All Chapters of My Sweet Young Husband: Chapter 21 - Chapter 30
76 Chapters
Part 20 WARNING 18+
WARNING!!!Mohon maaf, bab ini sedikit membuat panas dingin.**"Percayalah, nanti ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa kamu perempuan paling cantik di muka bumi ini❤. Sebab ia mencintaimu dari hati bukan dari mata, sebab ia mencintaimu seutuhnya, ia akan selalu ada untukmu, untuk selamanya."----------          Pupus sudah harapan Dinnar untuk memiliki Kanaya seutuhnya malam ini. Dinnar harus menunda keinginannya itu, dan harus menahan sesuatu yang bergejolak dibawah sana.          Kanaya keluar dari kamar mandi melihat mama dan suaminya tengah duduk di sofa bed yang ada dikamar. Kanaya melihat suaminya tampak kesal, entah Kanaya sendiri belum tahu pasti apa penyebab suaminya itu kembali memasang mode datar. Ia segera menghampiri mama dan suaminya itu."Hai ma."
Read more
Part 21
"Setua apapun seorang perempuan, selalu ingin dianggap seperti anak-anak. Ia selalu ingin dimanja, dicandain, dan disayang, juga diperhatikan setiap waktunya ?."----------Alfizam Dinnar Agustaf          Aku kembali tersenyum bahagia memperhatikan wanita cantik yang kini berada dalam dekapanku. Setelah semalam dengan penuh gairah, memanggil namaku berkali-kali dengan suara merdunya. Aku tertawa kecil, nggak pernah menyangka pernikahan yang pernah aku tentang karena perbedaan usia kini justru membawa kebahagiaan tersendiri bagi ku. Terlebih lagi dia bidadari yang selama ini aku tunggu.           Aku perhatkan wajah istri ku ang terlihat chubby dengan pipi merona. Bibir merahnya sesekali mengerucut menggoda imanku yang ingin mengecupnya.          Aku nggak tau udah berapa lama aku me
Read more
Part 22
"Nggak banyak drama, namun selalu menemani, saling menerima & menguatkan satu sama lain."----------          Pagi-pagi sekali Kanaya sudah sibuk di dapur, ia membantu bi Sarah menyiapkan sarapan. Beberapa kali mendapat penolakan dari kepala asisten rumah tangga itu, tidak membuat Kanaya kehabisan akal untuk ikut terjun ke dapur. Setelah mengeluarkan jurus andalan puppy eyesnya, wanita paruh baya yang menjabat sebagai kepala asisten rumah tangga itu akhirnya mengizinkan Kanaya untuk membantu menyiapkan sarapan.          Setelah selesai menyiapkan sarapan Kanaya kembali ke kamar untuk menyiapkan keperluan suaminya, dan dirinya juga bersiap untuk pergi ke kampus. Setelah tiga hari tidak mengajar dan hanya memberikan tugas, akhirnya hari ini Kanaya bisa kembali mengajar mahasiswa/i kecenya."Sayang, kamu yakin hari ini mau berangkat?" Tanya Dinnar, d
Read more
Part 23
"Jika aku adalah kamu versi lebih sabar, maka kamu adalah versi aku yang lebih tangguh."*****Kanaya Naratama "Dinnar Sayang......" Seorang perempuan cantik masuk kedalam kelas memanggil nama suamiku, kemudian berlari menghampirinya dan tanpa rasa malu bergelayut manja di lengan kokoh suamiku. Fix berasa pengen kabur ke Antartika dan nggak pengen balik lagi, dari pada harus melihat adegan menyakitkan macam ini.          Seorang perempuan cantik tengah bergelayut manja di lengan kokoh Al saat ini "Lili?" Terlihat Al melepaskan tangan perempuan yang duduk disampingnya, dan mendorongnya."Ada apa sih Lo kesini? Ini bukan kelas Lo?" Tanya Al ketus.           Aku nggak tau siapa perempuan cantik yang mengenakan dress peach dengan rambut panjang terurai itu. Tapi tadi Al memanggilny
Read more
Part 24
"Baik ataupun buruk, sedih ataupun senang, semua cuma masalah waktu, jadi bersabarlah."----------"Eh... Dosen ganjen." Ucap seorang perempuan menarik jilbab Kanaya."Apa maksudnya ini?" Tanya Kanaya kaget."Lo nggak usah pura-pura bego ya, oh apa emang Lo bego beneran?" Ucap mahasiswi yang bernama Bella, anak rektor di kampus Kanaya mengajar.          Diketahui Bella adalah salah satu mahasiswi yang sangat terobsesi dengan Dinnar Agustaf, suami Kanaya.          Dua mahasiswi  yang bersama Bella memegangi tangan Kanaya, entah apa yang akan mereka lakukan padanya."Apa sih, lepasin." Kanaya mencoba memberontak namun ia kalah kuat dengan dua mahasiswi yang memeganginya."Hah... Dia minta dilepaskan Bell, gimana?" Tanya mahasiswi bernama Helen. Dan Bella hanya tersenyum kecut mendengarnya.      &n
Read more
Part 25
"Kita tidak sedang diuji, kita tidak sedang dipersulit, melainkan kita sedang dikuatkan."----------Kanaya Naratama          Pagi, setelah mendengar kumandang azan subuh, aku terbangun. Aku mengreyitkan kening saat merasakan sebuah tangan melingkar di perutku.Sebuah kebiasaan yang sudah satu minggu ini hilang. Dengan hati-hati aku menyingkirkan tangan itu, supaya si empunya tidak terbangun."Biar seperti ini dulu sayang." Ucap Al, semakin erat memelukku."Ngapain kamu peluk-peluk aku, kamu lupa kalu kita lagi musuhan,ya?" Ucapku kesal, mengingat satu minggu ini Al memperlakukanku seperti seorang musuh."Kata siapa kita musuhan, mas nggak merasa musuhan sama kamu sayang." Al membenamkan kepalanya diceruk leherku, yang membuatku kegelian. Sepertinya dia amnesia kalau semalam dia sudah membuatku menangis."Mas amnesia ya? Udah satu minggu lho, mas diemin aku." Ucapku
Read more
Part 26
"Dan bersama orang yang tepat, hidup rumit akan menjadi lebih sederhana, sederhana tapi tetap bermakna, sederhana namun tetap membuat bahagia. Sederhana yang tak hanya menyenangkan tapi juga menenangkan. Sederhana yang tak hanya meringankan tapi juga mendewasakan."----------          Bagas tersenyum tipis, mendekati Kanaya yang terpojok di wastafel toilet. Kanaya berbalik saat Bagas mendekatinya."Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabar kamu Kanaya?" "Kak Bagas, ini toilet wanita. Kak Bagas jangan masuk sembarang disini." Ujar Kanaya khawatir, dan Bagas kembali tersenyum tipis pada Kanaya."Nggak masalah kok, kalau ini toilet wanita, lagi pula hanya ada kita berdua disini. Benar bukan?"            Entahlah, Kanaya tidak paham akan maksud Bagas. Kanaya bersikap cuek, Kanaya memilih menghindar dari pria itu.Tapi,Bagas menarik tangan Kanaya. Toilet memang sepi dan e
Read more
Part 27
"Kesedihan mengajarkan kita untuk selalu bersabar, sedangkan kebahagiaan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur. Hidup seperti roda dan Allah yang akan menjalankan semuanya."----------Kanaya Naratama Sudah tiga hari aku terpaku dalam keterdiaman. Tiga hari sudah aku lupa akan jati diri, hingga membuat orang-orang disekitarku menatapku dengan tatapan sedih, terlebih suamiku dan kakakku.            Tiga hari Al tidak meninggalkanku kemana-mana, dia selalu disamping ku menguatkan ku. Dia dengan sabar menghiburku, dia memperlakukan diriku bak seorang princess, sampai mandi pun dia ingin memandikanku, dan jelaslah aku menolak, karena aku tau akan tingkat kemesuman suamiku itu.            Kak Bagas? Ya, aku sudah memaafkannya, walaupun dia belum meminta maaf langsung tapi aku sebagai
Read more
Part 28
"Kemanapun kita berlari, sejauh apapun kita pergi, kematian itu tetap datang menemui. Kita hanya bisa mempersiapkan diri menjadi seorang hamba-Nya yang taat dan patuh saat di bumi."*****            Kanaya Naratama  Lima bulan sudah pernikahanku dengan Alfizam berlangsung. Beberapa cobaan sempat menguji bahtera rumah tangga kami. Cemburu, bumbu yang kerap kali menghampiri kehidupan rumah tangga kami. Ya, aku selalu cemburu saat wanita diluar sana kerap kali mendekati Al, apa lagi menjadikan Al objek fantasi gila mereka. Nasib punya suami gantengnya tiada tara plus tajir ya seperti itu.             Alhamdulillah, Al sudah menyelesaikan skripsinya, tinggal menunggu wisuda. Saat ini Al sedang fokus dengan perusahaan, dia mencoba menjalin kerjasama di bidang prope
Read more
Part 29
"Ikhlas tidak semudah mengatakannya, tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Tuhan memberikan kita cobaan karena Dia tahu kita mampu melewatinya."----------            Matahari sudah menampakkan sinarnya. Burung-burung pun bersiul merdu menjemput indahnya pagi ini. "Kamu mau ikut mas ke kantor kan, yang?" Tanya Dinnar berharap Kanaya mau ikut dengannya. "Aku mau di rumah aja ya, mas." Dinnar menghela nafas saat mendengar jawaban istrinya."Kamu nggak bosan yang, dirumah terus? Dinnar melirik Kanaya yang sedang melipat mukena.            Sudah tiga minggu semenjak kepergian ayahnya meninggal, Kanaya dan Dinnar tinggal dirumah bundanya, ia pun enggan kemana-mana dan memilih memberikan tugas untuk mahasiswa/i-nya.           
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status