All Chapters of My Cold Doctor (Indonesia): Chapter 131 - Chapter 140
153 Chapters
S2. Awal Baru
Sosok dengan snelli lengan panjang itu melangkah menyusuri koridor rumah sakit. Mata birunya tampak begitu tenang, begitu dalam dan tampak sangat cantik jika pemiliknya adalah seorang perempuan, namun sayang dia adalah laki-laki. Sedikit tidak pantas menyematkan kata ‘cantik’ sebenarnya, namun mau bagaimana lagi? Mata biru itu benar-benar begitu cantik. Ia melangkah menghampiri nurse station dan meraih beberapa map di sana. “Jadwal operasinya sudah di tentukan oleh dokter Raineer, Dok.” Lapor salah seorang perawat ketika sosok itu tampak membaca lembar map status pasien yang terhantar di meja. “Kapan?” tanya sosok itu begitu irit. “Lusa.” Sosok itu tampak menghela nafas panjang, ia hanya mengangguk, mengembalikan map status itu dan melangkah pergi tampa berkata-kata apapun lagi. Beberapa perawat hanya menatap nanar langkah dokter bedah saraf itu tanpa berkata-kata. Sosok satu itu memang terkenal dingin, tidak banyak b
Read more
S2. Kisah Lain
Sosok dengan mata biru itu tersenyum ketika mendapati wanita itu juga melakukan hal yang sama ketika ia melangkah masuk ke dalam ruangan inap itu. Meskipun kondisinya sangat memprihatinkan sekarang, namun itu sama sekali tidak membuat Wilhem merasa aneh dan tidak nyaman dengan raut wajah yang menggambarkan penderitaan yang tengah ia alami.“Bagaimana dengan hari ini, Babe?” sapanya lalu menjatuhkan sebuah kecupan di kepala yang begitu polos, sangat polos bahkan sehelai rambut halus pun tidak ada di sana.“Seperti yang kamu lihat, bagaimana menurutmu?” balasnya sambil tersenyum getir.“You are great, Nad!” desisnya lirih sambil tersenyum, meraup wajah itu dengan satu tangan dan tersenyum begitu manis ke arahnya.Nadya menatap nanar wajah yang terpahat begitu indah di hadapannya ini. Dulu Nadya pikir pahatan yang begitu indah dan paripurna itu hanya menempel pada wajah Anggara saja, nyatanya ada yang lebih sempurna dan ya
Read more
S2. Cemburu!
Selly yang tengah menggendong Gilbert itu mengerutkan keningnya ketika mendapati Anggara masuk ke dalam rumah dengan wajah ditekuk.Ia hanya melirik sekilas ke arah Selly dan langsung melangkahkan kaki ke lantai atas tanpa berkata-kata apapun.Selly tertegun, kenapa suaminya ini? Apakah dia sudah membuat suatu kesalah? Jadi sang suami marah? Atau ada apa?Selly bergegas membawa Gilbert berdiri, melangkah ke dapur mencari baby sitter Gilbert yang tadi pamit membantu Bi Ijah food preparation untuk seminggu ke depan."Ini tolong Gilbert bawa sebentar ya, saya mau ada ngomong sama bapak," Selly tersenyum kemudian memasrahkan jagoan kecilnya pada sosok yang langsung bangkit dan mencuci tangannya bersih-bersih."Baik, Bu."Selly hanya tersenyum tanpa berkata-kata lagi, ia langsung melangkah ke kamar atas. Meluncur ke kamarnya yang dan mendapati Anggara tengah mengganti bajunya."Sayang ... Ada apa? Jelek amat wajahnya," tanya Selly sambil m
Read more
S2. A Hope
Selly menggebuk lengan Anggara dengan gemaa ketika ia tersadar cairan hangat itu memenuhi rahimnya. Anggara lupa pakai pengaman dan dia mengeluarkan miliknya di dalam!"Kenapa di dalam?!" Selly benar-benar kesal, ia langsung bangkit setengah tertatih ke kamar mandi.Anggara hanya mendesah panjang, merebahkan tubuhnya yang lemas luar biasa itu di atas ranjang. Mau bagaimana lagi? Anggara telat menarik miliknya. Siapa suruh isterinya begitu nikmat?Ia memejamkan matanya menikmati sisa-sisa pelepasan yang baru saja dia dapatkan sore ini. Nafasnya masih terengah, keringatnya masih membanjiri tubuh Anggara, membuat tubuhnya terasa begitu gerah dan lengket.Selly yang sudah beres membersihkan diri tampak muncul dari pintu kamar mandi, wajahnya ditekuk, membuat Anggara menepuk jidatnya dengan gemas, pasti bakalan ngamuk lah isterinya itu, sudah Anggara prediksi!"Ko ... Beliin ke apotik, takut jadi!" renggek Selly sambil menggebuki lengan sang suami denga
Read more
S2. Destiny
Wilhelm melangkah dengan tenang menyusuri koridor rumah sakit, hingga kemudian ia terhenti karena mendengar derap langkah kaki setengah berlari di belakangnya."Dokter!" panggil sosok itu ketika Wilhelm menoleh dan menatapnya dengan alis berkerut."Ya? Kenapa?" Tanyanya langsung ke inti, bukan kebiasaan Wilhelm suka berbasa-basi."Di tunggu di OK, Dok. Ada Cito." Jelas sosok itu to the point.Wilhelm tampak mengangguk pelan."Baik, saya kesana. Terima kasih."Tanpa berkata-kata lagi Wilhelm melangkah meninggalkan perawat dengan setelan berwarna biru muda itu.Tampak gadis itu menghela nafas panjang, kenapa sosok itu macam robot yang begitu kaku dan tidak banyak bicara? Sosok itu manusia, kan? Bukan hasil kloning atau hasil rekayasa robotik?Stella menghela nafas panjang, ia membalikkan badannya dan melangkah kembali menuju posnya. Yang penting tugas untuk memberitahukan sosok itu bahwa dia harus segera ke OK untuk memimpin jala
Read more
S2. Sweetest
Anggara tersenyum ketika kembali ke kamar dan mendapati sang isteri sudah kembali terlelap di balik selimut. Wajahnya begitu polos dan menggemaskan membuat Anggara rasanya ingin ... ah! Tidak! Sudah cukup untuk hari ini.Anggara merangkak naik ke atas ranjang, bersembunyi di dalam selimut kemudian meraih Selly dalam dekapannya. Dengan begitu manja, ia menyembunyikan wajahnya di tengkuk Selly, membuat Selly kemudian menggeliat karena deru nafas Anggara menyapu tengkuknya dengan begitu lembut.“Kamu itu kebo juga ya? Masa iya sudah balik tidur lagi?” bisik Anggara ketika Selly tidak beranjak membuka matanya.“Hmmm ... sana ah!” Selly menyikut lengan Anggara yang memeluk erat tubuhnya, ia benar-benar sudah mengantuk berat. Matanya sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi.Anggara mencebik, bukannya melepaskan pelukan itu, ia malah mempererat pelukan itu hingga Selly berkali-kali menggebuk gemas lengan sang suami. Bukan apa-apa, ia mer
Read more
S2. Love You More
"Nah... Mau kemana?" Anggara membuka matanya, mendapati sang isteri yang sudah begitu cantik dan rapi sepagi ini." Anter anak ke sekolah dong, namanya juga emak-emak." Selly tersenyum, membereskan pompa ASI dan beberapa kantung ASI yang sudah penuh dan diberi label identitas. Anggara tersenyum, bangun dan duduk sejenak di atas ranjang, lalu menatap sang isteri dengan seksama. "Mau anter anak beneran, kan? Bukan mau cari pacar baru?" Tanya Anggara penuh selidik. Selly mengangkat wajahnya, menatap Anggara dengan mata membulat. Apa tadi kata Anggara? Cari pacar baru? Ada memang yang mau sama emak-emak beranak dua seperti Selly ini? Ngaco sekali suaminya itu. "Cari berondong juga dong, siapa tau nanti ada berondong ganteng unyu-unyu," Balas Selly sambil melirik Anggara yang wajahnya sontak berubah manyun. "Sayang ... Mau aku ngamuk?" Anggara kini melipat kedua tangannya
Read more
S2. LAGI!!!
Selly tengah bermain dengan Gilbert yang mulai aktif melangkah ke sana kemari di dalam kamarnya, ketika kemudian Anggara keluar dari kamar mandi dengan bathrope yang masih membungkus tubuhnya. "Agenda hari ini kemana, Sayang?" Anggara meraih setelan scrub yang sudah disiapkan Selly di gantungan baju, matanya melirik sekilas jagoan kecilnya yang tertawa-tawa sambil melangkah kesana-kemari. "Ya paling main sama anak-anak seharian, kenapa?"Anggara tersenyum, ia segera meraih sisir dan pomade begitu selesai memakai setelan scrub warna hijau miliknya itu. Tidak masalah sih kalau Selly mau kemana atau membawa anak-anak main keluar, asal izin Anggara terlebih dahulu dan tentunya janji akan baik-baik saja. Tangannya terulur meraih botol parfum, menyemprotkan parfum favoritnya itu ke beberapa bagian atasan scrub miliknya. Bau musk itu lantas menyeruak memenuhi ruangan, membuat Selly tersentak ketika mual itu tiba-tiba menderanya. Ke
Read more
S2. Tamu Spesial
Bambang baru saja turun dari mobil ketika Felicia keluar dan berlari menyambutnya. Tampak gadis itu begitu panik, membuat Bambang mengerutkan keningnya dan bertanya-tanya apa yang membuat Felicia tampak begitu panik menyambut kedatangan dirinya dan Indah. "Opa! Untung Opa datang!" nampak gadis itu langsung meraih tangan Bambang, menarik tangan itu masuk ke dalam, membuat Indah tersenyum menatap keakraban mereka. "Ada apa, Sayang? Semua baik-baik saja, kan?" Bambang mengikuti tarikan tangan Felicia, membuat gadis itu menoleh dan menghentikan langkahnya. Bambang reflek jongkok melihat raut wajah itu, dengan serius Felicia menceritakan apa yang terjadi. "Sejak Felis pulang sekolah, mama nggak mau keluar kamar, Opa. Nangis di dalam kamar kata Mbak Rini. Bahkan Gilbert aja seharian ini yang asuh Mbak Rini, padahal mama nggak ke mana-mana." terang Felicia dengan mata membulat. Bambang terkejut, ada apa dengan anaknya itu? Pe
Read more
S2. Kabar Bahagia Hari Ini
"Bantuin apaan?"Selly menyeka air matanya, menatap sang papa dengan tatapan memelas. "Ya bantuin gimana caranya biar tetap bisa internship, Pa."Bambang sontak menepuk jidatnya dengan gemas. Ditatapnya Selly dengan seksama. "Kamu mau papamu ini menentang pusat? Kalau semisal bisa dan kamu diharuskan internship di daerah agak terpencil, terus nasib kamu gimana? Kamu mau buat papa-mama dan suamimu tiap hari kepikiran?"Anggara menjentikkan jarinya, sangat setuju dengan apa yang barusan Bambang katakan pada anak perempuannya ini. Sungguh Bambang adalah papa mertua idaman sepanjang masa! "Setuju Pa, bisa stress Anggara di sini mikir nasib anak sama isteri Anggara, Pa."Bambang menatap Selly yang masih sesegukan itu, "Nah suami mu nggak setuju. Nggak ada restu dari suami mu dan kamu mau nekat?"Selly sontak lemas, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kembali menangis meratapi nasib. Semua ini salahnya! Kenapa dulu tidak ia tahan barang se
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status