BLIND HEART [INDONESIA]

BLIND HEART [INDONESIA]

last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2021-01-29
ΰΉ‚ΰΈ”ΰΈ’:Β  Ayu TariganจบแΰΈ₯ΰΉ‰ΰΈ§
ΰΈ ΰΈ²ΰΈ©ΰΈ²:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
101 การให้คะแนน. 101 ΰΈ„ΰΈ§ΰΈ²ΰΈ‘ΰΈ„ΰΈ΄ΰΈ”ΰΉ€ΰΈ«ΰΉ‡ΰΈ™
48ΰΈšΰΈ—
143.3Kviews
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™
ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΈ₯ΰΈ‡ΰΉƒΰΈ™ΰΈ«ΰΉ‰ΰΈ­ΰΈ‡ΰΈͺΰΈ‘ΰΈΈΰΈ”

แชร์:  

ΰΈ£ΰΈ²ΰΈ’ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™
ภาพรวฑ
แค็ตตาΰΈ₯็อก
ΰΈͺแกนรหัΰΈͺΰΉ€ΰΈžΰΈ·ΰΉˆΰΈ­ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΈšΰΈ™ΰΉΰΈ­ΰΈ›

Silvana adalah seorang mahasiswi akhir yang sedang dipusingkan oleh skripsi. Tapi, ada yang lebih memusingkan baginya yaitu uang untuk biaya wisudanya.Untuk membantu sang ayah dalam mencicil biaya kelulusannya, Silvana berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan beban orang tuanya. Siapa sangka, bayangan mengasuh bocah kecil nan mungil dalam benaknya harus hancur berantakan saat yang diasuhnya adalah seorang bayi besar menyebalkan yang gemar memarahi dan membentaknya. Dia Max Elgort, sang penguasa yang mempunyai kekurangan di bagian mata.Sanggupkah Silvana bertahan saat benih cinta mulai bersemi di saat pria itu masih terpaku pada masa lalu?Lalu, apakah Max akan tetap mempertahankan janjinya pada sang mantan kekasih yang meninggal saat berkendara bersamanya yang juga menyebabkan Max buta?

ΰΈ”ΰΈΉΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘

ΰΈšΰΈ—ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 1

Bab I - Pelayan Bayi Besar

              Namaku Silvana Larasati, seorang mahasiswi keguruan yang sedang pusing memikirkan skripsi, ditambah lagi biaya wisuda yang jumlahnya membuat kepalaku pusing tujuh keliling.

              Aku bukan berasal dari kalangan keluarga berada, Ayah hanya seorang pengrajin kayu biasa, sementara Ibu membuka usaha gorengan kecil-kecilan. Meski begitu, aku tetap bersyukur, kedua orangtua ku masih mampu menyekolahkan empat anaknya meski harus diimbangi dengan lauk seperti tahu dan tumis kangkung.

              Hidup bermewah-mewahan bukanlah gaya kami, tak memikirkan beli beras untuk esok hari saja, Ibu sudah sangat mengucap syukur.

              Hari ini, aku diterima bekerja sebagai babysitter di rumah salah satu orang kaya, tak jauh dari tempat tinggal kami. Aku harus melakukan itu untuk meringankan beban Ayah dalam mencicil biaya wisudaku. Tak masalah, karena aku hanya bekerja selama beberapa jam saja.

              Kulangkahkan kaki melewati gerbang yang menjulang tinggi setelah dipersilahkan oleh seorang petugas keamanan, dan aku disambut oleh seorang pria tinggi tanpa ekspresi yang kemarin mewawancarai ku.

              "Mari ikuti saya," ucapnya tenang.

              Aku mengekor di belakangnya seraya mengagumi keindahan bangunan ini yang terlihat seperti istana. Bahkan, kutebak marmer yang kupijak ini harganya lebih mahal daripada biaya wisudaku.

              Kami berbelok menuju halaman belakang yang menyediakan sebuah kolam renang luas berhias taman kecil di sudutnya. Aku terpaku saat mendapati dada telanjang seorang pria yang sedang bersantai di pinggiran kolam. Rambut basahnya mengalirkan butiran halus yang mengalir ke tubuh liatnya. Tanpa terasa, aku menelan ludah susah payah demi membendung jiwa yang resah karena godaan iman di depan mata.

              "Tuan, pelayan anda telah tiba," ucap pria itu penuh penghormatan.

Pelayan? Siapa maksudnya? Aku? Tapi, bukankah yang harus ku asuh adalah seorang anak kecil?

              "Tunggu dulu, maksudmu akulah pelayannya?" tanyaku memastikan.

              Pria yang membawaku ke sini mengangguk, dan hal itu cukup membuatku terkejut.

              "Kau membawa seorang wanita, Jo?" Pria berambut tembaga itu menggeram kasar.

              Laki-laki bernama Jo itu menghela napas panjang. "Saya yakin kali ini berbeda, Tuan," sahutnya tegas, tapi masih sangat terdengar sopan.

              Dengusan keras pria itu sebagai sahutan, sebelum ia kembali bersuara. "Terserah padamu, beritahu semua tugasnya, dan jika dia berani berulah, aku akan memenggal kedua kakimu!" ancamnya tajam.

              Aku berjengit kaget karena kekejaman pria itu, bagaimana bisa ia mengucapkan ancaman semengerikan itu tanpa beban. Hatiku mulai gelisah, mengasuh seorang bayi besar saja sudah menjadi masalah tersendiri bagiku, apalagi harus ditambah dengan kekejaman yang tampak nyata ada dalam diri pria yang akan kulayani ini.

              Ah, aku merasa sebutan itu terlihat binal sekali, tapi tugasku memang melayaninya 'kan? Meski bukan dalam hal intim seperti yang sering orang lain pikirkan.

              "Uhm, apa ... apa aku bisa memikirkannya sekali lagi?" ucapku berusaha menawar, aku harus memikirkannya matang-matang, takut tak akan sanggup menjalani tugas berat ini.

              Meski aku mengakui gaji yang ditawarkan luar biasa besar, hanya dengan bekerja sebulan saja aku bisa melunasi semua biaya kelulusanku. Tapi sayangnya di kontrak itu tertulis, aku harus bekerja selama tiga bulan lamanya.

              "Apa kau lupa telah menandatangani surat perjanjian itu, Nona?" tanya Jo datar, sementara pria bersurai lembab itu menggeram marah.

              "Usir saja jika memang dia tak ingin bekerja di sini!" hardiknya kasar.

              Aku sampai mundur selangkah karena suara kerasnya. Ya, benar. Surat perjanjian sialan itu telah aku tandatangani tanpa berpikir panjang karena tergiur gaji yang fantastis. Jika kupikir ulang, akulah yang bodoh. Karena seingatku Jo memang tak menyebutkan seorang anak kecil yang harus ku asuh, ia hanya menjelaskan bahwa aku akan ditempatkan sebagai pengasuh. Itu saja.

              Namun, bukankah tetap saja itu penipuan? Seharusnya dia memberitahuku akan bekerja menjadi seorang pelayan, itu akan lebih mudah untuk kumengerti.

              "Saya akan mengurusnya, Tuan," tutur Jo sopan, setelahnya ia mengisyaratkan aku untuk kembali mengikutinya.

              Aku menurut, berjalan melewati kursi pria itu yang sedang memejamkan mata. Kulirik otot keras yang terpampang membentuk kotak-kotak di perutnya. Seketika, lututku terasa lemah tak berdaya. Aku mendengus jengkel, dasar lutut murahan.

              Jo membawaku ke sebuah kamar luas yang terasa begitu kosong karena hanya terisi sebuah kasur king size di tengah ruangan, satu buah lemari kecil di sebelahnya, serta ruang bersekat yang kuduga adalah walk in closet.

              "Ini adalah kamar Tuan Max," ujar Jo, membuyarkan fokusku dalam hal meneliti isi ruangan ini. Aku mengernyit, jadi pria tadi bernama Max.

              "Jangan sesekali menyentuh apa pun di sini tanpa seizinnya," tambah pria itu lagi.

              Aku mengangguk, lagipula memang tak ada hal menarik yang menggoda untuk kusentuh.

              "Tugasmu adalah datang setiap jam lima pagi, menyiapkan keperluan Tuan Max sebelum berangkat bekerja, termasuk membuat makanan untuknya. Setelah dia pergi, kamu boleh pulang, tapi ketika sore hari kamu harus kembali dan menyiapkan keperluan serta makan malam untuk Tuan Max, dan kamu boleh pulang setelah dia tertidur atau dirinya sendiri yang menyuruhmu untuk pulang. Paham?" ujar Jo panjang lebar.

              Aku yang mendengar rentetan kalimat yang keluar dari mulut pria itu merasa tercengang. Kenapa pekerjaanku lebih mirip tugas seorang istri? Lagipula kenapa bayi besar itu tak melakukan hal itu sendiri, menyiapkan keperluan saat ia pergi ke kantor bukanlah hal sulit, jika menganai sarapan atau makan malam sudah pasti ada pelayan yang ia gaji di rumah ini. Lalu, keberadaanku sekarang untuk apa?

              "Apa kamu mengerti?" Suara pria itu terdengar lebih tajam, mungkin karena aku yang masih bungkam tak memberi jawaban.

              Aku menarik napas panjang. "Kenapa tugasku aneh sekali?" tanyaku heran.

              Dia mengangkat sebelah alis. "Bagian mana yang kamu anggap aneh?"

              "Maksudku ... maksudku kenapa pekerjaanku malah seperti tugas seorang istri?" cetusku akhirnya.

              Jo mengerutkan dahi, pandangannya menghunus tajam. "Jangan mimpi!" dengusnya, mulai terlihat jengkel.

              Hei, aku tak sedang ingin bermimpi. Tipe pria idamanku adalah yang baik dan penyabar, sangat berbanding terbalik dengan sikap pria tadi yang tak jauh seperti kelakuan iblis.

              "Kamu bisa mulai bekerja besok," ujarnya, lalu bersiap meninggalkanku. Mau ke mana dia? Aku tak tahu jalan keluarnya.

              "Hei, apakah upah yang kuterima benar seperti yang tertera di kontrak?" tanyaku memastikan. Aku tentu tak mau setelah mengambil resiko sebesar ini, tapi upah yang kuterima tidak sebanding alias mengecewakan.

              Lagi-lagi ia mendengus, tatapannya terlihat tajam. "Tuan Max tidak akan pernah berbohong soal itu," sahutnya ketus.

              Aku mencebikkan bibir, kenapa dia langsung merasa tersinggung? Aku kan memang harus berhati-hati, jaman sekarang ini banyak penipu di mana-mana, bukan hanya dari kalangan biasa saja, melainkan orang kaya pun melakukannya.

              "Satu hal lagi," ucapnya sambil berbalik, kembali menatapku dengan mata tajam. "Kau harus merahasiakan dari siapapun kenyataan bahwa Tuan Max buta," ujarnya dingin.

              Seketika aku terpaku, dengan hati mendadak ngilu. Pria dengan rupa sesempurna itu ternyata memiliki kekurangan yang sangat memprihatinkan. Sugguh aku tak mengangka hal itu. Pantas saja ia memerlukan pelayan untuk mengurus segala keperluannya.

*****

To Be Continued

Jangan lupa follow Instagram aku : itsayutarigan

Thank you.

แΰΈͺΰΈ”ΰΈ‡
ΰΈšΰΈ—ΰΈ–ΰΈ±ΰΈ”ΰΉ„ΰΈ›
ΰΈ”ΰΈ²ΰΈ§ΰΈ™ΰΉŒΰΉ‚ΰΈ«ΰΈ₯ΰΈ”

ΰΈ£ΰΈ΅ΰΈ§ΰΈ΄ΰΈ§ΰΈ«ΰΈ™ΰΈ±ΰΈ‡ΰΈͺΰΈ·ΰΈ­

ΰΈšΰΈ—ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ”

ΰΈ–ΰΈΆΰΈ‡ΰΈœΰΈΉΰΉ‰ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ΰΈ„ΰΈ§ΰΈ²ΰΈ‘ΰΈ„ΰΈ΄ΰΈ”ΰΉ€ΰΈ«ΰΉ‡ΰΈ™

10
96%(97)
9
0%(0)
8
3%(3)
7
1%(1)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
101 การให้คะแนน Β· 101 ΰΈ„ΰΈ§ΰΈ²ΰΈ‘ΰΈ„ΰΈ΄ΰΈ”ΰΉ€ΰΈ«ΰΉ‡ΰΈ™
ΰΉ€ΰΈ‚ΰΈ΅ΰΈ’ΰΈ™ΰΈ£ΰΈ΅ΰΈ§ΰΈ΄ΰΈ§
user avatar
miiawmiiuw
selesai baca marathon^^ cerita yg sangat manis..
2022-12-02 00:24:35
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-29 08:13:03
0
user avatar
Tengokuuu Punch
nggak mainstream, pemilihan kata2 perumpamaannya pas cocok banget buat pengagum kata2
2021-10-30 10:05:13
2
user avatar
Zahira Inara
bagus banget
2021-10-29 15:48:03
0
user avatar
Ngadiono No
saya suka ceritanya
2021-10-14 19:51:13
1
user avatar
Rufina
bagus, seru
2021-10-13 21:55:16
1
user avatar
JueJulia Awang
Seru ceritanya.........
2021-10-06 12:19:33
1
user avatar
Yuriyana EF
Sangat menarik ..
2021-10-03 03:08:36
1
user avatar
Rhiny Muthe NotLope
seru ceritanya
2021-09-01 08:32:42
1
user avatar
Eirena Pandanan
Bagus gk bertele2 ceritanya
2021-08-04 12:09:10
1
user avatar
Hjj Edang Akmadia
bagus ceritanya
2021-07-28 02:20:35
1
user avatar
Sima Plaosan
cerita yg bagus dan menyenangkan πŸ˜ŠπŸ‘πŸ’ͺ
2021-07-05 05:34:24
2
user avatar
Aing Aries
i love you Thor 😘
2021-07-05 01:14:07
0
user avatar
Randria
Keren banget ceritanya Thor πŸ‘πŸ‘πŸ‘ mantap Mampir juga di ceritaku ya, dengan judul Suami Pelitku Menyesal Setelah Berpisah Denganku Terimakasih
2021-07-01 12:48:26
0
default avatar
Jeane S. Pattisina
Cerita nya bagus. Benar2 impian semua wanita.
2021-06-26 23:42:55
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
48
Bab I - Pelayan Bayi Besar
              Namaku Silvana Larasati, seorang mahasiswi keguruan yang sedang pusing memikirkan skripsi, ditambah lagi biaya wisuda yang jumlahnya membuat kepalaku pusing tujuh keliling.              Aku bukan berasal dari kalangan keluarga berada, Ayah hanya seorang pengrajin kayu biasa, sementara Ibu membuka usaha gorengan kecil-kecilan. Meski begitu, aku tetap bersyukur, kedua orangtua ku masih mampu menyekolahkan empat anaknya meski harus diimbangi dengan lauk seperti tahu dan tumis kangkung.  &nbs
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab II - Mulai Melayani
              Aku bangun pagi-pagi sekali, membereskan rumah sebelum berangkat menuju kediaman majikan baruku. Ya, akhirnya aku tak punya celah untuk menolak menjadi pelayan pria itu, semoga saja tiga bulan ke depan berjalan dengan lancar tanpa ulah kejam pria bernama Max itu.              Sampai saat ini, rasanya aku masih belum percaya denga kenyataan bahwa pria itu buta. Entahlah, aku merasa aneh dengan diriku sendiri yang merasa iba padanya, padahal jika diingat kembali, kelakuan pria itu benar-benar menjengkelkan.
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab III - Si Tuan Pemarah
              Sore ini, aku kembali datang ke rumah besar itu setelah mengurus beberapa hal di kampus mengenai skripsiku, ada sebagian dosen yang belum aku temui untuk melancarkan kelulusanku.              Sebuah keributan terdengar saat aku hampir mencapai pintu utama, terlihat seorang wanita cantik bak bintang film sedang mengamuk di hadapan beberapa pelayan yang berbaris kaku.              "Beritahu aku, di mana calon suamiku!" hardik wan
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab IV - Memilih Berlari
              Aku mengamati Tuan Max yang makan dengan kesusahan, berusaha menyendok kuah yang akhirnya berjatuhan, atau tertinggal di sudut bibirnya, lalu mengalir melewati dagu. Wajahnya masih ditekuk masam.              Entah mengapa, rasa sakit di hati hinggap begitu saja melihat keadaanya. Meski begitu pemarah, tapi di lain waktu juga terlihat sangat lemah, dan hal itu membuat rasa iba menelusup di dalan hati.              Tiba-tiba, pr
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab V - Akhirnya Kembali
              Aku memandang wajah sayu itu di depan cermin, sisa-sisa air mata masih membekas di sana. Rambut kusam serta bibir pucat menjadi pemandangan utama.              Kuhela napas sekali lagi, lalu mengambil tas yang tergeletak di sisi ranjang. Pagi ini aku memutuskan untuk kembali ke rumah besar tempatku bekerja beberapa hari ini. Aku mengesampingkan ego dan emosiku kemarin demi untuk tetap bisa bekerja di sana dan berharap gajiku nanti mampu membantu Ayah dan Ibu.      &nbs
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab VI - Perjodohan Silvana
              Aku melotot kaget, kalimat yang dilontarkan bayi besar ini membuat mulutku menganga lebar, tidak menyangka dengan pertanyaan kurang ajarnya.              Tidur denganku katanya? Huh, dasar mata keranjang! Meski tak dapat melihat, nyatanya pikiran mesum tetap berjalan lancar di otak besarnya.              "Kenapa diam?" tegurnya tajam.
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab VII - Wanita Tuan Max
              Aku berusaha memejamkan mata, meninggalkan sejenak kemelut yang memenuhi dada. Sore tadi aku sempat meminta izin pada Jo agar tak masuk bekerja karena merasa pusing teramat sangat di kepala.              Bekerja pun percuma, aku tak akan bisa fokus karena masalah yang melanda membuatku pusing setengah mati. Demi Tuhan, aku bahkan belum menyelesaikan masalah skripsi, lalu kebakaran yang menimpa usaha Ayah juga menyita perhatianku, dan kali ini tiba-tiba ada yang melamar dengan iming-iming akan meringankan hutang keluargaku.
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab VIII - Hukuman Tak Berdasar
              "Tapi sebenarnya ini semua karena kau!" hardiknya tiba-tiba.              Aku bahkan sampai meloncat mundur saking terkejutnya. "Apa salahku?" ucapku tak terima.              "Seharusnya kau tidak terlambat!"              Bibirku menipis seke
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab IX - Pertolongan Mencurigakan
              Aku menyantap nasi goreng di kantin kampus karena bayi besar itu telah merampok sarapan pagiku. Tidak mungkin aku mengikuti perintahnya mengambil makanan di dapur rumah mewahnya untuk mengganti bekalku, meski sedikit rasa di hatiku menginginkannya. Bukan tanpa alasan, naluri kemiskinanku seolah menggeliat ingin mencicipi sarapan mewah orang kaya.              Namun, segera kutepis keinginan memalukan itu, dan aku terpaksa merogoh kocek lebih untuk sarapanku pagi ini. Padahal niat hati ingin menghemat, tapi apa daya aku tak mampu melawan keinginan tuan besar.
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
Bab X - Hadiah Mengejutkan
              Sampai sore hari, aku masih memikirkan tentang kontrak yang menurutku tak masuk akal itu. Mereka berani memberi modal tanpa takut kerugian. Bagaimana jika usaha Ayah tak mendapat keuntungan? Sudah barang tentu merekalah yang paling merasa dirugikan.              Bukannya aku tak percaya keajaiban, hanya saja di zaman sekarang ini tak akan mudah mendapati hal semacan itu. Bahkan orang rela menjadi raja-rajaan demi menipu orang.            &
last updateΰΈ›ΰΈ£ΰΈ±ΰΈšΰΈ›ΰΈ£ΰΈΈΰΈ‡ΰΈ₯่าΰΈͺΰΈΈΰΈ” : 2020-10-22
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ€ΰΈžΰΈ΄ΰΉˆΰΈ‘ΰΉ€ΰΈ•ΰΈ΄ΰΈ‘
ΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΈ™ΰΈ§ΰΈ™ΰΈ΄ΰΈ’ΰΈ²ΰΈ’ΰΈ”ΰΈ΅ΰΉ† ΰΉ„ΰΈ”ΰΉ‰ΰΈŸΰΈ£ΰΈ΅
ΰΉ€ΰΈ‚ΰΉ‰ΰΈ²ΰΈ–ΰΈΆΰΈ‡ΰΈ™ΰΈ§ΰΈ™ΰΈ΄ΰΈ’ΰΈ²ΰΈ’ΰΈ”ΰΈ΅ΰΉ† ΰΈˆΰΈ³ΰΈ™ΰΈ§ΰΈ™ΰΈ‘ΰΈ²ΰΈΰΉ„ΰΈ”ΰΉ‰ΰΈŸΰΈ£ΰΈ΅ΰΈšΰΈ™ΰΉΰΈ­ΰΈ› GoodNovel ΰΈ”ΰΈ²ΰΈ§ΰΈ™ΰΉŒΰΉ‚ΰΈ«ΰΈ₯ΰΈ”ΰΈ«ΰΈ™ΰΈ±ΰΈ‡ΰΈͺΰΈ·ΰΈ­ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆΰΈ„ΰΈΈΰΈ“ΰΈŠΰΈ­ΰΈšΰΉΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΉ„ΰΈ”ΰΉ‰ΰΈ—ΰΈΈΰΈΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆΰΈ—ΰΈΈΰΈΰΉ€ΰΈ§ΰΈ₯ΰΈ²
ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΈ«ΰΈ™ΰΈ±ΰΈ‡ΰΈͺΰΈ·ΰΈ­ΰΈŸΰΈ£ΰΈ΅ΰΈšΰΈ™ΰΉΰΈ­ΰΈ›
ΰΈͺแกนรหัΰΈͺΰΉ€ΰΈžΰΈ·ΰΉˆΰΈ­ΰΈ­ΰΉˆΰΈ²ΰΈ™ΰΈšΰΈ™ΰΉΰΈ­ΰΈ›
DMCA.com Protection Status