Semua Bab My Sweet Young Husband: Bab 11 - Bab 20
76 Bab
Part 10
"50.000 tahun sebelum kita diciptakan, Allah sudah menentukan siapa jodoh kita. Sedekat apapun kalau Allah mengatakan kita tidak berjodoh, kita tidak akan mungkin bersama. Sejauh apapun kita klau Allah katakan kita berjodoh, kita pasti akan berjumpa dengan cara terindah yang sudah Allah rencanakan."-----------Kanaya Naratama          Setelah memperkenalkan diri ke pada mahasiswak/i ku, aku mulai mengabsen satu per satu mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Hingga tiba aku memanggil nama yang tidak asing bagiku.“Alfizam Din…..”  Aku menggantungkan ucapanku mengingat-ingat sesuatu.“Alfizam Dinnar Agustaf, kok namanya mirip ya sama anaknya om Sam, jangan-jangan……” batinku dalam hati.“Alfizam Dinnar Agustaf.” Panggilku lirih namun masih didengar oleh si empunya nama, buktinya dia tunjuk atap dan tersenyum manis.
Baca selengkapnya
Part 11
"Jika kamu adalah perjalanan paling jauh untukku, semoga ujungnya berakhir indah, ya."----------Kanaya NaratamaEh? Pencuri?Tapi dia seperti nggak asing deh, aku pandangi orang yang berjalan mendahului ku itu, walaupun cuma bagian belakang yang bisa ku lihat, aku sudah tau siapa dia."Alfizam." Gumam ku lirih."Al, ada perlu ya?" Tanyaku, aku pun menghentikan langkahku.          Al hanya diam dan terus melangkahkan kakinya. Aku berlari kecil menyusul langkahnya yang panjang-panjang. Aku hampir lupa kalau Al kan gak ngomong sama sembarang orang, dan tante Marta juga pernah bilang kalo dia itu dingin kayak es batu."Hei Al terimakasih tapi aku bisa sendiri kok." Aku berusaha menarik tas laptopku kembali, tapi Al sama sekali gak bergeming, aku sudah menarik kuat-kuat tasku tapi percuma saja."Al, sebenarnya kamu mau apa sih?" Tanyaku kesal. Tuh kan n
Baca selengkapnya
Part 12
"Salah satu kelebihan mu terletak pada kebaikan hatimu & senyum tulus mu."*****          Kanaya menatap kesal orang-orang di sekitarnya yang tengah fokus memperhatikan seseorang dengan tatapan lapar plus nakal. Ya, siapa lagi kalo bukan orang yang sedang bersamanya yang menjadi pusat perhatian kaum hawa yang tengah berkunjung ke pusat perbelanjaan itu. "Dia artis bukan sih? Tampan banget.""Cowok gue tuh.""Itu pemilik pusat perbelanjaan ini." Ujar seorang karyawati yang sedang melayani pembeli."Ganteng banget, tubuhnya sexi banget, pengen ku jadiin simpanan." Para ibu-ibu pun tak kalah terpesona dengan Dinnar, sampai tidak ingat suami di rumah."Kalu yang begitu, gue mau jadi sugar baby nya." Ujar seorang cewek berpakaian puti abu-abu, yang membuat hati dan telinga Kanaya panas.          Saat Kanaya larut dalam kekesalannya, tiba-tiba seseorang membisikan
Baca selengkapnya
Part 13
"Percayalah, waktu akan menyembuhkan kita melalui pelukan hangat orang-orang yang menyayangi kita."*****          Sudah satu Minggu semenjak pertemuan keluarga Naratama dan keluarga Agustaf berlangsung. Malam ini sesuai kesepakatan, Kanaya dan Dinnar harus memberi keputusan tentang perjodohan itu.          Malam ini Sam dan Marta yang tidak lain adalah orang tua Dinnar sudah tiba di kediaman keluarga Naratama. Setiba di Indonesia mereka langsung datang ke rumah keluarga Naratama. Saat mereka sedang bercengkrama di ruang keluarga, Dinnar dan Varo datang yang langsung membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut, kecuali Helga."Assalamualaikum." Ucap Dinnar dan Varo bersama."Waalaikumsalam." Jawab mereka yang berada di ruangan kompak."Dinnar, Varo apa yang terjadi sama kalian?" Sam terkejut melihat wajah kedua p
Baca selengkapnya
Part 14
"Cinta itu bak sebuah benih tanaman, jangan kamu tanam di sembarang hati. Tanamlah benih cintamu di hati yang humus dan lembut. Bukan di hati yang cadas dan tandus."----------Kanaya Naratama"Dinnar, Kanaya bagaimana keputusan kalian?" Ayah menatap ke arah Dinnar dan ke arah ku bergantian meminta jawaban.           Aku dan Alfizam saling bertatap mata, aku tidak bisa mengartikan tatapan itu. "Dinnar." Ayah meminta Al untuk mengutarakan jawabannya."Emm, lady first." Dengan expresi datarnya Al melihat ku, memintaku untuk menjawab duluan.          Apa-apaan coba, nggak jentel banget kan, masak aku duluan yang mesti jawab. Kayaknya emang aku harus menolak perjodohan ini deh."Fine." Jawabku sebal pakai banget.          Aku meli
Baca selengkapnya
Part 15
"Bersama orang yang tepat hal rumit menjadi sederhana, dan hal sederhana menjadi bermakna."-----------Kanaya Naratama"Sudah lama nunggu ya?" Suara khas mengalun merdu, mendadak membuat jantungku melompat-lompat nggak karuan.          Aku melotot melihat sosok yang berada di depan ku saat ini. What? Ngapain Alfizam ada di sini? Tunggu-tunggu, temannya kak Helga? Jangan-jangan yang di maksud temannya kak Helga itu si Alfizam. Ya Allah, kak Helga udah ngerjain aku deh, pokoknya awas tuh kak Helga, sampai rumah tak gantung di gapura depan komplek. Aduh, ini si Alfizam pakai senyum segala, bikin susah nafas deh."Ka-kamu kok ada disini?" Tanyaku gugup. Gimana nggak gugup coba kalo ada cowok tampan model kayak gini sedang tersenyum dihadapan kita."Kamu yang jemput aku kan?" Tanyanya lembut"Hah." Aku bingung dan cuma bengong, pasalnya kak Hel
Baca selengkapnya
Part 16
"Bukan tentang siapa yang datang dengan kesempurnaannya, tapi tentang ia yang menerima ketidak sempurnaan mu."----------            Kanaya menuruni tangga rumahnya untuk bergabung sarapan dengan kedua orang tuanya."Morning Ayah dan bunda ku sayang." Sapa Kanaya sembari mencium pipi ayah dan bundanya."Morning sayang." Ucap orang tuanya kompak."Kakak beneran nggak pulang Bun?" Kanaya duduk di samping ayahnya."Nggak sayang, tadi malam lembur, soalnya besok kakak sudah mulai tidak masuk kantor.""Perasaan baru kemarin kamu tinggal di Jogja, eh sekarang pulang-pulang sudah mau nikah aja." Ayah Diga mengelus pucuk kepala Kanaya. "Thanks yah." Kanaya menghambur ke pelukan ayahnya."For?" Tanya ayah Diga."Everything, maaf Naya belum bisa membalas apa yang sudah ayah dan bunda berikan kepada Naya, maaf juga Naya belum bisa menjad
Baca selengkapnya
Part 17
"Untuk apapun tujuan hidupmu, jangan saling tunggu, jangan saling tinggalkan baiknya saling temani."----------          Hari Jum'at ba'da shalat Jum'at, momen yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari pernikahan antara Dinnar dan Kanaya. Terlihat MC mulai membuka acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Tidak lupa sebelum ijab qobul, penghulu memberikan beberapa nasehat pernikahan yang ditujukan untuk kedua mempelai.          Dinnar sudah berada diruang keluarga Naratama, ya ruang keluarga yang sudah disulap sedemikian rupa khusus untuk pernikahan mereka. Berbeda dengan Kanaya terlihat duduk ditepi ranjang dengan perasaan cemas dan tegang bercampur jadi satu. Beberapa kali ia memainkan jemari manisnya di atas kebaya panjangnya. Bunda yang menemaninya, berusaha menenangkan kegelisahan hati putri tercintanya menunggu ijab qobul.   
Baca selengkapnya
Part 18
"Menemukan pasangan bukan hanya tentang menemukan cinta, tapi tentang menemukan Ia yang menemani mu beribadah bersama sembari terus memperbaiki diri untuk menggapai ridho-Nya hingga ujung usia."----------          Dinnar dan Kanaya bersalaman pada keluarga mereka. Dan mulai detik itu kehidupan panjang seumur hidup akan mereka jalankan.          Pandangan Dinnar menyapu setiap sudut ruangan. Dilihatnya satu persatu keluarganya dan keluarga Kanaya. Acara semakin meriah seiring berjalannya waktu. Semua keluarga Dinnar dan keluarga Kanaya berkumpul disini termasuk keluarga para sepupu-sepupunya.           Terlihat binar-binar tatapan raut wajah bahagia semua orang. Termasuk eyang Kanaya, nenek dan kakek Dinnar yang kini ada di sana, yang kini duduk bersama Diga, Kayla, Sam dan Marta di meja makan besar khusus
Baca selengkapnya
Part 19
"Kita akan mengerti dengan sendirinya, bahwa jodoh bukan tentang yang terbaik, tetapi yang menerima kita dengan baik. Karena yang menurutmu baik belum tentu dapat menerimamu dengan baik."----------          Esoknya, pagi-pagi sekali aku sudah menyiapkan keperluan Al. Aku belajar melakukan apa yang diberitahukan bunda dan tante Marta. Bukan hanya apa yang suka dilakukan Al, tapi juga apa yang tidak suka dilakukan Al. Waktu yang singka membuat kita belum mengetahui kebiasaan masing-masing.            Hari ini aku dan Al harus mengantarkan eyang ke bandara. Eyang ingin pulang ke Jogja, entah kenapa eyang nggak mau tinggal lebih lama disini. "Sayang, nanti habis dari bandara langsung ke rumah ya, soalnya besok mama sama papa mau nganter nenek pulang ke Bali." Aku melihat Al memperhatikan ku yang sedang memakai jilbab di depan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status