Semua Bab Cinta Sekolah Menengah Pertama: Bab 11 - Bab 20
69 Bab
Bab 11 Kangen?
Davi menghentikan Lisa yang sedang membayar dua buah aqua botol di kantin. Aqua itu akan diberikannya pada Matari yang sedang berlatih menyanyi di ruang ekskul mading.“Apa sih, Dav? Kaget gue! Gue lagi bayar nih!” bentak Lisa sambil tetap memakan lolipopnya.“Kalian ke mana aja sih? Ekskul mading sama Panahan juga nggak keliatan?” tnya Davi heran."Eh, kalian-kalian… Matari doang kali maksudnya?” tanya Lisa.“Iya, iya, si Matari maksud gue. Ke mana sih dia? Kok nggak keliatan? Masuk kan? Gue telepon ke rumahnya Mbok… mbok siapa itu yang ngangkat teleponnya mulu. Bahkan Sabtu aja dia nggak ada.”“Mbok Kalis maksud lo? Iyaaa dia lagi sibuk persiapan buat lomba puisi.”“Dia ikut? Kayanya nggak ada namanya deh di daftar peserta yang ditempel sama si Ben.”“Emang. Bukan sebagai peserta.”Lisa tiba-tiba mendadak punya ide untuk memberikan sur
Baca selengkapnya
Bab 12 Sihir
14 Februari 2001Semua siswa berkumpul di Gedung serbaguna berukuran sebesar lapangan basket indoor itu. Ada yang duduk di kursi penonton, namun lebih banyak yang memilih duduk lesehan di pinggir lapangan sambil membawa snack dan minum yang sudah dibeli di kantin. Panggung performance berada di salah satu sisi lapangan. Lengkap dengan lampu-lampu dan alat band. Tahun ini, lomba puisinya terasa megah dengan bantuan sponsor orangtua murid, termasuk orangtua Lisa tentu saja.Dan karenanya, seluruh siswa tertarik untuk datang, mereka tidak menyangka akan diadakan semegah itu. Tahun lalu mendapatkan peserta lomba saja sudah bersyukur. Tapi tahun ini antusiasmenya luar biasa. Kak Ben sebagai ketua panitia tampak senang dan sumringah. Tidak sia-sia usahanya selama ini.Davi berjalan santai bersama Abdi. Di depan mereka, team ekskul sepakbola berjalan mendahului.“Mau di atas atau di bawah aja?
Baca selengkapnya
Bab 13 Kekecewaan Thea
Abdi menatap sahabatnya yang sedang menggambar mobil F1 acakadul di buku tulisnya. Saat itu pelajaran Matematika. Semua anak kelas 1 B, sesuai absen mendapat giliran mengerjakan soal di depan. Abdi dan Davi yang termasuk abjad awal sudah mendapat giliran. Sehingga mereka hanya duduk-duduk mengobrol sambil berpura-pura memperhatikan.“Gimana, gimana, kapan nembaknya?” tanya Abdi setengah berbisik.“Nggak bisa sekarang. Gue kudu pelan-pelan, Di. Matari itu kaya bunga yang nggak berani sama sekali gue sentuh, takut rusak,” sahut Davi.“Hmmm, tapi waktu Thea dulu lo maju terus pantang mundur.”“Beda. Thea sama Matari beda banget. Matari itu background keluarganya aja udah kaya gitu kan. Gue beberapa kali denger cerita dari Lisa aja, gue jadi kasihan sama dia. Gue nggak mau nyakiti dia. Jadi gue kudu pelan-pelan banget.”“Masalahnya, Dav, pesona Matari pas perform di lomba puisi ke
Baca selengkapnya
Bab 14 Tentang Thea
Theana Gemintang Puspitasari adalah anak kedua dari Ibu Irma Sudibyo dan Bapak Paulus Andika. Panggilannya Thea. Thea memiliki kakak perempuan yang bernama Nikita Gemintang Puspasari atau yang biasa dipanggil Niki. Niki hanya berjarak sekitar 2 tahun dari Thea. Niki tidak bersekolah di SMP yang sama, dia mengambil SMA swasta Kristen yang berjarak cukup dekat dari rumahnya, sehingga hanya berjalan kaki pun sudah cukup.Seperti halnya Thea, Niki juga memiliki tubuh yang bagus dan atletis, meski sama-sama tidak terlalu tinggi. Thea sangat disayang kedua orangtuanya, karena saat lahir, Thea hampir kehilangan nyawanya karena keracunan air ketuban.Akibatnya, seluruh kasih sayang orangtuanya tercurah sepenuhnya pada Thea sejak kecil. Menjadi pusat perhatian, mendapatkan apa yang diinginkan, selalu menjadi yang pertama diberikan sesuatu, menjadikan Thea tumbuh sebagai anak yang narsistik. Itulah yang menyebabkan Niki selalu merasa tidak adil atas perlaku
Baca selengkapnya
Bab 15 Malam Minggu Matari
Saat tiba di rumah, Eyang Putri belum tampak di mana-mana. Menurut info dari Mbok Kalis, Eyang Putri pergi bersama rombongan arisannya menjenguk seorang tetangga lain di RSCM yang tengah dirawat karena sakit lambung.Tante Dina dan Sandra sedang berkunjung dan berencana menginap di rumah mereka sekaligus bebersih. Kak Bulan belum pulang, seperti biasa ada latihan paskibraka di sekolahnya. Ayah belum tampak kehadirannya, biasanya setelah magrib baru tiba.Saat Matari sedang mengobrol dengan Mbok Kalis yang sedang menyiram tanaman di depan rumah, Iko tiba-tiba lewat. Dia menghentikan sepedanya dan masih menggunakan seragam SMAnya, tersenyum menyapa Matari. Rambut ikalnya tertiup angin sesekali. Wajah tampannya tampak semakin terang tertimpa cahaya matahari sore.“Halo, Ri, Mbok Kalissss…. Lama nggak ketemu…” sapa Iko.Mbok Kalis tersenyum sambil mengangguk tanpa menjawab apa-apa. Matari hanya melempar senyum tipis dengan enggan.
Baca selengkapnya
Bab 16 Si Kembar
Saat itu hari Senin di pertengahan semester kedua (Bulan Maret 2001). Dua orang siswa laki-laki kembar identik berdiri di dekat ruang mading. Matari yang datang pagi itu hendak meletakkan kertas asturo baru, terlihat bingung. Siapa mereka?“Nahhhh, ada Matariiiii. Ri, tolong bantu Ibu ya, antar mereka ke kelas mereka masing-masing. Untuk Ricko, yang ada tahi lalatnya, dia sekelas sama kamu. Sedangkan untuk Rocky, dia akan di kelas 1 B,” kata Bu Tasya yang memang wali kelas dari kelas 1 B, kelas di mana Abdi dan Davi berada. “Ayo kenalan dulu.”“Hai, saya Ricko,” sapa anak cowok bertahi lalat yang cukup jelas itu di wajahnya.“Saya Rocky,” sapa yang satu lagi, tanpa bertahi lalat, namun mirip sekali bahkan bentuk dan postur tubuhnya.Matari menyalami mereka satu-satu sambil menyebutkan namanya. Tanpa tahi lalat itu, Matari bahkan tidak bisa membedakan keduanya.“Yang sekelas sama gue, ikut aja du
Baca selengkapnya
Bab 17 Sepasang Kekasih
Matari mengayuh sepedanya menuju warung Mba Sari, tetangga di kompleks mereka yang berjualan sembako di depan rumahnya. Tante Dina berencana memasak makan malam, karena beliau sedang ulang tahun. Namun tidak semua bahan ada. Bawang Bombay dan bawang putih habis.Saat itulah dia melihat Iko dan Raline duduk berdua di depan rumah. Raline terlihat menangis. Iko pun hanya diam mematung di sebelah gadis itu. Matari tahu, Raline adalah tipe gadis-gadis SMA Jakarta yang cantik dan stylish. Wajahnya cantik memesona dengan kulitnya yang gelap. Dia cukup bisa menerima jika Iko jatuh cinta kepadanya. Dia tahu tidak mungkin bersaing dengan anak perempuan yang bahkan bisa bertemu Iko dengan waktu yang lebih lama dengan dirinya.Matari cuma mengangguk, menyapa sekilas pada Iko dan Raline, tanpa memberhentikan sepedanya. Dia tidak ingin mengganggu sepasang kekasih itu. Dirinya saja belum bisa memaafkan dirinya sendiri karena telah jatuh cinta dan patah hati dalam waktu
Baca selengkapnya
Bab 18 Kesepian Kita
“Matari, English lo bagus nggak sih?” tanya Gilang pada Matari saat jam istirahat pertama.“Lebih bagusan dia daripada lo pastinya,” timpal Thea cepat sambil nyengir meledek Gilang.“Ngeselin lo. Gue nanya dia nih. Lo coba denger dua lagu ya. Cuma ini agak keluar dikit dari ciri khas lo. Untuk lagu pertama akan duet sama gue, jadi lo santai aja. Nah lagu kedua, gue pengen lo nyanyi sendiri,” seru Gilang.“Emang lagu apaan sih, Lang?” tanya Matari sambil duduk di sebelah Gilang.Gilang membuka majalah chord musik. Dibukanya dua halaman yang telah ditandainya dengan lipatan di ujungnya.“Tenang, semua anggota band udah gue rekamin di kaset. Tugas kalian semua minggu ini dengerin lagu itu berulang-ulang,” ujar Gilang dan menyerahkan kaset-kaset yang telah diisi dua lagu untuk didengarkan Matari dan beberapa sisanya untuk diserahkan pada
Baca selengkapnya
Bab 19 Ayah
Yang diingat dari Matari adalah, duluuuuu sekali, Ayahnya ceria dan bersahabat. Suka menggoda kedua anak perempuannya. Suka bercerita tentang binatang kecil bernama Si Kancil. Yang akan didengar tanpa ada rasa bosan dari Matari dengan mata bulatnya yang ekspresif. Ibunya akan tersenyum-senyum sambil membuat dua gelas susu hangat untuk dirinya dan Kakaknya.Sejak Ibunya meninggal, Ayahnya sudah berhenti tersenyum saat pemakaman. Bahkan untuk menyapa Matari dan Bulan, beliau hanya mengangguk-angguk sambil menatap mereka. Meskipun tetap rajin menanyakan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan, namun selalu memberikan uang bulanan yang jumlahnya sangat pas-pasan pada Matari dan Bulan. Matari dan Bulan tahu, Ayahnya memiliki hutang yang cukup besar akibat biaya Rumah Sakit Ibu Matari yang tidak di cover asuransi kantor.Sampai-sampai mereka tidak mampu membeli mobil, padahal tahun di mana tahun sebelum Ibu Matari meninggal, Ayah mereka sudah berencana membeli mobil, sehingga jik
Baca selengkapnya
Bab 20 Menjelang Liburan Ujian Nasional
Matari menatap pengumuman mengenai "Seluruh EKSTRAKULIKULER tanpa terkecuali LIBUR" di papan pengumuman. Minggu depan, ujian nasional kelas 3 sudah mulai. Matari merasa waktu begitu cepat berlalu. Sepertinya baru kemarin dia kelas 1, sekarang dia telah berada di penghujung waktu menjelang masa-masa kelas 1 nya berakhir.Anak-anak kelas 3 telah sibuk dengan persiapan ujiannya. Dan minggu ini adalah minggu terakhir mereka sebelum berperang untuk kelulusan SMP. Saat itu Matari pun telah beberapa kali latihan main band di studio rumah Lisa. Jika tidak ada ekskul, Davi akan ikut datang menemani mereka. Termasuk kembaran Ricko, Rocky. Meskipun satu kelas, nyatanya, mereka tidak cukup dekat. Sehingga saat-saat menunggu band latihan, digunakan oleh Davi untuk main games snake di handphone-nya. Sedangkan Rocky duduk di dekat kembarannya, terkadang mengkritik permainan gitarnya.Ketika m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status