All Chapters of The Present Of Love: Chapter 31 - Chapter 40
90 Chapters
Jadi Ingat
“Aaaa …. Ternyata seru juga!” Baru jalan sebentar dengan motor, Seila berteriak kegirangan sambil sedikit berdiri. Dia seperti baru pertama kali naik motor saja, dulu sering bersama Aksara. Untung tidak ada momen lewatnya kilasan masa lalu di kepalanya. Kalau ada lalu dia sedang berdiri di motor bisa bahaya.“Jangan gitu, bahaya!” Angga mengusap kaki Seila agar dia kembali duduk dengan nyaman dan memeluk pinggangnya. Dulu Angga naik motor sendiri, tidak ada wanita yang ia bonceng. Motor ini dilarang membawa penumpang selain laki-laki. Angga berjanji akan membonceng hanya seorang gadis yaitu Seila. Senang rasanya bisa melihat gadis yang ia sukai dari kaca spion, biasa di belakang kosong sekarang ada yang memeluknya erat.Seila senang bukan main, dia merasa terlahir kembali, kebetulan hari ini jalanan tidak terlalu padat, jadi siang
Read more
Orang Dari Masa Lalu Lagi
  “Kenapa Sayang?” tanya Angga panik langsung memeluk Seila dan menutupi tubuhnya dengan kain yang paling dekat. Angga takut dia telah menyakiti Seila karena pergulatan tadi terlalu bersemangat. Sulit untuknya mengendalikan diri jika melihat tubuh sang kekasih yang mulus dan sexy. Insting Angga langsung mengatakan bahwa dia harus menerkam Seila saat itu juga. Naluri kejantanan Angga tidak bisa dipungkiri, begitu membara saat bersama Seila. “Hu …. Ha. Hu, hah.” Seila mengatur napasnya sambil menekan kedua pelipisnya agar tidak terasa sakit. Makin lama kepalanya semakin terasa berat hingga dia meremas rambutnya dengan kasar. Oh tidak, proses mengingat masa lalu ini terasa lebih sakit dari biasanya, lebih lama pula. Bayangan-bayangan penggalan memorinya saat bercinta bersama Aksara pun muncul. Wajah Aksara juga lumayan jelas bisa ia ingat. “Aksara …
Read more
Diaryku
"Tiati di jalan. Kalau sampe kabarin, ya!" Seila melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Malam ini dia tidak mau tidur bersama Angga, banyak teka-teki yang harus dipecahkan. Dia tak lagi bersikap dingin karena tidak mau Angga curiga jika dia sudah sedikit ingat tentang Aksara.“Bagaimana cari bukti-bukti di masa lalu, ya?” tanya Seila sambil melangkahkan kaki ke depan rumahnya dari gerbang luar. Angga tidak ia suruh masuk pula untuk mampir sebentar. Menguak masa lalu yang ditutup rapat mungkin agak sedikit sulit, ditambah lagi sepertinya ada bumbu yang menyakitkan dan Seila harus siap akan hal ini.“Ah iya. Bik Sur kalau di introgasi bakal bohong gak, ya?” Ayah dan ibunya sudah pasti berbohong, orang bilang pacarnya itu Angga dan pura-pura tak tahu siapa Aksara.Racun yang ditebarkan
Read more
Hanya Ingin Kejujuran
Selama libur menunggu hari pertama masuk kuliah, Seila sama sekali tak menerima ajakan Angga untuk bermain bersama untuk sekedar jalan-jalan. Bahkan saat Angga datang ke rumahnya pun dia sama sekali tak membukakan pintu kamarnya dan menerima Angga tanpa ada banyak kata.Sebagai pria yang gentle Angga mendatangi rumah Seila untuk mencari kejelasan. Dia mengetuk kamar Seila lama dan menunggu.“Kok mendadak gak mau ketemu, sih, Yank?” tanya Angga sambil berteriak agar Seila mendengarnya. Dia sangat merindukan gadis ini. Seila awalnya manis, lalu dingin saat terakhir di mercusuar, manis lagi saat pulang, sekarang dingin lagi. Moodnya memang sering berubah menurut Angga, dan ini membuat dia galau, tak tahu membujuk dengan cara apa. Kata google dia harus mendatangi rumah kekasihnya sambil bawa hadiah. Di tangan Angga kini sudah ada setangkai bunga mawar d
Read more
Pelajaran Untukmu!
“Sarapan dulu, Non!” tawar Bik Sur saat melihat Seila turun dari tangga. Gadis ini sudah menggunakan pakaian kemeja berwarna ungu yang bagian depannya dimasukkan ke celana jeansnya, sepatu cats dan tas gendong kecil berwarna hitam. Seila berangkat sangat pagi karena sengaja menghindari Angga. “Enggak mau ah, Bik. Tolong bungkus aja buat bekal di kampus.” Lebih baik dia makan di kampus saja karena sudah pesan grab. Ayahnya masih tidur jam segini sehingga Seila tak tega membangunkannya.“Oke, Non. Tunggu sebentar, ya.” Bi Sur langsung memasukkan sandwich yang ia buat tadi ke dalam kotak makan berwarna merah jambu, dia juga tak lupa memasukkan jus jeruk ke dalam botol untuk Seila.“Ini, Non. Kok pagi banget berangkatnya?” Sur sampai heran karena Seila begitu rajin,
Read more
Putus?
Selama kelas berlangsung Seila sama sekali tidak melirik Angga yang ada di belakangnya. Angga ganggu dengan mencolek-colek tubuh Seila pun gadis itu tak menggubris sama sekali.Banyak pria yang menjadi fans Seila pun mencemooh Angga. Mereka banyak yang berharap Seila putus dengan Angga agar ada jalan untuk mereka mendekati Seila.Angga yang emosi pun sering melempar tatapan sinis pada pria-pria itu. Bagaimana bisa fokus menjalani mata kuliah pertama kalau dia dicampakkan seperti ini oleh kekasihnya sendiri. Angga bukan orang yang pantang menyerah, dia terus berusaha sampai Seila mau menerimanya lagi.  Menyadari sahabatnya sedang ada masalah percintaan, Bila pun sesekali memperhatikan interaksi Angga pada Seila. Dia tak tega pria yang ada di belakang in didiamkan oleh Seila. Kasihan Angga, seperti pria yan
Read more
Baikan
Mendengar kata putus yang terucap dari mulut gadisnya, Angga pun lemas, pria ini sampai terduduk di halaman rumah Seila. Hati Angga hancur sehancur-hancurnya. Kesalahan dia sepertinya tak bisa ditolerir sehingga Seila ingin mengakhiri hubungan ini. Baru sebentar Angga merasakan kasih sayang dari Seila, bisa bersama gadis yang ia cinta, sayang sungguh-sayang hubungan ini tak berlangsung lama.Jujur saja, Seila adalah cinta pertamanya, maka dari itu Angga sangat terobsesi mendapatkannya. Saat perasaan Angga begitu dalam pada gadis yang ia cinta, saat itu pula dia merasakan hatinya hancur karena kata pisah.Mereka saja tak sempat saling berbalas cinta. Kata putus ini amat sangat pahit, lebih pahit dari obat dokter dan lebih tajam dari jarum.“Gak mau, Sei. Aku gak mau putus dari kamu!” Dia sampai bersujud d
Read more
Hujan Mawar
“Ada bunga kan, Mah?” tanya Surya. Dia punya ide brilian. Mungkin dengan cara ini, Seila dan Angga berbaikan akan lebih berkesan, macam di film-film. “Ada, Yah. Buat apa?” tanya Foni heran. Dia memang suka mengisi vas bunga dengan bunga segar dan rutin ia ganti, kebetulan juga ada yang baru, tadinya untuk pengharum ruangan alami. Foni lebih suka menggunakan pengharum dengan bunga asli, lebih asri dan segar dibandingkan pewangi ruangan semprot. Biasanya dia menggunakan bunga gardenia, lili, melati, sedap malam dan mawar.“Ayah minta bunga mawar, nanti mama juga bakal tau buat apa.” Surya membuat Foni penasaran saja. Foni tak kepikiran itu bunga akan digunakan untuk apa.“Tunggu!” Dia pun berencana mengambil bunga mawar merah dan mawar putih yang baru saja ia beli
Read more
Spesial Hanya Untuk Kamu
Angga sudah izin pada Surya untuk membawa gadis itu bermain dulu dan akan pulang agak larut. Seila juga jadi sudah tahu siapa yang ternyata menebarkan kelopak bunga. Hujan bunga mawar itu sangat romantis bagaikan di film-film romansa cinta.“Pas banget kan momennya!” ujar Surya saat Seila tersipu malu atas pengakuannya yang menebarkan bunga mawar merah dan putih bersama sang istri, berarti tadi saat berciuman dia ditonton oleh ayahnya sendiri. Pipi Seila jadi memerah bak tomat yang baru dipetik dari kebunnya.Rasanya seru sekali bercanda tawa seperti ini. Angga benar-benar berbeda dari Aksara, dapat mendapatkan hati kedua orang tua Seila begitu cepat. Mungkin karena Seila tak mengenalkan Aksara juga, coba jika dikenalkan, akankah Aksara akan lebih baik dari Angga? Ah dia saat ini fokus pada penyelamatnya saja, tak memikirkan soal Aksara yang jauh di
Read more
Cincin
Angga jenuh dari pagi hingga siang mengikuti perkuliahan, untungnya ada ruangan khusus untuk berolahraga seperti badminton, basket, volly dan lain-lain. Masih ada waktu dua jam untuk ikut kelas siang. Angga pun bersama teman lain ke ruangan olahraga.“Yank …. Ternyata kuliah jadwalnya lebih padat dari pada sekolah SMA, ya,” keluh Angga sambil menyandarkan kepalanya di pundak Seila, mereka sedang duduk di bangku penonton. Sudah banyak mahasiswa yang bersiap ingin bermain basket dan sedang membentuk tim.“Kenapa? Capek, ya, Sayang?” tanya Seila sambil mengusap kepala Angga. Dia kasihan ke pacarnya itu, semangat sekali kuliah sampai kantuk saja ditahan-tahan. Masalahnya tadi dosennya bikin kantuk, mode ngajarnya kolot, tidak asik dan suaranya tidak lantang.Angga kan ingin selesaikan kuli
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status