Semua Bab TERJERAT BERONDONG: Bab 11 - Bab 20
45 Bab
11. Hadiah Pernikahan
Pagi-pagi sekali Uly dikagetkan dengan kedatangan beberapa orang yang mengantarkan sebuah mobil mewah yang dihiasi pita besar beserta balon berbentuk hati.Uly semakin kaget saat dengan tiba-tiba Dewa memeluknya dari belakang, menghirup aroma rambut Uly setelah orang-orang itu pergi."Happy birthday, My Wife. Tapi, ini kado untuk pernikahan kita," bisiknya serak."Kado?" tanya Uly tak percaya"Ya, kamu senang?"Uly menggeleng, melepas pelukan Dewa dan memutar tubuhnya."Dewa, kamu harus mempertimbangkan kata-kataku kemarin. Tidak perlu melakukan semua ini untuk berpura-pura atau menutupi niat kamu sebenarnya."Dewa mengernyitkan dahi tak suka. "Kamu pengen banget pisah sama aku?""Wa, hubungan yang--""Kamu masih cinta sama Arya? Atau malah sudah berpaling pada Juno?" tuduhnya."Aku nggak begitu!" sang
Baca selengkapnya
12. Belajar Bersama
Sore ini Dewa menepati janjinya ingin mengajari Uly mengendarai mobil baru yang sebenarnya ia beli dari hasil jerih payahnya sendiri.Dewa Angkasa, pemuda yang tak banyak bicara. Berbuat semaunya yang dianggap orang banyak sebagai tindakan pembuat onar.Ya, dulu dirinya begitu sering mencari-cari perhatian papinya, berharap pria tua itu mau meluangkan sedikit saja waktunya untuk sekedar melihat putranya yang hidup kesepian setelah kehilangan sang mami.Namun, pria tua itu malah salah mengartikan, ia menganggap Dewa butuh kasih sayang dari sosok seorang ibu, sehingga ia memilih untuk menikah lagi yang pada akhirnya malah semakin memburuk hubungan keduanya."Pertama-tama kamu harus duduk dengan nyaman, jangan gugup ataupun grogi." Dewa mulai memberi arahan."Oke," sahut Uly pelan."Sekarang aku akan jelasin beberapa fungsi dari alat-alat yang ada di depan kamu."
Baca selengkapnya
13. Sarapan Pagi
Pagi ini Uly sedang sibuk di dapur memasak sarapan untuk dirinya dan juga Dewa. Ini adalah hari libur dan kebetulan tak ada jadwal pertemuan dengan siapa pun.Menu pagi ini ia memasak salad sayur yang dipadukan dengan sedikit daging dan pasta.Uly melakukan semuanya dengan ulet, dia memang terbiasa memasak jika berada di kampung. Hanya saja saat tinggal di kampus, ia lebih sering makan di kantin atau di luar dengan rekan-rekannya."Hm, harum." Suara serak dari balik punggungnya membuat Uly menoleh."Selamat pagi," sapa wanita itu sat mendapati Dewa berdiri dengan wajah baru bangun tidurnya."Pagi, My Wife." Dewa melingkarkan lengan di perut wanita itu dan menempelkan bibir di pundak terbuka wanita itu.Pekikan kecil dari bibir Uly pun terdengar. "Aku lagi masak, Wa," protesnya."Yaudah masak, aku nggak ganggu kok," sahutnya acuh.Tidak men
Baca selengkapnya
14. Makan Malam Keluarga
Mobil berhenti di halaman luas rumah megah milik keluarga Angkasa. Dewa menghela napas panjang sebelum melepas safety belt dan menoleh ke arah istrinya yang sudah siap sedia.Pemuda itu mendengus samar. "Sangat siap bertemu mantan?" Sindirnya jelas.Uly menoleh dan menggeleng pelan. "Jangan cari masalah sekarang, Wa," sahut wanita itu.Dewa mencebik kesal. "Kamu jangan dekat-dekat sama Arya nanti," ucapnya mengingatkan."Kamu suruh dia makan di Amazon!" sahut Uly jengkel. Makin ke sini, kesabaran Uly makin dikikis habis.Sungguh, dulu dia memang menyukai Arya. Pria itu baik, bijaksana dan terlihat dewasa sehingga ia berpikir bahwa Arya adalah lelaki idamannya yang pasti bisa mengayomi. Tapi nyatanya semua hanya omong kosong.Lalu kini, setelah ia menikah. Perasaan itu sudah tidak ada. Meski awalnya ia begitu kecewa karena cita-cita hubungan semanis romansa yang dibayangkan nya h
Baca selengkapnya
15. Sup Pembawa Keributan
Enjoy 🌹Uly dan Dewa terpaksa menginap karena tiba-tiba saja kesehatan sang papi terganggu. Pria tua itu mengalami pusing serta tubuh yang katanya sangat melemah.Dewa yang melihat hal itu memutuskan pulang keesokan hari saja sambil memantau kondisi papinya.Meski marah dan sedikit kecewa, dia tak mungkin meninggalkan sang papi dslam keadan seperti ini. Apalagi dengan sikap dan prilaku Tere yang sudah mulai terlihat aslinya, mungkin dia sudah bosan berpura-pura lembut dan penuh kasih sayang.Dewa tahu, Tere memang punya rasa sayang yang tulus untuknya. Tapi sikap ambisius serta ingin mengatur semua sesuai keinginannya membuat Dewa gerah. Tere bukan ibu kandungnya, wanita itu tak memiliki hak memaksakan kehendak di hidup Dewa.Pemuda itu menghela napas seraya memandang lembut wanita yang sedang sibuk dengan kompor dan spatu
Baca selengkapnya
16. Arya dan Dewa
 Pagi ini Uly bangun lebih awal dan segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi di rumah besar keluarga Angkasa. Bersama Bulek Atik ia membuat sandwich roti panggang dengan isian irian alpukat serta telur orak-arik. Uly juga memasak bubur untuk papi mertuanya, tak lupa pula membuatkan kopi yang menurut Bulek Atik selalu di konsumsi Arya. Semua telah selesai dan tersaji di atas meja. Uly hendak naik ke lantai dua dan membangunkan Dewa, tapi kedatangan Arya yang menyapanya membuat ia berhenti sejenak. "Wow, sarapan istimewa karena di masak oleh menantu keluarga Angkasa," ucapnya dramatis. Uly berdehem pelan, merasa malas untuk meladeni, tapi harus karena demi kesopanan. 
Baca selengkapnya
17. Sayang
Full 21+Harap perhatikan umur. __Enjoy__Olahraga kecil yang dikatakan pemuda itu ternyata hanyalah bualan belaka, ternyata yang mereka lakukan adalah olahraga besar yang memakan waktu hingga jam makan siang. Itu pun karena Uly mengeluh dan berucap harus masuk kelas di sore hari."Wajahmu lelah sekali," ucap Dewa dengan senyum lebar."Karena kamu," sahut Uly dengan suara rajukan.Dewa terkekeh geli dan menggerakkan tubuh bawah keduanya yang masih menyatu."Dewa ...!" geram Uly menahan gejolak yang kembali terpancing.Mereka masih memeluk satu sama lain di atas sofa.Dewa mengerang dan kembali bergerak menggoda. "Enak, Ly. Mau lagi," bisiknya."Aku harus kerja," gerutu Uly seraya ber
Baca selengkapnya
18. Suami Posesif
Uly melangkah terburu-buru di lorong kampus karena dirinya sudah hampir terlambat. Ini semua karena ulah suami berondongnya itu yang tak mau berhenti dan terus menerus menempel padanya.Meski merasa lelah, Uly harus tetap pergi melaksanakan tanggung jawabnya.Sayangnya, karena kurang fokus wanita itu menabrak seorang rekan sesama dosen di sana hingga ia hampir terjatuh. Untung saja pria itu sigap menahan tangannya.Uly meringis tak enak karena ternyata pria itu merupakan anak dari pemilik kampus ini."Aduh, maaf Pak Gama, saya nggak hati-hati," ucap Uly tak enak."Tidak masalah, Bu, lain kali hati-hati," ucap pria itu tegas.Uly mengangguk dan berusaha berdiri tegak saat pria itu melepaskan tangannya."Ekhm ...."Spontan keduanya menoleh dan mendapati seorang pemuda berdiri tegak di belakang mereka dengan tatapan menghunus tajam.
Baca selengkapnya
19. Kedatangan Arya
Malam hari, Uly menunggu Dewa pulang karena pemuda itu ternyata tak berada di rumah saat Uly kembali dari kampus.Uly menebak bahwa Dewa belum pulang sejak pagi.Wanita itu yang ngun menghuni tapi sadar bahwa ponsel pria itu tertinggal di rumah, dan yang bisa Uly lakukan hanya menunggu dan menunggu.Saat ia sedang berjalan mondar mandir dengan hati gelisah, terdengar suara bel pintu.Uly mengerutkan dahi seraya berjalan ke depan. Siapakah gerangan yang bertamu malam hari begini?"Ngapain kamu?" tanya Uly kaget saat membuka pintu dan mendapati Arya berdiri dengan wajah dan baju berantakan.Pria itu tertawa seperti orang gila, hingga membuat Uly mengambil kesimpulan bahwa Arya sedang mabuk apalagi tercium bau menyengat dari mulutnya."Kamu ... kamu kenapa buat hidup aku berantakan, Ly?" rancau pria itu.Uly mengerutkan dahi, sementara tangan
Baca selengkapnya
20. Rencana yang Gagal
Uly duduk di atas kasur dengan dada berdebar kencang. Kata sayang yang tadi ia ucapkan ternyata memberi efek gugup dan salah tingkah yang kini melandanya saat menunggu kedatangan Dewa.Tak bisa dipungkiri sekarang Uly sangat malu jika harus bertemu Dewa. Ia merutuki diri sendiri yang malah dengan bodohnya memberi kecupan setelah pengakuan sayangnya. Sungguh sangat memalukan jika mengingat hal itu.Bocah nakal yang tak pernah terlintas di benak Uly akan menjadi suaminya kini malah membuat jantungnya berdebar tak karuan.Suara pintu kamar terbuka membuat Uly terkesiap, rasa gugupnya kian membubung tinggi. Apalagi saat melihat pemuda yang kini menjadi suaminya itu masuk dengan pakaian berantakan."Aku kira kamu udah ketiduran. Lama banget supir jemput dia," gerutu Dewa jengkel seraya melepas kaosnya hingga kini ia hanya shirtless saja."Aku ... aku nggak bisa tidur," sahut Uly gugup.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status