All Chapters of BLIND HEART [INDONESIA]: Chapter 21 - Chapter 30
48 Chapters
Bab XXI - Kejanggalan Lagi
Aku merasakan guncangan kecil di tubuhku, lalu berubah menjadi usapan halus di pipi kiri. Aku menggeliat pelan, mengerjabkan mata dan memindai sekitar, aku tersadar masih berada dalam jet pribadi Tuan Max."Tuan ....""Kita sudah sampai."Aku mengangguk sambil memengerjap perlahan. Setelahnya kami keluar bersama beberapa bodyguard berbaju serba hitam yang mengiringi di belakang kami.Sialnya, pria tua menye
Read more
Bab XXII - Nyonya?
 Aku menggeliatkan tubuh yang baru saja tersadar dari tidur nyenyak. Kututup mulut dengan sebelah tangan saat kantuk kembali menyerang dan mengakibatkan mulutku menganga lebar.Jam menunjukkan pukul empat sore, aku harus segera bersiap untuk pergi bekerja, menjadi pelayan bayi besar itu tentunya.Tapi sebelum itu, aku menghela napas dalam. Perasaan sialan ini, kian hari kian membumbung tinggi. Sumpah, aku ingin membenci dan menyumpahi pria tua itu, tapi nyatanya saat berhadapan langsung, hatiku bersorak tak dapat mengendalikan diri.
Read more
Bab XXIII - Demi Silvana
 Aku berdiri di tengah-tengah kamar super mewah ini dengan berkacak pinggang. Semua barang tersusun rapi, pakaian kotor sudah di cuci, kamar ini bersih tanpa noda debu walau hanya setitik saja. Lalu, apa yang harus kukerjakan di sini?Kuhembuskan napas kesal. Emosiku masih membumbung tinggi. Entah karena masalah yang akhir-akhir ini sering kualami, atau faktor sebentar lagi aku menstruasi.Apa menstruasi?!Ya, ya ... aku harus mendapatkannya bulan ini, sebab kalau tidak, i
Read more
Bab XXIV - Lagi dan Lagi
 Aku menggelinjang hebat saat lidah basah dan hangat itu menari-nari di atas kulitku, memberikan sensasi gila yang melambungkan hasrat semakin bergelora. Tak berhenti di sana, jari pria itu ikut merayap dari ujung kaki hingga dada, berhenti di sana dan meremasnya sensual. Wajah Tuan Max tampak memerah, giginya beradu seakan menahan sesuatu yang siap meledak.Pria itu tampak lincah dalam meloloskan diri dari pakaian yang menempel di tubuhnya, seolah ia adalah seorang yang sangat profesional dalam bidang ini.Ya, tentu saja. Tuan Max tak mungkin melewatkan wanita-wanita yang rela mel
Read more
Bab XXV - Wanita itu Lagi
 Hari ini aku datang pagi-pagi sekali ke kediaman Tuan Max, meski sebenarnya aku sedang tak enak badan karena kepalaku yang terasa pusing serta pinggang yang terasa kaku. Tapi aku harus tetap datang karena hari ini aku harus mengemasi barang-barang yang akan dibawa pria itu selama pergi ke Jerman.Ya, Tuan Max tak berubah pikiran dan akan tetap menjalani operasinya. Jadwal keberangkatannya adalah nanti siang, tapi yang membuatku sebal adalah kehadiran seorang wanita yang sudah lama ini tak kulihat batang hidungnya. Siapa lagi kalau bukan Serena.Wanita berambut blonde itu menatapku
Read more
Bab XXVI - Positif?
 Aku kembali menginjakkan kaki di kamar pribadi Tuan Max. Pria itu kini terlihat lebih segar karena baru selsesai mandi."Dari mana?" Tanya Tuan Max datar yang duduk bersandar di atas sofa.Aku mengusap leher perlahan. "Apotek, Tuan," jawabku jujur.Dia terdiam sebentar, lalu menghela napas sebelum berujar, "Kemarilah," perintahnya datar.Kulangkahkan kaki mendeka
Read more
Bab XXVII - Lydia Margaretha
 Aku duduk termenung di dalam kamar sempit yang sudah kutempati sejak aku kecil ini. Pikiranku melayang memikirkan jalan apa yang akan kulalui setelah ini. Semua hancur, hanya karena rasa cinta yang menghanyutkanku hingga kini terombang ambing tak tentu arah.Sudah sebulan berlalu sejak kepergian pria itu, aku masih menjalani rutinitas seperti biasa. Aku masih ke kampus untuk mengurus masalah skripsiku yang sudah hampir rampung, aku juga masih tetap datang ke rumah Tuan Max sesuai perintahnya, meski kini hanya kekosongan yang kurasa.Hingga kini, belum ada kabar dari pria itu. Enta
Read more
Bab XXVIII - Tipu Muslihat
 Aku berdehem pelan sebelum menjawab dengan sopan. "Maaf, Nona, tapi bisakah saya meminta bantuan pelayan laki-laki?""Kenapa seperti itu? Setahuku sejak dulu pelayan yang Max pekerjakan semuanya serba bisa, baik laki-laki dan perempuan," ucapnya santai.Sebenarnya aku sudah merasa kesal dengan wanita anggun tapi tak punya perasaan ini. Bisa-bisanya dia meminta seorang perempuan melakukan pekerjaan itu padahal dirinya sendiri aku yakin melepas satu lembar gorden saja tidak mampu.
Read more
Bab XXIX - Buta Hati
Aku duduk termenung di pinggir kolam renang seraya memikirkan langkah apa yang harus kutempuh setelah ini. Niatku berbicara dengan Tuan Max terkubur sudah karena aku yakin akan banyak drama gila yang akan Lydia lakukan untuk megacaukan semuanya. Lagipula, aku belum tahu respon apa yang akan pria tua bodoh itu berikan nantinya.Ya, dia benar-benar bodoh dan tolol. Kenapa semudah itu dia percaya bahwa Lydia adalah Silvana? Kemana semua kemampuan mengendus aroma tubuhku yang katanya sangat ahli dilakukannya? Lalu, apa dia setolol itu hingga tak menyadari suara kami jauh berbeda. Atau jangan-jangan sebenarnya Tuan Max bukan tak tahu, hanya saja tak mau tahu.Oh, astaga, Sil
Read more
Bab XXX - Semakin Menjengkelkan
 Fungsi hati adalah menghancurkan racun di dalam darah, menghasilkan protein, hingga membantu proses pencernaan. Tapi sayang, hati tak mampu menghancurkan racun dalam kenangan, menghasilkan lembaran baru, hingga membantu diri mampu menerima dan merelakan.Ya, tak semudah itu. Hati punya cara sendiri untuk kuat bertahan, mengatasi luka dan membiarkan waktu ikut bekerja.Aku sedang menunggu hal itu, menunggu waktu membuatku terbiasa dengan luka yang kini makin menganga.Keme
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status