Semua Bab Katanya Dan Nyatanya: Bab 71 - Bab 80
82 Bab
Sequel II : Gairah
       Bella memekik kaget saat kakinya menginjak sesuatu yang licin, beruntungnya Revan sigap meraih pinggangnya."Lo ceroboh banget, ga berubah." Revan membantu Bella berdiri tegak.Bella cemberut lalu menatap bawah lantai yang ternyata plastik bekas jajanan yang berisi minyak dan cabai. Teman - temannya itu ga ada akhlak sekali, buang sampah sembarangan pikirnya kesalBella menatap Revan dengan wajah di tekuk masam."Lo kenapa sih marah - marah ga jelas! Sewot mulu kerjaannya hari ini!" geram Bella.Revan mendatarkan lagi ekspresi wajahnya lalu berlalu meninggalkan Bella yang tengah mencak - mencak itu."Untung ganteng! Urrggh!" gemasnya seraya mengekor di belakang Revan.***Revan menatap teman - temannya yang tengah berlatih, mengabaikan Bella yang tengah sibuk sendiri memilih bela
Baca selengkapnya
Sequel II : Bella menghindar
      Revan mengerjar Bella lalu meraih lengannya hingga Bella berbalik menghadapnya."Kemana? Lo lari - larian mulu" Revan melepaskan cekalannya.Bella memalingkan wajahnya, hatinya masih luka. Sakit kalau melihat Revan, usahanya selama ini mungkin memang hanya mengantarkannya pada ke sia - siaan.Bella memutuskan untuk meninggalkan Revan, Bella sedang butuh waktu sendiri untuk kembali merenungkan semua perasaannya.Revan tak menahan Bella, hanya diam menatap Bella dengan helaan nafas panjang. Bella mulai lagi marah - marah tidak jelas pikirnya sangat tidak peka.Bella terus melangkah tanpa menoleh, tangannya terkepal menahan semua rasa yang begitu bercampur aduk.***Rachel merangkul Bella dengan gemas."Semangat Bell! Semangat! Kusut banget mukanya. Kita mau ke surganya sekolah, kok malah murung." herannya
Baca selengkapnya
Sequel II : Kejutan Gagal
          Bella terlihat serius, alisnya bahkan kian bertaut. Sebentar lagi hari ulang tahun Revan, jelas harus di persiapkan. Entah itu kado maupun kejutannya."Yaelah Bell, belajar sama yang udah - udah. Revan ga suka di kasih kejutan, kado aja udah." Rachel kembali mengemut lolipopnya dengan helaan nafas lelah."Iyah sih.." murung Bella."tapi kalo ga ada kejutan ga seru, marahnya Revan paling 3 hari abis itu baikan.." riangnya di akhir.Rachel terlihat bodo amat, dia sudah lelah mengingatkan sahabatnya itu."Kadonya apa ya?" Bella bertanya dengan begitu riang, mengabaikan wajah Rachel yang terlihat bosan."Jam tangan, Bell! Gue udah kasih ide juga." semprotnya kesal.Bella menggeleng."Jangan itu ah, yang lain.." tolaknya dengan santai tanpa terganggu ekspresi Rachel yang seakan - akan akan memakan Bella bulat - bulat."Bor
Baca selengkapnya
Sequel II : Perpisahan
            Bella gelisah, Bella tengah berdiri di balik pilar. Mencoba bersembunyi dan mengintip Revan yang kini tengah berbicara dengan Melia, kakak kelas mereka."Bella hanya temankan? Terus kenapa  kamu ga bisa terima aku?" tanyanya seraya meraih tangan Revan.Revan menatap Melia, gadis di depannya memang menarik tapi Revan tidak ingin terganggu oleh hubungan rumit di masa SMA.Revan hanya ingin lulus lalu terbang ke negara yang akan mendidiknya menjadi atlit."Sorry.." setelah mengucapkan itu Revan berlalu.Bella menghela nafas lega, namun juga prihatin atas penolakan Revan. Bella kembali menarik nafasnya, kali ini dengan berat.Orang terdekat saja di abaikan, apalagi orang luar. Bella semakin tidak bisa menjangkau Revan rasanya.Bella membawa langkahnya untuk kembali masuk ke dalam gedung sekolah yang semakin r
Baca selengkapnya
Sequel II : Bella Dan Fadil
"Aduh! Dosennya semoga belum dateng" heboh Bella dengan kedua kakinya yang pendek terus berlari melewati lorong yang akan membawanya semakin masuk ke dalam kampus.Fadil menaikan satu alisnya saat melihat Bella berlari begitu saja tanpa meliriknya.Fadil menyusulnya lalu menarik jaket Bella yang sontak membuat gadis itu berhenti dengan memekik kaget."Kemana? Kelas kita di sana kali" tunjuk Fadil kearah sebrang Bella."Ha! Belum ada dosen?" tanya Bella dengan nafas terengah."Hm, makanya kalo lagi ngomong teleponnya jangan di matiin! Tahu rasakan!" cemoohnya seraya melepaskan jaket Bella.Bella menggeram, bukan salahnya tapi justru salah Fadil yang selalu berbicara setengah - setengah dan kadang tak jelas. Membuatnya salah paham terus."Au ah! Males gue sama lo!" amuk Bella lalu berlari pelan menuju kelas di ikuti Fadil yang berjalan santai.
Baca selengkapnya
Sequel II : Karma Untuk Revan
        Fadil menggeleng samar, Bella sudah makan langsung tidur siang. Pantas saja pipinya gembul, menggemaskan.Fadil memperhatikan posisi Bella yang tidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar di kepala sofa.Nyaman namun nanti akan membuatnya sakit. Fadil memutuskan untuk memandang wajah Bella.Damai, bulu mata lentik, alis tebal dan hampir menyatu dengan bulu - bulu halus di keningnya."Monyet, kamu banyak bulu di wajah ternyata.." gumamnya seraya mengusap bulu halus itu lalu turun ke hidungnya yang mungil namun mancung.Hingga jempolnya berakhir di bibir tipis yang merona alami. Ada kumis tipis yang menghiasi.Hubungannya setelah berstatus masih bisa di bilang mingguan belum bulanan, apa boleh mengecupnya sekilas? Pikir Fadil."Mau cium Bella?"Fadil tersentak sangat kaget di duduknya bahkan membuat Bella terja
Baca selengkapnya
Sequel II : Kebenaran
        Bella terus berceloteh di samping Revan yang kini tengah makan bersama Fadil, Dewa dan Dewi."Iyah Bell, udah makan dulu.." Revan menyimpan udang yang sudah di kupas ke nasi Bella."Makasih.." kata Bella seraya menyudahi celotehannya lalu melirik Fadil di samping kirinya.Fadil menyeka keringat di poni Bella dengan tissue lalu membantu Bella mengupas udang. Fadil harus menghentikan Revan, biar soal mengurus Bella kini menjadi urusannya.Revan melirik keduanya dengan mood down. Revan salah berpikir Bella akan terus menunggunya. Mungkin Revan terlalu percaya diri kalau Bella tidak akan berpaling."Makasih.." kata Bella saat Fadil memberikan udang yang sudah di kupas cangkangnya.Dewi mengamati gerak - gerik anaknya. Sebagai ibu dia sangat paham dengan perasaan Revan.Sudah berapa kali dirinya menasihati Revan tapi tetap saja tidak
Baca selengkapnya
Sequel II : Patah Hati Kedua
       Bella mendial nomor Fadil, tumben selama dua hari ini Fadil tidak segesit biasanya."Kak Bell.."Bella menoleh lalu tersenyum ramah."Eh ada Ratu.." sapanya seraya memeluknya sekilas."Kakak lagi belanja juga?" tanyanya dengan riang."Hm, kamu ke sini sama siapa?" tanya Bella seraya mengusap anak gadis yang kini sudah masuk ke kelas dua SMA itu."Loh?"Bella menoleh, sama kagetnya dengan Fadil kini. Orang yang sulit di hubungi olehnya ternyata sedang belanja."Kalian saling kenal?" tanya Ratu senang."aku sepupu kak Fadil kak dan aku kenal sama kak Bell karena waktu itu kak Bell bantu tolongin anjing Ratu yang kejebak ikatannya di besi pinggir jalan.." terangnya riang.Bella yang berpikiran negatif sontak tertawa pelan."Kirain dia selingkuh.." gemas Bella pada Fadil.Fadil tersenyum, meraih pinggan
Baca selengkapnya
Sequel II : Pengakuan
         Revan menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang rumah Bella, sepertinya untuk bertemu Rieta tak bisa sekarang."Bunda di dalem?" tanya Revan setelah membantu Bella membuka sabuk pengaman.Bella menggeleng."Lagi di rumah tante, acara syukuran anaknya.." balasnya dengan suara parau dan mata sembab.Revan mengangguk samar, syukurlah. Jika pun ada Revan tak bisa bertemu sekarang. Revan harus bergiliran menjaga sang bunda dengan ayahnya yang harus lembur."Kapan pulang?" tanya Bella."Nunggu mama sembuh.." balas Revan dengan memperhatikan Bella yang ternyata gemukan.Revan merasa lega, itu artinya Fadil menjaga Bella dengan baik."Mau jenguk, tapi nunggu matanya sembuh.." jelas Bella dengan bibir di tekuk. Moodnya masih belum baik."Hm, gih masuk. Istirahat.."Bella mengangguk."Makasih untuk
Baca selengkapnya
Sequel II : Berdua Bersamamu
      Revan membantu Dewi untuk duduk, kini mereka sudah kembali ke rumah. Satu bulan lebih berlalu, operasi kecil pun dengan lancar Dewi laksanakan.Revan dan Bella pun mulai terlihat seperti semula, tanpa canggung atau berusaha menghindar. Hubungannya bisa di bilang membaik namun tidak sedekat dulu, Bella pun tidak seagresif dulu.Bella di sibukan dengan bisnis barunya yang baru buka, Bella membuka toko kecil namun berisi bunga dan peralatan lain untuk kado."Bella kok jadi jarang jenguk bunda?" tanya Dewi setelah meraih gelas air yang di berikan Revan.Dewa melirik sang istri."Mungkin sibuk, ayah denger Bella buka bisnis ya?" tanya Dewa.Revan mengangguk."Baru buka minggu kemarin.." jawab Revan."Kamu kenapa ga bantu Bella?" tanya Dewi dengan penasaran."Katanya Bella ga mau di ganggu dulu." balas Revan lesu, seminggu lebih tidak bertemu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status