Semua Bab Terjebak CEO Panas - Trapped by Hot CEO (Sexy Husband): Bab 21 - Bab 30
88 Bab
Part 21
“B-ba ...” Suara Jenna tersekat di tenggorokan. Tak mampu menyelesaikan sepatah kata pun di ujung lidahnya karena bibirnya yang bergetar hebat.Seringai keji tersungging tinggi di ujung bibir Jerome.Jenna menoleh ketika pengawal itu keluar, berdiri di samping pengawal yang lainnya dengan ponsel yang disembunyikan Jenna di tangan. Jemarinya berselancar di layar ponsel selama beberapa saat, lalu wajahnya terangkat dan menggeleng sekali pada Jerome.Jerome mengulurkan tangan meminta ponsel tersebut.“J-jerome, aku bisa menjelaskan ini,” cicitan Jenna sangat jelas. Berusaha berdiri di antara kedua kakinya yang lembek seperti jeli.Jerome tak menggubris. Semakin dalam ia mencoba mencari apa yang ada di dalam ponsel tersebut, kemarahan di dalam dadanya semakin mendidih. Tak ada apa pun yang bisa ia temukan di dalam sana. Setiap jejak sudah dihapus bersih. Terakhir, ia membanting ponsel tersebut di lantai, tepat di samping Jenna.
Baca selengkapnya
Part 22
Jenna meringkuk seperti bola di tengah tempat tidur yang amburadul. Mengabaikan udara dingin AC yang menerpa seluruh permukaan kulit telanjangnya. Air matanya mengalir tiada henti, tanpa suara. Ia bisa menahan tangisannya keluar dari mulut, tapi tidak dengan kedua matanya.Hanya suara gemericik air dari kamar mandi yang terdengar di ruangan yang senyap tersebut. Jerome sedang membersihkan diri di dalam sana sejak beberapa menit yang lalu. Meninggalkan tubuhnya yang kotor begitu saja, penuh kepuasan yang membuat hati Jenna mengerang penuh kebencian dan dendam.Jenna membuka mata, langsung menatap gorden balkon yang bergerak lembut tertiup oleh angin. Seolah melambaikan tangan ke arahnya. Memanggilnya dengan undangan yang tak ingin Jenna tolak. Menarik selimut sutra tipis di ujung ranjang untuk menutupi ketelanjangannya, Jenna bergerak bangkit. Menahan jeritan karena rasa sakit dan perih yang berpusat di pangkal paha ketika mengambil langkah pertamanya turun dari tempat
Baca selengkapnya
Part 23
Jerome merasa begitu marah merasakan kepanikan yang menggelegar di dalam dadanya tak sanggup ia kuasai. Perjalanan dua puluh menit menuju rumah sakit, belum pernah terasa sepanjang ini. Dengan tangannya yang menggenggam erat pergelangan tangan Jenna dan tubuh lunglai wanita itu berada dalam rangkulannya. Tubuh Jenna mulai dingin dan wajah wanita itu terlihat sangat pucat.Lebih pucat ketimbang ketika ia menyelamatkan wanita itu dari dasar kolam renang, dan ia masih belum melupakan kepanikan bercampur kemarahan ketika menjejalkan udara ke paru-paru Jenna yang dipenuhi air kolam, sekarang wanita itu harus menambah keresahan dan kemurkaannya berkali-kali lipat dengan menyayat nadi untuk mengakhiri nyawa.Sialan. Hanya dirinya yang punya hak untuk membunuh Jenna. Untuk mengakhiri nyawa wanita itu. Bukan siapa pun atau diri wanita itu sendiri. Seluruh jiwa dan raga wanita itu hanya miliknya.“Buat dia kembali hidup apa pun caranya. Berikan apa pun yang terbaik
Baca selengkapnya
Part 24
Kelopak mata Jenna bergerak-gerak pelan. Menarik kesadaran mulai memenuhi dirinya.“Singapore?”“...”Suara kuat itu menyelinap di antara kabut kantuk yang masih berusaha menyelubungi kesadarannya. Singapore? Sepertinya kata itu tidak terlalu asing untuk Jenna. Hingga kemudian ia tersentak sepenuhnya dan kelopak matanya terbuka sempurna.Singapore?Bukankah Daniel sedang pergi ke sana untuk mencari Liora.Apakah Jerome sudah menemukan keberadaan Daniel?“Kau tak punya batasan untuk menggunakan segala sumberdaya demi menemukan mereka, Max. Jangan menggunakan alasan tak bertanggung jawab yang menahanmu membawa mereka padaku.”Jenna menggerakkan kepala, mencari asal suara. Sepertinya anak buah Jerome belum berhasil menemukan Daniel.“LA?”“...”“Tinggalkan beberapa orang di sana untuk berjaga dan suruh yang lainnya ke LA. Kau harus mendapatkan s
Baca selengkapnya
Part 25
“Aku tak butuh kabar buruk,” sentak Jerome siang itu ketika ponsel di meja bergetar dan ia langsung menjawabnya.“...”Jenna yang duduk di kepala ranjang tersentak pelan. Geraman Jerome memberitahu Jenna bahwa kabar buruk itu sudah dikatakan meski pria itu tidak membutuhkan. Sepertinya ini tentang Liora dan Daniel, yang tak kunjung ditemukan meski anak buah pria itu pergi ke LA.Satu-satuny keuntungan yang bisa Jenna manfaatkan dengan keberadaan Jerome di ruangan ini. Ia bisa memantau perkembangan pencarian Daniel dan Liora.Braakkkk ...Ponsel di telinga Jerome melayang ke meja kaca. Pecahan kaca berhambur di lantai, Jenna membekap mulut menahan jeritan kagetnya.“Kau senang, bukan?”Jenna menelan gumpalan ludahnya yang terasa berhenti di tenggorokan, lalu mengangkat wajahnya pada Jerome yang kini melangkah ke dekat ranjang. Dengan kegelapan yang melapisi setiap gurat di wajah pria itu.&ldq
Baca selengkapnya
Part 26
Ketika mobil Jerome berhenti di halaman depan rumah pria itu yang luas, Jenna menatap kemegahan rumah besar tersebut dengan pandangan kosong. Akhirnya, dia kembali lagi ke rumah ini. Ke sangkar emasnya.“Turunlah,” perintah Jerome melihat Jenna yang hanya melamun setelah ia membukakan pintu mobil untuk wanita itu.Sejenak Jenna menatap tangan Jerome yang terulur sebelum menerimanya dan turun dari mobil. Ketika ia sudah berdiri dengan kedua kakinya, pria itu menarik pinggangnya hingga menempel di dada“Home sweet home,” gumam Jerome dalam bisikan berat di depan wajah Jenna. “Selamat kembali ke rumah kita, istriku.”Jenna merasakan desiran familiar setiap napas Jerome menerpa wajahnya. Posisi pria itu sangat dekat, nyaris tak berjarak. Membuat napasnya terhenti karena menahan degupan yang bertalu di dadanya. Sial, sudah cukup seluruh harga dirinya diinjak oleh Jerome. Jika Jerome tahu reaksi tubuhnya yang berada di luar k
Baca selengkapnya
Part 27
Jenna menatap baju renang dengan tujuh warna pelangi di lemari yang disiapkan oleh Jerome dengan pandangan jijik. Semua modelnya tak lebih dari pakaian dalam. Dengan lubang di mana-mana seperti pakaian yang dibuat dari kain sisa. Meskipun begitu, Jenna tetap mengambil salah satu di bagian depan yang bisa dicapai tangannya. Rasanya semua pakaian itu sama saja. Kemudian ia membawanya masuk ke kamar mandi dan bergegas mengganti pakaiannya dengan kain tersebut.Sejenak, ia menyempatkan menatap tubuhnya di depan cermin wastafel dengan malu sebelum keluar. Kain itu begitu menempel di tubuhnya seperti kulit kedua. Membuat belahan dadanya terlihat begitu jelas, belum dengan tiga lubang di samping tubuhnya yang nyaris memamerkan kulit telanjang perutnya, juga tubuh bagian bawahnya dan seluruh kulit pahanya. Menghela napas panjang dengan penampilannya, Jenna mengambil jubah mandi untuk menutupi tubuhnya. Ia tak mungkin turun dengan pakaian seperti ini di hadapan para pelayan, kan.
Baca selengkapnya
Part 28
“Kau membatalkan pertemuan penting hanya untuk mengurusi urusan semacam ini? Kau benar-benar telah berubah, Jerome.”“Aku tak butuh komentarmu, Monica.” Jerome bangkit berdiri sambil menyarungkan kembali pistolnya. Kemudian pria itu menangkap dan menarik lengan Jenna bangun dari simpuhan. Menjauhkan wanitanya dari tubuh pria sialan itu. “Singkiran dia,” pintahnya pada anak buahnya. Yang bergegas mengangkat tubuh tak berdaya itu menyingkir dari pandangannya dalam hitungan detik.“Hapus air matamu, Jenna. Jangan terlihat menyedihkan hanya karena pria lain yang bukan suamimu. Aku terlalu pecemburu, termasuk jika harus membagi perhatianmu dengan siapa pun itu,” sergahnya pada Jenna yang masih terisak pelan dengan tubuh tangan bergetar.Jenna menghapus air matanya dengan punggung tangan, seolah kembali bernapas karena Jerome tidak jadi memecahkan kepala Mike. Dan meskipun ia tak yakin Mike sudah mati apa belum.&
Baca selengkapnya
Part 29
Terlalu banyak sentuhan yang diberikan oleh Jerome, terlalu banyak pula kenikmatan yang tak pernah mampu Jenna tampung. Sekuat apa pun kepalanya berkutat untuk menolak, pada akhirnya tubuhnya selalu pasrah dalam kenikmatan yang Jerome hadiahkan. Tubuhnya merespon pria itu dengan sangat sensitif. Membawanya dalam pusaran gairah yang belum pernah ia selami sekaligus terasa begitu familiar.Ya, hanya Jerome lah satu-satunya pria yang mengenalkannya akan kenikmatan yang membuatnya seperti melayang. Merasakan detik puncak kenikmatan yang terasa begitu panjang. Yang membuatnya sudah tak bisa berkata-kata lagi akan kenikmatan yang ia rasakan.Jerome membuatnya kelelahan, menguras habis tenaganya tetapi di saat yang bersamaan pria itu selalu berhasil memuaskannya. Setelah pria itu berhenti menggerakkan tubuh Jenna dan keduanya mencapai puncak bersamaan, kepala Jenna terkulai di pundak Jerome. Dadanya dan dada Jerome yang menempel naik turun oleh napas mereka yang terengah.
Baca selengkapnya
Part 30
Siang itu, saat pelayan memberitahu bahwa pelatih renangnya sudah datang. Jenna tak langsung beranjak dari tempat duduknya meskipun majalah di pangkuannya pun tak juga menarik. Setelah beberapa saat, ia baru pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian renang. Dan ia sudah mengambil salah satu pakaian kurang bahan itu secara sembarangan ketika tiba-tiba ide itu muncul begitu saja. Jenna memilah-milah di antara helaian tersebut dan memutuskan memakai bikini. Yang jelas hanya menutupi dada dan pangkal pahanya.Berusaha terlihat setenang mungkin saat menggantinya di depan cermin, mengabaikan CCTV yang ada di sudut kamar mandi. Ia tahu Jerome mungkin saja mengawasinya, atau pria itu sedang sibuk rapat. Jenna tak terlalu peduli apa yang sedang pria itu lakukan, tapi ia tahu pria itu pasti akan melihat rekamannya. Sekarang ataupun nanti.Saat Jenna turun ke lantai satu, pelayan yang berpapasan dengannya membelalak terkejut dan langsung menundukkan pandangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status