All Chapters of Istri Kedua Untuk Suami: Chapter 51 - Chapter 60
148 Chapters
Bab 51 I Dont Believe You
Bab 51 I Dont Believe You Rayan mengemudikan mobilnya dengan kelajuan yang tidak biasanya ia lakukan. Allura duduk di sebelahnya dengan perasaan kalut yang membendung hati dan pikirannya. Ia bingung harus melakukan apa. Ia sungguh terkejut saat Rayan tiba-tiba ada di depannya dengan tatapan penuh amarah. Hari itu ia berhadapan dengan dua orang pria yang meledak amarahnya. Pertama Badai, ia marah karrna Allura ingin membuat foto pemakamannya saat itu. Lalu ada Rayan suaminya yang tiba-tiba marah karena melihatnya sedang bersama Badai. Allura benar-benar merasa bersalah. Ia sudah menyakiti dua hati pria yang menyayanginya. Hari ini nasibnya memang sedang tidak baik. Sesampainya di rumah, Rayan langsung membuka pintu mobil Allura dan menyuruhnya masuk. Ia menutup pintu rumah dengan kerasnya lalu meletakkan kunci mobilnya di atas nakas. Ditatapnya Allura masih dengan amarah yang berapi-api. "Mas, ini semua tidak seperti yang
Read more
Bab 52 I am Sorry
  Allura POVEntah kenapa aku merasa sangat sedih. Alasan di balik marahnya Badai padaku sungguh membuatku terkejut. Aku tidak menyangka kalau ibunya juga bernasib sama sepertiku. Pandanganku masih memburam di kala kedua tangan Badai menyentuh pundakku. "Ayo pulang," ajak seseorang yang baru menarik tanganku paksa sehingga tubuhku langsung berdiri.Kuusap air mataku dan memperjelas pandangan. "Mas Rayan?"Terkejut bukan main saat kutahu kalau pria yang menarik tanganku tadi adalah suamiku sendiri. Tidak, ini tidak benar. Apa Mas Rayan melihatku berduaan dengan Badai? Otakku masih tidak bisa mencerna dengan baik. Apa lagi Mas Rayan menggenggam tanganku dengan sangat erat sehingga bibirku meringis menahan sakitnya. "Mas, tolong lepaskan, tangan Adek sakit," ujarku memohon, tetapi tak dihiraukan oleh Mas Rayan.Mas? Baru kali ini aku melihatmu sangat marah. Baru kali ini kau menyakitiku. Aku
Read more
Bab 53 Worried
  Badai POVAku hanya ingin menguatkan Mbak Allura. Setidaknya meringankan beban berat yang ada di bahunya. Aku tidak menyangka kalau takdir bisa semengejutkan ini. Tiba-tiba saja suami Mbak Allura datang dan menariknya untuk pulang. Apa yang sudah aku lakukan? Aku menyentuh wanita yang sudah bersuami? Ini semua salah paham. Tanganku hanya reflek agar Mbak Allura merasa lebih tenang. Namun, kenyataannya suami Mbak Allura semakin merasa marah saat aku mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Tidak apa jika suami Mbak Allura tidak mau mendengar penjelasanku. Setidaknya dia memberi kesempatan untuk Mbak Allura menjelaskan semuanya. Tetapi tidak, suami Mbak Allura malah menarik tangan istrinya paksa sehingga aku bisa melihat kalau wanita lembut itu sedang kesakitan di bagian pergelangan tangannya. Ah, aku tidak bisa diam saja."Mas, jangan terlalu keras pada istrimu sendiri. Lihatlah tangan Mbak Allura pasti terasa sakit karena g
Read more
Bab 54 Please, dont tell him
  Sepasang mata terbuka perlahan. Buram dan hanya ada warna putih saja. Dikedipkannya lagi agar lebih jelas pandangan yang ia dapatkan. Namun, sakit di kepalanya seolah menahan dirinya untuk segera bangun."Aku di mana?" tanya Allura saat ia baru saja terbangun setelah tak sadarkan diri selama berjam-jam. Tangannya reflek menyentuh kening yang masih terasa sakit."Ah, Mbak Allura sedang di rumah sakit. Aku yang membawa Mbak Allura kemari," jawab Badai yang sedari awal sudah duduk di sebelah ranjang Allura. Menunggu saat wanita itu akan tersadar dan perasaan khawatirnya akan lenyap."Badai? Aw ...," rintih Allura yang merasakan sakit luar biasa di kepalanya saat mencoba duduk."Mbak, Mbak Allura duduklah, istirahat saja, keadaan Mbak Allura masih lemah. Sebentar biar kupanggilkan Paman Albert." Badai segera berdiri menuju ruang pribadi pamannya. Namun, Allura sudah berhasil menggenggam tangannya sebelum Badai melangkah lebih jauh.
Read more
Bab 55 It's My Fault
 "Mas Rayan ingin makan apa?" tanya Safiya."Tidak perlu, mungkin sebaiknya aku pulang sekarang," jawab Rayan sembari menyesap teh cahmomile-nya yang sudah tinggal sedikit."Eh, tapi Mas Rayan belum makan apa pun. Biar aku pesankan sesuatu atau masakkan sesuatu?""Itu hanya akan merepotkanmu.""Tidak Mas, anggap saja ini rumah Mas sendiri. Mana mungkin aku membiarkan rekan kerjaku pulang dengan perut kosong," ujar Safiya meyakinkan Rayan."Terserah padamu saja. Sebenarnya aku pun belum ingin pulang.""Baiklah, biar kumasakkan spageti saja, ya.""Tentu, apa pun yang kamu ingin masak sekarang.""Baik, tunggu sebentar biar kumasakkan. Kalau Mas Rayan merasa bosan, Mas bisa setel saja televisi di kamar.""Ah, tidak. Bagaimana kalau aku mengecek kembali data projek kita?""Boleh, laptopnya ada di kamar, di atas ranjangku.""Oke." Rayan menuju kamar Safiya dengan tenangnya. Ia se
Read more
Bab 56 Praduga
  Sinar matahari dari jendela mengenai tepat di wajah Rayan. Laki-laki idaman itu langsung membuka matanya dan tersadar. Padahal tidak sampai satu jam ia tertidur. Mungkin baru setengah jam saja karena ia masih ingin menunggu dan menyambut Allura pulang. Meskipun netranya masih terasa berat, Rayan memaksa dirinya untuk tetap terjaga. Apa lagi medapati rumah masih hanya ada dirinya saja. Allura belum juga pulang sejak kemarin. Rayan semakin cemas. Ia menelepon ke nomor ponsel Allura tapi masih tidak bisa dihubungi. Rayan tidak ingin diam saja kali ini. Ia beranjak membersihkan diri di kamar mandi lalu segera mengendarai mobilnya. Beberapa belakangan hari ini tampaknya Rayan mengendarai mobilnya lebih cepat dibandingkan kelajuan normalnya. Emosinya pun menjadi naik turun. Mungkin ia lebih sering bersikap normal pada Safiya. Sedangkan bersama Allura, ia lebih sering merasa aneh. Semenjak Allura mengenalkannya dengan Safiya waktu itu, Allur
Read more
Bab 57 Friends
 "Jangan menyerah, Mas. Ayo kita cari ke tempat selanjutnya," ajak Safiya pada Rayan yang bersender pada pintu mobilnya. Rasanya ia enggan masuk ke dalam mobil lantaran bingung harus mencari Allura ke mana sekarang."Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Bagaimana kondisinya sekarang? Apa dia sudah makan? Kenapa dia tidak menghubungiku sama sekali? Bagaimana kalau hal buruk sedang menimpanya?""Sssttt, Mas Rayan tidak boleh berpikiran seperti itu. Kita harus percaya kalau Mbak Allura baik-baik saja sampai kita bertemu dengannya. Aku tahu Mbak Allura adalah wanita yang tangguh." Safiya tersenyum dan menguatkan bahu Rayan. "Huft, baiklah.""Ayo." Safiya mengisyaratkan untuk segera masuk ke dalam mobil."Tapi aku masih tidak tahu kita harus mencari Allura ke mana.""Mmm." Safiya menempelkan ibu jari dan jari telunjuknya di dagu. "Sepertinya Mbak Allura pernah bilang kalau kalian adalah teman kuliah dulu. Apa kalian tida
Read more
Bab 58 War
  Badai terbangun. Ia langsung melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul empat pagi. Ia melihat Allura masih tertidur pulas. Badai hendak keluar ruangan dan pergi untuk membelikan beberapa roti untuk Allura. Badai pikir kalau Allura mungkin bosan dengan masakan rumah sakit. Ia pun pergi dan menyuruh seorang perawat untuk menjaga Allura selagi ia pergi. Sebelum benar-benar pergi, tentu saja Badai membersihkan dirinya terlebih dahulu. Badai pergi ke swalayan dekat rumah sakit. Ia tidak perlu menggunakan mobilnya untuk sampai di swalayan itu. Hitung-hitung olahraga pagi dan menikmati sunrise yang indah. Sesekali Badai mengambil beberapa gambar langit yang mulai menguning itu. Hobi memotretnya tidak akan diam saja jika melihat pemandangan seindah itu. Apa lagi dengan keahlian fotografernya Badai bisa mengambil foto yang sangat memukau.  Setelah membeli beberapa roti dan juz, Badai langsung memberikannya pada
Read more
Bab 59 I Am Wrong
  Dear Diary ....Aku tidak tahu tentang perasaanku sendiri. Aku merasa benar-benar sudah jatuhhati padanya. Tetapi aku tidak yakin akan itu. Aku takut ... takut jika cintaku akan bertepuk sebelah tangan lagi. Takut kisah cintaku kali ini pun akan gagal. Benarkah ini semua takdirku?Parahnya sekarang aku mencintai seorang lelaki yang sudah memiliki istri. Kau tahu? Dia sangat mencintai istrinya itu. Dia begitu cemasnya untuk menemukan istrinya. Ia bahkan tidak peduli akan makanan maupun wakti istirahatnya. Dan bodohnya aku, aku mengingatkan dan menemaninya layaknya seorang istri. Bahkan aku selalu memasakkan makanan untuknya beberapa hari terakhir ini.Jujur saja aku senang bisa bersamanya. Namun, aku pun merasa khawatir akan kepergian Mbak Allura. Mungkinkah ini bagian dari rencananya? Pergi selamanya tanpa berpamitan? Lalu Mas Rayan akan semakin dekat denganku dan menikah denganku? Astaga, pikiranku memang sudah gila. Tetapi kenapa ak
Read more
Bab 60 Be Quiet
    Rayan membukakan pintu mobil untuk Allura. Sedangkan Safiya hanya melihat kejadian itu dengan perasaan campur aduk. Rayan dan Allura duduk di bangku depan. Sedangkan Safiya di belakang. Melihat pasangan suami istri itu pasti membuatnya merasa tidak nyaman. Apa lagi suasana menjadi canggung karena tidak ada yang memulai percakapan sama sekali. Rayan tampak serius menyetir dan tidak berniat mengatakan apa pun. Sedangkan Allura dan Safiya sama-sama tidak tahu apa yang harus mereka katakan. Kejadian yang terjadi terakhir kali membuat mereka bertiga menjadi enggan untuk bicara. Takut salah bicara lalu memicu perdebatan maupun kejadian yang tidak diinginkan.   Setelah melewati waktu yang terasa sangat lambat, sampailah mereka bertiga di tempat tujuan. Masih dengan hal yang sama, Rayan membukakan pintu untuk Allura dan membantunya berjalan masuk ke dalam rumah. Rayan kembali keluar untuk memarkirkan mobilnya. Ia lupa kalau masih ada mobil
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status