Zhi melangkah dengan cepat diikuti dengan para ksatria yang bersikap siaga, tidak lupa serigala besar putih itu berjalan disamping mengikuti kecepatan Zhi.
Mereka berjalan masuk ke lorong-lorong mansion, para pelayan wanita nampak gelisah melihat tindakan Zhi dan para ksatria yang menerobos masuk.
“Ada apa?” tanya seorang pelayan wanita ke teman lainnya.
“Untuk apa mereka kesini?” tanya yang lain.
Tak ayal karena tindakan mereka, seorang pelayan wanita datang menemui kepala pelayang yang sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya sendiri. Pelayan wanita terse
Please share with your best friend
Zhi memainkan ujung tombak yang tajam meletakkan ujung jarinya hingga terluka lalu menghisap darah tersebut. Altair berjalan masuk kembali ke kamar selesai mandi, kini Altair sudah menggunakan selembar handuk putih melingkar di pinggangnya.“Aku akan mulai mengawasimu?” ucap Zhi sambil mengarahkan tombaknya ke arah Altair.Altair yang sedang mengeringkan rambut di kepalanya terdiam melihat ke arah Zhi dan menatapnya dengan lekat.“Jadi kau sekarang ingin menjadi sepertinya?” tanya Altair merasa jengkel.“Tidak!” jawab Zhi denga
Bola-bola dalam piala berterbangan mereka dikendalikan oleh Mana keluarga Bedros, setiap orang menerima satu untuk mengisis bola kosong menggunakan darah-darah mereka. Altair dan Adir juga menerima bola tersebut, pandangan Zhi menatap ke arah mereka untuk patuh mengikuti perintahnya.Altair menatap ke arah Zhi yang sudah mengalihkan pandangannya ke arah para ksatria di depannya dan Adir sibuk memperhatikan bola di tangannya. Melihat semua orang sudah mengisi bola-bola yang mereka pegang, Altair juga ikut mengisi bola tersebut.Zhi menarik kembali semua bola dari tangan mereka dan mereka melihat ke arah bola milik masing-masing. Muncul nama-nama mereka terlihat di dalam bola-bola kaca, tidak luput nama “Altair Onder de” dan “Adir Voor&rsquo
“Untuk calon penerus Pengendali Mana , apakah masih harus meminta izin kepada ayahnya?” tanya Zhi balik bertanya kepada Adir. “Itu bukan urusanmu,” sambung Zhi yang melihat Adir tidak bisa menjawab pertanyaan Zhi. Adir mengatupkan bibirnya tidak bisa berkata apapun dan Altair mendekati mereka berdua untuk mencegah pertengkaran yang tidak berguna. “Sudah, hentikan,” kata Altair dari jauh menghela senjata yang mereka gunakan untuk mengacungkan satu sama lain. “Baik atau tidak itu akan di tentukan dari keputusan terakhir ini,” ucap Zhi meninggalkan mereka be
“Berhenti, Della,” ucap Duke Elrica melihat ke arah anak perempuan yang dia sayang.Della tengah sibuk menikmati teh susu yang sangat dia sukai, dia duduk dengan eksperesi tenang. Namun, siapa sangka rantai yang sangat banyak dan membelenggu Zhi juga Adir adalah perbuatan Della sendiri, adik perempuan Zhi.“Apa yang kau lakukan?” tanya Zhi dengan suara yang tertahan.“Tidak bisakah kakak sedikit memiliki sopan santun layaknya seorang bangsawan ketika mereka berada di meja makan,” jawab Della meletakkan cangkir porselen yang penuh dengan bunga berwarna merah muda.
Altair dan Zhi berdiri ditengah lapangan, mereka berdua sedang berdiri saling berhadapan dan menatap satu sama lain. Duke Elrica beserta yang lain sudah duduk di atas bangku penonton, bangku tersebut terbuat dari bongkahan batu keras besar yang di pahat menyerupai tempat duduk. Jika terlihat dari jauh terasa enggan untuk duduk diatas bongkahan putih bersih karena bisa saja akan membekukan pantat sendiri. Adir baru saja berpikir demikian, namun setelah dia menatap tempat duduk yang sangat banyak dan mengelilingi tempat besar tersebut akhirnya memberanikan diri untuk duduk, ternyata apa yang dipikirkan tidak terlihat demikian. Atap langit berbentuk kubah dengan runcing-runcing batu keras yang tajam menjorok ke bawah tepat di tengah lapangan tanding. Disek
Karena terdesak Zhi menghilangkan tombak yang dia pegang sejak tadi, hal itu terjadi supaya dia bisa menangkap batu keras yang berada jauh di atas. Dia berusaha untuk menggapai salah satu batu keras yang tajam dan akhirnya dia berhasil menangkapnya.Dengan menggunakan tangan yang lain Zhi menebas tubuh Altair hingga terpental. Mana Zhi hanya menyentuh sedikit Mana yang melindungi tubuh Altair. Merasa usahanya gagal Zhi terdiam sejenak dengan tubuh yang tergelantung.“Sial!” gerutu Zhi.“Kalau saja aku bisa sepertinya yang bisa melayang di udara, pasti mudah bagiku untuk menyerangnya,” kata Zhi dalam hati.“Aku harus sedikit memprovokasinya,” sambung lagi.Altair berdiri melihat ke arah Zhi di atas sedang bergelantungan.“Masih belum,” batin Altair.“Kenapa kau tidak mengeluarkan senjat
Rantai-rantai perak beralih dan mengincar badan tombak yang berada di dekat Zhi. Dia merangsek cepat tanpa sepengetahuannya dimana serangan itu berasal dari Altair, kepala tombak yang berada dibawah tubuh Zhi terjerat lalu di hempaskan dengan kuat.Zhi yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya agar tetap berada di atas udara mulai terjatuh, dia memerintahkan salah satu tombak yang menyerang Altair untuk segera menangkap dirinya dan berhasil. Zhi mulai kembali tersanggah, Altair yang melihat kejadian tersebut tidak menunggu waktu lama dengan menggerakkan semua rantai yang dia miliki dan membalut seluruh tangan sehingga kedua tangannya kini seperti sedang menggunakan sarung tinju yang terbuat dari besi.Altair memukul telak untuk menyerangnya, Zhi yang masih men
Kaki Altair berpijak di atas batu keras menahan busur panah yang mengarah tepat di wajah Zhi. Wajah yang nampak kesal akan kekalahan yang dia dapat harga diri dan kekuatan yang terlampau jauh berbeda seakan terkoyak.Pertarungan hari ini dimenangkan oleh Altair, senjata yang sering melekat padanya serta sebagai lambang kekuatan akhirnya jatuh. Keringat Altair bercucuran mengenai senjata Mana miliknya yang mengeluarkan uap panas.Tatapan hina yang dia lontarkan kepada lawannya, kini sedang berdiri di atas badannya yang tidak berdaya melihat dengan lekat. Untuk sekian lama mereka yang berada di ruangan sedang menahan nafas.“Pertandingan kali ini dimenangkan dari Altair Onder de,” teriak Duke Elrica dengan keras.Altair mendorong dengan pelan batu keras yang dia pijak meletakkan Zhi ke tanah lapang, setelah Zhi mendarat dengan selamat sebuah peluru perak keluar dari batu keras melesat