All Chapters of Me VS Mr. Presdir: Chapter 31 - Chapter 40
55 Chapters
Tak Tahan Lagi, Cepatlah!
“Gio, cepatan dong! Aku udah nggak tahan lagi,” desak Kirey setengah memaksa.“Sabar, Kirey. Memangnya mau ngapain sih?”“Aku kebelet mau pipis, nggak tahan lagi. Cariin aja restoran dekat-dekat sini,” pinta Kirey sambil menahan kencing. Gio celingak-celinguk mencari restorannya.Ah, kelamaan. Kirey langsung saja membawa Gio pergi mencari restoran. Setelah ketemu, Kirey menyuruh Gio duduk di sebuah meja, dekat jendela.“Tunggu aku di sini ya. Jangan ke mana-mana!” Kirey memerintah. Gio segera menuruti keinginan istrinya. Sambil menahan ketawa.Kirey bergegas menuju toilet. Setelah Kirey pergi, Gio menerima telepon masuk. Dari Kakeknya, Tuan Gilberto.Tuan Gilberto menyuruh Gio dan Kirey untuk segera pulang ke Tanah Air. Katanya, ada bisnis yang harus dikerjakan. Ada beberapa project yang akan bekerja sama dengan perusahaan yang dikelola oleh Gio. Sekaligus penobatan Gio menjadi Presdir tunggal
Read more
Ketahuan, Kirey Bukanlah Ellena
“Apa maksudmu, Ellena? Aku tidak mengerti ucapanmu?” tanya Gio. Dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Kirey.Gio saat itu sedang berbincang-bincang dengan Tuan Gilberto, membahas tentang perusahaan yang akan dikelola resmi olehnya. Namun, ketika Gio menerima panggilan telepon dari Kirey, dia segera mengalihkan dan memanggil Kirey dengan nama Ellena lagi.Saat itu Kirey tahu, bahwa Kakeknya Gio, Tuan Gilberto sedang berada dengan suaminya. Gio beranjak dari tempat duduknya. Dia berbicara dengan Kirey di ruangan lain, agar Tuan Gilberto tidak mencurigai kebohongannya. Antisipasi saja.“Di mana Bapakku, Gio?” tanya Kirey sekali lagi.Nada suaranya terdengar panik dan harap-harap cemas. Dia tidak bisa menunggu dan harus segera mengetahui keberadaan keluarganya sekarang, detik ini juga.“Bukankah mereka ada di rumahmu?” Gio memastikan.“Apa?” Kirey membelalak.Apa Gio tidak mengetah
Read more
Rahasiakan dari Kirey
Kirey mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Sesekali dia terus menatap ke layar ponselnya, menunggu kabar dari Gio, suaminya tentang keberadaan keluarganya. Perasaannya sangat tidak tenang, diliputi kecemasan luar biasa yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.“Pak, Bapak di mana sekarang?” Kirey gelisah.“Nyonya, apa Anda ingin minum sesuatu? Saya bisa mengambilkan Anda secangkir teh atau cokelat hangat agar Anda tenang, Nyonya,” kata salah seorang pelayan di rumahnya menawarkan. Kirey menggeleng.“Tidak, terima kasih. Aku sedang tidak menginginkan sesuatu untuk saat ini,” sahut Kirey menolak tawaran pelayannya.“Baiklah, Nyonya. Jika Anda menginginkan sesuatu, Anda bisa panggil saya lagi. Permisi, Nyonya.” Pelayan itu segera pergi dari hadapan Kirey. Tinggallah Nyonya itu sendirian sekarang.Gio belum juga menghubunginya sejak beberapa jam yang lalu. Kirey semakin khawatir, apa terjadi sesuatu yang
Read more
Sambutan Untuk Nyonya Presdir
Pagi-pagi sekali Kirey sudah bersiap-siap berangkat ke kantor. Dia menunggu Gio keluar dari kamarnya, sambil menyantap sarapan di meja makan. Sepertinya Gio belum selesai merapikan diri di kamarnya. Apa dia mengalami kesulitan saat berpakaian? Rasanya tidak mungkin, pikir Kirey sambil menggeleng. Lalu, dia kembali mengunyah roti sandwichnya.“Ah, tidak mungkin,” ujar Kirey dalam hati. Kemudian, Kirey bergegas menghabiskan sarapan paginya.BRUUUKK!Terdengar suara pintu kamar ditutup. Itu pasti Gio, pikir Kirey. Dia melihat Gio sedang berjalan menuju ruang makan. Kirey segera menyiapkan sarapan untuknya.“Pagi, Sayang!” sapa Gio. Dia inisiatif sendiri mencium kening dan pipi istrinya.Duh, mesra sekali. Membuat para pelayan iri saja melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh sepasang pengantin baru itu.Deg!Waktu itu, Kirey tidak bisa membalas suaminya karena mulutnya penuh dengan makanan. Dia masih sibuk mengunya
Read more
Gio Mencurigakan
“BAPAK!” teriak Kirey memanggil bapaknya. Bapak Kamal menoleh ke sumber suara. Itu suara putrinya, Kirey.“Putriku…” gumam Bapak Kamal. Kemudian, dia melihat ke belakang Kirey. Ada Gio yang menyusulnya di belakang.Kirey langsung memeluk Bapak Kamal saking tak kuatnya menahan rindu. “Bapak ke mana aja? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya, Pak? Aku kesulitan menghubungi Bapak kemarin. Aku takut terjadi sesuatu padamu, Pak,” cerocos Kirey. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan bapaknya yang kini jauh darinya.Kirey masih menangis di pelukan bapaknya. Seperti anak kecil yang baru bertemu dengan orang tuanya yang pergi bertahun-tahun.  “Maaf, Kirey. Bapak tidak menghubungimu karena…” kalimat Bapak Kamal terhenti beberapa saat. Setelah Gio mendekati mereka.Gio menghampiri ayah mertuanya. “Pak! Gimana keadaan Bapak saat ini?” sapa Gio basa-basi.Kirey melepas pelukanny
Read more
Wanita Pengacara
“Jadi, kamu tidak tahu jika ayahmu masuk penjara selama ini? Aku sendiri yang baru membebaskannya tadi pagi. Sesuai dengan perintah Presdir Gio,” wanita pengacara itu mengatakannya. Dia sendiri yang membeberkan rahasia Gio pada Kirey. Padahal sebelumnya, Gio sudah menyuruh wanita itu menutup mulutnya rapat-rapat.“SEPHIA!” panggil Gio agak membentaknya. Dia datang saat Kirey dan wanita pengacara yang bernama Sephia itu sedang berbincang.Gio segera pergi ke ruang tamu setelah diberitahu office boy yang mengantarkan makanan dan minuman atas perintah Kirey.Kirey menoleh ke arah Gio, suaminya. Dia sudah menduga bahwa Gio menyembunyikan sesuatu darinya. Ternyata itu yang disembunyikannya. Pantas saja perasaan Kirey dari tadi curigaan melulu.“Aku tidak mengerti maksud perkataan wanita itu, Gio?” tunjuk Kirey. Telunjuknya mengarah pada wanita itu. Sedangkan matanya melirik tajam ke arah Gio.“Kirey, aku akan me
Read more
Jealous
Jam kantor telah berakhir. Sammy dan Kirey keluar dari ruang kerjanya bersama-sama. Ketika sedang berjalan di koridor kantor, Kirey dan Sammy tak sengaja berpapasan dengan Gio juga Nania. Kirey melihatnya sekilas, Gio tampak sibuk sekali setelah meeting dengan para pemegang saham tadi pagi. Gio menoleh.“Kirey,” panggil Gio. Dia berjalan cepat dan menghampiri Kirey yang berdiri di samping Sammy.  “Cepat pulang ke rumah ya! Tunggu aku pulang. Aku tidak akan lama,” pesan Gio. Sikapnya kelihatan banget sok mesra di depan Sammy. Dia juga melirik sebal ke arah sahabat Kirey.Cuih! Sammy tersenyum sinis sambil membuang muka. Sepertinya Gio sengaja ingin memanas-manasi Sammy dengan berlagak sok perhatian pada Kirey.Kirey mengangguk. Dia tahu kesibukan suaminya di kantor. Dia juga sangat mengerti posisi Gio di perusahaan. Maka, dia tidak akan menuntut apa pun dari Gio. Termasuk memintanya mengantar Kirey ke hotel sekadar bertemu den
Read more
I Don't Love You
Gio dan Sephia masuk ke kamar hotel. Saat itu, si wanita penggoda sudah tak tahan lagi dengan sikap Gio yang sedari tadi mengabaikannya. Sejak mereka bertemu lagi hari ini, setelah Gio menikah dengan Kirey.Aneh sekali. Ini kali pertamanya Gio nyuekin wanita secantik Sephia, sang pengacara kondang yang kerap kali membantunya mengatasi semua permasalahan hukum baik secara pribadi mau pun perusahaan.Meski pun kini, Gio agak sulit untuk didekati, Sephia tidak menyerah. Dia akan berusaha merayunya lagi. Malam ini, pokoknya Gio harus jatuh ke pelukannya, tekad Sephia. “Sayang, ayolah! Apa kamu tidak mau bercinta denganku malam ini?” bujuk Sephia dengan rayuan mautnya. Tangan wanita itu sudah menjelajahi seluruh tubuh Gio dan hendak membuka ikat pinggang yang menempel di celana Gio.“Sephia, hentikan!” cegah Gio. “Aku ke sini untuk mengakhiri hubungan rahasia kita,” tegasnya.“Tidak! Aku tidak mau,”
Read more
Nyonya Presdir
“Ngaco! Siapa yang cemburu?” gerutu Kirey sambil berlalu pergi. Dia kesal sekali karena berbicara dengan Gio bukannya menyelesaikan masalah malah memperkeruh keadaan. “Kirey, aku belum selesai bicara!” seru Gio. “Aku tidak mau dengar lagi!” Kirey menutup telinganya dengan kedua tangan. Lalu, dia mempercepat langkahnya. Dia segera masuk ke dalam kamar. BRUUUKK! Pintu kamar dibanting Kirey dengan sekuat tenaga. Astaga! Sampai Gio mengelus dada dan hampir jantungan. Kuat sekali tenaga Kirey kalau lagi marah. Gio berkacak pinggang sambil berujar, “Ya ampun! Ada apa dengan wanita itu?” “Aish! Kenapa menikah bisa merepotkan seperti ini?” Gio tampak menyesal. Ckckck. Sebelum menikah, Gio bisa duduk santai dengan nyaman dan tenang di rumahnya sendiri. Namun, keadaan berubah setelah ia menikah. Suasana rumah terdengar ramai setelah dia bertengkar dengan Kirey. Kisruh. Tidak ada lagi ketenangan batin dalam rumah tangganya. Padahal usia p
Read more
Orang Ketiga
“Kamu nggak lihat kalau aku sedang bekerja?” hardik Kirey. Dia mengeluarkan kata-kata agak kasar pada suaminya di depan rekan-rekan yang satu ruangan dengannya.Sammy terkejut melihat reaksi Kirey saat Presdir Gio menghampirinya di ruang kerjanya.“Jadi kamu sengaja mengabaikan teleponku, hah?” Gio marah sekali pada Kirey. Karena sedari tadi, Gio menghubungi Kirey tidak pernah bisa.“Aku tidak main ponsel saat sedang bekerja. Apalagi itu telepon nggak penting,” Kirey beralasan.“Apa kamu bilang?” Gio geram sekali dengan sikap Kirey. “Jadi, kamu anggap telepon dariku tidak penting?”Sepasang suami istri itu bertengkar hebat di depan para staf pegawai, nyaris menggemparkan seisi kantor. Gio menarik lengan Kirey keluar dari ruangannya.“Ikut aku!” paksa Gio. Kirey tidak bisa menepisnya. Lengannya mencengkeram sangat kuat di pergelangan tangan Kirey.“Auw! Sakit
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status