Semua Bab Suamiku Mencintai Kakakku (INDONESIA): Bab 11 - Bab 20
90 Bab
11. Kagum; Kecantikan Anna
Lima belas menit berlalu .... Belum ada tanda-tanda Profesor psikolog Pak Raffa tak kunjung datang. Hingga menit ke dua puluh, ada seseorang masuk ke kelas. Sontak seluruh mahasiswa yang berada di kelas seketika menghentikan kegiatan mereka.“Selamat pagi semua!”Selamat pagi? Tumben sekali Profesor Raffa mengucapkan selamat pagi, biasanya datang selalu menyapa dengan, apakah kalian sudah siap dengan materi hari ini? Eh bentar, suara Profesor Raffa berubah menjadi lembut? Jangan-jangan yang datang seorang bidadari? Eh ralat, maksudnya seorang wanita.Tapi siapa?Jessica menyenggol lenganku. “Angkat kepala, Ryn. Liat di depan siapa yang masuk ke kelas kita,” bisik Jessica.Aku menurut, sesaat badanku kaku melihat wanita di depan sana. Kak Anna, kenapa dia masuk ke kelas ini? Kenapa harus bertemu di saat aku berusaha menyembuhkan luka hatiku dan belajar menjadi istri yang baik. Rasanya seperti ada busur panah menusuk hatiku, wanita yang aku sengaja menjau
Baca selengkapnya
12. Di apartemen; Ada Apa?
Kelas sudah selesai lima menit lalu. Aku mengingat perkataan Drey, dia bilang kepadaku jika kelas selesai menghubunginya. Baiklah, aku akan meminta Drey pulang bersama.“Sayang, kamu dimana? Jadi pulang bersama?” tanyaku ketika sambungan telepon tersambung. Dia berdiri di tepi halaman fakultas psikolog. “Kelasku sudah selesai nih," tambahku.Drey menjawab sangat lama, aku tetap menunggu jawaban darinya. Detik ke sepuluh, Drey menjawab, “Maaf, Ryn. Tiba-tiba aku ada urusan di luar jam kuliah, nggak bisa pulang bersama. Nanti aku pesenin go car aja, ya?”Kakiku mendadak berdiri lemas seakan tidak kuat menompang tubuhku. Urusan mendadak? Umm... Aku menjadi penasaran.“Urusan apa, Drey?” tanyaku kepo. Sejujurnya, aku ingin pulang bersama dengan Drey. Tapi ... Ah sudahlah, tidak apa.“Pokoknya ada urusan. Aku pesankan go car sekarang, ya,” jawab Drey cepat. Aku mendengar jelas suaranya seperti sedang teramat buru-buru dan ingin memutuskan panggil
Baca selengkapnya
13. Di Apartemen; Apa Dia Penting?
“An?” panggil Drey mencari ke sudut ruangan apartement tapi Anna tidak kunjung keluar. “Di mana kamu?” Mata Drey mengedar sampai melihat seseorang keluar dari kamar mandi.Di sana Añna hanya memakai handuk. Drey tidak berkedip memandangi Anna, sedangkan Anna menghampiri Drey.“Kamu pindah ke apartemen?” tanya Drey ketika sadar Anna telah membawa semua barang ke apartemen, sekarang Anna tidak lagi tinggal bersama orang tuanya. “Kenapa?”“Aku hanya ingin hidup sendirian," jawab Anna.Drey menunjuk barang-barang tergeletak di lantai. “Apa yang telah kamu lakukan? Apa kamu baik-baik saja?” tanya Drey khawatir.Anna mengangguk singkat. “Ya, aku sudah tenang setelah bertemu denganmu,” jawabnya.“Aku sudah ada di sini, ceritakan apa yang terjadi denganmu?”“Karena aku merindukanmu. Aku ingin berkencan denganmu.”Kencan? Mata Drey membelalak kemudian mengacak rambut frustasi. Bingung, perasaan campur aduk, jujur dia mencintai Anna tapi ....
Baca selengkapnya
14. Memasak; Untuk Suami
Setelah pulang dari kampus, aku menyibukan diri di dapur. Bahan-bahan sudah tersedia lengkap di atas meja, tinggal siap di olah dan di masak. Dengan penuh semangat, aku mulai memasak untuk suamiku tercinta.Rumah ini sangat luar biasanya indah dengan dekorasi unik dan dinding berwarna biru.Kalau mengingat beberapa hari yang lalu, aku, aku nyaris merasa bahwa diriku baru saja menempati rumah baru Drey. Aku bahkan belajar membuat kue-kue kering yang dipanggang dan menyiapkan banyak makanan.Setiap Drey pulang telat, aku selalu menyambut hangat. Aku memeluknya, walaupun dia tidak membalas pelukanku, hanya sorot mata dingin dari Drey. Aku pikir, Drey sedang berada dalam masalah, mungkin masalah pekerjaan. Saat Drey dengan begitu saja mengabaikanku, aku berdiri tidak berkutik."Tidak apa-apa, jangan cemas," lirihku. Tapi saat itu suaraku bergetar.Kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu.
Baca selengkapnya
15. Hal Gila; Melepaskan Pakaian
Drey tidak berkedip memandangi Anna yang hanya mengenakan pakaian dalam. Dia terbengong-bengong tidak percaya. Sepersekian detik tersadar, “Apa kamu gila?!” teriaknya. Drey merasa frustrasi oleh kelakuan Anna.Anna seperti ingin telanjang di depan Drey tanpa sehelai benang. Itu gila!Anna tidak peduli dengan teriakkannya. Dia semakin ingin membuka baju.Drey langsung memalingkan mukanya dan menyuruh Anna memakai baju. “Cepat pakai bajumu,” suruhnya memaksa. "Ini adalah hal yang bodoh, Anna. Kamu seperti ingin merusak rumah tanggaku dan merusak harga dirimu sendiri. Itu hal yang sangat-sangat gila."Anna menjadi kesal. Berkali-kali Drey mengatakan dirinya gila. Wajahnya sudah memerah, menahan rasa kesal kepada Drey. Saking kesalnya, Anna melemparkan benda ke dinding dan membantingkan barang-barang untuk melampiaskan emosinya. Dan apartement Anna seperti kapal pecah.Sementara itu, Drey segera pe
Baca selengkapnya
16. Tidak Tahu Harus Bagaimana
Terlalu lama menunggu Drey pulang, Aku merebahkan kepala di atas meja. Tanganku meraih bingkai foto dan menatap lekat potret diriku dengan Drey. Di foto itu Drey mencium bibirku, foto kenangan saat pernikahan. Saat itu Drey memasangkan cincin di jariku dengan tersenyum manis, jantungku sangat berdebar.Huh. Bila membayangkan membuat aku tersenyum miris. Kenyataan hidup tidak seindah apa yang aku harapkan. “Aku tahu. Perubahan dalam diri seseorang pasti ada, tapi detik ini aku menyadari. Aku benar-benar tidak menyangka skenario Tuhan setelah aku menikah, kenyataan bahwa kamu menyukai wanita lain."Aku mengelus wajah Drey di dalam foto tersebut. Mataku mulai memanas, Batinku terasa sakit dan cemburu. Tapi berusaha tetap tegar karena sekarang telah menjadi istri Drey.Terkadang pemikiran bodoh memang ada, mengharapkan cinta kelak seindah kisah novel dan berakhir happy ending. Perasaan cemburu, sakit hati hanya dipendam dalam benak, hanya bisa menahan rasa
Baca selengkapnya
17. Berhentilah Meminta Maaf
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Ryn. Aku menyakitimu lagi, maafkan aku,” lirih Drey.Suara Drey sangat lirih, namun aku masih bisa mendengar suara itu menelusup indra pendengaranku." Kamu memang menyakitiku, Drey," batinku.Drey semakin mengelus dahiku dan memainkan anak rambutku.Jika Anna tidak kembali ke Indonesia, mungkin Drey tidak akan berubah.Jika cinta pertama Drey bukan Anna, mungkin Drey tidak akan jatuh cinta kepadanya.Apa aku menyalahkan Anna? Tentu saja tidak. Aku tidak sepenuhnya menyalahkan Anna, karena memang masalah terjadi begitu saja. Walaupun masalah datang setelah kehadiran Anna.“Aku sungguh bingung, Ryn.” Drey memegang erat tanganku.Aku masih memejamkan mata dan berpura-pura tidur, tapi aku yakin, Drey mengetahui bahwa aku hanya berpura-pura tidur saja.Tiba-tiba Aku merasakan tetesan air jatuh membasahi ke tangan. Itu air mata Drey. Drey sekarang menangis? Menangisi telah menyakitiku atau menangisi ruma
Baca selengkapnya
18. Belajar Mencintai Kembali
“Aku tidak apa-apa,” dustaku.Tidak apa-apa? Rasanya aku ingin tertawa hambar mendengar perkataan diriku sendiri. Sok tegar dan sok kuat di depan suamiku.“Aku menyakitimu lagi. Kamu bilang tidak apa-apa?” Wajah Drey sendu menatap lekat bola mataku. “Aku bersalah, maafkan aku, Ryn. Aku menjadi suami yang buruk dan brengsek!”Aku mengigit bibir bawah. “Berhantilah meminta maaf, Drey,” perintahku. Karena bagiku, permintaan maaf tidak akan menyembuhkan hatiku yang terluka dan kecewa.Drey menggeleng kepala. “Aku sangat merasa bersalah. Aku bodoh! Pasti rasanya sakit, 'kan?” Drey meneteskan air mata kembali.Begitu juga denganku, aku tidak bisa menahan bendungan air mata. Aku menangis, setiap kali ingin terisak, aku menahan isakan yang akan keluar dari mulut dengan merapatkan bibir dan tersenyum joker.Drey menghapus jejak air mata di pipiku lalu membelai pipiku. “Jangan menangisi lelaki sepertiku, Ryn. Berhentilah menangis,” kata Drey. "Aku mohon, in
Baca selengkapnya
19. Pernyataan Cinta
Hari ini gelap tiga bulan aku dan Drey membina keluarga. Kehangatan dan keromantis keluarga tercipta. Meskipun aku tahu, cinta Drey masih belum sepenuhnya untukku. Tapi Drey memperlakukanku dengan baik. Ketika mengharapkan kebahagian rumah tangga, tapi ada orang ketiga. Dulu Drey mencintaiku, sangat mencintai. Jadi dia menikahiku. Namun setelah pernikahan hal yang tidak terduga, kakakku mencintai suamiku. Itu sungguhan. Nyata terjadi kepadaku. Dan kini kisah cintaku klise garis berwarna hitam dan putih, terlalu rumit untuk dipahami. Drey mencintai kakakku, namanya Anna. Tapi faktanya aku dan Drey yang menikah. Masalah datang bertubi-tubi menghantam keteguhan cinta dan sedikit demi sedikit membuat lubang yang menyakitkan pada hatiku. Hari ini aku berangkat ke kampus bersama dengan Drey. “Nanti malam ke rumah mama, ya?” kata Drey setelah mobilnya terparkir di tempat par
Baca selengkapnya
20. Ah, Mungkinkah Cemburu?
“Auryn, aku mencintamu!” ucapnya dengan cepat. Yaya, sudah bisa ditebak dia malu untuk mengatakan, jadi berkata dengan cepat.Aku terkejut bukan main ketika dia mengatakan mencintaiku. Dan aku heran, keherananku bertambah dua kali lipat. Pasti dia bercanda. Aku sedikit risih dengan sikap mahasiswa itu sedang berlutut di depanku, aku hendak menyuruhnya untuk berdiri tapi seruan seseorang membuatku mengurungkan niatku.“Hei! Ucapanmu kurang jelas, kami di sini tidak mendengar. Ayo katakan  lebih keras lagi!” seru mahasiswa di bawah pohon rindang.Aku segera memalingkan wajah ke arah gerombolan mahasiswa di sana, tidak lain yang berseru adalah Tedy, mahasiswa paling jail. Oh, rupannya begitu, mahasiswa yang di depanku sedang dikerjain oleh anak jail itu.“SARANGHAE AURYN! AKU MENCINTAIMU!” serunya dengan lantang masih menundukkan kepalanya dalam-dalam. Mungkin dia sangat malu.Aduh, ada ada aja.Gerombolan mahasiswa nakal itu tertawa terbahak-ba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status