Semua Bab Be My Princess Adibrata: Bab 51 - Bab 60
75 Bab
51
Sebelum membaca cerita ini, budayakan like chapter terlebih dahulu.Sudah? Kalau begitu, selamat membaca.●●●Saat berendam di bathtub, Aristela mulai menyadari dirinya yang sudah terlanjur aneh dan plin plan, lantaran Aristela telah merasakan bibir dari dua orang yang berbeda tapi memiliki pembawaan yang sama."Aku layaknya wanita murahan, yang sana sini bisa dirasakan oleh seorang pria, tapi itu untuk terakhir kalinya karena aku tidak akan mengulangi hal itu lagi, karena aku sama saja mempermainkan hati keduanya, dan sekarang hati Kak Abraham pun juga kupermainkan untuk kedua kalinya" gumam Aristela.Kian waktu Aristela makin khawatir atas apa yang telah dia lakukan, untuk kejadian tadi dia mensyukuri jika permasalahannya telah selesai, tapi itu hanyalah perkiraan. Namun, jika Abraham mengetahui hal tersebut? Di sisi lain Aristela ingin juju
Baca selengkapnya
52
Aristela telah menyelesaikan tugasnya, di mana makanan telah tersaji di atas meja, dan sekarang ... waktunya dia memanggil August dan Aderald untuk bergabung."Bang August, Aderald, ayok makan, aku udah selesai masak," panggil Aristela yang melihat keduanya tengah sibuk menonton televisi, keduanya pun menatap Aristela dan mulai beranjak dari tempat mereka lalu mengikuti gadis tersebut.Sampai di ruang makan, Aristela memberikan piring kepada keduanya masing-masing, lalu mengambil gelas untuk diisikan air minum kemudian meletakkannya di depan dua pria itu."Selamat makan," ucap Aristela.Aderald dan August tidak tahu ingin berkata apa, karena yang ia lihat dari sisi Aristela, mereka melihat ada aura keibuan dalam diri gadis tersebut.Sudah cantik, ramah, baik, terampil memasak serta piawai mengurus pekerjaan rumah, di zaman sekarang ... Aderald dan August jarang menjumpai wanita semacam Aris
Baca selengkapnya
53
Abraham langsung masuk dalam rumah dan membentak mereka, "Apa yang kalian kerjakan sehingga tidak mengangkat teleponku berulangkali?!" Garangnya Abraham kali ini benar-benar membuat Aderald ketakutan, Aderald sendiri sebagai laki-laki saja sudah ketar ketir, bagaimana dengan Aristela? Dia memeluk lengan pria itu dan tidak berani menatap pria di hadapannya."Aristela, lepaskan lengan Aderald!" perintah Abraham dan Aristela menggeleng."Enggak mau, aku takut Kak, kamu pasti mau ngapa-ngapain kita, kan? Tolong jangan pukul, telepon kamu enggak diangkat soalnya aku sama Aderald dan Bang August lagi nonton film horor-trhiller," balas Aristela menjelaskannya dan Abraham mengembuskan napas kasar."Pantas saja, aku pikir kalian melakukan hal yang aneh-aneh, dan Aristela, di mana August?""Dia lagi nonton di dalam," jawab Aristela yang tetap di posisinya sedang memeluk lengan Aderald."Kenapa kau sepert
Baca selengkapnya
54
Happy reading●●●Aristela terbangun di subuh hari, matanya masih sembab karena menangis deras semalam hingga akhirnya berada di lantai dingin selama berjam-jam bersama lelapnya.Agar perasaannya menjadi lebih enak dan dirinya pun tidak mengantuk, Aristela nekat untuk mandi lebih cepat walaupun guyuran air sangat membuatnya menggigil kedinginan.Aristela masih jelas menyimpan memorinya semalam, terlebih lagi rasa sakit yang belum berujung sampai sekarang terus ia tahan agar bisa kuat jika bertemu dengan Abraham.Berdamai adalah jalan terbaik untuk Aristela, karena jika dia menunjukkan rasa sedihnya di hadapan Abraham, maka pria itu akan semakin menatapnya hina karena sudah murahan, lemah pula.Selesai membersihkan diri, Aristela telah sadar sepenuhnya bahwa dia harus memasak pagi ini
Baca selengkapnya
55
Sekarang ... August menunggu respon Aristela setelah mengurusi Aderald yang suka menyahut di situasi yang tidak tepat."Mau bagaimana lagi semuanya udah terlanjur, sebenarnya aku juga marah sama diri sendiri Kak, terlalu bodoh untuk dimanfaatin, seorang wanita jelas begitu sensitif dan mudah terbuai oleh perkataan manis pria serta ini juga pertama kali untukku," pasrah Aristela menerima kebodohannya, dan dia tidak akan menghampiri Syahrul karena tadi August mengatakan jika dia ke sana maka tujuannya telah tercapai."Aku enggak mau lagi ketemu sama dia," ucap Aristela."Kenapa tidak meminta penjelasannya lebih jelas Aristela? Karena perkataanku ini hanyalah firasat dan sebatas tebakan, bagaimana jika aku mengantarmu ke dia? Tapi tenang saja aku tak akan ikut campur dan akan menunggu di mobil, kau setuju?" tawar August."Aku mau tapi jangan dulu, soalnya aku capek banget ngurusin gituan Kak, mau nikmatin hidup d
Baca selengkapnya
56
Aristela dan Adnan telah berada di toko es krim setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di toko bunga, sesuai janji Aristela ke Adnan tadi. Tempat yang menjadi favorit Aristela sekarang ini, memiliki kenangan tersendiri, yang rata-rata dramatis, di mana dia sempat membuat kegaduhan karena bertengkar bersama Pita dan Asma, juga tempat ini merupakan saksi dari penolakan Aristela terhadap pernyataan cinta seorang Syahrul Gunadhya."Kak Aristela sering ke sini?" tanya Adnan ketika mereka mulai memasuki toko tersebut, Aristela mengangguk kemudian membalas dengan antusias, "Hooh, soalnya aku suka makan es krim, malah udah tiga kali kalau enggak salah, eh empat kali beserta kamu, sebelumnya ada orang yang juga selalu temenin aku pergi ke sini, tapi orang itu udah aku anggap enggak ada lagi.""Oh ya? Siapa orang itu?""Mantan bosku," jawab Aristela."Wow, Kak Aristela pasti ada hubungan khusus nih sebelumnya, apa dia mantan
Baca selengkapnya
57
Aristela dan Adnan sangat puas bermain hari ini, terutama Aristela yang meluapkan segala emosinya dengan hiburan di sebuah pameran dan hiburan tersebut seolah membuatnya lupa dengan masalah yang lalu-lalu. Sudah banyak permainan yang mereka coba, terutama pada biang lala yang baru saja mereka naiki.Penampilan Adnan sekarang ini sangatlah mencolok di mana dia masih berpakaian sekolah, lengkap dengan tasnya, membuat ibu-ibu mulai bertanya pada anak itu, Adnan menjawab senang hati bahwa tidak apa-apa, karena dirinya ingin menyenangkan seseorang hari ini. Percakapan Adnan dan ibu-ibu tersebut tidak didengar oleh Aristela, karena Aristela sedang membeli permen kapas, hingga akhirnya Aristela menghampiri Adnan dan memberikannya juga permen tersebut."Hari ini puas banget bisa seneng-seneng, dan waktunya kita pulang karena ternyata kita enggak sadar kalau udah jam 9," ucap Aristela dan Adnan pun setuju."Kak, kita pulang ke rumah d
Baca selengkapnya
58
Adibal akhirnya sampai di rumah istrinya dan mendapatkan pertanyaan dari wanita tersebut."Bagaimana dengan Aristela?""Tidak baik-baik saja, dan dia sedang menjalani hukumannya sekarang, dan aku yakin dirinya takkan mengulangi hal ini, karena hukuman yang kuberikan dapat membuatnya jera," jawab Adibal."Hukumannya apa?""Aku mengurungnya di rumah dan melarangnya untuk keluar sampai dia benar-benar sadar lalu menyesal, jika belum bisa, sampai kapan pun takkan kubiarkan melihat dunia luar," jawab Adibal dan membuat semuanya terkejut, terutama Adnan yang baru saja datang."Pah tolong jangan hukum Kak Aristela seperti itu, dia sangat down dan lagi terpuruk, kenapa Papah sama yang lainnya enggak mau tanya alasan Kak Aristela jalan-jalan bersamaku? Kenapa kalian egois dan langsung mengambil keputusan untuk menghukumnya? Maaf kalau Adnan lancang, tetapi Adnan tidak bisa membiarkan Kak Aristela lebih
Baca selengkapnya
59
Semua telah berkumpul di rumah Adibal untuk melihat keadaan Aristela, ketiga orang yang membuat gadis tersebut benar-benar tertekan sangat merasakan prihatin dan miris melihat Aristela yang terbaring pucat, terutama sang papah sendiri yang mulai mengelus wajah anaknya."Papah enggak mencari tau apa alasan kamu tertekan seperti ini, maaf ... Papah terlalu emosi waktu tadi, seharusnya Papah menjadi teman dukamu di saat kamu membutuh seseorang," gumam Adibal, tetapi dia rasa semuanya percuma karena sang anak sudah pasti tak mendengarnya.Cahyani dan Abraham terus memandang Aristela, mereka melihat jika Aristela benar-benar nyaman jika sedang tidak sadarkan diri seperti itu.Aku terlalu keras padanya. Batin Abraham.Hanya itu yang dikatakan oleh Abraham, tidak ada respon lain, karena dia tidak tahu ingin mengatakan apa, meminta maaf? Sepertinya Aristela takkan mau memaafkannya lagi.Abraham pun merasa jika dia terlalu kukuh dalam egonya untuk membenci Arist
Baca selengkapnya
60
Ke esokan hari, Aristela telah sadar dari pingsannya, itu pun di jam 9 pagi dan saat terbangun dia merasa lapar. Aristela bergerak dan berusaha bangkit dari ranjang, seketika ia merasa sentuhan di lengannya dan orang yang membantunya adalah sang papah, juga sang mamah."Pah, Mah, kenapa kalian bisa di sini?" tanya Aristela kebingungan, padahal dia mengira bahwa dirinya akan sendiri akibat menjalani hukuman."Kamu jangan banyak bergerak dulu karena kamu baru saja bangun, ada yang ingin kamu butuhkan, Nak? Atau kamu sedang lapar?" tahan Adibal dan bertanya pada Aristela. Aristela mengangguk karena perutnya sedang keroncongan pagi ini, Cahyani segera bergerak dan mengambil makanan di dapur karena dia sudah memasak tadi pagi.Ketika keluar, Cahyani segera memberitahu para putranya jika si Aristela sudah sadar. August, Aderald, dan Agam langsung menuju kamar, sementara Adnan sedang bersekolah dan Abraham sedang mengajar di kampusnya, lal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status