Semua Bab World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist: Bab 51 - Bab 60

90 Bab

Bab 51 : Sistem Nilai di Sekolah Acropolis

Reno dan Dhika berjalan melewati beberapa kompartemen kereta yang telah terisi penuh dengan beberapa murid dari Acropolis. Mereka semua terlihat seperti sedang asik mengobrol dan memperlihatkan kebolehan genetik mereka satu sama lain. Sementara itu mereka berdua tidak bisa lagi berada di sana terlalu lama, karena untuk waktu yang singkat kereta menuju Acropolis akan segera berangkat. Reno menemukan kompartemen kosong tak jauh dari tempat mereka berada saat ini. “Dhik kompartemen yang disana sepertinya kosong.” “Okay Ren, ayo kita kesana.” Setelah sampai di depan kompartemen, mereka berdua segera masuk ke dalam dan menempati tempat duduk yang tersedia. Dhika duduk di seberang yang satu, sedangkan Reno di sebrang yang satunya lagi. “Ren kita tutup saja pintunya, sepertinya kita murid paling akhir yang masuk kereta ini.” Mende
Baca selengkapnya

Bab 52 : Acropolis

“Anak-anak kelas 1 ayo berbaris disini,” ucap seorang murid perempuan berkuncir dua. “Hei ayo cepat berbaris yang rapih, kita tidak punya waktu seharian untuk atur kalian disini,” perintah murid laki-laki berambut kuning keemasan. “Dhik cepat kita harus ikuti murid yang lain kesana.” “Ya, ayo Ren, sepertinya kakak kelas kita bukan orang-orang yang cukup sabar.” Di sebelah kiri dan kanan mereka saat ini sudah terlihat ratusan murid baru yang penuh dengan harapan dan sukacita, mereka semua mengenakan beraneka ragam seragam sekolah yang berlainan satu sama lainnya. Pada hari pertama sekolah, anak-anak murid kelas 1 telah diminta untuk mengenakan seragam dari sekolah lama mereka masing-masing. Kebijakan itu sengaja dibuat agar mereka dapat dengan mudah dibedakan dari murid-murid lain yang merupakan kakak kelas mereka. 
Baca selengkapnya

Bab 53 : Guild

“Wohohoho gile, saya dapat tawaran dari tiga guild dong Dhik. Kalau kamu gimana, kamu dapat tawaran dari guild apa saja bro?” “Hahaha, saya kok hanya dapat tawaran dari satu guild aja yah, gimana nih jadinya kalau kita sampai gak dapet tawaran sama sekali.” “Gak mungkin sampai ga dapet juga sih Dhik, nanti kan kita pasti bisa isi guild lain yang belum penuh kuotanya. Tapi kamu tuh seriusan, cuma dapet satu tawaran guild aja?” “Iyah Ren seriusan, hanya satu … nama guildnya Demeter.” “Oh Demeter, kebetulan tadi Reno juga dapat tawaran yang sama dari guild ini, bentar yah coba kita cek lagi.” Reno menyelidiki informasi terkait dari guild Demeter dengan menggunakan aplikasi Olympus. Dia membaca seluruh detail informasi yang bisa dia dapatkan, walaupun sebelumnya seluruh guru wali guild sudah memberikan hasil presentas
Baca selengkapnya

Bab 54 : Rekan Satu Guild

Di dalam guild Demeter ada 22 murid baru dengan komposisi 1 kelas tank, 1 warrior, 1 range dps, 1 support, 2 summoner, 1 assasin, 1 rider, 2 gathering, 2 chef, 3 lodging, 1 beast master, 1 weaponary, 1 armory, 1 alchemist, dan 3 herbalist. Berbeda dengan guild pada umumnya yang memiliki komposisi kelas pemburu monster lebih banyak, guild Demeter memiliki komposisi tim kelas pendukung yang lebih banyak. Tidak mudah mendapatkan anggota kelas pemburu monster dengan reputasi guild serendah itu, tapi tahun ini Demeter berhasil mendapatkan komposisi murid baru yang jauh lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya. “Evi mau kemana kamu? Jangan keluar dari barisan.” “Iyah kak Eva cuma bentar ini, Evi hanya mau lihat monster kecil yang imut dan lucu ini.” Dhika melihat ke arah dua anak perempuan kembar bernama Eva dan Evi, mereka adalah pemilik kekuatan genetik summoner. Tubuh mereka b
Baca selengkapnya

Bab 55 : Beast Master

“Hei tiang berjalan, sedang apa kamu disana? Ayo cepat, nanti kamu tertinggal,” ucap Tommy dari kejauhan memanggil Dhika yang sempat terpisah dari rombongan. Tommy bersama dengan Johan, Eva, Evi dan Billy sedang menunggu dirinya beberapa meter dekat lokasi tenda stan tempat anak-anak guild menjual barang dagangan mereka. Dhika teringat akan rencana mereka sebelumnya hendak pergi ke tempat itu untuk melihat-lihat beberapa peralatan pemburu monster, sambil menunggu waktu sebelum acara utama dari konser musik sekolah dimulai. Merasa bersalah karena dirinya melamun terlalu lama, Dhika berlari cepat mengejar ketertinggalannya dari rombongan. Evi saat ini sedang melihat beberapa binatang tunggangan yang dipertunjukan pada salah satu tenda dari guild Hermes. Kieeekkkkk Terdengar suara teriakan dari burung rajawali raksasa yang memiliki tubuh dan kaki bel
Baca selengkapnya

Bab 56 : Gita Priskila

Suara alunan musik pengantar bersamaan dengan suara pukulan genderang drum yang kencang terdengar nyaring menggetarkan irama beat kepada semua penonton yang berada di sekitar panggung utama. Pembawa acara dengan pakaian gemerlap bak bintang di surga memanaskan gelora panggung. “Inilahhhh bintang utama dari konser musik festival kita tahun ini. Mari kita sambuttttt The Secrettt.” The Secreeettttt Yeaaaahhh we love youuu Teriakan demi teriakan terdengar memanggil nama mereka di sekitar area panggung. Saat semua yang hadir meneriakan nama itu berulang-ulang kali, saat mereka sudah dimabukan dengan sebuah nama yang menggetarkan emosi mereka. Suara musik terhenti secara tiba-tiba. Suasana menjadi hening dan gelap gulita. Semua yang hadir mendadak diam, mereka tak tahu apa yang terjadi. Mereka saling melirik sat
Baca selengkapnya

Bab 57 : Pengendalian Manna

“Setelah kita membahas inti sari pengendalian manna pada pelajaran kita hari ini, apakah di antara kalian ada yang bisa menyimpulkan faktor utama apa saja yang bisa mempengaruhi pengendalian manna kalian?” Prof Gandhi bertanya kepada seluruh murid kelas satu yang telah mendengarkan pengajarannya selama 3 jam penuh. “Tidak adakah yang punya jawaban untuk pertanyaan ini?” Dari 700 lebih anak-anak kelas satu yang hadir tidak ada satupun di antara mereka yang berani menjawab pertanyaan Prof Gandhi. “Ayo apakah selama pelajaran kita hari ini, kalian belum mendapatkan sesuatu?” “Apakah saya boleh mencobanya Prof?” salah satu anak dari guild Hera memberanikan diri untuk menjawab. “Silahkan, jangan pernah ragu untuk mengeluarkan apa yang sudah ada di benak dan pikiran kalian, camkan itu baik-baik.”&n
Baca selengkapnya

Bab 58 : Demon Hunter

“Wow it’s very wow, I don’t believe it,” ucap Tommy senang. “Hari ini benar-benar sangat luar biasa. Tidak pernah terbayangkan kita bisa bertemu langsung seperti tadi dengan seorang dewi Gita Priskila, dia benar-benar tipe cewek idaman para pria.” “Gita, dia memang cantik sekali,” ucap Billy menyetujui perkataannya. “Oh iyah kemana mereka berdua?” “Maksud kamu Eva dan Evi?” “Iyah Tom, Eva dan Evi, mereka berdua gak mau ikut makan siang bersama kita?” “Hmm I don’t think so, mungkin mereka sudah punya acara sendiri tadi.” “Hei jadi bagaimana dengan makan siang kita hari ini?” tanya Johan kepada mereka semua. “Apa kita akan kembali ke asrama untuk makan siang?” “Ya Johan tentu saja,” jawab Billy. “Kantin asrama sekarang
Baca selengkapnya

Bab 59 : Penguasa Langit

Dhika mengaktifkan kekuatan genetiknya, pupil matanya berubah warna menjadi hijau toska. Dia dengan cepat menganalisa orang-orang yang ada di sekitarnya. Tampilan huruf-huruf kuno bermunculan, memberikan informasi rinci kepadanya mengenai setiap kekuatan genetik yang dimiliki oleh lawan-lawannya. Dengan memberikan sumber energi manna yang lebih besar pada kekuatan matanya dia sanggup membaca arah pergerakan lawan. Di belakang Franco terlihat Paul sedang merapalkan sebuah skill pembeku ke arahnya. Melihat informasi tersebut pada pandangan matanya, Dhika segera bergerak cepat ke arah kiri dan memastikan Paul tidak memberikan skill pembeku ke arah Johan yang sedang terluka. Terlihat Paul mengarahkan mantra skillnya mengikuti arah pergerakan Dhika, dia tidak mau terlihat memalukan di hadapan teman-temannya. Dia memastikan rapalan skillnya tepat mengenai tubuh Dhika. “Freeezeeee.” 
Baca selengkapnya

Bab 60 :

Gerak tubuh Dhika terlihat menjadi semakin aneh, dia mengejang tidak beraturan seperti orang yang sedang kerasukan. Franco tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi pada anak itu, tidak pernah dia melihat ada orang yang bereaksi aneh seperti ini saat dicekik. Bukankah seharusnya dia menjadi lemas dan tak berdaya? Tapi kenapa anak ini justru jadi semakin lebih sulit untuk dikendalikan? Otot-otot lehernya terasa lebih keras. Franco merasa cemas dengan perubahan yang terjadi pada anak ini. Saat dia hendak melepaskan cengkraman tangannya pada leher anak itu, ada kekuatan lain di sekitar leher anak itu yang menghisap kuat energi manna miliknya. “Ahhh apa-apaan ini, hentikan sialan,” teriak Franco panik sambil memukuli tubuh anak itu beberapa kali. Franco ingin melepaskan tangannya dari anak itu, tapi kekuatan aneh dari tubuh Dhika menghisap kuat tan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status