All Chapters of Menantu Paling Oke: Chapter 21 - Chapter 30
92 Chapters
Bab 21. Tante Mirna Berkuasa
  "Wanita itu tak pernah salah, katanya,  satu-satunya kesalahan adalah dia tak menyadari kesalahannya." by Wisnu.    Saat sedang fokus menghitung jumlah total hitungan di laporan keuangan yang sedang dipelajarainya,  ada ketokan keras di pintu kamar.  Tepatnya sih gedoran.  "Wisnu!  Kamu sudah tidur?  Dasar pemalas! Sini kamu, bantu tante!" Wisnu otomatis berjingkat kaget sendiri. Pensil yang dia pegang sampai terlempar dua meter jauhnya. Wisnu mengelus dadanya sendiri. Dia heran dengan kelakuan tante Mirna dan mensyukuri punya istri sebaik Sinta. Tak terbayangkan seandainya berada di posisi seperti om Adi yang beristrikan tante Mirna, pastilah ngenes.  "Iya Tante  Mirna, Wisnu belum tidur kok, masih SIBUK belajar ini." Wisnu sengaja menekankan kata sibuk. "Ya elah, gaya amat  kamu pakai belajar segala. Memangnya anak sekola
Read more
Bab 22. Mama, Please!
  "Kadangkala tekanan hidup justru bukan  melemahkan, tapi malah menguatkan jiwa manusia yang memahami cara menghadapinya." by Hendra.    Tante Mirna dan Om Adi jadi kaget dan saling berpandangan.   "Klo begini terus, suamiku dijahatin dan dihina mulu,  Sinta ma suami mau pindah rumah saja, Pa!" Sinta memegang tangan papanya merajuk seperti biasa kelakuan anak bungsu.  "Jangan begitu,  Nak.  Klo kau pergi tiap ada masalah,  kau tak akan bertumbuh. Demikian juga suamimu. Hal seperti ini bukan apa-apa dibanding semua kepelikan masalah hidup berumah tangga yang pasti akan terjadi ke depannya nanti." Hendra berkata tegas sambil melirik Wisnu.  "Iya Sayang,  biarlah aku ga pa pa. Aku akan bertahan di sini denganmu apapun terjadi. Asal cintamu tak berubah. Fokus saja pada pernikahan kita, oke Sayang? " Wisnu ikut meredakan kemarahan istrinya dan merangkul pundak
Read more
Bab 23. Om Adi Gelay!
  "Kadangkala alam juga bisa mengetahui  apa dan bagaimana kebenaran itu, meski tanpa ada saksi mata manusia." by Wisnu.      "Awww!" "Aduh! Apa-apaan sih si Wisnu ini! Kurangajar! Tolong ... Tolong!" Suara mama Joyce cetar membahana di pagi yang dingin itu.  Wisnu yang sedang fokus belajar untuk persiapan kuliah beberapa hari lagi jadi kaget.  Ada apa ya?  Dia berlari menuju kamar mama Joyce.  Ada Om Adi yang juga berada di depan pintu kamar, dari nyonya kaya ratu rumah keluarga Wiguna ini. Dia nampak cemas juga dan mengetuk pintu kamar yang tertutup.  "Mbak ... Mbak Joyce, kenapa? Ada apa?" tanyanya gugup.  "Aduhhh,  tolong dik Adi! Aku terpeleset di kamar mandi.  Licin sekali deh.  Wisnu nih gara-garanya! Aduh badanku sakit semua. Remuk nih badan bagusku,  sialan bener nih menantu baru keluarga Wiguna itu!"
Read more
Bab 24. Bari dan Sikap Barbarnya
  "Kedalaman sikap baik seseorang pun bisa berantakan karena rasa iri dan merasa tersisihkan." by Wisnu.    Lain Adi lain lagi dengan Bari, kakak Sinta.  Meski tak tergabung di koalisi  mama dan tantenya, untuk mencelakakan Wisnu,  dirinya menyimpan rasa tak suka dengan adik ipar barunya itu.   Iri hati.  Ya pada dasarnya Bari iri dengan Wisnu yang hanya new comer di rumah Wiguna tetapi berhasil secara aneh 'ngehits' dengan tiba-tiba, begitu mencolok pula.   'Apa sih kelebihan anak itu sampai-sampai  pembantu kesayanganku seperti mbok Tirta saja memujanya?' gerutu Bari tak terima. Apa hak dia mengambil alih pusat duniaku?  Sialan!  Ga bisa didiamkan ini! Ancaman ternyata datang dari sisi tak terduga. Sesosok Wisnu yang tampak polos malah membuat orang tertarik kepadanya.   Mbok Tirta, ART senior itu, sedari Bari baru lahir ke dunia,  m
Read more
Bab 25. Bari Menyadari
  "Sifat asli seseorang tampak dari reaksi pertama yang dilakukannya, saat terdesak oleh keadaan tak terduga." by Bari.    Terakhir saat main ke tempat hiburan malam ketiga yaitu karaoke, Wisnu malah bisa menyanyi walau suaranya pas-pasan.  Si pembetot bass di Sixth ini memang kadang jadi backing vokal sesekali.  Bari jadi bertepuk tangan sedikit kagum. Saat mau pulang,  bencana terjadi enggak disangka-sangka. Mobilnya menyerempet sekelompok motor anak jalanan yang kebut-kebutan.  Bari jadi kebingungan dan menghentikan mobilnya.  Beberapa anak jalanan itu marah,  mereka menghentikan mobil Bari dan menghadang kedua lelaki keluarga Wiguna itu dengan brutal.  "Saya minta maaf,  sungguh tadi kakak saya gak  sengaja menabrak.  Tadi beliau agak mabuk. Nanti biaya perbaikan semua motor yang rusak akan  kami cover semua kok.  Mas-mas kalau ada yang luka juga akan di
Read more
Bab 26. Kelvin Menggoda
  "Kesetiaan adalah nafas yang menghidupkan pernikahan.  Setialah, maka pernikahan insyaallah akan tetap terjaga kelangsungannya." by Wisnu   Wisnu menggelengkan kepala tanda tidak terlalu paham.  Tapi ada rasa damai di hatinya.  Kak Bari sudah lebih ramah! Alhamdulillah.  Lalu dimana Sinta malam ini?  Apakah pertemuan dengan teman SMA-nya berjalan lancar?   Sejak habis magrib,  Sinta sudah pergi.  Bersama teman-teman genknya di SMA dulu.  Ada Ati,  Dina, Doni dan Syara.  Mereka berkumpul di sebuah restourant mewah di tengah kota. Tentu saja Sinta yang mengadakan dan membiayai acara nalam ini.  Setelah sekitar 7 tahun kuliah di Jogjakarta, Sinta memang hanya pulang satu atau dua kali dalam setahun, saat lebaran dan liburan mahasiswa. Makanya bisa dibayangkan betapa rindunya Sinta dan teman-teman akrabnya tersebut. 
Read more
Bab 27. Nasehat Sahabat
  "Persahabatan bagai cahaya yang akan menerangi kegelapan dalam hubungan antar manusia.  Dia akan bercahaya terang ke gelap sesuai kemurnian nilai persahabatan itu sendiri." by Wisnu.    Kalau Sinta mempunyai sahabat waktu kuliah bernama Didi, dan empat teman akrab SMA Syara,  Ati,  Dina dan Doni.  Wisnu suaminya tentu akan mengajukan satu teman akrab semasa kuliah. Mereka bahkan sering duduk sebangku, di Fakultas Sastra Inggris.  Nama sahabat Wisnu itu Willy tapi lebih tenar dipanggil Kriwil.  Si Kriwil ini pernah ditaksir Sinta tetapi dia sudah lebih dulu memilih Didi. Dan Sinta berjodoh dengan Wisnu teman Kriwil.  Wew jalan hidup ini kadang kelihatan begitu luar biasa dan tak terduga.  Selain Kriwil,  teman seband 'Sixth' Wisnu   lainnya ada Antok,  Teten,  Randy,  dan Tegar.  Mereka semua baik, kompak dan saling menyayangi.  
Read more
Bab 28. Work Hard, Love Harder
  "Mandiri bukan berarti tidak memerlukan bantuan orang lain, tapi bergantung pada diri sendiri maksimal sampai tak mampu lagi." by Wisnu.      Hari ini adalah hari ketiga Wisnu berangkat kuliah sehabis magrib.  Sinta menemani suaminya  dan berakhir pulangnya mereka makan sate kambing dahulu.  Setelah menunggu beberapa lama, apa yang mereka pesan datang juga.  Mereka langsung menyerbu tanpa ampun dan basa-basi. Yeah sate kambing, dimakan di malam berudara dingin seperti ini?  Untuk sepasang muda mudi yang sudah sah nikah? Apa ya efek manisnya?  Saat pulang, Wisnu yang kekenyangan plus capek jadinya mencoba berselonjor memanjangkan badan dan kakinya. Walau tentu saja,  susah, karena sangat terbatasnya ruangan dalam mobil. Tetapi dia abai karena dirinya sungguh dalam kondisi sangat capek dan mengantuk.   Sedangkan di sisi pengemudi, Sinta yang sudah cukup
Read more
Bab 29. Menemani Mertua
  "Mertua juga adalah bak orang tua kita, yang wajib kita patuhi, mendengarkan apa katanya dan perintahnya." by Wisnu.    Soal 'juragan' atau bos, Wisnu mempunyai Hendra Wiguna sebagai bosnya. Mengesampingkannya sebagai bos di pekerjaan,   hubungan mereka di rumah sebagai menantu dan mertua  masih terus mencari cara untuk menjaga 'klik' keharmonisannya.   Seperti hari ini,  saat pulang kantor sore hari, Wisnu mendapat tumpangan untuk pulang ke rumah oleh papa Hendra.  Ojolnya dibatalkan, dan hanya mengantar Wisnu sampai ke tempat yang posisinya agak jauh dari kantor, untuk kemudian bergabung dengan mobil Hendra.  "Masuk,  Wisnu!" perintah Hendra kepada menantunya ini untuk masuk ke dalam mobil.  "Baiklah,  Pa." Wisnu menuruti apa kata papa mertuanya.  "Ada apa,  Papa Hendra ... ga biasanya pulang mengajak saya? Ada yang perlu dibantu, Pa?"
Read more
Bab 30. Kakek yang Unik
  "Pekerja keras dan cerdas tanpa kompromi, kurangi istirahat,  perbanyak usaha dan doa. Maka keberhasilan niscaya menghampirimu." by Darmanto.      Saat itu sore menjelang magrib dan Wisnu sedang diajak makan mertuanya. Mereka makin akrab,  meski Hendra masih sedikit menjaga jarak.   "Iya,  selain pakar ilmu attitude, dia juga menerapkan itu ke bisnisnya dan berhasil! Dia Pak Arto itu sahabat karib bapakku." Hendra menjelaskan.  "Oiya Pa? Keren banget deh.  Mereka berdua sama hebatnya dengan cara unik masing-masing ya,  Pa?" "Ya mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.  Soal bisnis,  bapakku Pak Darmanto tentu juaranya. Dan tentang akhlak,  attitude, Pak Arto tentu yang jauh lebih okey!" Wajah Hendra sangat ceria saat menceritakan tentang bapaknya.   "Papa sangat bangga sama Kakek Darmanto ya?" Wisnu merasa terpes
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status