bar. Tidak berperasaan!" dumel Shenling panjang-pendek.   "Lagipula, sebenarnya tidak ada gunanya juga aku tetap bertahan di sini. Leewan juga sudah bersama dengan Lanshang. Lalu apa gunanya aku datang kemari?" ujar gadis itu sambil kembali membersihkan perabotan.   "Sebaiknya aku cepat menyelesaikan hukuman ini dan segera pergi dari sini. Aku sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan pangeran tidak tahu diri itu!" putusnya.    Lanzhou yang baru tiba tersenyum mendengar kata-kata gadis itu. Shenling yang tidak tahu terus saja membersihkan perabot sambil mengomel.    Ia terkejut saat sebuah tangan kokoh tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Gadis itu segera menyadari sosok yang berani memeluknya dari belakang. 
Baca selengkapnya
Dua tujuh
   Leewan tertegun sesaat. "Apa maksudmu? Aku begitu senang bisa berjumpa denganmu. Lalu tiba-tiba kau berkata ingin putus. Apa kau sudah terjerat oleh Lanzhou? Atau mungkin benar kau ingin menjadi istri dari seorang pangeran, bukan anak yatim miskin sepertiku?" ucapnya.   Shenling berbalik cepat dan menatap pemuda itu dengan mata berkaca-kaca.   "Apa menurutmu aku begitu rendah hingga melakukan semua itu? Ini bukan duniaku. Apa kaupikir aku ingin menjadi seorang putri? Aku selalu menanti untuk bertemu denganmu, tapi kau malah dengan begitu mudah bertunangan dengan Lanshang," ucapnya. Ia lalu mengusap air matanya kasar.    "Jadi ini semua masalah pertunanganku dengan Lanshang?" tanya pemuda itu. Shenling mengangguk perlahan. Leewan tersenyum dan menarik napas lega.    "Kenapa kau tersenyum seperti itu? Apa aku mengatakan hal yang lucu? Kau bertunangan dengan gadis lain, tapi malah menertawaiku,
Baca selengkapnya
Dua delapan
   Brak! Prang!   Suara barang jatuh disusul barang-barang yang pecah terdengar dari kamar Lanshang. Di dalam ruangan berinterior unik dan klasik tersebut, sang putri tengah membanting barang-barang yang berada dalam ruangan tersebut. Air mata berderai di wajah. Dalam sekejap, kondisi kamar yang rapi dan bersih berubah menjadi berantakan. Meja dan kursi terguling di lantai. Pecahan cangkir dan keramik pajangan berserakan di hampir penjuru kamar. Lanshang tetap berdiri diam menatap semua itu sambil terisak.   'Begitu mudah. Begitu mudah Leewan mengalihkan perasaan darinya pada siluman itu. Bukankah aku yang dari dulu mencintai dia? Tapi kenapa dia tidak peduli. Justru memilih bersama gadis rubah itu!' tukasnya sambil terisak.   "Ini semua gara-gara gadis siluman itu. Semua kacau sejak dia datang. Tidak hanya kakakku, dia bahkan menggoda Leewan. Dia benar-benar tidak tahu diri!"    Seorang pelayan berusia pa
Baca selengkapnya
Dua sembilan
   "Putri Lanshang pasti akan sangat membenciku, jika tahu tentang hubungan kita," ucap Shenling saat Leewan kembali menemuinya. Gadis itu sedang bertugas membersihkan ruang pribadi sang putri.   "Aku akan memberitahu dia," ujar Leewan sambil membantu gadis itu membersihkan perabot.   Tersirat keraguan di wajah sang gadis. Dia kembali teringat pada peristiwa yang menimpa dirinya dan Chenyang. Persahabatan yang begitu lama bahkan bisa rusak dengan begitu mudah. Dan kini dia berhadapan dengan gadis yang serupa dengan mantan sahabatnya itu.   "Lanshang berbeda dari Chenyang. Meski mereka memiliki wajah yang sama, tapi mereka mempunyai kepribadian yang berbeda. Aku percaya kepada Lanshang karena aku mengenal dia sejak kecil," ucap Leewan sambil tersenyum saat    "Aku …."   "Percayalah padaku. Dia gadis yang baik dan jika terjadi sesuati padamu, aku pasti tidak akan memaafkan siapa pun ora
Baca selengkapnya
Tiga puluh
   Shenling bangkit berdiri dan menepis tangan si pelayan yang hendak menampar dirinya. Tatapannya tertuju langsung kepada Lanshang.   "Lancang!" bentak Bibi Huan."Beraninya seorang pelayan rendah sepertimu menatap Tuan Putri!"    "Kenapa memangnya?" tanyanya sambil menatap tajam perempuan tua tersebut. "Kau juga bukan siapa-siapa. Sadarlah kau juga hanya seorang pelayan!"    Lanshang bangkit berdiri dan bergegas menghampiri Shenling. Kedua gadis itu saling bertatapan sengit   "Kalau begitu, apa perlu aku yang menamparmu?" tanyanya."Aku adalah tuan putri negeri ini. Kedudukanku jauh lebih tinggi daripada siluman penggoda lelaki sepertimu!"    Tangan berjari ramping itu terangkat tinggi. Bersiap untuk melayangkan tamparan. Akan tetapi, tangan Shenling juga terangkat untuk menahan.   "Aku tidak mau lagi diperbudak oleh kalian. Memukulku see
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status