Nora terbangun dengan kepala berat, nyeri menusuk pelipis, dan pandangan yang berkunang-kunang. Napasnya terengah, mulutnya kering, sementara tubuhnya terasa lemah seolah baru diseret dari kegelapan panjang.Kilasan terakhir yang ia ingat begitu jelas—minimarket, suara panggilan yang akrab sekaligus menggetarkan dada, dan cengkeraman kuat di lengannya. Ayahnya. Tangannya kasar, menutup mulut Nora dengan kain yang bau menyengat, lalu semuanya gelap.Kini, saat matanya mulai bisa fokus, ia sadar sedang berada di sebuah tempat yang sangat dikenalnya.Rumah itu.Rumah kecil yang dulu ia tinggali bertahun-tahun, sebelum semua berantakan tiga tahun lalu. Dulu, rumah itu selalu penuh suara: ketukan sendok di meja makan, suara tawa Ibu, kadang tangisan kecilnya yang cepat reda. Tapi kini...semuanya tampak asing. Dinding catnya kusam, penuh bercak lembab. Tirai sobek menggantung lusuh, lantai berdebu, dan aroma tajam alkohol bercampur asap rokok memenuhi udara.Di ujung ruangan, duduk di kurs
Last Updated : 2025-09-30 Read more