All Chapters of Pendekar Lembah Iblis: Chapter 61 - Chapter 70
107 Chapters
Bab 61 Perseteruan Para Tetua (2)
Nirwana putih memakai pakaian terbaiknya, sebuah jubah berwarna hijau dengan dalaman berwarna putih. Tidak lupa dia juga melengkapi diri dengan senjata pedang. Ketika dirinya bersiap-siap, tiga muridnya membantu sang guru untuk bisa menggunakan pakaian miliknya.Ketika dia sedang merapikan ikat pinggang miliknya, dari pintu terdengar ketukan. Lalu terdengarlah suara Delvi, “Tetua, apakah anda sudah siap?”Nirwana putih memberi isyarat pada Laksmi untuk membukakan pintu. Gadis itu segera berjalan dan membuka pintu.Melihat tetua Nirwana putih terlihat sudah bersiap Delvi memberi hormat, “Ayah memerintahkanku untuk memberi tahu tetua perihal pertemuan di ruang tengah penginapan.”“Aku akan hadir.” Ucap Nirwana putih, lalu kemudian dia berjalan keluar ruangan, “Bagaimana tabib yang mengobatiku? Dia akan hadir juga bukan? Kita membutuhkan keterangannya untuk memberikan bukti bahwa kami diracun oleh jenis racun Naga Pu
Read more
Bab 62 Perseteruan Para Tetua (3)
“Kau tentu memiliki alasan untuk mengatakan itu Tetua Narayana.” Kini Sesepuh Cie angkat bicara.“Tentu saja saya mengemukakan hal ini bukan tanpa alasan.” Tetua Narayana melirik kea rah Limey yang mengangguk kecil, lalu kemudian tetua Narayana menambahkan omongannya. “Seperti yang aku bilang sebelumnya, yang memeriksa tentang racun itu adalah salah satu kawan anakku, kebetulan dia adalah seorang tabib. Agar lebih mudah untuk menjelaskan—karena saya tidak memiliki kapasitas menjelaskan ihwal pengobatan—silahkan Nak Limey untuk berbicara di sini dan memberi keterangan pada para tetua yang ada di sini.” Tetua Narayana membuka tangannya untuk mempersilahkan Limey berbicara.Limey menghela napas, lalu kemudian dia berdiri. “Salam hormat pada tetua semua. Perkenalkan nama saya Limey, kebetulan saya memiliki pengetahuan mengenai obat-obatan dan racun. Seperti yang dikemukakan tetua Narayana sebelumnya, Tetua Nirwana putih
Read more
Bab 63 Luka Masa Lalu
Riuh dan rendah suara terdengar berbisik-bisik, wajah Nirwana putih menjadi pucat mendengar nama itu disebut. Tabib Gila, nama tersohor yang menggetarkan kolong langit sebagai tabib jenius. Satu-satunya tabib yang diakui laksana dewa karena kemampuannya dalam mengobati ribuan penyakit dan ribuan racun. Namun, sudah selama dua belas tahun tabib itu menghilang dan mengasingkan diri di Lembah Putus Asa.Semua tetua tahu perseteruan antara tabib Gila dan Perguruan Teratai Merah, tentu saja hal tersebut memicu prasangka lain. Sesuatu yang sebenarnya Sudah diperkirakan Sion.“Kau murid Tabib Gila!” sekarang tetua Narata Patih mengatakan dengan intonasi suara mengejek. “Itu menjadi masuk akal sekarang!”Sekarang giliran Nirwana putih yang berdiri, wajahnya menjadi pias, “Kau murid Tabib Gila?”Lalu, para murid dari teratai merah langsung melompat dan menyorongkan ujung pedang mereka ke arah Limey dan Sion.“Ternya
Read more
Bab 64 Pamit
“guru!!” Lembayung, Laksmi dan muridnya yang satu lagi segera mengejar sang guru yang muntah darah. ketiganya berdiri mengitari sang guru dengan roman cemas. Nirwana Putih segera mengambil posisi untuk bisa mengatur jalan napas dan darahnya lagi, namun racun Naga Putih seolah menyerang dengan ganas, membuat dia tidak mampu menyalurkan prana dan imdoknya ke seluruh aliran tubuh. benar-benar racun yang kejam.Limey yang melihat lantas hendak bergerak, tapi Sion sudah menahan tangan gadis itu. Untuk sementara Sion memilih melihat pertarungan intern, kalau dia dan Limey yang merupakan orang luar masuk, kondisi bisa runyam. Kali ini melihat dan mengukur keadaan adalah pilihan bijaksana.
Read more
Bab 65 Lembah Iblis
Lembah Iblis terletak di ujung pulau dari pulau utama di Ranah Sembilan. Orang-orang awam menyebutkan lembah neraka, ujung kematian, karena lembah itu di jaga oleh para prajurit bayangan yang seperti malaikat pencabut nyawa. Prajurit bayangan menggunakan pakaian serba hitam, dan wajahnya tertutup. Wajah mereka kebanyakan rusak atau cacat. Konon, dahulu di Ranah Sembilan ada wabah serius yang menjangkiti banyak orang. Wabah itu menyebabkan wajah penderitanya rusak. Mereka semua di buang ke Lembah Iblis agar mati, namun tetua Lembah Iblis mengambil para penderita wabah tersebut dan kemudian menyembuhkannya lalu menjadikan mereka penjaga lembah.Namun, ada juga cerita yang mengatakan bahwa penderita wabah yang dibuang ke Lembah Iblis, atau Lembah neraka telah meninggal. Lalu, sang kaisar langit yang memiliki ilmu sihir menghidupkan mereka dan menjadikannya mayat hidup yang bergerak dan mematuhi hanya tuan mereka, Sang Kaisar Langit.Tapi, tentu saja semua hanya rumor yang
Read more
Bab 66 Dewa Bumi
Tapi sebuah suara terdengar memanggil dengan marah, “Kinan!!”Kinan menengok ke asal suara, dan si laki-laki yang memegang busur panah juga ikut menengok.Bixi masuk ke dalam gerbang, dan wajahnya tampak kesal. Melihat Bixi masuk, si laki-laki yang memegang busur langsung mengubah haluan sasarannya. Dia segera mengarahkan busurnya pada Bixi. Bixi menghentikan gerakannya, lalu kemudian memandang ke arah laki-laki tersebut dengan pandangan tidak suka dan heran.“Hentikan Gillian, Apa kau ingin berseteru denganku?” seru Bixi dengan nada mengancam.Laki-laki itu yang ternyata Gillian seolah tidak menggubris ancaman Bixi. Dia segera melepaskan anak panahnya tanpa ragu ke arah Bixi, tidak lupa anak panah itu diisinya dengan imdok. Anak panah melesat dengan cepat, Bixi segera menangkap anak panah dengan dua jarinya. Anak panah terhenti tepat di depan hidung Bixi. Sesaat Kinan seperti melihat ada pancaran api pada ujung anak p
Read more
Bab 67 Pondok Ditengah Danau
Ketika mereka berjalan semakin masuk ke dalam hutan, mereka akhirnya tiba di sebuah tempat yang pemandangannya luar biasa Indah. Sekelompok pohon berdiri kokoh dan di tengah pepohonan itu tampak danau kecil. Kinan terperanjat karena melihat pemandangan luar biasa. Ada dua pondok satu di darat dekat pepohonan yang tumbuh besar dan tinggi, yang satu lagi di tengah danau. Pondok di tengah danau dibangun di atas batu-batu yang menjadi tiang penyangganya. Bentuk Pondok terlihat memanjang dan di desain indah. Lalu sekitarnya dia melihat air terjun kecil dan sebuah sungai kecil yang membelah tempat tersebut.Ketika tengah terpukau sendiri memandang keindahan alam di hadapannya, Kinan tidak menyadari bahwa Bixi sudah melompat melewati danau dengan begitu ringannya seolah tengah berjalan di atas air. Mereka berdua menggunakan ilmu meringankan tubuh untuk bisa mencapai pondok di atas danau.“Hi, Nona Kinan, mau sampai kapan kau terpaku begitu! tempat ini memang indah karen
Read more
68 Rencana Mengambil Kembali
“Hahahaha, pasti dia sangat cantik sampai kau terobsesi seperti itu—ceritakan padaku, lebih cantik dari Merope? Lebih centil dari Merope?”Gillian menggeleng, “tidak. Dia benar-benar perempuan berpikiran dingin. Cerdas, dan dia punya mata yang sungguh biru. Seperti birunya langit!!”deg!! Kinan terperanjat mendengar tuturan Gillian. Mata biru?! Mata yang hanya ada satu-satunya di dunia itu. Apa orang yang sedang dibicarakan lelaki bernama Gillian ini adalah perempuan yang sedang dicari Kinan selama ini. Memangnya berapa kemungkinan ada wanita lain yang memiliki mata yang sama seperti Limey?Bixi tertawa lagi, “Kau mengada-ada yang Gil, Mana mungkin ada orang yang memiliki mata berwarna biru! Kau ini aneh-aneh saja dik!” sergah Bixi sambil menggeleng kepala. memikirkan mungkin adiknya sudah setengah mabuk ketika bercerita tentang perempuan yang digilainya."Kau kira aku tidak bisa melihat kak. dia benar-benar memil
Read more
Bab 69 Tersesat di Hutan Kabut
Kinan merasa risih diperlakukan dengan cara seperti itu oleh Bixi, digendong dengan posisi terbalik seperti itu. Rasanya Bixi memperlakukannya seperti sekarung beras, Karena merasa tidak enak, Kinan mencoba memberontak, namun Bixi dengan cara menyebalkan malah menepuk pantatnya sambil berkata.“diamlah! Aku tidak ingin kau jatuh ke dalam danau!” Lalu, ketika dirinya dan Bixi sudah sampai ke tepian, Bixi menurunkan dia yang langsung dilanjut dengan pukulan dari Kinan. Gadis itu mengarahkan tinjunya yang sudah dilapisi imdox.Melihat laju tinju tersebut, Bixi, dengan segera menangkis tinju Kinan, bahkan dengan segera tangannya di putar hingga tinju tersebut malah mengarah ke ruang kosong, dan dengan tangannya tersebut, Bixi mendesak Kinan sampai tubuhnya meluncur menuju danau.Kinan terkejut, tidak bisa menahan laju tubuhnya yang langsung meluncur, Kinan tidak sempat mencari tempat bertahan, pastinya dalam waktu sedetik saja pasti tubuhnya akan jat
Read more
Bab 70
Mau tidak mau Kinan merasa ngeri sendiri. Lelaki itu benar-benar seperti Zombie, yang tidak ada matinya walau tangan maupun lehernya sudah terpelintir tidak jelas. Manusia dihadapannya ini tidak bisa dibilang hidup. Bagaimana mungkin manusia seperti ini tidak merasakan sakit?! Kinan tidak membiarkan lelaki itu menyakitinya atau bertindak lebih jauh lagi. Dengan kakinya yang dilapisi imdok, ditendangnya lelaki itu hingga terpental menghantam gerbang yang berasal dari tumpukan tulang. Suara berdentamnya luar biasa, beberapa tulang jatuh, namun tulang yang lainnya tetap kokoh berdiri seolah menunjukkan bahwa gerbang itu terdiri dari tulang-tulang yang menyatu membentuk gerbang, dan bukan hanya sekedar tulang rapuh yang mudah hancur. Kinan berharap kali ini lelaki itu menyerah, atau dia terpaksa memenggal kepala lelaki itu. Tapi pemandangan dihadapannya terasa lebih aneh dan mengerikan. Lelaki yang kepalanya sudah setengah berputar, tangannya ya
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status