Semua Bab Penguasa Benua Timur: Bab 71 - Bab 80
782 Bab
Ch. 70 – Bertemu Shen Shen
Dari sebuah tempat yang tak terlihat, Yang Zi dan Zhou Fu bersembunyi. Mereka sedang mengawasi kereta kuda Feng Yaoshan yang telah tiba kembali di Biro Pengawal Juda sebelum tengah malam. Kedatangan kereta kuda itu cukup membuat dada Yang Zi berdegup kencang sebab itu adalah untuk yang pertama kalinya dia memiliki kesempatan untuk bisa bertemu dengan saudarinya setelah berbulan-bulan terpisah.Akhirnya, Feng Yaoshan keluar dari kereta dan turun dengan menggendong seorang gadis di punggungnya. Gadis itu nampak terkulai lemah dengan jari-jemari terlihat putih pucat. Suhu tubuh Shen Shen pun sudah seperti jasad yang baru saja kehilangan ruhnya. Andai saja hidung Shen Shen tak sedang bernapas, tentu wajah Feng Yaoshan tak akan seriang itu.“Tenang, Shen Yang-ku, sebentar lagi aku akan membawakan tabib terbaik untukmu. Kau akan selamat, dan kita berdua akan hidup bahagia selama-lamanya!” ucap Feng Yaoshan pelan, sembari mengusap-usap punggung tangan Shen Shen ya
Baca selengkapnya
71 – Bangsawan Kelas Satu
Kalimat yang keluar dari mulut Shen Shen telah berhasil membuat Yang Zi dan Zhou Fu tertawa lega. Bahkan, Feng Yaoshan yang tadinya berada dalam keadaan setengah sadar pun kini terlihat berusaha bangun dan nampak ingin menyampaikan sebuah kalimat.“Shen Yang-ku tidak boleh kelaparan. Beri dia makanan yang banyak, cepaat…” ucap Feng Yaoshan dengan terbata-bata.“Tidak. Dia belum boleh diberi makanan!” jawab Zhou Fu seraya menyalurkan aliran tenaga dalam ke tubuh Shen Shen, “tubuhnya masih terlalu lemah. Kemungkinan ia bahkan belum kuat mengunyah. Akan berbahaya jika ia tersedak makanannya sendiri. Aku akan memulihkan tenaganya dulu.”“Kakak, apa yang bisa kubantu? Apakah kakak Zhou memerlukan sesuatu?” tanya Yang Zi pada Zhou Fu. Ia memang tak terbiasa untuk diam dan melihat saja, jika tangannya bisa membantu sesuatu maka gadis itu pasti akan senang memberi bantuan.“Kau bisa memberi pertolongan
Baca selengkapnya
72 – Serangan Pendekar Zhongjian
“Fu’er, tidak bisakah kau menyingkirkan makhluk ini  dariku?” ucap Shen Shen seraya memundurkan kepalanya untuk membuat jarak dari Feng Yaoshan. Ketika masih di Dengguang, Shen Shen menunjukkan sikap hangat dan hormatnya pada Feng Yaoshan, tetapi setelah dari pulau Yimin, agaknya terjadi sesuatu dan Shen Shen terlihat sudah tak menghormati kakak tingkatnya itu.“Shen Yang-ku, aku sudah meminta maaf seribu kali soal hal itu. Ayolah, itu hanya kesalahan kecil,” dua telapak tangan Feng Yaoshan menyatu layaknya seorang berdoa, ia memohon gadis itu memaafkan kekhilafannya beberapa hari lalu.Zhou Fu mengerutkan alis melihat dua orang manusia yang sedang berisik di depannya. Saat itu mereka masih duduk melingkar menghadap meja makan, beristirahat sejenak untuk memberi waktu bagi perut memproses makanan,”Kesalahan? Shen Shen, dia berbuat buruk padamu?” tanya Zhou Fu.Pada saat yang bersamaan, Yang Zi dan pengawal Feng Yaos
Baca selengkapnya
73 – Pertarungan dengan Wei Sihao
“Yang Zi, bawa Shen Shen menjauh dank au tuan muda manja, lindungi pengawalmu!” perintah Zhou Fu ketika lawannya mulai menyesaki ruangan tersebut dengan aura membunuh yang kental. Orang yang menguasai kurang dari 100 lingkaran tenaga dalam akan merasa tercekik lehernya jika tetap berada di ruang tersebut. “Baik!” jawab Yang Zi dan Feng Yaoshan secara bersamaan, mereka lantas bergegas mencari jalan keluar lewat pintu belakang. “Aku akan mengurangi separuh lebih dari seranganku agar kau tak mati terlalu cepat. Kukira bocah congkak sepertimu perlu diberi pelajaran yang tak sebentar!” Wei Sihao nampak membuat gerakan pelemasan tangan, sepertinya ia sedang mengatur kekuatan agar daya rusak yang dihasilkan jurusnya tak langsung mematikan lawannya. Tentu ia berharap bisa membunuh Zhou Fu dengan perlahan-lahan. “Aku menyarankanmu untuk menggunakan seluruh kekuatan yang kau miliki, Paman congkak. Jika perlu, tambah dua kali lipatnya sekalian!” Zhou Fu menimpali, ia ju
Baca selengkapnya
74 – Seseorang yang Bersembunyi
Wei Sihao menjadi sosok pendekar dari golongan hitam yang selalu membuat lawannya menggigil ketakutan. Minimnya pendekar-pendekar yang mampu mencapai tingkatan tenaga dalam di aura merah membuatnya selalu mengalami kemenangan dalam setiap duel dengan pendekar-pendekar lain. Tak hanya di Caihong, nama Wei Sihao juga cukup dikenal di daratan Shamo dan daratan Bingdao yang bahkan lokasinya cukup jauh dari daratan Caihong.Itulah mengapa, Wei Sihao memiliki keyakinan di atas 100% untuk bisa mengalahkan rombongan Feng Yaoshan ketika Liu Chang menantangnya. Tak hanya sebuah tantangan, Liu Chang setidaknya telah berjanji untuk menggelontorkan sebagian pasukan Kelelawar Merah guna membantu pergerakan Wei Sihao yang berniat menguasai daratan Bingdao. Tentu saja, Wei Sihao tak pernah menyangka jika akan bertemu dengan pendekar dengan level yang sama dengannya, atau bahkan kekuatan musuhnya itu berada di atasnya, ia tak begitu bisa mengira-ngira.“Sial! Apakah Liu Chang sen
Baca selengkapnya
75 – Benteng Bunga Krisan
Beberapa saat setelah kejadian Zhou Fu mengalahkan pendekar Wei Sihao, Yang Zi pergi bersama Feng Yaoshan untuk mencari kereta kuda. Tak lama berselang, mereka pun telah kembali dan membawa kereta kuda yang cukup besar dan bisa menampung beberapa orang di dalamnya. Rencananya, Feng Yaoshan dengan dua gadis-gadis akan duduk di dalam kereta, pengawal Feng Yaoshan mengemudi kuda sementara Zhou Fu membawa kuda hitam yang diberikan oleh Patriark Yuan Kai.Tetapi, karena pengawal Feng Yaoshan mengalami patah tulang rusuk, ia terpaksa akan diistirahatkan di dalam kereta sementara kuda akan dikemudikan Feng Yaoshan. Ketika semua orang sudah hampir siap untuk masuk ke kereta, tiba-tiba Zhou Fu mendadak ambruk dan terbatuk.“Sial! Ayolah bertahan sebentar lagi!” Zhou Fu menekan-nekan dadanya yang terasa ngilu hebat.Semua orang menoleh dengan perasaan was-was, kekhawatiran mereka semakin bertambah tatkala kulit di wajah Zhou Fu sedikit terlihat pucat.&
Baca selengkapnya
76 – Catatan Khusus Pemerintah Caihong
Di dalam Benteng Bunga Krisan, setidaknya terdapat sekitar sepuluh ribu pasukan dari Sekte Sungai Utara. Sebuah Sekte yang pernah menjadi bahan olok-olokan kelompok hitam di distrik Jinwei karena tiga anggotanya tak pernah kembali setelah berhasil menangkap Shen Shen di sekitar pulau Youhi. Karena sudah tak memiliki muka di distrik Jinwei, sekte Sungai Utara pun bermigrasi dari distrik Jinwei ke wilayah perbatasan lalu merebut Benteng Bunga Krisan dari tangan militer Caihong.Kedatangan rombongan Feng Yaoshan di wilayah kekuasaan mereka tentu akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh mereka. Sebagaimana mereka tahu sebelum-sebelumnya, bangsawan selalu membawa banyak harta. Jangankan bangsawan kelas satu, mereka sudah sering merampok bangsawan tanpa gelar, dan meskipun tak bergelar, bangsawan dari Caihong nyatanya kaya raya semuanya.“Mereka datang dengan hanya membawa satu pengawal yang berkuda hitam itu! Pasti mereka telah kehilangan banyak pasukan di perjalanan. In
Baca selengkapnya
77 – Seseorang di Dalam Kedai
Perjalanan rombongan Shen Shen menuju ke pemukiman Bunga Persik bisa dibilang sangatlah mulus.  Hal tersebut tak lain tak bukan karena adanya sosok Patriark Yuan Kai di dalam rombongan tersebut. Perjalanan mereka bukannya tak menemui hambatan, nyatanya, beberapa perampok telah berencana menghandang rombongan mereka. Tetapi, tak satu pun dari mereka yang berhasil mendekati kereta kuda Feng Yaoshan.Perampok-perampok itu terkulai tak berdaya bahkan sebelum mereka mulai menyerang rombongan Shen Shen. Yang Zi adalah orang pertama yang menyadari keanehan tersebut. Beberapa kali ia merasakan adanya sebuah pergerakan dari arah luar, tak lama setelahnya ia juga merasakan jika pergerakan-peregrakan itu mendadak terhenti dengan cukup ganjil.“Patriark Yuan, apakah Patriark yang membereskan mereka semua?” tanya Yang Zi yang berada di dalam kereta kuda bersama Patriark Yuan Kai.“Kau cukup jeli juga, Nona Yang,” jawab Patriark Yuan Kai singkat.
Baca selengkapnya
78 – Setengah Jalan untuk Pulang
Di sebuah meja bundar di lantai dasar, rombongan Shen Shen kecuali pengawal Feng Yaoshan, sedang menikmati sajian makan siang yang telah disuguhkan pihak penginapan. Ketika hidangan di meja telah berkurang separuh, Feng Yaoshan melihat para gadis telah usai bersantap siang. Ia pun turut menghentikan kegiatan santap siangnya dan terlihat ingin memulai sebuah percakapan.“Nona-nona yang cantik, hari ini suasana cukup indah dan cerah. Merupakan ide yang sempurna jika kita melanjutkan perjalanan ke Maundo di hari yang cerah ini. Bagaimana?”“Ya, kurasa juga begitu. Semakin cepat kalian pulang, semakin baik untuk semuanya!” Patriark Yuan Kai menimpali, tentu ia setuju dengan gagasan Feng Yaoshan sebab itu artinya putra-putri bangsawan tersebut akan kembali pulang tanpa melibatkan Zhou Fu.“Ya, ini adalah hari yang cukup cerah. Bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja?”Terdengar suara yang tak asing dari arah pintu masuk
Baca selengkapnya
79 – Penjemputan
Dalam perjalanan menuju ke gerbang Maundo, Zhou Fu terlihat sedang berpikir cukup serius. Misinya memulangkan Shen Shen akan segera selesai dan seperti biasanya, dia belum pernah gagal menjalankan tugas. Hanya saja, ia kemudian sedikit bimbang akan ke mana ia pergi setelah memulangkan Shen Shen nantinya.Sebelum bertemu dengan Zhao Yunlei, tentu tujuan utamanya setelah mengantar Shen Shen pulang adalah kembali ke pulau Youhi. Tetapi, setelah bertemu Zhao Yunlei dan mendengar kabar tentang keberadaan pasukan elite dari Bingdao, ada sebuah rasa penasaran yang terus bertambah di benak Zhou Fu. Ditambah lagi pertemuannya dengan Patriark Yuan Kai juga semakin membuatnya ingin mendatangi markas Pasukan Enam.“Hei, Saudaraku, lihatlah iring-iringan prajurit di sana itu! Dari seragam yang mereka kenakan, kukira mereka datang untuk menjemput kita! Kukira kami sudah tak lagi bergantung padamu sekarang, pulanglah jika kau rindu ayah ibumu!” Feng Yaoshan bergumam seray
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
79
DMCA.com Protection Status