All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 51 - Chapter 60
159 Chapters
Bab 51
Keduanya sudah berada di dalam mobil. Adelia merasa bingung dengan yang baru saja di alaminya, mengapa tiba - tiba, Bagas mengajaknya masuk ke dalam mobil, yang terlihat jelas, kalau mobil yang mereka naiki sekarang adalah mobil mahal, ditambah laki - laki yang duduk di depan, menggunakan pakaian jas, memegang kendali setir, terlihat bukanlah orang biasa, Adelia mencoba mengatur napasnya dan berusaha menahan rasa penasarannya, sebenarnya siapa Bagas, laki - laki yang ia kenal sederhana yang hanya bekerja sebagai room service dan tinggal di kos-an, mengapa sekarang terlihat seperti bukan orang biasa, belum lepas rasa terkejutnya, laki - laki di depan memberi hormat kepadanya dan juga Bagas, lalu memanggil Bagas dengan panggilan Tuan, dan menanyakan apakah harus segera jalan atau tetap di sini saja."Kita di sini saja dulu, Saya akan berbicara empat mata dengan Adelia, Om bisa keluar sebentar?" ucap Bagas."Baik Tuan," Adam langsung keluar dari dalam mobil dan menunggu m
Read more
Bab 52
"Nanti di antar kalau mau pulang, nggak mungkin aku membiarkan kamu dan teman - teman kamu naik kendaraan umum, ya udah sana, kamu hati - hati ya? salam buat ayah dan ibu mertua."Adelia keluar dari mobil, menoleh ke arah Adam yang membungkukkan kepalanya kepada Adelia, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam fikirannya, siapa sebenarnya Bagas, siapa orang yang kini Adelia lihat, dan mobil ini, namun Adelia tidak mau ambil pusing, Adelia tidak pernah perduli dari awal, tentang siapa Bagas dan pekerjaannya, karena Adelia mencintai Bagas dari hatinya, yang terpenting baginya saat ini adalah, ingin tahu kebenaran akan kejujuran Bagas soal Kaila yang buktinya berada di rumah Bagas.Adelia sudah berada di kamarnya, sedang prepare baju dan barang - barang yang akan ia bawa, tak berapa lama Sinta dan Cindy masuk ke kamarnya dan duduk di ranjang menyimpan tas yang di bawanya."Del, kita serius mau ke Bandung? memang ada acara apa, atau kita akan survey
Read more
Bab 53
Saat Adam akan berbicara lagi, Bagas menepuk tangan Adam pelan, membuat Adam langsung terdiam dan melihat Bagas memberinya isyarat dengan menggelengkan kepalanya, agar Adam jangan merespon ucapannya Cindy. Bagas langsung mengambil alih obrolan dan mengalihkan pembicaraan ke topik lain, agar Cindy tidak kembali bertanya hal - hal yang nantinya, akan semakin memojokan posisi Bagas, Bagas hanya tidak ingin terjadi perdebatan panjang, karena Bagas tahu kalau Adam pasti tidak akan tinggal diam saat dirinya di rendahkan atau di hina orang lain.Bagas sedikit menoleh ke arah Adelia dan teman - temannya seraya tersenyum. "Bagaimana kalau kita makan dulu? kebetulan saya lapar, kalian juga pasti lapar, perjalanannya masih lumayan jauh. Om kita makan dulu, cari restoran yang berkelas dan suasana yang nyaman, tidak enak kalau mengajak mereka ke tempat biasa saja.""Baik Tuan, kalau begitu kita ke restoran Amuz Gourmet, letaknya tidak terlalu jauh dari sini?" ucap Adam yang tetap f
Read more
Bab 54
Sinta dan Cindy begitu juga Adelia menelan ludah, hanya untuk makanan saja sampai harus mencapai puluhan juta, Adelia menatap ke arah Bagas, melihat laki - laki yang ia cintai sedang menatap bill pembayaran, pasti Bagas sedang bingung bagaimana membayar tagihan segitu banyaknya, hatinya tidak tega kalau sampai Bagas harus di permalukan di restoran ini, belum lagi pasti teman - temannya akan habis - habisan menghina Bagas, walau Adelia sedikit kesal juga mengapa Bagas mengajaknya ke restoran yang memang sudah terkenal mahal di Jakarta, Adelia mengerti Bagas ingin membuatnya senang dan merasa istimewa, makanya mengajak ke tempat yang mahal, namun Bagas sepertinya tidak tahu kalau harganya memang sangat mahal sekali, Adelia meraih Pouch wallet miliknya untuk mengambil kartu Debit, Cindy yang mengetahui Adelia akan mengambil kartu Debit langsung menegurnya."Del, kamu tidak usah membantu Bagas untuk membayar semua tagihan ini, biar saja dia bayar sendiri, dia kan, yang mengajak k
Read more
Bab 55
Di dalam rumah, Adelia dan kedua temannya di persilakan untuk duduk bersantai di ruang tamu. "Sayang aku tinggal sebentar dulu ya, kamu santai dulu saja di sini, bersama Sinta dan Cindy, nanti biar teh Euis membawakan minuman dan makanan ringan ke sini," ucap Bagas kepada Adelia dan mulai melangkah meninggalkan Adelia di ruang tamu. Euis membawakan makanan dan minuman ke ruang tamu, untuk di suguhkan kepada Adelia dan kedua temannya, Euis adalah pembantu di rumah Bagas yang merupakan asisten dari Mbok Saripah, Euis baru kembali setelah pulang kampung. "Teh, mangga di minum, upami bade aya priyogi nu sanes, panggil weh Euis?" ucap Euis ramah dengan logat sundanya. "Iya, tapi itu Teh Euis ngomong apa barusan, maaf kita nggak ngerti bahasa sunda," ucap Adelia. "Oh iya maaf Nona, kirain tiasa nyarios sunda, eh kirain bisa bahasa sunda, tadi Euis bilang, silakan di minum, kalau ada keperluan lain, silakan panggil Euis." "Oh iya Teh, terima
Read more
Bab 56
Pintu telah terbuka, terlihat Adelia dengan pakaian tidurnya, berdiri di ambang pintu menghadap Bagas."Boleh pinjam waktunya, Nona cantik." Goda Bagas yang tersenyum menatap Adelia."Mau kemana?" tanya Adelia, yang balik bertanya bukannya menjawab."Kesuatu tempat yang hanya ada kita berdua." "Harus sekarang, ya? tanya Adelia sambil tangannya menyeka matanya yang berair efek menguap."Kamu ngantuk? ya sudah besok saja kalau begitu, tadinya aku mau membuktikan ucapanku tentang Kaila.""Aku nggak ngantuk kok, ya sudah aku ganti pakaian dulu ya, masa keluar dengan pakaian tidur." Adelia Membalikan badannya untuk masuk ke dalam kamar, namun Bagas menahannya, dengan memegang tangan Adelia."Tidak perlu ganti pakaian, sudah cantik, aku mau bawa kamu, bukan untuk keluar tapi kita mengobrol di ruang keluarga, sekalian melepas rindu."Siapa yang rindu?""Aku...Bagas Ivander.""Hmm, rindu Kaila kali.""Tuh kan
Read more
Bab 57
"Sebelumnya aku minta maaf, karena baru cerita ke kamu, waktu itu, kita juga sedang tidak saling komunikasi, karena kamu salah paham kepadaku soal uang yang Tony akan berikan kepadaku, aku secara tidak sengaja bertemu dengan Moza, ia mantanku waktu SMA, aku sempat di rawat di rumah sakit, ia dan Syamsul yang menolongku.""Mengapa kamu tidak memberitahuku, kalau kamu masuk rumah sakit.""Aku, berkali - kali telepon dan chatting kamu, tp kamu tidak merespon, jadi aku fikir ya sudahlah, aku tidak ingin memaksa orang yang sudah tidak suka kepadaku.""Maaf ya sayang, saat itu kamu tahu sendiri kalau aku salah paham, seperti yang pernah aku ceritakan, sekali lagi maafkanlah pacarmu yang nyebelin ini," ucap Adelia tertunduk lesu."Nggak apa - apa sayang, dalam hubungan berantem, salah paham itu hal yang wajar, selama kita memang bisa saling intropeksi diri, selama hati kita saling terhubung, maka kita akan kembali bersatu lagi." Bagas membelai rambut Adelia deng
Read more
Bab 58
Bagas menghampiri mereka berdua, melakukan tos tangan yang di balas oleh Syamsul dan juga Joni."Bro, sini duduk kita berdendang ria menghibur hati, by the way, lama juga pulang kampungnya, kemarin aku sudah sampaikan kepada Pak Ali kalau kamu ijin nggak masuk, karena ada kepentingan keluarga, tumben respon Pak Ali biasa saja, biasanya suka sewot dan kasih wejangan dulu, alias ceramah ngalor ngidul," ucap Syamsul yang menggeserkan pantatnya untuk memberikan tempat duduk kepada Bagas."Iya, Syam, thanks ya, saya nggak ikut gabung dulu nih, badan rasanya lelah sekali, besok jatah piket, harus datang pagi - pagi.""Ok, Bro, istirahat saja, sebentar lagi juga kita nyusul istirahat, tadi tamu banyak sekali yang request room service, jadi lumayan pegal juga bolak baliknya," ucap Syamsul.Bagas mengeluarkan makanan ringan berupa kripik tempe dan kue brownise, meletakan di meja."Ada sedikit oleh - oleh, untuk menemani berdendang ria kalian, kalau begitu s
Read more
Bab 59
"Hahahaha, biasa aja tuh muka, serius banget, barusan saya telepon Pak Adam kalau teman saya yang bernama Syamsul, bisa memperbaiki laptopnya." Bagas dengan terpaksa berbohong, agar Syamsul tidak curiga, sudah terlanjur Syamsul mendengar namanya di sebut, sehingga Bagas mencoba membalikan situasinya agar Syamsul percaya."Oh, iya, terus gimana respon Pak Adam?" "Katanya minggu besok Pak Adam mau ke hotel, sekalian membawa laptopnya, mudah - mudahan bisa kamu perbaiki.""In Sya Allah, semoga saja bisa. Yuk ah, kita on the way sekarang, tapi sebentar aku telepon mereka dulu, biasanya suka nitip ingin di beliin sesuatu."Bagas menganggukan kepalanya, dan menunggu Syamsul yang sedang menelpon Heni, benar saja Heni dan Winda nitip di beliin nasi goreng, setelah menelpon, Bagas dan Syamsul segera meluncur ke tempat mereka, dan membeli nasi goreng seperti pesanan mereka.Bagas dan Syamsul sudah tiba di tempat Winda dan Heni, mereka duduk di teras de
Read more
Bab 60
"iya Hen, kamu benar, kalau cowok yang aku suka itu Bagas, tapi..." Winda menghentikan kalimatnya karena dadanya merasa sesak menahan tangis, harus menerima kenyataan, di saat hatinya sudah mulai terbuka oleh orang baru, setelah lama hatinya ia kunci rapat, terluka oleh seorang laki - laki pengkhianat, namun pada kenyataannya sekarang ia harus merasakan kembali terluka."Kalau kamu mau menangis, menangis saja, aku ngerti kok, bagaimana rasanya kalau kita mencintai orang yang ternyata tidak pernah mencintai kita, saran aku sebagai sahabatmu, lebih baik kamu membuang jauh - jauh perasaan itu, walaupun aku tahu itu sulit, tapi, bukankah kita akan lebih baik, bila melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang yang ia pilih, kamu berhak bahagia juga Win, dan tidak baik juga bila merusak kebahagiaan orang lain, setidaknya kamu dan Bagas masih bisa tetap berteman baik, dan biarkanlah tetap seperti itu, kalau memang Bagas jodohmu, pasti nggak akan kemana, kalau saja Bagas sing
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status