"Karena aku bukan dia."
Ruster terdiam, ia tau dia siapa yang di maksud oleh Romeo.
"Kalau kau bukan dia seharusnya kau tidak menyerahkan tubuhku untuk kesenangannya," ujar Ruster meneteskan air matanya.
"Maafkan aku! Aku janji akan membawamu keluar dari neraka ini, tolong bersabar sedikit lagi!" balas Romeo mengecup kening istrinya dan memeluknya dengan erat seakan takut Ruster suatu saat akan pergi jauh darinya.
Meskipun sangat lelah, Ruster terpaksa melayani nafsu suaminya yang sama brutalnya dengan iparnya. Tak ada kelembutan sama sekali. Entah setan apa yang merasuki kedua kembar tersebut. Hingga membuatnya tidak berdaya sama sekali di atas ranjang.
Paginya, Romeo pergi duluan ke kantor tanpa membangunkan istrinya yang tertidur lelap karena kelelahan. Ia juga tidak sarapan pagi, karena masih marah sama Raven. Jika di pikir-pikir, ia dan Raven memang sama saja kelakuannya. Semalam menyentuh istrinya dengan kasar.
Romeo mengusap wajahnya
“Mana dia?” tanya Romeo dengan menarik kursi dan duduk untuk sarapan siang.“Ha? Bukannya dia ke kantor ya?” balas Ruster yang binggung, karena selama berapa hari ini. Ia tidak melihat Raven dan hubungannya dengan Romeo juga semakin baik. Selama ini Ruster mengira yang menemaninya tidur dan menyuapi ia makan adalah Romeo. Serta memasang menemukan cincin pernikahan yang di kira Ruster tidak akan di temukan lagi, karena lumpur di kolam renang sudah di sedot semua.Romeo mengerutkan dahinya.“Dia tidak menyentuhmu?” tanya Romeo tetiba.“Aku lagi datang bulan berapa hari lalu, mana bisa di sentuh.”Dahi Romeo semakin mengerut semakin dalam, tidak biasanya Ruster datang bulan secepat ini dan sebulan ini dua kali.Ruster tidak menyadari apa yang sedang di pikirkan oleh Romeo. Ia menata semua masakkannya di atas meja makan dengan banyak hidangan.Romeo memakannya dengan lahap, karena ia m
“Romoe,” batin Ruster.Kini Romeo tepat berada di belakang tubuh Ruster dan mencium tengkuk lehernya. kemudian menunduk menghisap puncak dada Ruster. Karena jebakkanya untuk memnacing Raven sudah sukses besar."Romeo…. Aaaahhh!" Ruster memejamkan matanya, saat Romoe membisikkan kata kata manis untuknya.Sementara Raven sudah berlutut menyangga satu kaki Ruster di bahunya dan membuka lipatan inti tubuh Ruster. Kemudian, mengusap klitorisnya dengan gerakan memutar."Aahhh!!" Ruster mendesah saat ketiga jari Raven memasuki liangnya dan menghujamnya dengan cepat. Desahan Ruster langsung di redam oleh Romeo yang mencium bibir Ruster yang bergetar mengoda dan melumatnya dengan rakus berapa detik.Kemudian, ikut berlutut membuka bokong Ruster dan menjilat liang anusnya. jari tengahnya memasuki liang anus Ruster dan Keluar masuk dengan gerakan lambat.Ruster merasa tubuhnya bergetar semakin lebih hebat. saat jari tangan Rave
Mata Raven menatapi langit-langit berwarna putih pucat di ruang kerjanya yang remang-remang. Air matanya terus mengalir deras. Ia sungguh benci mewarisi gen cengeng dari salah satu ayahnya yang bernama Rayyan. Keberanian dan kekuatan dari ayah kandungnya yang bernama Reihan, sedangkan sisanya dari ayah keduanya dan ibunya.Raven berpikir, Kemungkinan besar Ruster memanfaatkan kebaikan Romeo dengan berpura-pura manis menjadi wanita penurut dan membuat Romeo jatuh hati padanya. Kemudian, Ruster akan mencampakkan adiknya dan menghianatinya seperti kenangan masa lalu beberapa tahun silam yang berputar di benaknya.Dulu dia dan Romeo pernah menolong seorang wanita yang hampir di perkosa para preman di pinggir jalan, wanita yang sangat cantik dan polos bernama Emilia Lim. yang kemudian, Romeo mengajak tinggal di rumahnya karena Emilia Lim tidak memiliki dengan alasan tempat tinggal.Selama bersama, Raven sempat jatuh hati pada pesonanya. tapi
“Zel, tolong jaga Raven buat Mommy. Dia mimpi buruk lagi, tadi ia hubungi Mommy dengan penampilan kacau. Mommy tidak tahu kenapa bisa seperti ini, Raven sudah lama tidak mimpi buruk lagi,” jelas Reina dengan isak tanggis semakin histeris.“Tenang Mom, aku segera ke rumah Raven. Mom jangan menaggis lagi, aku akan menjaga Raven dan memberitahu Lius soal keandaan Raven hari ini.”“Tolong ya, Ruzel.”“Iya Mom,” balas Ruzel yang menutup telepon dan bergegas mengemudikan mobil dengan cepat ke arah rumah Van Diora.Ruzel masuk dari jalan rahasia. Ia membuka pintu kamar dan tidak menemukan keberadaan Raven dan berjalan cepat ke ruang kerja.Jantung Ruzel hampir berhenti, saat melihat Raven terkapar di lantai. Ia segera memopongnya dan membawa Raven kabur dari rumah. Sebenarnya ia sangat marah pada Romeo, tapi ia tidak bisa meninju Romoe. Raven dan beserta keluarga meminta ia merahasiakan semuanya yang terjadi
“Kau salah Ruzel, kami tidak mempriotaskan Romeo. Tapi dia akan mengagalkan semua rencana kita. Kamu tahukan apa yang terjadi lima tahun lalu. Aku tidak yakin, Romeo sekarang tidak ada hati sama wanita itu!” jelas Raven dengan menyilangkan kedua kaki panjangnya.Ruzel terdiam, apa yang di katakan oleh Reihan memang benar. Kemungkinan besar 99% Romeo akan memgagalkan rencana yang sudah di susun untuk memancing ayah dari wanita itu keluar.“Maaf, aku terbawa emosi. Aku telalu sayang pada tuan muda,” ucap Ruzel jujur.“Aku tahu dan hanya kau yang bisa aku harapkan daripada Jack yang mulut ember itu.”Ruzel mengangguk mengerti.“Aku harus pulang ke Seoul, sebelum Reina terbangun dari tidurnya. Sisanya tolong bereskan,” perintah Reihan yang berdiri dari tempat duduknya.“Jangan lupa, sering-sering kasih kabar. Kamu itu selalu suka menghilang seperti hantu,” timpal Rayyan yang meran
Tapi ada yang aneh dari sikap Ruster, tubuhnya terlihat menggigil. wajahnya memucat seperti seorang yang demam.“Apakah kau sakit?” ucap Raven dengan pandangan beralih di kedua tangan Ruster yang di sembunyikan di balik tubuhnya."Perlihatkan padaku," perintah Raven dengan menyodorkan telapak tangan kanannya ke hadapan Ruster untuk meminta Ruster memberikan sesuatu yang telah di sembunyikannya.Ruster menggeleng, butiran keringat dingin mengalir di pelipisnya."Tunjukkan pada ku atau.." kalimat Raven menggantung, matanya menatap nakal pada belahan dada yang terpampang indah.Ruster tau kemana fikiran negatif Raven berkelana, pria jahat ini pasti ingin memaksanya bercinta di sore hari seperti dulu."Akkh!" ringisan kesakitan Ruster terdengar jelas, saat Raven menyambar lengannya mencengkramnya kuat. Pasti akan meninggalkan bekas merah dan memar setelahnya.Kotak hitam itu terjatuh dan semua isinya berserakkan termasuk
"Entahlah kau cek saja keruangannya, aku buru-buru dan sampai jumpa!" pamit Romeo yang melanjutkan langkahnya dan Aelin mengikuti Romeo yang membuka pintu mobil."Meo, tunggu aku. kau ingin ke mana?""Aku ingin pulang sebentar.""Aku ikut ya.." pinta Aelin memohon dan membuka pintu mobil di samping. kemudian sudah duduk manis di dalam mobil Romeo.“Wanita ini sungguh merepotkan, kalau aku pulang bersama Aelin. Maka,” batin Romeo yang takut Ruster salah paham padanya. tapi Aelin juga kerabatnya, walau dulu mereka pernah terjalin hubungan yang intens."Sepertinya aku tidak jadi pulang,” ucap Romeo tetiba."Ya sudah kita makan siang bareng," Ajak Aelin yang tidak menyerah.Romeo pasrah karena Aelin pasti tetap memaksanya, Romeo duduk di kursi kemudinya menyetir mobilnya meninggalkan area perkantoran dengan hati panas.***Kecupan dan jilatan masih di lakukan Raven di saat Ruster sudah terlelap
Sesampai di rumah, Aelin masuk ke dalam dengan menaiki anak tangga. Ia membuka pintu kamar Raven dan pandangannya jatuh pada seorang wanita yang di samping Raven.“Raven?” suara jeritan seorang wanita tiba-tiba datang dari arah pintu kamar Raven.Ruster mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita berdiri di depan pintu. Wajah cantik dengan kulit eksotisnya mengeras melihat kemestraan mereka berdua.Ruster yang melihat hal itu, buru-buru menjauhkan diri dan berusaha untuk duduk normal. Namun Raven enggan melepaskan pelukkannya.“Ven… lepasin..” Ruster memohon, namun Raven bergeming.Raven semakin merapatkan tubuh Ruster dengan tubuhnya. Kedua tangannya yang semula berada di punggung Ruster mulai bergerak naik dan menangkup wajah Ruster.Raven menatap Ruster dengan mesra, lalu dengan satu gerakan pasti. Raven mendaratkan bibirnya ke bibir Ruster. Raven menciumnya dengan intim, melumat bibir penuh milih Ruster