All Chapters of Derita Istri Simpanan Pria Angkuh: Chapter 11 - Chapter 20
212 Chapters
11. Persiapan pernikahan.
Lola masuk ke dalam ruangan kerja calon suaminya. Ruangan yang sangat besar dan memiliki desain yang elegan.  Gadis itu  mendekati calon suaminya yang duduk melamun di kursi kerjanya. "Mas," Sapa Lola. Lola berdiri di samping Arga. Kening Lola berkerut melihat sikap aneh calon suaminya. Calon suaminya sangat tidak menyadari kehadirannya. Bahkan pria itu terkejut ketika dirinya menyapa. Lola sangat mengenali Seperti apa karakter Arga, sikap seperti ini sangat tidak pernah dilihatnya sebelumnya. " Iya sayang, "jawab Arga yang kemudian diam.  "Mas lagi lagi mikirin apa?" Tanya Lola yang memandang pria tersebut. "Mikirkan acara pernikahan kitalah," Arga berucap dengan sangat santai. Pria itu menarik tangan calon istrinya agar duduk di atas pangkuan. Lola tersenyum saat mendengar ucapan calon suaminya. Lola melingkarkan tangannya di leher pria yang akan menjadi suaminya. "Aku kirain tadi ma
Read more
12. Gaji pertama
Sudah 1 bulan Nadira bertahan bekerja di klub malam. Disini ia bekerja tanpa ada hari libur, karena memang hanya dirinyalah yang menjadi petugas pembersih toilet. Nadira bekerja sesuai dengan kontrak kerja yang ditandatanganinya. Rasa lelah, rasa jenuh tidak pernah dihiraukannya. Nadira selalu bekerja dengan penuh semangat dan mengharapkan ayahnya akan segera bisa berobat dengan uang gaji yang akan diperolehnya nanti.  Nadira duduk di depan di meja kerjanya. Nadira sudah tidak sabar untuk mendapatkan gaji nya. Satu bulan ini Nadira bekerja tanpa ada libur sehari pun.  Nadira sudah bisa membayangkan bagaimana kebahagiaan ibunya nanti bila mendapatkan kiriman uang gajinya. Lamunan Nadira buyar ketika mendengar suara kaki yang mendekat ke arahnya. Nadira memandang pengunjung yang berjalan menuju ke kamar mandi. Nadira akan selalu waspada setiap kali melihat ada yang datang. Ia menundukkan kepalanya dengan ekor mata yang memandang ke arah pengunjung terseb
Read more
13. Ayah kritis
Nadira terbangun dari tidurnya. Piyama yang dipakainya basah oleh keringatnya. Setiap hari Nadira akan terbangun dengan tubuh yang basah oleh keringat. Sudah satu bulan ini, ia tidak pernah merasakan tidur nyenyak. Bayangan akan pemerkosaan itu membuatnya merasa begitu sangat ketakutan. Bahkan peristiwa itu selalu hadir di dalam mimpinya. Menemani tidur lelapnya. "Sampai kapan aku seperti ini," Nadira menangis merasakan ketakutan yang sangat luar biasa.    "Aku ingin melupakan ini semua.  Aku tidak sanggup mengingat semua ini," Nadira merintih pilu. Rasa sakit ini, semua yang di alaminya harus dirasakannya sendiri. Nadira tidak sanggup mengaku dengan ibunya. Kondisi ibunya saja sudah membuat ibunya sedih. Nadira tidak bisa membayangkan bagaimana bila ibunya mengetahui ini semua. Tubuh Nadira semakin melemas saat mengingat itu semua.   Nadira mengambil ponselnya. Nadira mencari tips menghilangkan rasa takut dan trauma. ,"Cara-cara i
Read more
14. Masuk angin
Nadira menutup mulutnya saat mendengar suara langkah kaki yang mendekati pintu kamar mandi di mana dirinya berada. Air matanya menetes tiada henti. Nadira berharap agar pintu kamar mandi itu tidak di buka paksa dari luar. Air matanya tiada henti menetes kakinya gemetar menahan rasa takut. Untaian doa terucap tanpa henti dari mulutnya yang tertutup.  Wajah gadis itu semakin memucat ketika suara pintu dipukul dengan sangat keras dari luar. Nadira menutup telinganya agar tidak mendengar suara perkelahian di depan pintu kamar mandi tempat dirinya berada.  Nadira hanya diam duduk di dalam toilet tersebut. Nadira tidak tau entah berapa lama dirinya ada di dalam. Ia keluar dari dalam toilet setelah memastikan bahwa kondisi di luar sudah aman.  Tubuh Nadira lemas seketika melihat darah yang berceceran di depan pintu kamar mandinya. Ia tidak tahu apa yang terjadi di luar karena dirinya hanya sembunyi menahan rasa takutnya. "Bila seanda
Read more
15. Mencari pinjaman
 Nadira memijat pelipis keningnya yang begitu sangat sakit dan juga pusing. Rasa pusing di kepalanya bertambah saat mendengar kabar yang disampaikan oleh ibunya. "Apa yang harus aku lakukan?" Pusing Nadira memikirkannya.  "Bila ada barang berharga yang bisa dijual pasti akan aku jual." Nadira diam kemudian. "Aku nggak punya apa-apa." Nadira mengusap air matanya. Tubuhnya yang mungil seakan tidak sanggup memikul cobaan yang terasa begitu sangat berat menghimpit tubuh mungilnya.  "Bagaimana bila aku tidak dapat uang?" Rasa takut begitu sangat menghantuinya ketika membayangkan nasib ayah dan ibunya. Cukup lama Nadira mencari solusi untuk mendapatkan uang yang berjumlah sangat banyak. Semakin dirinya memikirkan tentang masalah ini semakin kepalanya terasa begitu sangat pusing. Nadira memijat-mijat pelipis keningnya berharap rasa pusing dan sakit di kepalanya bisa cepat hilang. ** &
Read more
16. Tidak percaya
 Arga duduk di kursi kerjanya. Pria itu selalu memandang layar laptopnya dan melihat gadis yang duduk di depan pintu jaga masuk toilet. Setiap hari Arga selalu memeriksa apa yang dilakukan oleh gadis itu. Seribu tanya di hatinya mengenai gadis yang sudah di tuduhnya tanpa alasan. Pada saat itu emosinya sangat tinggi hingga tidak bisa mengendalikan emosinya dan  menuduh gadis itu sebagai mata-mata hanya karena melihat penampilan gadis itu mencurigakan menurutnya. Arga dengan kukuhnya memperhatikan pikirannya bahwa gadis itu seorang mata-mata.  Pria itu yakni bahwa Nadira orang suruhan dari musuh beratnya.  "Bila dia bukan seorang mata-mata, mengapa penampilan dan sikapnya sangat mencurigakan." Arga begitu sangat kukuh dengan tuduhannya walaupun sampai sekarang pria itu tidak mendapatkan  bukti apapun.  Arga begitu sangat malas untuk mengangkat panggilan telepon di ponselnya. No ponsel pribadinya, hanya sedikit yang mengetahui
Read more
17. Perlakuan khusus
 "Naiklah," ajak Teddy yang duduk di kursi samping kemudi. Pria bertubuh tinggi dan tegap itu ikut langsung mengantarkan Nadira pulang ke rumahnya. Teddy tidak ingin bila anak buahnya melakukan kesalahan. Kesalahan kecil yang dilakukan anak buahnya akan menghilangkan kepalanya.Nadira begitu sangat binggung dan canggung ketika mendapatkan sikap seperti ini. Ia memandang ke arah pria bertubuh tinggi dan tegap yang saat ini berdiri memegang daun pintu dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam mobil."Silakan nona," ucap pria itu."I..... I .. iya," Nadira menjawab dengan gugup.Pria itu menutup pintu mobil dan duduk di kursi kemudinya.Nadira hanya duduk diam di belakang. Ia begitu sangat binggung untuk bersikap. "Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan perhatian seperti ini. Bang Teddy ikut langsung mengantar aku pulang," Nadira berucap di dalam hati. Ia begitu sangat
Read more
18. Pesta pernikahan mewah.
 Nadira begitu sangat bingung namun dia tetap menuruti Apa yang diperintahkan Teddy kepadanya. "Bang Teddy, aku telepon Ibu dulu ya. Aku lupa kasih tahu," ungkap Nadira yang mengeluarkan ponsel dari dalam tas yang dibawanya."Iya," jawab Teddy.Nadira menghubungi nomor ponsel ibunya dengan sangat cepat ibunya mengangkat sambungan telepon dari putrinya."Halo nak," sapa Erna dari sebrang sana"Halo Ibu, gimana kabar Ayah?" tanya Nadira."Ayah sekarang sudah bisa makan nak," Erna begitu sangat senang menceritakan kondisi Ayah Nadira ."Dira senang dengarnya bu. Akhirnya dia Dira dikabulkan," Dira berucap penuh rasa syukur."Tapi ibu bingung nak," ucap Erna."Binggung Kenapa Bu?" tanya Nadira."Ayah dipindahkan ke kamar yang sangat bagus. Mereka mengatakan bahwa di ruangan tempat ayah menginap itu akan
Read more
19. Banyak makan
 Aku ingin beristirahat," Arga berucap dengan melemparkan botol mineral yang berbahan plastik itu ke pintu.  "Mas." Lola berharap bisa membujuk suaminya. Walau bagaimanapun suaminya harus menuruti kemauannya. Lola begitu sangat bingung melihat sikap Arga kepadanya. Lola tidak menyangka bahwa Arga akan sangat marah. Ini untuk pertama kalinya Lola melihat pria itu marah seperti ini. "Mengapa aku terlalu percaya diri bahwa dia bisa aku kendalikan. Aku akan tetap menjadikan mu boneka ku," ucap Lola di dalam hati. Lola memandang Arga yang naik keatas tempat tidur. Lola menyusul suaminya dan ikut naik ke atas tempat tidur. "Aku akan berusaha untuk merayunya," tekat Lola. "Mas," Lola memegang tangan Arga.  Dengan wajah yang begitu sangat marah pria itu menatap tajam istrinya. Arga memegang tangan istrinya dengan sangat keras dan memutar tangan Lola ke kebelakang sehingga Lola menjerit kesakitan. "Apa kau
Read more
Capter 20. Ke dokter
 Nadira begitu sangat tidak memahami kondisi tubuhnya saat ini sudah 2 bulan dirinya mengalami muntah di pagi hari.  "Aku sudah sangat biasa muntah di pagi hari seperti ini. Seharusnya aku sudah kebal tapi kenapa aku tetap merasa sangat lemas bila merasakan ini semua.  Setiap pagi aku merasa mual dan pusing.  Aku tidak sanggup bila menghadapi ini semua. Apa pekerjaan itu nggak cocok untuk aku?" Nadira berbicara dengan memegang perutnya terasa sakit setelah muntah. Nadira tidak tahu Sampai kapan dirinya mengalami hal seperti ini.   "Tapi aku sudah ada banyak hutang di sana, aku gak bisa berhenti. Lagi pula gajinya sangat besar." Nadira diam sejenak. Setelah merasakan kepalanya yang sudah tidak begitu amat pusing, Nadira kemudian keluar dari kamar mandi dan berbaring di atas kasur tidurnya.  "Sudah dua bulan aku mengalami masuk angin parah seperti ini. Apa aku harus ke dokter untuk memeriksa kondisi a
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status