Semua Bab World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist: Bab 41 - Bab 50
90 Bab
Bab 41 : Vivi
“Aduhhh Ren seluruh tubuh saya, apa yang terjadi, kenapa saya sulit untuk bergerak seperti ini, rasanya sangat sakit.” “Tentu saja kamu pasti merasa sakit, sebenarnya kemarin malam itu kamu hampir saja mati, tapi sepertinya kamu beruntung. Monster itu, dia telah menyelamatkan nyawa kamu di saat yang tepat. Dia berhasil memulihkan kembali seluruh bagian-bagian tubuh kamu yang terpotong.” “Terpotong? Monster? Maksud kamu monster yang mana?” “Monster benih tanaman legenda. Apa kamu masih ingat dengan benih monster legenda yang telah kita tanam beberapa bulan yang lalu. Kemarin malam dia telah berhasil menetas, dan menyelamatkan kita berdua.” “Ah iya saya ingat. Jadi para monster kadal terkutuk itu, apakah mereka semua sudah mati?” “Reno tidak tahu pasti apa yang sebenarnya telah terjadi, tapi kemarin malam, sewaktu sa
Baca selengkapnya
Bab 42 : Kehancuran Total
“Sepertinya mereka adalah tenaga bantuan yang telah dikerahkan pemerintah dari kota Jakarta. Mereka berkata akan membawa kita ke pusat kota agar bisa mencari keluarga kita yang hilang. Kereta cepat, dan sarana umum lainnya tidak berfungsi saat ini, jadi mereka menawarkan bantuan itu untuk kita.” “Hmm, baiklah saya mengerti, kalau begitu kita harus segera bersiap-siap sekarang juga.” “Sebentar Dhik, tunggu biarkan Reno bantu kamu berdiri.” “Tidak perlu lagi Ren, sepertinya sekarang saya sudah merasa baikkan. Ramuan obat yang saya minum tadi pagi sebelum tidur sepertinya sudah berhasil memulihkan sebagian besar luka dalam saya.” “Ah, syukurlah kalau begitu. Tapi Dhik bagaimana dengan Vivi? Apakah dia akan ikut kita bawa juga?” “Itu dia, saya takut orang-orang akan bertanya banyak tentang Vivi. Penampilan Vivi tidak s
Baca selengkapnya
Bab 43 : Derita Kekalahan dan Kematian
Dhika melihat keluarga pak Billy tetangga yang menampung orang tuanya kemarin malam sedang sibuk mencari barang-barang milik mereka yang tertimpa timbunan reruntuhan. Hampir 80 persen perumahan yang ada di kota Bandung saat ini telah menjadi rusak parah, jadi Dhika tidak merasa kaget lagi pada saat dia melihat kondisi rumahnya ataupun rumah pak Billy yang hancur lebur akibat serangan wild portal tadi malam. Bagi dia yang penting saat ini adalah kondisi anggota keluarganya yang selamat dari musibah. Dhika merasa senang setelah dia melihat keadaan pak Billy dan istrinya berada dalam kondisi baik-baik saja. Tapi kemana orang tuanya? Apakah mereka berdua ada di tempat lain? Atau apakah mereka sedang pergi mencari dirinya? “Pak Billy,” seru Dhika memanggilnya. Pak Billy dan ibu Cindy terkejut setelah mendengar ada suara Dhika yang berasal dari arah belakang punggung mereka. 
Baca selengkapnya
Bab 44 : Mencari Kekuatan Tersembunyi
Agar bisa menjadi seorang pemburu monster yang terdaftar pada data pemerintah, mereka berdua akhirnya bersepakat untuk meneruskan kembali pendidikan mereka. Langkah ini memang tidak mudah, pertama itu karena seluruh sekolah yang ada di kota Bandung telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Kedua, data akademis mereka selama sekolah di Lavender sudah habis terbakar sebelum mereka sempat mendapatkan data kelulusan. Melihat masalah itu, pihak pemerintah pusat telah meminta bantuan kepada sekolah-sekolah lain yang ada di sekitar maupun pulau-pulau lain untuk bisa memberikan kebijakan ujian persamaan, dan menerima anak-anak yang terkena dampak dari wild portal untuk bersekolah di sana. Mendengar kabar baik itu, Dhika dan Reno segera mencari informasi tentang beberapa sekolah yang telah mengeluarkan kebijakan tersebut. Beruntung salah satu sekolah terbaik yang ada di Indonesia telah membuka tawaran beasiswa bagi 20 anak berbakat yang berasal dar
Baca selengkapnya
Bab 45 : Tiga Sahabat
1 minggu telah berlalu sejak kejadian hari itu. Dhika telah ditemukan terjatuh pingsan di depan gerbang taman obat, dengan bersimbahkan darah dari seekor eidolon yang telah tewas di dekatnya. “Kamu, bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti ini kepada saya,” terdengar suara dari seorang wanita yang sangat marah kepada orang lain yang ada di dekatnya. “Hei, saya sudah tidak peduli dengan kamu dan apa yang telah terjadi, pokoknya saya akan pergi dari rumah ini sekarang juga,” suara lain dari seorang pria membalas kata-kata wanita itu. Setelah itu terdengar sebuah suara tangisan, meraung-raung tanpa henti dari wanita yang sebelumnya membentak pria tadi. Mendengar suara yang cukup mengganggu di kedua gendang telinganya, Dhika terbangun dari tidurnya. “Aduh berisik sekali, suara apa sih itu?” Dhika membuka matanya, dia melihat k
Baca selengkapnya
Bab 46 : Perjalanan Menuju Portal Summon
Dhika menghempaskan aliran energi mannanya ke tanah hingga memunculkan sebuah sinar formasi berwarna merah yang terus bergerak maju ke depan, naik beberapa meter dari permukaan tanah, dan kemudian membentuk sebuah portal pemanggilan eidolon di sekitar mereka berada saat ini. Saat kumpulan energi yang ada di sekitar portal itu sedang bekerja, Vivi terbang melayang mendekati portal tersebut dan menyalurkan medan energi miliknya yang berasal dari beberapa tentakel spectral yang bermunculan dari kedua sayapnya. “Vivi hentikan!!! Apa yang kamu lakukan?” Dhika tidak tahu tindakan aneh apa telah dilakukan oleh Vivi saat ini, tapi tepat ketika Vivi menyalurkan energi manna miliknya itu, pintu portal tersebut berubah warna menjadi lebih gelap. Melihat perubahan itu Dhika segera bersiap diri untuk menghadapi mahluk apapun yang akan muncul dari dalam portal tersebut. “Luba
Baca selengkapnya
Bab 47 : Tumbuhan dari Portal Summon
“Viviii, hei anak bandel, kesini dulu, ehh cepet kesini dulu Dhika mau lihat kamu bawa apa?” Vivi malah tampak senang berlari-lari sambil membawa tunas kecil sementara Dhika terpaksa harus terus mengejarnya tanpa henti. Dhika tidak mengerti bagaimana naga kecil yang biasanya pemalas itu sekarang bisa berlari secepat ini. Vivi benar-benar sudah membuatnya naik darah. Dhika mengeluarkan skill Haste agar dia bisa mengungguli kecepatan lari naga kecil itu. “Tertangkap kamu sekarang naga kecil bandel.” Vivi tersenyum-senyum manis ketika dia tertangkap oleh Dhika yang sudah naik darah karena melihat tingkahnya yang sulit untuk dikendalikan. Setelah itu Vivi memperlihatkan tunas kecil yang dia dapatkan dari kura-kura raksasa dengan perasaan bangga. “Tunas ini, bukankah ini tanaman monster rumput yang bisa berevolusi? Iyah saya yakin ini
Baca selengkapnya
Bab 48 : Penerima Beasiswa
Beberapa bulan setelah mereka berhasil menumbuhkan monster rumput, Dhika dan Reno menjalani hari-hari ujian praktek dan tes tertulis untuk tawaran beasiswa dari sekolah Acropolis. Khusus untuk anak-anak yang terkena dampak dari wild portal kota Bandung, Acropolis telah membuka tempat ujian di aula serba guna Universitas Avalon yang berada di kota Jakarta. Tentu saja dibekali dengan niat untuk bisa menjadi seorang pemburu monster yang terbaik mereka berdua berupaya keras menjalani seluruh ujian dan test yang diberikan oleh sekolah itu. Reno menjalani ujian praktek untuk kelas tank sedangkan Dhika menjalani ujian praktek untuk kelas herbalist. Pada hari pengumuman mereka berdua telah mendapatkan email dari Acropolis tepat pada pukul 12 siang. Dhika mendapatkan nilai A+ untuk ujian praktek kelas herbalist, sedangkan untuk keseluruhan tes tertulis dia mendapatkan nilai B+. Dengan nilai itu Dhika telah berhasil mendapatkan ti
Baca selengkapnya
Bab 49 : The Secret
“Ren jangan lupa tiket pesawat sama kartu tanda penduduk untuk antrian pemeriksaan.” “Oh iyah bener, hampir saja saya lupa hehe, tar tadi tuh saya taruh dimana yah tiketnya.” Reno mencari-cari tiket pesawat di beberapa kantung yang ada pada tas ranselnya. “Ren, tapi kamu gak buang tiketnya kan?” “Ahh gak mungkin Dhik, dugh tapi kemana yah, harusnya saya taruh di tas ini kok, bentar saya harus cari dulu.” “Ya sudah kalau gitu kamu cari dulu saja tiketnya, saya akan ke tempat pengambilan tas bagasi dulu di sana.” “Oh okay Dhik, kalau gitu tolong sekalian ambilkan tas punya saya juga yah.” “Okay-okay, ya sudah saya pergi dulu kesana.” Dhika berlari menuju ke tempat pengambilan tas bagasi. Sewaktu dia sedang berlari melewati beberapa orang
Baca selengkapnya
Bab 50 : Sekolah Baru Lingkungan Baru
“Ren ayo kita harus pergi kesana,” sahut Dhika sambil berlari membuka jalan. Setelah mereka mendapatkan informasi dari seorang wanita yang bertugas di gerai pusat informasi, mereka berdua berlarian ke arah pintu gerbang selatan peron nomor 8b. Jalur kereta cepat ini adalah fasilitas khusus yang telah disediakan oleh sekolah Acropolis untuk menjemput anak-anak yang berasal dari pulau atau kota lain di sekitar mereka. Di depan peron nomor 8b terlihat dua orang bapak penjaga yang menggunakan seragam lengkap berwarna biru gelap. “Selamat datang di peron 8b, kereta khusus bagi anak-anak Acropolis. Apakah ada yang bisa kami bantu?” ucap salah satu penjaga kepada Dhika. “Pak kami berdua mau ikut masuk ke dalam kereta ini, kami murid dari Acropolis.” “Oh ya, tapi waktunya sudah sangat mepet sekali, 10 menit lagi kita akan ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status