Semua Bab HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Bab 61 - Bab 70
244 Bab
61
Ruster sedikit kecewa, tapi ia tidak ingin mengatakan hal itu. hingga akhirnya Raven merasang area inti Ruster dengan mulut dan lidahnya. untuk menyiksa Ruster secara perlahan-lahan.Tangan Ruster spontan meremas rambut Raven. Sesekali mendorong kepala Raven semakin dalam menyentuh lembah basah itu. entah apa yang Ruster lakukan sekarang, tapi ia tahu ini salah. Tapi sentuhan lembut seperti ini, rasanya sangat sayang untuk ia tolak.Mungkin setelah ini, Ruster berpikir untuk berpura-pura tidak tahu sama sekali.“Ahhh ven..” ldesah Ruster yang merasakan kenikmatan membara.Tubuh Ruster bergetar hebat, di ikuti dengan cairan bening yang keluar begitu saja. Di bawah sana, Raven tersenyum penuh kemenangan. Ia mengecup area itu, lalu segara bangkit dari posisinya dan kembali menjejerkan tubuhnya dengan Ruster.Raven membuka resletingnya, membuat Ruster semakin was-was. Ia memang tidak masalah dengan Raven yang menyentuhnya dengan jari ataupu
Baca selengkapnya
62
Tanpa kehadiran Raven di rumah selama berapa hari ini. Ruster merasa lega kembali, ia bisa keluar dari rumah untuk mengunjungi ibunya dan adiknya yang sudah kembali dari liburan penukaran siswa di sekolah.Raven tetiba membatalkan semua kerjasama yang menurutnya akan merugikan perusahan. Sehingga ia pulang lebih awal dengan hati riang gembira. Ia memasuki rumahnya yang super mewah dengan segera menuju kamar Ruster untuk melepaskan gairahnya.Romeo membuka kamar Ruster, keningnya mengernyit dalam tidak menemukan Ruster di sana. Raven melangkah masuk dan membuka pintu kamar mandi yang di dalamnya tidak ada tanda keberadaan Ruster sama sekali. Padahal ia yakin, wanita itu selalu tidur siang di rumah tanpa kemana-mana.“Kemana Ruster?” batin Raven.Raven segera memanggil pelayan rumah dan mereka  langsung menghadapnya.Raven bertanya Ruster kemana dan pelayan menjawab sebenarnya. Kemudian, Raven menyuruh pelayan menjauh dan rahangnya m
Baca selengkapnya
63
Kemudian, Raven menyeret tubuh Ruster ke kamar mandi menyentuhnya secara habis-habisan disana tanpa peduli jerit tangisan yang memilukan dari wanita itu. yang memohon ampun.“Tubuhmu adalah canduku,” batin Raven.Setelah puas menyetubuhi Ruster secara kasar, Raven menjauh dari tubuh Ruster dan melangkah ke luar dari kamar mandi dengan bersiul gembira. Ia meninggalkan Ruster yang telanjang kedinginan didalam bathup, pandangan mata Ruster kosong, jiwanya terasa terkoyak, hatinya sudah lelah dengan apa yang ia hadapai ini. Perasaan tidak ingin hidup semakin menguasai pikiran Ruster.Ruster merasa ini lebih rendah dari seorang pelacur sekalipun dan suaminya, Romeo. sama sekali tidak peduli padanya.“Apa kesalahanku?” lirih Ruster pilu.Selama ini Ruster selalu berusaha menyenangkan hati siapapun, Ruster tidak pernah sama sekali membalas hujatan dan cacian orang lain padanya dulu. tapi kenapa Tuhan menuliskan takdir sepahit ini p
Baca selengkapnya
64
"Nanti saja, aku sedang sibuk,” balas Raven dengan nada datar yang masih mengosok keramik di kolam renang. Sebenarnya ia tidak mengosok keramik di kolam renang. Tapi mencari cincin milik Ruster yang terjatuh ke dalam kolam renang menurut cerita para pelayan. Tapi Ruster yang tidak bisa berenang dan tidak ada yang berani menguras air di kolam yang sudah berlumpur tebal. Maka Raven sendiri yang melakukannya untuk menemukan cincin tersebut. Maka dari itu, hari ini ia sengaja membuat Ruster terkapar di atas ranjangnya."Aku ingin sekarang,” ucap Romeo dengan nada memerintah dan tekanan marah.Raven menyipitkan matanya, ia berjalan hati-hati ke arah pinggiran dan naik ke atas. mengambil handuk untuk mengelap keringatnya."Hal penting apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Raven yang mengambil botol wine menuangkannya di gelas dan meminumnya sampai tandas. Untuk mencegah tubuhnya kedinginan saat ia sibuk kembali mencari cincin pernikahan ruster dengan
Baca selengkapnya
65
"Karena aku bukan dia."Ruster terdiam, ia tau dia siapa yang di maksud oleh Romeo."Kalau kau bukan dia seharusnya kau tidak menyerahkan tubuhku untuk kesenangannya," ujar Ruster meneteskan air matanya."Maafkan aku! Aku janji akan membawamu keluar dari neraka ini, tolong bersabar sedikit lagi!" balas Romeo mengecup kening istrinya dan memeluknya dengan erat seakan takut Ruster suatu saat akan pergi jauh darinya.Meskipun sangat lelah, Ruster terpaksa melayani nafsu suaminya yang sama brutalnya dengan iparnya. Tak ada kelembutan sama sekali. Entah setan apa yang merasuki kedua kembar tersebut. Hingga membuatnya tidak berdaya sama sekali di atas ranjang.Paginya, Romeo pergi duluan ke kantor tanpa membangunkan istrinya yang tertidur lelap karena kelelahan. Ia juga tidak sarapan pagi, karena masih marah sama Raven. Jika di pikir-pikir, ia dan Raven memang sama saja kelakuannya. Semalam menyentuh istrinya dengan kasar.Romeo mengusap wajahnya
Baca selengkapnya
66
 “Mana dia?” tanya Romeo dengan menarik kursi dan duduk untuk sarapan siang.“Ha? Bukannya dia ke kantor ya?” balas Ruster yang binggung, karena selama berapa hari ini. Ia tidak melihat Raven dan hubungannya dengan Romeo juga semakin baik. Selama ini Ruster mengira yang menemaninya tidur dan menyuapi ia makan adalah Romeo. Serta memasang menemukan cincin pernikahan yang di kira Ruster tidak akan di temukan lagi, karena lumpur di kolam renang sudah di sedot semua.Romeo mengerutkan dahinya.“Dia tidak menyentuhmu?” tanya Romeo tetiba.“Aku lagi datang bulan berapa hari lalu, mana bisa di sentuh.”Dahi Romeo semakin mengerut semakin dalam, tidak biasanya Ruster datang bulan secepat ini dan sebulan ini dua kali.Ruster tidak menyadari apa yang sedang di pikirkan oleh Romeo. Ia menata semua masakkannya di atas meja makan dengan banyak hidangan.Romeo memakannya dengan lahap, karena ia m
Baca selengkapnya
67
“Romoe,” batin Ruster.Kini Romeo tepat berada di belakang tubuh Ruster dan mencium tengkuk lehernya. kemudian menunduk menghisap puncak dada Ruster. Karena jebakkanya untuk memnacing Raven sudah sukses besar."Romeo…. Aaaahhh!" Ruster memejamkan matanya, saat Romoe membisikkan kata kata manis untuknya.Sementara Raven sudah berlutut menyangga satu kaki Ruster di bahunya dan  membuka lipatan inti tubuh Ruster. Kemudian, mengusap klitorisnya dengan gerakan memutar."Aahhh!!" Ruster mendesah saat ketiga jari Raven memasuki liangnya dan menghujamnya dengan cepat. Desahan Ruster langsung di redam oleh Romeo yang mencium bibir Ruster yang bergetar mengoda dan melumatnya dengan rakus berapa detik.Kemudian, ikut berlutut membuka bokong Ruster dan menjilat liang anusnya. jari tengahnya memasuki liang anus Ruster dan Keluar masuk dengan gerakan lambat.Ruster merasa tubuhnya bergetar semakin lebih hebat. saat jari tangan Rave
Baca selengkapnya
68
Mata Raven menatapi langit-langit berwarna putih pucat di ruang kerjanya yang remang-remang. Air matanya terus mengalir deras. Ia sungguh benci mewarisi gen cengeng dari salah satu ayahnya yang bernama Rayyan. Keberanian dan kekuatan dari ayah kandungnya yang bernama Reihan, sedangkan sisanya dari ayah keduanya dan ibunya. Raven berpikir, Kemungkinan besar Ruster memanfaatkan kebaikan Romeo dengan berpura-pura manis menjadi wanita penurut dan membuat Romeo jatuh hati padanya. Kemudian, Ruster akan mencampakkan adiknya dan menghianatinya seperti kenangan masa lalu beberapa tahun silam yang berputar di benaknya. Dulu dia dan Romeo pernah menolong seorang wanita yang hampir di perkosa para preman di pinggir jalan, wanita yang sangat cantik dan polos bernama Emilia Lim. yang kemudian, Romeo mengajak tinggal di rumahnya karena Emilia Lim tidak memiliki dengan alasan tempat tinggal.Selama bersama, Raven  sempat jatuh hati pada pesonanya. tapi
Baca selengkapnya
69
“Zel, tolong jaga Raven buat Mommy. Dia mimpi buruk lagi, tadi ia hubungi Mommy dengan penampilan kacau. Mommy tidak tahu kenapa bisa seperti ini, Raven sudah lama tidak mimpi buruk lagi,” jelas Reina dengan isak tanggis semakin histeris.“Tenang Mom, aku segera ke rumah Raven. Mom jangan menaggis lagi, aku akan menjaga Raven dan memberitahu Lius soal keandaan Raven hari ini.”“Tolong ya, Ruzel.”“Iya Mom,” balas Ruzel yang menutup telepon dan bergegas mengemudikan mobil dengan cepat ke arah rumah Van Diora.Ruzel masuk dari jalan rahasia. Ia membuka pintu kamar dan tidak menemukan keberadaan Raven dan berjalan cepat ke ruang kerja.Jantung Ruzel hampir berhenti, saat melihat Raven terkapar di lantai. Ia segera memopongnya dan membawa Raven kabur dari rumah. Sebenarnya ia sangat marah pada Romeo, tapi ia tidak bisa meninju Romoe. Raven dan beserta keluarga meminta ia merahasiakan semuanya yang terjadi
Baca selengkapnya
70
“Kau salah Ruzel, kami tidak mempriotaskan Romeo. Tapi dia akan mengagalkan semua rencana kita. Kamu tahukan apa yang terjadi lima tahun lalu. Aku tidak yakin, Romeo sekarang tidak ada hati sama wanita itu!” jelas Raven dengan menyilangkan kedua kaki panjangnya.Ruzel terdiam, apa yang di katakan oleh Reihan memang benar. Kemungkinan besar 99% Romeo akan memgagalkan rencana yang sudah di susun untuk memancing  ayah dari wanita itu keluar.“Maaf, aku terbawa emosi. Aku telalu sayang pada tuan muda,” ucap Ruzel jujur.“Aku tahu dan hanya kau yang bisa aku harapkan daripada Jack yang mulut ember itu.”Ruzel mengangguk mengerti.“Aku harus pulang ke Seoul, sebelum Reina terbangun dari tidurnya. Sisanya tolong bereskan,” perintah Reihan yang berdiri dari tempat duduknya.“Jangan lupa, sering-sering kasih kabar. Kamu itu selalu suka menghilang seperti hantu,” timpal Rayyan yang meran
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status