All Chapters of SIMBIOSIS: Chapter 61 - Chapter 70
94 Chapters
61. Masa lalu
Ruri yang melihat kepergian Eva yang begitu tergesa-gesa jadi curiga. Ia pamit pada Linda untuk mengambil sesuatu di mobil. Linda yang tidak menaruh curiga pada tamunya itu pun mengiyakan saja. Ruri berjalan cepat menuju ke gerbang, sesekali ia menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya. Setelah benar-benar aman, ia mengendap-endap dan mengintip keluar melalui celah gerbang. Ia melihat Eva yang memunggunginya, lalu di sampingnya ada seorang pria yang tengah tersenyum begitu manis. Ruri mengernyitkan dahinya, ia yakin kalau pria itu yang memicu perceraian Andra dan Eva. Walaupun mereka memang menikah kontrak, tapi Andra tidak mungkin meminta agar perceraian mereka dipercepat seperti itu.Tiba-tiba pintu gerbang itu dibuka oleh Eva. Ruri dan Eva sama-sama terkejut, begitu juga dengan Robi. Mereka terjebak dalam diam beberapa saat, mereka hanya bisa saling memandang dengan bingung. Robi yang mengira kalau Ruri itu ibunya Eva langsung menjabat tangan wanita
Read more
62. Resmi bercerai
Dua minggu setelah pertemuan dadakan antara orang tua Andra dan Eva, akhirnya mereka dipertemukan lagi di pintu keluar pengadilan. Andra menatap Eva yang berdiri di sampingnya. Ia tidak menyangka hari ini akan tiba, padahal beberapa minggu yang lalu semuanya baik-baik saja. Eva menatap sekilas ke arah Andra, lalu tersenyum tipis. Kedua orang tua Andra terlihat menatapnya dengan sinis. Mungkin karena ucapannya terakhir kali yang memicu dendam wanita tersebut. Apalagi sekarang ia sudah bercerai dengan Andra, sudah tidak ada lagi alasan bagi Ruri untuk menjaga sikapnya. Mungkin wanita itu akan lebih sering menunjukkan wajahnya yang asli.Linda menepuk bahu Eva dari belakang. Ia mengisyaratkan untuk melanjutkan perjalanan. Eva mengangguk, ia menatap Andra terlebih dahulu. Lalu ia pamit pulang terlebih dahulu. Andra hanya menanggapinya dengan senyuman. Sebelum masuk ke dalam mobil, Eva kembali memutar tubuhnya. Ia menatap Andra dan kedua orang tuanya secara bergantian. Walau hanya
Read more
63. Dampak dari perceraian
Sepulangnya Eva dari restoran itu, ia langsung masuk ke kamarnya. Ia tidak berpikir untuk pergi bekerja, padahal masih ada waktu tiga jam lagi sebelum pulang. Pasti besok Ina dam Vira akan memakannya, karena pekerjaannya yang banyak itu terbengkalai. Soalnya, kalau dalam satu tim ada yang tidak menyelesaikan pekerjaan, maka tidak ada jatah libur pada hari sabtu. Tim itu akan dipaksa untuk masuk di hari sabtu, bahkan lembur agar bisa libur di hari minggu. Kejam? Tidak, itu memang sudah kesepatakatan dari awal masuk ke perusahaan tersebut. Jika memilih masuk, artinya sudah menyetujui kesepakatan itu. Sialnya, Eva memilih untuk masuk dan menyetujuinya. Ia cukup tergoda dengan gaji yang banyak. Saat itu ia baru saja lulus dari sebuah universitas yang tidak ternama, sangat sulit untuknya mendapatkan pekerjaan. Lalu datanglah sebuah lowongan pekerjaan di tempat yang sampai saat ini masih menjadi tempatnya bekerja. Ia yang saat itu sangat membutuhkan pekerjaan, tanpa pikir panjang langsung
Read more
64. Mimpi Andra (21+)
Andra pulang ke apartemennya pada malam hari. Ia yang sangat frustasi itu menghabiskan waktunya di dalam club malam. Ia tidak peduli jika ada muridnya atau teman kerjanya yang melihat. Saat ini ia hanya ingin melupakan beban perasaan yang ada di hatinya. Ia tersenyum lebar dengan langkah sempoyongannya ke arah kamar. Saat membuka pintu kamar, ia menghentikan langkahnya. Kedua mata sayupnya itu mengerjap beberapa kali. Ia melihat Eva yang tengah duduk di tepi kasur, wanita itu menatapnya dengan wajah sedih. Andra mengucek matanya dengan kedua tangan. Tapi Eva masih tetap ada di sana."Apa ini pengaruh alkohol?" tanya Andra pada dirinya sendiri.Andra berjalan maju, perlahan ia mendekati Eva yang masih duduk di tempatnya. Ia meletakkan tangannya di bahu Eva, ia bisa menyentuhnya. Andra tersenyum lebar lalu memeluk tubuh mantan istrinya tersebut. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu saat ini. Ia benar-benar tidak bisa menahan rasa rindunya. Ia benar-benar keh
Read more
65. Cuek
Eva dan kedua sahabatnya berkeliling kota Jakarta cukup lama. Mereka mengunjungi semua tempat yang belum pernah mereka datangi. Tibalah saatnya pulang karena matahari sudah hampir terbenam. Sebelum pulang, Ina mengusulkan untuk makan terlebih dahulu. Lalu Eva merekomendasikan restoran yang menjadi tempat favoritnya, tidak lain restoran milik Robi. Kedua sahabatnya yang pernah beberapa kali ke sana pun menyetujuinya. Mereka langsung tancap gas ke tempat tersebut. Sebelum tiba di sana, Eva mengirim pesan singkat pada Robi. Ia memberitahukan pria itu bahwa ia sedang menuju ke sana. Jika dilihat dari balasannya, Robi terlihat sangat senang. Ia bahkan mengatakan akan mengosongkan satu meja untuk Eva dan kedua sahabatnya. Ia juga akan memberikan hidangan spesial untuk mereka. Robi benar-benar menanti kedatangan mereka. Tanpa terasa, mereka sudah tiba di depan restoran tersebut. Eva dan Vira langsung menghambur keluar. Sedangkan Ina memarkir mobilnya terlebih dahulu. Saat b
Read more
66. Cinta Segitiga
Malam ini Andra memutuskan untuk mendatangi rumah Eva. Ia tidak tahu apa ia bisa kembali dalam keadaan bernyawa atau tidak. Kini yang ada dipikirannya, ia ingin bicara dengan Eva. Ia ingin tetap memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan wanita itu. Meskipun mereka sudah bercerai, setidaknya mereka bisa kembali berteman. Ya, walaupun sempat ada niat untuk menjadi lebih dari teman. Entah mengapa rasanya Andra tidak bisa melepas wanita itu begitu saja. Ia merasa sangat marah saat wanita itu dekat dengan pria lain. Padahal sekarang statusnya bukanlah orang yang bisa melarang wanita itu dekat dengan orang lain. Ia sudah menjadi orang lain bagi Eva. Tapi tidak bagi Andra, wanita itu bukanlah orang lain. Wanita itu masih tetap memiliki ruang di hatinya. Bodohnya ia yang terlalu mendahulukan ego dibanding perasaannya.Andra tiba di depan gerbang kompleks rumah Eva. Dari kejauhan, ia melihat sebuah mobil Honda Jazz berwarna hitam terparkir di depan gerbang rumah wanita itu. Perlaha
Read more
67. Perusak hubungan
Usai pertemuannya dengan Andra di tengah hujan, kini hubungan mereka sedikit membaik. Eva sudah mau sedikit demi sedikit menjalin perbincangan dengan pria itu. Walau sesekali ia mengabaikan pesan dari Andra, tapi nampaknya itu tidak terlalu berdampak pada kedekatan mereka. Seminggu ini, Andra dan Eva sudah bertemu di luar lingkungan rumah beberapa kali. Tentu saja mereka tidak berdua, karena selalu ada Robi yang mengantarnya. Entah mengapa Robi juga semakin melekat dengannya. Ia selalu meminta Eva agar menghubunginya jika ingin pergi ke mana-mana. Ia tidak pernah membiarkan wanita itu pergi seorang diri untuk menemui Andra.Misalnya seperti sekarang. Eva berjalan dengan diapit oleh dua pria tersebut. Padahal ia sudah bilang untuk jalan beriringan saja. Tapi kedua pria itu nampaknya tidak mau menurut. Mereka malah membuat Eva berada dalam posisi terhimpit seperti ini. Berulang kali ia melihat tatapan aneh yang dilontarkan oleh orang yang mereka lintasi. Eva benar-benar merasa
Read more
68. Dunia yang sempit
Setelah tiba di rumah dengan diantar oleh Robi, Eva langsung masuk ke kamarnya. Ia sama sekali tidak berniat untuk menghubungi Andra. Ia lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang dibawa ke rumah. Setidaknya itu lebih berguna daripada mengurusi pria yang memiliki kepribadian ganda seperti itu. Eva mengambil laptop dari meja, lalu membawanya naik ke atas kasur. Satu-satunya keuntungan bekerja di rumah, ia bisa mengerjakannya dengan santai. Ia bisa mengerjakannya sambil tiduran, makan, dan sebagainya. Meskipun tidak berbeda jauh dengan di kantornya yang tergolong memiliki aturan santai itu, tapi tetap saja rasanya berbeda.Eva melihat satu per satu permintaan design dari kliennya. Menurutnya permintaan para kliennya itu sangat merepotkan. Mereka selalu meminta sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya membuat pakaian yang tertutup tapi terbuka. Membacanya saja sudah membuat Eva memutar keras otaknya. Ia beralih ke klien selanjutnya. Kali ini permintaannya tidak terlalu rum
Read more
69. Pernikahan kedua
"Makanya hati-hati."Eva mencebikkan bibirnya. Entah sudah berapa kali ia mendengar Robi mengatakan itu. Walau bibirnya terus saja berkomat-kamit, tapi tangannya tetap bergerak mengurut pergelangan kaki Eva. Hal itu tentu saja membuat Eva tidak terlalu mendengarkan semua ocehan pria itu. Eva menatap keluar jendela, rintik hujan mulai turun. Padahal sama sekali tidak ada ramalan akan turunnya hujan malam ini. Ia menunjuk keluar jendela, Robi pun mengikuti arah telunjuknya. Lalu pria itu mengambil sesuatu dari bawah tempat duduknya. Terlihat sebuah payung berwarna biru langit. Eva tersenyum tipis, pria itu memang selalu mempersiapkan hal-hal sederhana seperti itu."Kamu mau pulang?" tanya Robi.Eva terdiam sejenak, ia mengangkat sebelah tangannya untuk melihat arloji. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Padahal mereka baru berada di sana sebentar. Eva menganggukkan kepalanya pelan, ia sudah harus kembali ke rumah. Robi langsung membuka pintu, la
Read more
70. Abu-abu
Dua bulan berlalu, sejak hari perceraian Eva dengan Andra. Begitu juga hubungan Eva dengan Robi, mereka kini sudah sangat dekat. Robi sudah menganggap mengantar dan menjemput Eva sebagai rutinitasnya. Kedua sahabat Eva juga menyambut manis hubungan mereka. Vira mengatakan kalau ia merasa sangat iri dengan Eva. Ia mengutarakan kalau ingin juga memiliki kekasih seperti pria itu. Namun ia masih belum mendapatkannya. Entah karena jodohnya masih belum tiba atau belum lahir.Vira menepuk bahu Eva cukup keras. Ia menunjuk ke depan melalui matanya. Eva mengikuti arah pandangan sahabatnya itu. Rupanya ia hendak memberitahu kalau Robi sudah menunggunya di parkiran. Eva tersenyum begitu manis, ia pamit pada kedua sahabatnya untuk pergi terlebih dahulu. Langkahnya terarah menuju Robi yang baru keluar dari mobil. Pria itu nampaknya telah menyadari kalau Eva hendak menghampirinya. Pria itu tersenyum lebar sambil melambaikan tangan kanannya. Ya, seperti inilah hubungan asmara yang diinginka
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status