Semua Bab HELLO HUSBAND {INDONESIA}: Bab 41 - Bab 50
244 Bab
41
Romeo menarik pelan puncak dada Ruster yang masih terbungkus bra. Menyubitnya sesekali sampai membuat Ruster mendesah kuat. "Ah Meo..." ucap Ruster yang meremas rambut Romeo. sentuhan dan tarikan rambut di kepala semakin membuat kobaran api gairah yang ada pada Romeo membara hebat. Tanpa berlama-lama lagi, Romeo segera melepaskan pakaian Ruster dengan cepat. Kemudian membuangnya secara asal. Kedua matanya seindah biru langit menggelap. Tubuh Ruster memang paling membuatnya bernafsu seperti ini. "Kau siap, Sayang?" ucap Romeo yang mengusap salah satu paha Ruster pelan, lalu semakin lama semakin naik. Membuat mata Ruster reflek terpenjam untuk menikmati sensasi yang di berikan oleh Romeo yang merupakan suaminya. Hingga akhirnya, Romeo berhasil meloloskan kedua jarinya ke dalam liang inti Ruster. Mengocok intinya dengan tempo pelan hingga ke tempo cepat, lalu semakin cepat dan cepat tanpa jeda, membuat Ruster mendengus kenikmatan. Bibir Romeo men
Baca selengkapnya
42
“Semua data sudah di ruang kerja anda, termasuk tiket pesawat dan hotel. Lebih baik anda mandi sekarang. Supaya tidak ketinggalan pesawat untuk ke Hawai,” perintah Jack dengan nada menekannya. Mata Raven terbelalak dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh asisten pribadinya barusan. "Kau serius?" tanya Raven yang sulit percaya dengan perkataan Jack. "Apa saya pernah bercanda dan lalai mengerjakan tugas?" tanya Jack balik dengan wajah dinginnya. Raven tahu Jack selalu sempurna dalam mengerjakan sesuatu. "Jika anda tidak jadi pergi juga tidak apa," ucap Jack yang berjalan menjauh dari hadapan Raven. Raven segera berlari cepat ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari bau keringat dan saat ia keluar dari dalam kamar mandi. Semua baju sudah rapi termasuk isi koper. Raven tersenyum memuji kehebatan Jack. Tanpa di perintah, Jack bisa mempersiapkan segala keperluannya. Tidak salah, ia menarik Jack ke Los Angels untuk beke
Baca selengkapnya
43
“Tiga hari aku tidak melihatmu, kau ada di sini bersama Romeo. Pasti dia sudah memuaskan mu berkali-kali di atas ranjang dengan beronde-ronde dan berbagai sudut ruangan ini. Seharusnya, sekarang giliran aku untu memberikan kenikmatan pada tubuhmu yang sungguh menambahkan setiap sentuhan dari aku. aku yakin kau pasti akan mendesah dengan merdu,” ucap Raven dengan bersiul panjang mengatakan apa keinginanya saat ini. Lelaki itu maju selangkah dan Ruster mundur dengan waspada. Ruster memeluk tubuhnya sendiri semakin erat. Siap jika jika lelaki itu akan menyakitinya lagi dengan cara memperkosanya. Lelaki yang selalu mencari kesempatan untuk memperkosanya berkali-kali di saat suaminya sedang tidak ada di dalam rumah atau di dalam kamar hotel saat ini. “Jangan mendekat, Ven!” perintah Ruster lirih bercampur ke takutan. Raven tertawa mendengar nada suara takut dalam diri Ruster yang sok kuat. “Kenapa, Honey? apa kau takut padaku?” ucap Raven dengan menaikkan
Baca selengkapnya
44
“Ven… Raven…. Aku belum mandi,” ucap Ruster gugup sambil memeluk dada Raven. Karena ia belum siap melakukan lagi dan ingin secepatnya kabur dari genggaman iparnya dengan alasan tidak masuk akal. Raven menarik tangan Ruster dan membawanya ke dalam mulutnya. Lalu di ciumnya dengan lembut hingga wajah ruster yang sebelumnya merona semakin merah padam. “Aku lebih senang dengan aroma alami tubuhmu, Honey!” ucap Raven yang mendekatkan wajahnya ke arah Ruster hingga kening dan hidung mereka berdua menempel satu sama lain. “Aku membutuhkan-nya, Sayang!” Raven mengucapkannya dengan suara sedikit serak. Ruster merasa jantungnya akan berhenti berdetak. Wajah Raven semakin dekat dengannya. Tubuh mereka semakin menempel erat dan aroma Woody bercampur mint yang maskulin milik iparnya itu. tercium jelas di indera penciumannya. "Ta-tapi.... aku tidak ma-" perkataan Ruster tergantung, saat Raven membukam bibirnya dengan ciuman lembut dan sangat lembut. yang be
Baca selengkapnya
45
*** Raven yang kembali ke dalam kamarnya, melihat deretan pesan dari Romeo yang bertanya banyak hal bersamaan. Malas membalas pesan Romeo, Raven segera melakukan panggilan video call yang tentu saja mengaketkan Romeo yang hendak keluar dari salah satu restoran. Tempat ia makan bersama kliennya di hawai. “Aku di sini dan aku sudah tidak mau lama bermain dengan trik tidak berguna ini,” ucap Raven dengan memperlihatkan wajah seriusnya yang ingin secepatnya mengakhiri permainan yang menurutnya merupakan permainan yang sudah membosankan sekali yang tarik undur berkali-kali. Romeo menghela nafas panjangnya. “Aku juga setuju, kita selesaikan hari ini dan bagaimana kondisi tubuhmu. Jack mengatakan padaku, kau di rawat di rumah sakit berapa hari ini. Aku juga merasakan keanehan pada tubuhku, saat kau demam tinggi?” tanya Romeo dengan sederet pertanyaan yang membuat Raven berdecak kesal. “Jack memang, mulut ember.” “Bukan salah Jack, aku yang te
Baca selengkapnya
46
“Tidak perlu melawan, tidak ada seorangpun yang akan menolongmu. Malam ini kau harus melayani klien sampai mereka puas,” balas Raven dengan megigit telinga Ruster secara sensual dengan kedua telapak tangan meremas kedua dada Ruster dengan remasan kuat di sertai dengan memutar puncaknya yang membuat Ruster mendesah berapa kali secara mendadak. “Kau menjualku?” tanya Ruster dengan nada ketakutannya dan jantungnya berdetak puluhan kali lipat dengan cepat. “Anggap saja seperti itu, bukan kah kau suka di perkosa olehku. Bagaimana jika di perkosa juga oleh orang lain. Kita main bertiga, pasti akan sangat menyenangkan sekali. aku yakin kau akan di puaskan oleh kedua rudal berukuran fantasis,” ucap Raven dengan tawa bahagianya. Kedua tangannya terus meremas dada Ruster dengan kuat. Tit. Lift terbuka, Raven menyeret Ruster keluar untuk memasuki kamar 2022 di yang dekat dengan depan lift. Saat Ruster masuk ke dalam, ia terkejut. Karena melihat suaminya
Baca selengkapnya
47
"Kau terlalu lama,” ucap Romeo dengan melangkah ke belakang Ruster dan menyingkirkan pakaian Ruster dari tubuhnya. Ruster hanya bisa pasrah saat tubuhnya yang hanya mengenakan bra dan celana dalam terlihat di hadapan Raven yang sedang duduk memperhatikannya dengan tatapan penuh nafsu tinggi. Tangan Romeo bergerak nakal, meremas kedua dada yang masih terbalut bra. sesekali di tamparnya bokong Ruster yang berdiri dengan pastrah. semua ini ia lakukan untuk menyenangkan kembaranya. yang belum dapat jatah dari Ruster. "Katakan kau adalah jalang kami berdua!" perintah Romeo dengan menjilati leher Ruster dari belakang dengan lidahnya. PLAK Satu tamparan kembali mendarat di bokong Ruster yang berisi padat. karena Ruster seakan menulikan telinganya. "Ya..aku jalang kalian berdua," balas Ruster tersendat. Romeo terkekeh renyah dengan mengeluarkan kedua dada Ruster dari balutan bra, tanpa peringatan tubuh Ruster di dorong ke depan. tepatn
Baca selengkapnya
48
“Mungkinkah ia dan Raven terlalu kasar memperlakukan Ruster,” batin Romeo yang masih duduk di pinggiran ranjang. Sebelumnya tidak pernah ada seorang wanita yang Romeo tiduri bersama Raven hingga terjatuh pingsan. Dalam hati, Romeo sangat yakin Raven akan secepatnya menyingkirkan Ruster dari kehidupan mereka berdua. karena Romeo sangat tahu kakaknya itu tidak menyukai wanita yang lemah dalam urusan ranjang. maka dengan begitu, Ruster dapat kembali hidup bebas di luar sana. daripada terikat dengannya atau Raven yang akhirnya akan ke neraka bersama-sama. "Bagaimana keadaannya?" tanya Raven yang masuk ke dalam kamar setelah memberi berapa obat-obatan di rumah sakit. "Kau juga pulang ke sini?" tanya Romeo heran dengan kelakuan Raven. "Aku hanya mencemaskan Ruster. setelah kita gempur habis-habisan dan ia masih saja mengatakan tidak tahu," jawab Raven jujur dan duduk di samping tempat tidur menatap wajah Ruster yang pucat kelelahan. “Tidak biasanya
Baca selengkapnya
49
Para pihak keamanan hanya bisa menutup mata. Karena mereka tidak ingin berurusan dengan keluarga terkutuk tersebut yang konon bisa mendatangkan kesialan dalam kehidupan dan dengan mengisap nyawa yang terkena kesial. Yang menurut rumor cerita yang beredar selama ini di kalangan keamanan sampai dunia hitam. Apalagi mengingat markas inter di dirikan keluarga Van Diora. nyari mereka semakin menciut untuk mencari masalah dengan keluarga Van Diora. Pesawat sampai lebih cepat dari dugaan Jack. Ia segera memasuki mobil hitam khusus untuk mendatangi rumah sakit yang merawat Raven saat ini. Kedatangan Jack di sambut oleh Romeo yang berwajah pucat. Jack menatapi Romeo dengan tatapan marahnya. Tapi ia merasa semua ini bukan salah Romeo juga. Karena Raven telalu bandel dan tidak perduli dengan kata orang. Tangan Jack terulur untuk menyentuh kening Romeo yang sangat panas. “Anda demam, lebih baik anda segera istirahat!” saran Jack. Romeo mengelengka
Baca selengkapnya
50
Ruster semakin terisak dengan kedua telapak tangan menutup wajahnya. karena apa yang di katakan oleh Romeo memang benar ia terlalu murahan menerima Romeo langsung untuk menikahinya tanpa mengenal pria itu terlebih dahulu. kini, Ruster sungguh menyesal dengan apa yang di alaminya atas kecerobohan di masalalu. Selain itu Ruster juga merasa, ia terlalu bodoh mencintai Romeo yang sama sekali tidak mencintai dirinya dan hanya menganggap ia adalah mata-mata dari musuh. "Musuh apa? Mata-mata apa? Ruster merasa dirinya tidak paham dan mengerti. Ia hanya dari keluarga biasa. Dari rakyat biasa yang bekerja untuk membiayai kehidupan keluarganya tanpa terlibat di politik, pemerintahan, kepolisian dan sebagainya. “Aku salah apa dengan kalian berdua, sehingga kalian memperlakukanku seperti ini?” isak Ruster dengan tangisannya yang memilukan menghiasi ruangan kamar yang hanya ia sendirian di dalam sana. Sedangkan Romeo sudah keluar dari rumah. Setelah memerintahkan pelayan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status