All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 51 - Chapter 60
278 Chapters
Usaha Baru
Malam Tanpa NodaBab 51 Faisal memperhatikan kalung tersebut. Ia tahu kalung itu milik mamanya. Liontinnya berbentuk bola kecil di dalamnya terdapat batu berwarna hitam. "Mama! Mama!" panggil Faisal dengan nada tinggi. Ririn tak menampakkan wajahnya. Ia bersembunyi di dalam kamar. "Ini termasuk penipuan. Saya akan melaporkan ke kantor polisi!" ancamnya.. Para tetangga penghuni kontrakan keluar rumah. Mereka mendengar keributan. Suara wanita berpakaian dress panjang dengan motif bunga di bagian pinggir membuat para warga penasaran. "Sabar dulu, Bu. Saya yakin ini hanya salah paham." "Salah paham apa! Ririn sudah menipu saya. Dia jual kalung ini seharga satu juta. Dia bilang harga asli tiga juta. Ternyata, barang KW. Mirip iya asli enggak.""Dari pada bikin ribut sebaiknya kita masuk saja." "Tidak mau! Saya mau ganti rugi atau Ririn saya laporkan ke pol
Read more
Persaingan
Malam Tanpa NodaBab 52 Putra mengikuti mereka hingga masuk ke sebuah restoran mewah. Segerombolan orang melambaikan tangan ke arah Fajar. Mereka menghampiri meja yang berada di tengah. Empat orang sedang menunggu kedatangannya. "Kak Fajar," sapa bocah laki-laki. Fajar mengelus puncak kepalanya dengan kasih sayang. "Cie ... cie bajunya samaan nih," goda adik Airi--Ali. Mak Imah memberi kode anaknya agar bersikap sopan. "Eh, iya. Padahal kita gak janjian," ucap Airi. Fajar sengaja melakukannya untuk memberi kesan. Mereka duduk di tempat yang telah di pesan sebelumnya. Fajar menarik kursi untuk Airi. "Terima kasih," ucapnya tersipu.Putra melangkahkan kaki dengan cepat dan mengambil kursi yang kosong di meja yang lain. Ia menutup wajahnya dengan buku menu. Jatungnya berdesir hebat, aliran darahnya terasa panas. Sebuah tepukan mengagetkan Putra. 
Read more
Parasit
Malam Tanpa NodaBab 53 Tak disangka Fajar juga melaju mobilnya sejajar dengan Putra. Pemuda yang berumur lebih muda dari Airi sudah mengetahui kalau Putra bukan kakak kandungnya. Mereka sampai di parkiran mobil dan berlari menyambut Airi di lobi utama. Di dalam lift basement satu. Fajar dan Putra tersenyum ramah. Namun, dalam hati terselip kebencian. Putra berlari lebih kencang dari Fajar. Membuka pintu mobil hitam. Seorang wanita keluar menatap Putra bahagia. "Pak Putra," panggilnya. Wajahnya bersemu merah. Ia adalah salah satu pimpinan dibagian administrasi. Wanita paruh baya berbadan gembul keluar dan tersenyum manis. Sudah lama tak pernah ada lelaki yang membukakan pintu mobil untuknya setelah menjanda sepuluh tahun."Bu Septi, maaf salah orang," ucap Putra. Fajar tertawa dari kejauhan. Fajar membukakan pintu mobil di depan mobil bu Septi.
Read more
Penolong
Malam Tanpa NodaBab 54"Mas! Bangun!" Seorang laki-laki memukul pipi Faisal. Keningnya membiru akibat benturan yang keras. Sepeda Faisal rusak akibat ditabrak mobil. Lelaki itu menatap iba Faisal. Ia telah ditabrak lalu ditinggalkan begitu saja. Perlahan Faisal membuka matanya . Pandangannya ke arah langit biru. Awan terlihat cerah. Kepalanya terasa nyeri dan pusing. Ia mendengar suara lelaki dan menepuk pipinya. "Mas sudah sadar!" ucap lelaki berumur tiga puluh lima tahun. Wajahnya terlihat bersih dan bercahaya. "Apa Anda malaikat?" tanyanya. "Bukan, Anda masih hidup." Faisal bangkit dan menyentuh kepalanya. Ia melihat kearah sepeda yang baru dibelinya bulan lalu."Sepeda saya, mengapa begini?" "Mas ditabrak mobil dan mereka pergi begitu saja. Saya melihat tubuh Mas terbaring di pinggir jalan." Jalanan komple
Read more
Nikmat Sesaat
Malam Tanpa NodaBab 55Bella21++Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama musik. Para penonton melemparkan uang lembaran berwarna merah dan biru. Bertepuk tangan memberi semangat.Satu persatu pakaiannya ia lepas. Kini, tubuhnya terbalut hanya menggunakan bra dan celana dalam. Matanya menatap para penonton. Ia menari sensual. Semua penonton adalah lelaki hidung belang. Mereka haus dengan gairah. Tak pernah puas melihat tubuh wanita lain. Setiap hari akan datang. Terkadang, menuntaskan hasrat dengan membayar sesuai tarif. "Ayo Sayang! Gerakkan tubuhmu!" teriak salah satu lelaki berbadan gemuk. Ia adalah pelanggan setia Bella. Dua wanita menghampiri Bella. Mereka menyentuh dan meraba bagian tubuh Bella. Para penonton hidung belang semakin menjadi. Naik ke atas panggung dan menarik tubuh Bella ke dalam dekapan. "Saya mau Dia!" teriaknya lantang. "Tak bis
Read more
Kemalangan
Malam Tanpa Noda Bab 56Kesadaran Bella21++"Ton, aku gak mau nemenin pria tua itu," mohonnya dengan suara lirih. "Sayang, ini untuk kita juga. Kamu tahu kehidupan kita sedang susah." Toni mengiba seperti pengemis jalanan."Aku akan mencari pekerjaan yang lebih besar gajinya. Aku tak mau menjadi pel*cur." Air mata Bella berjatuhan dengan deras. Mereka berada di belakang panggung."Kata siapa kamu menjadi pal*cur? Kamu hanya menemani dia. Demi kehiduapan kita yang lebih baik. Temani dia," rayu Toni. Ia memeluk tubuh Bella dan membelai rambut pirang. "Aku mencintaimu sangat mencintaimu. Tak akan pernah meninggalkanmu. Lakukan dan aku akan semakin mencintaimu." Toni mencium kening Bella. Ia mengusap air mata dengan jari jemarinya. Tersenyum manis dan penuh harap."Aku juga sangat mencintaimu." Bella memeluk tubuh Toni. "Ayo aku antar. Jangan takut ada aku!" Lelak
Read more
Diselingkuhi
Malam Tanpa Noda Bab 56Kesadaran Bella21++"Ton, aku gak mau nemenin pria tua itu," mohonnya dengan suara lirih. Matanya mulai mengembun."Sayang, ini untuk kita juga. Kamu tahu kehidupan kita sedang susah," bujuk Toni. "Aku akan mencari pekerjaan yang lebih besar gajinya. Aku tak mau menjadi pel*cur." Bella mengelengkan kepala. "Kata siapa kamu menjadi pal*cur? Kamu hanya menemani dia. Demi kehiduapan kita yang lebih baik. Temani dia," rayu Toni. Ia memeluk tubuh Bella dan membelainya. "Aku mencintaimu sangat mencintaimu. Tak akan pernah meninggalkanmu. Lakukan dan aku akan semakin mencintaimu." Toni mencium kening Bella. Ia mengusap air mata dengan jari jemarinya. "Aku juga sangat mencintaimu." Bella memeluk tubuh Toni. "Untuk masa depan kita. Aku akan mengantarmu." Lelaki itu mengandeng Bella menunju kamar yang berada di belakang club. 
Read more
Bella
Malam Tanpa NodaBab 57 Bella meringis menahan sakit disekitar tubuhnya, luka lembab di wajah dan noda merah di hidungnya. Ia usap perlahan dengan jari.Seperti biasa ia mendapat perlakuan tak senonoh. Tubuh indah dan rampingnya kini menjadi kurus kering. Wajahnya tak bercahaya seperti dulu lagi. "Sayang, bagaimana?" tanya kekasih hatinya. Lelaki yang ia pilih ketika meninggalkan Faisal masuk ke kamar setelah pelanggan pergi.Bella melempar uang berwarna biru ke arah lelaki itu. Lelaki itu menyeringai dan memungut semua uang yang berhamburan. Bella bangkit dan memungut pakaiannya yang telah robek. Ia membuang ke dalam tempat sampah. Seperti biasa, membawa pakaian ganti dalam tasnya. Bella memakai pakaiannya dengan cepat. "Tunggu, sayang. Mau ke mana?" Kekasihnya menahan lengannya. "Lepas, aku mau pulang!" Bella membentak lelaki itu. "Hayo'lah Say
Read more
Perusahaan cabang
Malam Tanpa Noda Bab 58 Airi dan Putra mencium sesuatu yang tidak beres di salah satu perusahaan cabang yang berada di Surabaya. Hari itu juga mereka berangkat dengan pesawat terbang. "Siapa pemimpin perusahaan di sana?" tanya Airi ketika meraka berada dalam perjalanan. "Pak Ibnu, ia manager baru sejak delapan bulan yang lalu. Aku curiga ada sesuatu di perusahaan cabang tersebut." Sebenarnya, Putra ragu untuk menerima Ibnu sebagai penganti manager kepercayaannya. Ia hasil rekrut dari Ibu Aura. Putra sudah menolak lamaran Ibnu. Namun, dengan kegigihan Aura yang juga memiliki saham di perusahan tersebut membuat Putra mengalah."Berapa banyak dana yang diseludupkan?" "Sekitar satu miliyar," jawab Putra. Ia melihat data yang masuk dan keluar tidak sesuai. Mereka telah sampai di sebuah gedung yang tak jauh dari ibukota Surabaya."Aku lup
Read more
Pecat
Malam Tanpa NodaBab 59"Ayo buka mulutmu dan ikut berpesta." Mereka tertawa terabahak-bahak. Airi memberontak. "Tidak! Jangan sentuh!" "Jangan!" Airi memohon agar minuman haram itu tak tertelan olehnya.Airi menendang aset laki-laki itu. Ia meringis kesakitan menyentuh bagian sensitifnya. "Kurang ajar, kamu!" Hijab Airi ditarik hingga hampir lepas.  "Jangan sentuh aku baj*ngan! Kamu akan menyesal."Ibnu semakin tertawa. Ia tak menyangka dengan keberanian Airi.Suara pintu terbuka dengan keras. Mereka terkejut dan wajah berubah pucat. "Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" Putra membuka pintu ketika mendengar jeritan Airi. Pemandangan yang sangat kacau. Airi terduduk dan kedua tanganya di pegang ke arah belakang. "Lepaskan dia!" perintah Putra menunjukkan tangannya ke Airi."Pak Putra, Anda ke mari." Ibnu menghampiri Putra. Ia mel
Read more
PREV
1
...
45678
...
28
DMCA.com Protection Status