Bab 22. Pelukan Sang Suami
Sisil menjerit saat membuka mata, kaki Aldin membelit kakinya, tubuh mungilnya di peluk dengan erat oleh laki-laki yang hanya menggunakan celana boxer berwarna hitam. Sedangkan tangan sang suami menjadi bantalan kepalanya. "Kenapa begini?" Sisil merasa bingung, sejak kapan ia menjadikan tangan Aldin sebagai bantalan kepalanya. "Al, bangun! Kenapa kamu nggak pake baju?" Sisil mendorong wajah suaminya dengan telapak tangan. Ia berusaha melepas pelukan sang suami, tapi laki-laki yang bertelanjang dada itu semakin erat memeluknya.Sisil tidak pantang menyerah, ia berusaha melepas pelukan suaminya. Namun, tubuhnya yang mungil tentu saja kalah dengan tubuh sang suami yang kekar.Sebenarnya Aldin hanya berpura-pura tertidur, ia sudah bangun sejak sang istri berteriak. Namun, ia memanfaatkan kesempatan demi memeluk istri yang sangat ia cintai."Al, bangun! Kamu udah melanggar kesepakatan kita." Sisil mendorong tubuh kekar sang suami dengan kuat, tapi
Magbasa pa