All Chapters of After That Night: Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
HMT 21 - HARDEST CHOICE
Pukul enam sore Darren sedang berada di kamar mandi. Semburan air hangat dari shower membasahi tubuhnya yang polos. Darren menggosokkan sabun cair yang membusa ke sekujur tubuh atletisnya. Kebetulan wangi sabun itu berbau lavender, persis wangi yang ditimbulkan dari rambut panjang Xavia. Darren mengulas senyum tanpa sadar, dia teringat akan percintaannya dengan Xavia kemarin malam. Sungguh, tak ada percintaan yang lebih indah dari itu, yang pernah ia alami selama ini. Meski dengan Angela sekali pun! Kesucian Xavia sungguh membuatnya sangat menggila. Bahkan ia seakan ingin mengulangnya lagi. Ah, gila! Kejantannannya tiba-tiba menegang. Terngiang-ngiang di telinganya desahan serta erangan Xavia saat dirinya menyentuh tubuh indah gadis itu. Astaga, Darren segera menggelengkan kepalanya. Sial! Apa yang sedang terjadi padanya? Kenapa tiba-tiba otaknya menjadi mesum begitu. Darren segera menyudahi mandinya. Dia mematikan shower lalu meraih handuk putih yang
Read more
HMT 22 - FRUSTASI
"Katakan, Darren!" Angela mengguncang kedua bahu Darren dengan tatapan tegasnya. Darren tak bisa menghindar lagi. Dia pun memberanikan diri menatap Angela. Gadis itu memasang wajah cemas menunggu jawabnya. Darren pun mengangguk lesu. Angela membulatkan matanya lalu membungkam mulutnya sembari menggelengkan kepalanya. Dia mundur satu langkah dari pria di depannya itu. Angela pun mulai menangis histeris. Dia hampir tak percaya semua ini. "Angela, aku mohon maafkan aku. Semua itu diluar kendaliku. Percayalah," ucap Darren berusaha meraih bahu Angela, namun Gadis itu menepisnya. "Cukup, Darren. Aku hanya memastikannya saja padamu, karena ibumu baru saja mengirimkan pesan gambar padaku. Ternyata kau benar-benar hanya mempermainkanku saja. Pada akhirnya kau lebih memilih model itu! Aku muak padamu, Darren!" Angela memutar tubuhnya untuk pergi, namun Darren segera mencekal lengannya. "Pesan gambar apa? Apa yang ibuku kirimnkan padamu, Ang
Read more
HMT 23 - AFTER THAT NIGHT
Xavia masih berdiri di ambang pintu. Sepasang netranya mengamati Darren yang tampak mabuk berat. Lantas kenapa Darren minta diantar ke apartemennya? Xavia berpikir sejenak. "Baiklah, Nona Price. Aku tak bisa berlama-lama," tukas Jeremy sembari melepaskan bahunya dari rangkulan Darren. Xavia segera menyambutnya dengan meraih lengan Darren. "Terimakasi, Jeremy." Xavia segera memapah Darren masuki apartemennya setelah Jeremy pamit pergi. "Astaga, Darren. Kenapa kau sampai mabuk begini?" gerutu Xavia sembari memapah Darren menuju kamarnya. Tubuh Darren sangat berat. Xavia sampai tertatih menggiring pria itu menuju tempat tidur. "Istirahatlah," ucap Xavia setelah berhasil merebahkan tubuh Darren ke tengah ranjangnya. Dia segera melepaskan sepasang fantopel yang terpasang pada kedua kaki Darren. Xavia hendak pergi setelah berhasil melepaskan sepatu Darren. Namun tiba-tiba Darren bangkit dari ranjang dan langsung mencekal hingga menarik lengannya.
Read more
HMT 24 - KESALAHAN FATAL
Jam weker minimalis model digital yang bertandang pada meja nakas menunjukkan pukul enam pagi. Darren yang tadinya masih terlelap dalam pelukkan mimpi mulai terjaga. Perlahan kelopak matanya terbuka, menampilkan manik kecokelatan yang tegas namun teduh dipandang.   Perlahan Darren mulai bangkit. Tubuh polosnya masih berbalut selimut tebal bad covernya. Dia menetralkan otot-ototnya sembari menguap. Dada bidang atletis terpampang begitu indah dengan perut langsing berkotak-kotak. Rambut kecokelatannya sedikit berantakkan namun tetap enak dipandang. Tiba-tiba dia mengulas senyum mengingat percintaannya semalam bersama ... Bersama siapa? Darren terdiam sejenak seperti sedang berpikir. Xavia? Astaga! Darren mengusap wajahnya lalu sepasang netranya memindai seisi ruangan mewah dimana dirinya berada kini. Ya, ini apartemen Xavia. Namun seingatnya semalam dirinya sedang bercinta dengan Angela. Bahkan beberapa kali di sela percinta
Read more
HMT 25 - AN INVITATION
Musim dingin telah berlalu. Sudah satu tahun pasca kejadian malam itu Darren tak pernah lagi mengunjungi rumah mewah orang tuanya. Ternyata rasa kecewa ibunya masih tak kunjung memudar meski sudah satu tahun berlalu. Darren yang sedang dirundung rasa bersalahnya pada Xavia memilih menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus kantor. Terkadang dirinya pun lebih memilih bermalam di kamar yang tersedia di ruangan kerjanya daripada harus pulang ke apatrmen. Entah kemana Xavia pergi.. Sudah satu tahun ini Darren berusaha mencarinya tanpa sepengetahuan ibunya. Pasti Nyonya Hawk berpikir Darren baik-baik saja tanpa Xavia. Namun dirinya salah! Darren memang tampak sehat dan baik-baik saja dari luar. Tapi sesunguhnya pria itu sangat dilema dan mengalami sakit yang berkepanjangan setelah Xavia pergi. Adapun beberapa kali dalam satu bulan terakhir ini Tuan Hawk datang mengunjunginya di kantor. Ayahnya itu tentu saja sangat mengkhawatirkan keadaan Darren. Tuah Haw
Read more
HMT 26 - PARIS I'M COMING
Pagi itu Darren sedang berada di kamarnya. Persiapan untuk segera berangkat ke Paris pagi ini juga sedang ia lakukan. Undangan pameran lukisan itu sungguh membuatnya gelisah semalaman. Darren sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan Xavia. Darren memasukkan beberapa stelan jas ke dalam koper yang bertandang di atas ranjangnya. Sembari bersenandung lagu Jason Mraz idolanya Darren merapikkan seisi koper itu. Nyonya Hawk yang berdiri sembari bersandar pada kusen pintu tampak mengulas senyum melihat Darren yang tampak sangat bersemangat pagi ini. Ya, dia berdoa dalam hati agar Darren dan Xavia bisa bertemu lalu melanjutkan pernikahan mereka yang sempat tertunda. Nyonya Hawk sangat bersyukur karena Nyonya Altano mengiriminya undangan pameran itu. Jika bukan karena itu, entah harus bagaimana lagi dirinya membantu Darren menemukan Xavia. Tanpa memadamkan senyumnya Nyonya Hawk segera berjalan menuju pria dengan stelan jas hitam di depannya. "Apakah semuany
Read more
HMT 27 - CRAZY GILS IN PARIS
"Dasar gadis sinting!" Darren mengumpat pelan sambil mendaratkan bokongnya pada bangku mobilnya yang dikemudikan oleh Jeremy. "Apa ada masalah, Bos?" tanya Jeremy yang ternyata mendengar ucapan kesal bosnya itu tadi. "Tak ada, ayo jalan." Darren memilih untuk tak menjawab pertanyaan Jeremy. Pertemuannya dengan gadis gila bernama Julie itu bukanlah hal yang menarik untuk ia cetitakan pada asistennya itu. "Baiklah, aku akan segera mengantar anda menuju apartemen Lavender." Jeremy segera melajukan mobil menuju apartemen Lavender dimana Darren sudah memesan satu unit apartemen di sana. Darren hanya mengangguk lalu memalingkan wajahnya pada jendela mobil. Jeremy menoleh siluet pria dengan jas hitam itu dari kaca spion di atasnya. Darren tampak gelisah, itu yang dilihatnya. Namun sebagai bawahan Jeremy tak punya nyali untuk menanyakan apa gerangan yang membuat wajah tampan bosnya itu bermuram. Masih dengan perasaan gelisah Darren tiba-tiba melihat J
Read more
HMT 28 - PAMERAN LUKISAN
04 : 00 apartemen Lavender, Paris Pagi-pagi sekali Darren sudah berdiri di depan cermin setinggi dirinya guna mematut penampilannya.Sanking rindunya pada Xavia, semalam dia tak bisa tidur dengan baik. Pukul dua pagi Darren sudah terjaga dan gegas menyalakan air hangat guna menyegarkan tubuhnya. Jeremy yang juga sudah bangun tampak sedang membuat sesuatu di dapur. Kemeja putih bagian depan tubuhnya tertutup oleh celemek bermotif kembang-kembang. Punggung Jeremy tampak fokus dengan aktifitasnya di dapur. Darren yang baru keluar dari kamarnya segera mencium aroma makanan dari arah dapur. Steak sapi yang lezat, dengan taburan seladri kering dan lada hitam. Aroma itu sukses merasuki indera penciumannya, membuat perutnya ingin segera diisi. "Pagi, Bos. Anda sudah bersiap rupanya," sambut Jeremy saat melihat Darren yang memasuki dapur.Bosnya itu tampak sangat tampan dan maskulin dengan stelan jas hitamnya yang dipadukan celana kain dengan
Read more
HMT 29 - MEET HARRY
Darren masih berdiri memandangi punggung wanita yang berjarak kurang lebih sekitar dua meter dari tempatnya berdiri.Dia menghela napas, mengendurkan ikatan dasinya, lalu memantapkan hatinya untuk melangkah menuju wanita di sana. Sepasang tungkainya kini berdiri sejajar dengan si wanita.Darren tersenyum tipis, jantungnya berdebar luar biasa. Dia sangat bahagia sekaligus gelisah. Sedangkan wanita itu belum menyadari adanya dirinya. Dia tampak asik memandangi lukisan besar bertema alam itu. "Terkos lake di Istambul. Sangat indah. Apakah kau mau mengunjunginya bersamaku suatu hari nanti?" tanya Darren memberanikan diri membuka percakapan sembari memandangi lukisan itu. Wanita dengan gaun pajang se-mata kaki warna hitam itu pun menoleh padanya. Sepasang netranya membulat melihat wajah tampan yang tengah memasang senyum untuknya itu. "Darren?" tanyanya kaget "Hai, Xavia. Apa kabar? Aku sengaja datang untukmu," balas Darren tanpa mena
Read more
HMT 30 - BERCINTA DALAM MIMPI
Darren tampak sedang berdiri mematung saat Jeremy datang menghampirinya bersama seorang pria seumuran Darren. "Bos," tukas Jeremy membuat Darren sedikit kaget. Pria itu pun menoleh pada Jeremy dan pria di sampingnya. "Bos, apa yang sedang anda lakukan di sini?" tanya Jeremy dengan wajah cemas. "Tak ada, tadi aku baru saja bicara dengan Xavia. Namun sepertinya dia masih marah padaku," balas Darren tampak murung.Jeremy terlihat simpati melihat keadaan bosnya itu. "Nona Xavia? Nona Xavia Price? Apakah model cantik itu yang anda maksud, Tuan Hawk?" pria yang berdiri di samping Jeremy tiba-tiba berkata dengan antusias. "Kau mengenalnya?" Darren bertanya  pada pria itu.Pria itu pun mengangguk sambil tersenyum, "Ya. Tentu saja aku mengenalnya, Tuan." Darren menatapnya lalu menoleh pada Jeremy."Ini Tuan Law, Bos. Beliau adalah Tuan Noah Law yang kemarin aku ceritakan pada anda," ucap Jeremy meluruskan sangkaan Darren.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status