Semua Bab Lie In Love (Dusta Dalam Cinta): Bab 51 - Bab 60
68 Bab
Bab 51
Lamaran dari Zidan seolah membuat Kia lupa akan segala ketakutannya. Gadis itu merasa sangat senang, hatinya pun sangat berbunga-bunga. Saat ini, ia tidak peduli lagi cinta Zidan untuk dirinya atau Shakira. Asalkan ia mendapatkan kebahagiaan, itu sudah cukup baginya. Tentu saja lamaran dari Zidan untuk Kia mendapatkan banyak perhatian dari publik. Selain memang tergolong unik, Blue Moon Grup juga merupakan salah satu perusahaan yang diperhitungkan oleh negara. Maka dari itu, sangat wajar jika lamaran dari penerus tunggal perusahaan itu viral. Bahkan berita itu santer ditayangkan di saluran televisi lokal maupun internasional. Di media sosial baik online maupun cetak, berita lamaran Zidan menjadi trending topik dalam kurun waktu 24 jam. Tentu saja yang tertulis adalah pewaris tunggal Blue Moon Grup, Zidan Mahendra
Baca selengkapnya
Bab 52
Shakira kini menatap ke arah Zidan. Wanita yang saat ini memakai dress berwarna merah marun itu berjalan mendekati tunangannya yang masih mematung. Sebenarnya apa tujuannya kali ini? Padahal sebelumnya ia sudah mengatakan kepada Harry kalau tidak akan muncul lagi di kehidupan Zidan. "Aku datang ... aku menyelamatkanmu dari penipu," ucap Shakira sambil mencondongkan tubuhnya dan mengusap pipi kanan Zidan. Zidan masih tetap diam dan memandang tunangan aslinya itu. Ia memperhatikan semuanya tanpa ada yang terlewat. Wajah Shakira memang serupa dengan Kia hanya saja hidungnya sedikit lebih mancung. Tatapan matanya juga terlihat lebih tajam ketimbang Kia yang memiliki tatapan teduh. Sudah jelas warna iris mata mereka pun berbeda, Shakira berwarna hitam d
Baca selengkapnya
Bab 53
Satu minggu sebelum pernikahan Zidan dan Kia.   "Apa gunanya punya wajah cantik kalau tidak bisa menghasilkan uang banyak?!" bentak Pak Soni dalam keadaan mabuk. Aroma alkohol yang kuat menguar dari mulutnya. Tampangnya tidak karuan dan sangat kacau.   "Ayah mabuk lagi? Apa Ayah bisa lebih berguna sedikit jika masih bernyawa? Apa urusannya dengan wajahku?!" balas Shakira dengan amarah yang membara. Ia sangat kesal karena hampir setiap malam ayahnya mabuk-mabukan dan menghamburkan uang untuk berjudi.   "Dasar anak kurang ajar! Durhaka dengan orang tua! Harusnya kita tidak perlu hidup susah! Kalau saja kamu masih bersama Zidan, hidup kita pasti terjamin," oceh Pak Soni sambil menunjuk dan mendorong dahi Shakira dengan jari telunjuknya.
Baca selengkapnya
Bab 54
Zidan terus berjalan menaiki tangga menuju atap. Ia berjalan tanpa memedulikan Shakira yang mengekornya dengan lantai gontai karena kelelahan. "Sebenarnya kamu mau ke mana?" tanya Shakira yang terlihat sedang memijit lututnya. Ia menjadi cepat capek karena sepatu hak tinggi yang digunakan olehnya. "Aku mau cari udara segar di atap. Kalau kamu tidak mau ikut, turun saja," jawab Zidan. Shakira terlihat sangat kesal. Pasalnya ini merupakan kali pertama dirinya bertemu dengan Zidan sejak setahun lalu. Namun, pria itu bersikap dingin padanya dan cenderung bersikap tak acuh. 'Cih! Apa memang dia sudah terpengaruh oleh gadis itu? Sikapnya sangat berbeda dan aneh,' batin Shakira dengan raut
Baca selengkapnya
Bab 55
Sementara Zidan dan Kia bertemu, ternyata Shakira melihat Harry dan menghampiri pria itu. Sepertinya, ia cukup penasaran akan keberadaan sahabat dari Zidan itu. "Aku tidak menyangka kita bertemu di sini. Kamu dengan siapa? Kekasihmu?" Shakira duduk di kursi seberang Harry dan membuat pria itu kaget. "Sedang apa kamu di sini?!" bentak Harry. Ia bahkan menggebrak meja karena memang kesal dengan Shakira sedari tadi. "Aku mau makan malam romantis dengan Zidan," ucap Shakira sombong. Harry mendengus geli mendengar perkataan Shakira. Ia rasanya ingin sekali tertawa keras mengejek di depan wajah wanita itu jika saja sepi orang. Ia sangat membenci orang munafik. 
Baca selengkapnya
Bab 56
Setelah tadi pagi ia melihat Kia, Zidan tampaknya tidak bisa mengusir pikirannya tentang gadis itu. Ia bahkan masih memikirkannya saat dalam perjalanan pulang dari kantor. Pria bermata sayu itu sepertinya kesal dengan perasaannya sendiri hingga mengetuk-ngetuk dahinya sambil menggertakan gigi. "Apa ada yang mengganggu Tuan Muda?" tanya Aryo cemas. Sedari tadi, ia memang melihat tingkah laku aneh Zidan. Zidan tersentak dan mencoba bersikap wajar. "Aku tidak apa-apa, hanya saja pekerjaan di kantor membuat aku sedikit lelah," kilahnya. Aryo mengangguk, tetapi ia tidak begitu yakin dengan jawaban Zidan. Ini adalah kali pertamanya sang majikan bersikap seperti itu. "Kita akan langsung pulang ke r
Baca selengkapnya
Bab 57
Tiga bulan kemudian. Artemis Bar. Zidan tampak frustrasi dan duduk di kursi yang berada di depan bartender. Sebenarnya ia tidak suka dengan minuman beralkohol, tetapi hari ini perasaannya sangat kacau dan kalut. Malam itu ia memesan satu gelas cocktail yang bernama Long Island Iced Tea. Sepintas tidak ada yang aneh dengan nama minuman itu, tetapi jenis cocktail ini memiliki konsentrasi minuman keras yang jauh lebih tinggi dari cocktail populer lainnya. "Tuan, Anda yakin memesan minuman ini?" tanya Bartender yang tampak ragu dengan Zidan. "Hmm ... aku butuh refreshing," jawab Zidan dengan suara yang terdengar dingin. 
Baca selengkapnya
Bab 58
Keesokan harinya... Shakira terlihat sedang berbicara dengan Bertha. Wajahnya terlihat masam dan kesal. Sepertinya ia sedang bersitegang dengan bibinya itu. Siapapun yang melihat mereka, sudah pasti berpikir jika kedua orang itu dalam hubungan yang tidak baik. "Aku menyerah, Bi!" Shakira menghela napas berat sambil memijit pelipisnya. "Baru tiga bulan kamu tidak sanggup? Kemana Shakira yang dulu bisa menaklukkan Tuan Zidan yang terkenal tertutup itu?!" bentak Bertha. "Hahh ... apasih tujuan Bibi sebenarnya? Aku hidup di dalam sini seperti terkurung dalam sangkar. Aku bosan. Terlebih lagi, aku tidak lagi melihat cinta di mata Zidan untukku," ketus Shakira. 
Baca selengkapnya
Bab 59
Setelah mengakhiri hubungannya dengan Shakira, dengan penuh semangat dan wajah ceria Zidan pun memutuskan untuk menemui Kia. Selama tiga bulan tidak bertemu, tentu saja membuatnya sangat merindukan wanita bermata cokelat itu. Namun, saat mengetahui kenyataan jika Kia tidak lagi berada di kota ini, ia menjadi marah dan frustrasi. Brakkk!!! "Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa tiba-tiba datang menggebrak meja?!" Tuan Seto tampak terkejut, pasalnya ia sedang bersantai menikmati teh hangat di ruang tengah rumah utama. "Ke mana Kia?! Ayah pasti mengetahuinya, 'kan? Ayah sembunyikan dia di mana?!" pekik Zidan. Tuan Seto yang belum memahami situasi sesungguhnya hanya bisa mengeryitkan da
Baca selengkapnya
Bab 60
Kia memundurkan langkahnya karena masih merasa tidak percaya jika Zidan sedang berada di hadapannya. Namun, berulang kali ia mengerjapkan mata, tetap saja sosok Zidan masih berada tepat di depannya. "Maaf! Saya adalah Vani." Kia yang tersadar mencoba mengelak dan menghindari Zidan. Seketika hatinya terasa nyeri karena melihat pria yang pernah mencampakkan dan berbuat kejam padanya tiga bulan silam. "Iya ... kamu Vanilla Kiara, 'kan," ucap Zidan dengan suara yang begitu yakin. "Kamu bisa dipanggil Vani, Nilla, Kia atau Ara. Semuanya sama saja," imbuhnya kemudian. Kia tidak bisa menghindar lagi. Ia mencoba menenangkan rasa paniknya dan bersikap biasa saja. 'Bagaimana bisa dia ada di sini?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status