Semua Bab Malam Tanpa Noda : Bab 21 - Bab 30
278 Bab
Warisan
Malam Tanpa NodaBab 21Airi dan Putra selalu tertawa dan berbagi cerita. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Putra merasakan nyaman bila berada di samping wanita yang telah menjanda itu.Airi membantu bi Nina di dapur dengan menyusun cemilan ringan dan bolu di meja. Bi Nina tak mengizinkan Airi membersihkan rumah dan menyuruh Airi makan bersama di meja makan dengan Putra."Hari ini banyak tamu yang akan datang. Bolunya di bagi dua saja," ucap bi Nina. Airi menganggukkan kepala. Ia melangkah ke meja satunya lagi. Bolu pisang dan brownish tersusun rapi. Tidak lupa cemilan ringan di dalam toples. Bi Nina meletakkan piring yang berisi rissoles. Beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Mereka datang atas perintah Putra. Mereka berkumpul di meja yang sudah terhidang makanan dan minuman. "Silahkan, dimakan sambil menunggu yang lain datang," ucap Airi sopan. "Terima kasih Bu Airi." Airi be
Baca selengkapnya
Berdamai Dengan Hati
Malam Tanpa Noda Bab 22Airi menemui Putra di apartemen miliknya. Bi Nina yang memberi info tempat tersebut. Ia memberanikan diri menekan bel yang terletak di sebelah kanan. Putra keluar dengan wajah datar."Ada apa kamu kemari?" Ia mengetahui siapa yang menekan bel di layar kamera dalam rumah."Kakak, aku mau berbicara denganmu," ucapnya dengan lembut. Ia membawa bekal di tangannya. Airi tahu pasti Putra pasti belum makan. Wanita itu paham sifat mantan bosnya.Putra mendengar panggilan kakak merasa dirinya melayang ke udara. Selama ini ia ingin memiliki seorang adik, namun papa dan mamanya sudah bercerai. Lelaki itu membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Airi masuk.Apartemen yang terlihat nyaman dan bersih, terdapat bar kecil di pojok ruang tamu. Putra mengambil minuman dingin untuk adik sepupunya di dalam lemari pendingin. Soft drinks berwarna merah di sodorkan ke Airi. Airi
Baca selengkapnya
Ketika Karma Berbicara
Malam Tanpa Noda Bab 23   Kejadian tadi pagi. " Bella, kamu ngapain?" Ririn memergoki Bella membuka dompet Faisal.  "Dompet Bang Faisal tertinggal." Bella menghitung uang suaminya.  "Banyak sekali uang Faisal!" Mata Ririn melotot. Ia sudah lama tak melihat uang sebanyak itu.  "Emang banyak. Ma, kita belanja, Yuk!"  "Itu uang Faisal. Kamu bilang dulu."  "Aku istrinya. Uang suami milik istri. Jadi bebas, dong."  "Ririn memperhatikan tangan mantunya. Ia menarik ATM di dalam dompet."  "Bella, kamu mau apa?"  "Aku mau shooping sudah lama gak beli baju."  "Tunggu!" Ririn menarik kartu di tangan Bella. "Mama, jangan!"  "Biar Mama yang pegang. Kita shopping bareng-bareng. Kita ke mall yang dekat saja."  "Tapi, Ma. Bella ada janji sama teman hari ini." 
Baca selengkapnya
Ginjal
Malam Tanpa NodaBab 24 Faisal tak menyerah begitu saja, lelaki itu terus berusaha untuk menawarkan rumahnya. Ia juga meminta tolong kepada teman-temannya untuk memposting di grup mereka. Diberbagai grup jual beli juga telah dilakukannya. Kini, ia tinggal menunggu keberuntungan berpihak kepadanya atau tidak.Tiga hari kemudian rumah tersebut sudah ada yang menawar. Setelah menyepakati perjanjian jual beli rumah. Sang pembeli mengirim uang DP melalui rekening milik Faisal dan segera melunasi utang mamanya."Alhamdulillah akhirnya terjual," ucapnya penuh syukur. Faisal menjual rumah itu karena utang Ririn, masalah perusahaan, dan ia sudah tak mampu memenuhi kebutuhan rumah tersebut."Abang, kita pindah ke mana?" tanya Bella. Wajahnya berubah cemberut. "Untuk sementara kita ngontrak dulu." Faisal memasukkan barang-barang berharga ke dalam kardus. "Apa ngontrak? Kena
Baca selengkapnya
Bertemu Kembali
Malam Tanpa NodaBab 25 Tak Sengaja Bertemu Airi Faisal menuju ke apotek di luar rumah sakit. Ia menuju Apotek Kimia Farma yang berada di ruko perempatan jalan. Ia menyodorkan kertas resep dari dokter. "Semuanya tiga ratus ribu, Pak," ucap kasir. Faisal menyerahkan uang tiga lembar berwarna merah. Faisal masuk ke dalam mobil dan meletakkan kantung plastik berwarna putih di tempat yang aman dan menyalakan mobilnya, berjalan dengan hati-hati. Seorang wanita berpakaian hijab menarik perhatiannya. Wanita itu sedang berdiri di pinggir jalan. Faisal segera memarkirkan mobilnya dengan rindu di dada. Keluar mobil dengan langkah yang lebar. Berharap wanita itu kembali kepadanya."Airi ...." Faisal memeluk tubuh Airi. Ia sudah tahu pemilik suara yang tak pernah dilupakan olehnya. Wanita itu mendorong tubuh Faisal dan melayangkan tangannya ke arah pipi dengan
Baca selengkapnya
Kebersamaan
Malam Tanpa Noda Bab 26"Kakak curang!" pekik Airi melempar bantal sofa ke arah Putra yang sedang tertawa. Mereka bermain ular tangga di ponsel Putra. Sejak kecil, Putra sangat hobi bermain game. Semua game yang viral telah ia mainkan. Menghadapi kejenuhan dan kegundahan selama ia menjomblo. Putra mengisi waktu kekosongannya dengan game online. Lelaki itu tak pernah berpacaran dengan wanita manapun. Berdekatan saja ia pasti akan berubah menjadi harimau. Entah mengapa berbeda dengan Airi. Lelaki itu terlalu nyaman hingga lupa siapa dirinya. "Kalau kalah jangan nangis," ledek Putra dan tertawa melihat wajah Airi yang mengemaskan. Wanita dengan hijab kuning polos dengan baju gamis sederhana. Wajahnya memerah. "Ih ... gemes aku tuh."Putra ingin mencubit kedua pipi Airi, namun tangannya berhenti ketika adiknya berteriak."Jangan sentuh aku!" teriaknya lantang m
Baca selengkapnya
Dilecehkan
Malam Tanpa Noda Bab 27"Lancang kamu mengancam saya! Kamu tak tahu dan tidak tahu apa-apa. Silahkan Anda keluar!" usir Airi dengan lantang. Ia tak suka dengan lelaki tipe Bayu. Air mata Airi tertahan, ia tak mau terlihat lemah. Wanita harus kuat. Lelaki macam Bayu harus di lawan hingga jera.  "Sombong sekali!" sindirnya. Merapikan berkas yang berserakan di meja. Menghampiri Airi yang berdiri tak mau mengalah. Lelaki itu mencolek dagu Airi dengan jari telunjuk."Kurang ajar tangan kamu!" teriak Airi. Geram dengan perbuatan lelaki itu. Bayu melangkahkan kaki mendekati pintu ruangan, menoleh ke arah Airi dan tersenyum licik. Mengunci pintu dengan kunci yang menempel di besi.Ceklek! Airi terkejut dengan apa yang dilakukan laki-laki itu. Ia terlihat santai, netranya masih menatap Airi. Berjalan kembali ke arahnya. Jantung Airi memacu dengan cepat.
Baca selengkapnya
Sandiwara Bella
Malam Tanpa Noda Bab 28 Faisal telah memindahkan barang-barangnya ke kontrakan baru. Ia sudah menyewa selama satu tahun seharga sepuluh juta. Bella menemani Ririn di rumah sakit. Faisal bernapas lega. Ia sudah membayar sisa gaji karyawannya yang berjumlah enam puluh orang. "Alhamdulillah, masalah kantor sudah selesai." Faisal akan menutup perusahaannya sampai pademi berakhir. Barang-barang yang tak perlu dibawa ia jual ke toko. Semua barang Faisal memiliki kualitas yang bagus.Satu truk besar sudah terisi oleh semua barangnya. Faisal mengikuti mereka dari arah belakang. Kontrakan Faisal tak terlalu jauh dari rumahnya. Ia memberikan upah satu juta tujuh ratus lima puluh ribu kepada pemilik truk. "Lemari ini letakkan di sini," tunjuk Faisal. Barang yang ia bawa tak terlalu banyak. Sisanya ia serahkan ke temannya yang memiliki usaha perabot.
Baca selengkapnya
Kabur
Malam Tanpa Noda Bab 29 Bella kabur Faisal mengetuk pintu kamar, namun Bella tak kunjung membuka pintu." Bella, buka pintunya. Abang lelah," ungkapnya. Bella tak kunjung muncul di balik pintu. "Bella, tolong buka pintunya!" Tak ada jawaban. Akhirnya ia tidur di atas lantai dengan alas kain yang diberikan oleh mama-nya. Selembar kain batik berwarna coklat. Tubuhnya lelah dan letih. Di dalam kamar, Bella menatap foto Faisal. Hatinya kini penuh dengan emosi atas tindakkan suaminya. Menghubungi kekasih hatinya untuk menjemput di gang rumah. Bella bergegas memasukkan pakaiannya ke dalam tas.Bella mengintip di cela pintu dengan perlahan-lahan melangkah seperti maling di rumah sendiri keluar rumah melarikan diri dengan kekasih hatinya. Faisal sudah terlelap dalam mimpi. Bella menoleh ke arah pintu tersebut dan berkata,"Selamat menikmati hidup miskinmu. Tak ada lelaki manapun ya
Baca selengkapnya
Hari Pertama
Malam Tanpa Noda Bab 30 Hari Pertama KerjaFaisal sudah siap untuk bekerja. Hari ini adalah hari pertamanya. Setelah melakukan interview dan berbagai tes. Gaji yang ditawarkan memang tak begitu besar. Lelaki itu tetap bersyukur. Memandang dirinya dari pantulan cermin yang menempel di lemari. Kemeja lengan panjang berwarna biru muda dan celana panjang hitam tak lupa memakai dasi kebanggaannya. Menyemprotkan parfum hadiah dari Bella. "Bismillah, mari kita memulai dari awal," ucapnya menyemangati diri. Ia menarik napas dan menghembuskan. "Wah, tampan sekal anak Mama," puji Ririn masuk ke dalam kamar. Ia duduk tak jauh dari Putranya. "Memangnya kemarin tak tampan." Sengaja mengoda mamanya."Tampan dong, sekarang lebih tampan. Ayo sarapan dulu!" ajak Bella. Ia mengandeng lengan Putra. Ririn membelikan anaknya lontong sayur yang berada di seberang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
28
DMCA.com Protection Status