Semua Bab SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS: Bab 61 - Bab 70
95 Bab
Enam puluh satu
Mira melihat ke arah Benji dan Mentari bergantian. Keduanya hanya diam saja dari tadi."Kalian kenapa?" Tanya Mira.Membuat Benji dan Mentari menoleh ke arahnya."Nggak papa buk.." ujar Mentari menyahuti.Sementara Benji memilih diam."Berantem?" Tebak Mira. Dia yakin Benji dan Mentari pasti lagi ada masalah.Benji dan Mentari hanya diam tidak menyahuti ibunya.Semenjak bertengkar di kantor tadi, mereka memang tidak saling bicara."Nggak papa berantem, itu biasa buat orang yang sudah menikah. Tapi ya jangan lama-lama, nggak baik." Nasehat Mira.Dia nggak heran kalau Benji dan Mentari bertengkar, karena dia dulu juga begitu dengan suaminya. Apalagi mereka kan pengantin baru, jadi masih butuh penyesuaian.Mentari dan Benji mengangguk sebagai jawaban.Benji sangat kesal dengan Mentari maka ny
Baca selengkapnya
Enam puluh dua
" ya udah lah, aku ke kantin aja duluan.." ujar Mentari.Pasal nya sekarang sudah jam satu siang. Sudah waktunya makan siang. Dan Benji belum selesai juga meetingnya.Mentari di tinggal di ruang kerja Benji sendirian.Mentari sangat lapar, kalau menunggu Benji entah kapan kembalinya. Jadi dia memutus kan untuk makan di kantin kantor saja sendirian.Sekalian keliling kantor, untuk melihat suasana di kantor ini. Selama dua hari kerja di sini Mentari sama sekali belum kemana-mana, dia hanya terkurung di ruangan Benji.Mentari tak berhenti membuka mulutnya lebar, dia sangat kagum dengan kemewahan kantor Benji."Selamat siang Buk..." Sapa para pegawai yang berpapasan dengan Mentari."Siang.." jawab Mentari ramah.Mentari segera memesan makan siangnya, dia pesan ayam bakar dan es teh. Setelah itu Mentari duduk di salah satu bangku yang ada di po
Baca selengkapnya
Enam puluh tiga
"apa ini...." Ujar Benji dengan menusuk-nusuk lemak yang ada di perut Mentari usil."Ih.. kak Benji.." ujar Mentari kesal.Benji terkekeh lucu melihat wajah Mentari.Hari ini, hari Minggu dan mereka sedang bersantai di kamar.Tok...tok...Ada yang mengetuk pintu kamar mereka."Benji, Mentari ayo makan siang, ibu tunggu di bawah." teriak Mira."Iya Bu..." Jawab Benji.Sementara Mentari hanya diam saja.Benji segera berdiri ingin keluar, namun dia menghentikan langkahnya saat melihat Mentari tak kunjung beranjak dari tempatnya."Ayo makan.." ajak Benji.Biasanya Mentari paling cepat kalau di ajak makan."Nggak mau, lagi diet.." ucap Mentari dengan bersedekap dada.Benji menghembuskan napasnya, ini pasti gara-gara kelakuan nya tadi.
Baca selengkapnya
Enam puluh empat
"cium lagi...." Pinta Benji dengan mendekat kan wajahnya ke Mentari.Mentari menghembuskan napasnya entah sudah ke berapa kali, Benji minta di cium."Merem dulu..." Suruh Mentari.Benji pun menurut, dia segera memejamkan matanya dengan memajukan bibirnya.Mentari tertawa geli melihat Benji begini. dia segera mengambil handphone nya lalu memotret Benji.Mentari sangat puas dengan hasil fotonya, kapan lagi punya foto Benji yang menggemaskan begini.Bagaimana kalau orang-orang kantor, atau teman kampus mereka tau. Pasti akan heboh.Benji yang biasanya garang Dan menyeramkan, sekarang malah terlihat imut dan menggemaskan.Mereka pasti akan tertawa melihat Benji yang begini.Benji membuka matanya, saat Mentari tak kunjung menciumnya."Ngapain lo..?" Tanyanya."E...enggak.." jawab Mentari, dia menyembunyika
Baca selengkapnya
Enam puluh lima
"DASAR ANAK KURANG AJAR.." teriak seseorang.Membuat Benji, Mentari, dan papinya menoleh ke arah pintu masuk.Ada Laras yang berdiri di sana, dia menatap Benji dengan marah."Ini drama yang gue bilang kemarin.." bisik Benji ke Mentari dengan tersenyum.Masih sempat-sempatnya Benji berbicara begitu, batin Mentari.Bram yang melihat istirnya, langsung menahan Laras yang hendak menampar Benji."Sudah hentikan.." ujarnya."KAMU NGEBELAIN ANAK KURANG AJAR INI..." teriak Laras memaki suaminya."GARA-GARA DIA JIMI MASUK PENJARA.." ujar Laras lagi."Bukan karena saya, tapi itu ulah anak lo sendiri ibu Laras..." Ujar Benji mengejek.Laras melototkan matanya ke arah Benji."INI SEMUA GARA-GARA KAMU ANAK SIALAN, KARENA KAMU KELUARGA SAYA JADI SUSAH. DASAR PEMBAWA SIAL"  teriak Laras tak terima."Tolong
Baca selengkapnya
Enam puluh enam
Mentari sedang menemani Mila memilih undangan untuk pernikahan nya.Sebentar lagi Mila akan menikah dengan Dito. Karena Dito tidak bisa menemani Mila, jadi Mila meminta Mentari menemaninya.Lagian mereka juga sudah lama tidak pergi bersama.Setelah memilih undangan, mereka berdua pergi ke mall untuk jalan-jalan.Sekarang mereka sedang makan berdua, sambil ngobrol."Jadi lo mutusin untuk berhenti kerja.." ucap Mila.Mentari mengangguk. Dia memang memutuskan untuk berhenti kerja di kantor Benji. Lagian juga di sana dia nggak ngapa-ngapain jadi percuma."Habisnya aku di sana nggak ngapa-ngapain, cuma di kurung di ruangan kak Benji..." Keluh Mentari."Ya udah lah Tar, mending di rumah jadi ibu rumah tangga aja. Nanti gue juga kalau udah nikah bakal di rumah aja" ucap Mila."Dan lo jadi banyak waktu kan sama ibu lo, Itu kan yan
Baca selengkapnya
Enam puluh tujuh
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian kemarin.Dan sampai sekarang Benji masih belum mau bicara dengan Mentari, Benji terus mendiami Mentari.Sudah berbagai cara Mentari lakukan, namun Benji masih belum memaafkan nya juga.Mentari melirik ke arah Benji, Benji hanya diam dan fokus menyetir.Hari ini adalah hari pernikahan Mila dan Dito. Untungnya Benji mau pergi dengan nya.Tak lama Mobil mereka pun berhenti tepat di depan gedung pernikahan Mila.Benji segera turun dan di susul oleh Mentari.Mereka langsung masuk ke dalam. Sudah banyak tamu yang hadir.Mentari juga melihat beberapa teman sekolahnya dulu.Mentari dan Benji duduk di salah satu meja.Mentari melihat ke arah pelaminan, Mila terlihat sangat cantik, Mila sibuk menyalami para tamu."Aku mau ambil makanan dulu ya kak.." pam
Baca selengkapnya
Enam puluh delapan
Mentari berkali-kali menoleh ke pintu ruang kerja Benji. Berharap Benji segera keluar dari sana.Semenjak pulang dari pernikahan Mila tadi, Benji langsung masuk ke ruang kerjanya, dan sampai sekarang belum keluar juga.Mentari lebih baik Benji marah-marah daripada terus diam seperti ini. Membuat dia jadi bingung harus berbuat apa.Mentari kembali masuk ke dalam kamarnya, dia melihat jam sudah jam dua belas malam ternyata.Mentari membaringkan tubuhnya di ranjang, dia menatap langit-langit kamarnya."Apa aku samperin aja ya..." Ujar Mentari.Sungguh dia tidak bisa tidur kalau begini. Kenapa masalahnya dan Benji jadi berlarut-larut begini sih.Mentari membulatkan tekatnya, dia segera beranjak dari kasur. Lalu berjalan keluar kamar menuju ruang kerja Benji.Mereka harus selesai kan masalah mereka sekarang juga.Ceklek
Baca selengkapnya
Enam puluh sembilan
"kak.. ayo sarapan.." ajak Mentari."Duluan aja, nanti gue nyusul..." Ucap Benji, masih sibuk dengan handphone nya.Mentari mengangguk dia pergi ke bawah duluan."Ibu..." Panggil Mentari. Saat melihat ibunya sudah ada di ruang makan."Sayang ayo makan, Benji mana?" Tanya Mira."Masih di atas, bentar lagi juga turun.." ujar Mentari dengan duduk.Mentari mulai mengambil makanan di piringnya, dia juga mengisi piring Benji."Ibu semalam pergi kan, ke pernikahan Mila?" Tanya Mentari."Pergi dong, masak nggak..." Jawab Mira."Tapi kok aku nggak lihat ibu di sana.." ujar Mentari lagi.Pasalnya kemarin, Mentari sama sekali tidak melihat ibunya di pernikahan Mila."Ibu datangnya terakhir, pas udah mau selesai..." Ujar Mira.Mentari memang pulang cepat semalam, tidak sampai acara se
Baca selengkapnya
Tujuh puluh
Mentari menghempaskan tubuhnya di atas ranjang dia menangis sejadi-jadinya.Benji berjalan menghampiri Mentari.Dia ikut naik ke atas ranjang.Benji mengelus rambut Mentari dengan sayang."Sini..." Ucap nya dengan menarik Mentari ke dalam pelukannya.Mentari membalas pelukan Benji, dia membenamkan kepalanya di dada Benji."Hiks....hiks..." Mentari terus menangis."Ssstttt...." Ujar Benji menangkan.Benji terus mengusap punggung Mentari."Udah..." Ucap Benji."Ibu nggak sayang sama aku hiks..." Ujar Mentari di sela tangisnya.Benji juga bingung mau bicara apa."Dengerin gue dulu..." Ucap Benji menjauhkan wajah Mentari dari dadanya, dan melonggarkan pelukan mereka.Benji mengelap air mata Mentari."Ibu mungkin udah mempertimbangkan semuanya..." Ucap Benji.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status