All Chapters of SURAT WASIAT NENEK: Chapter 31 - Chapter 40
159 Chapters
Bab 31
Sayangnya Sinta tidak berhasil menyusul Tony, rasa penasaran Sinta semakin mengusik fikirannya dan ingin memergoki langsung sebagai bukti kepada Adelia dan ayah Adelia bahwa Tony bukan lelaki yang baik, Sinta bergegas turun kembali ke lobi menemui resepsionis untuk menanyakan tamu atas nama Tony Harsen chek in di room berapa, setelah mengantongi informasi keberadaan kamar Tony, Sinta menelpon Adelia beberapa kali namun tidak juga terhubung, sebenarnya ini kesempatan baik bagi Adelia memergoki langsung Tony, sehingga bisa menolak perjodohannya.Sinta sudah berada didepan kamar Tony, dengan segera menghidupkan perekam suara di ponselnya sebagai bukti yang akan ia berikan kepada Adelia untuk diserahkan kepada orangtua Adelia, dimasukan ponselnya kedalam saku celananya, agar Tony tidak mengetahui aksinya.Sinta mengetuk kamar Tony berulang kali namun tidak ada yang membukakan pintu, sekali lagi Sinta mengetuk dengan keras, kali ini pintu di buka oleh Tony yang hanya mengen
Read more
Bab 32
Ke esokan paginya, di kos an Bagas, Adelia sudah bangun lebih awal, dengan lembut membelai rambut Bagas seraya membangunkan dengan suara yang pelan, Bagas membuka matanya, tersenyum menatap Adelia."Begitu bahagia hati ku, saat mata ini terbuka, disuguhkan pemandangan yang sangat indah," ucap Bagas."Pagi - pagi sudah menggombal, belajar dari mana kata - kata seperti itu, jangan - jangan kamu sering merayu wanita." Dengan wajah yang mulai cemberut."Aku! Merayu wanita, mana pernah, perkataanku itu murni keluar dengan sendiri nya, karena setiap kata merangkai begitu saja , berkat dirimu.""Iya - iya, percaya, ya sudah mandi sana, kamu berangkat kerja, kan?"Bagas bangkit dari tidurnya beegegas menuju kamar mandi, tak berapa lama Bagas sudah berpakaian rapih, Bagas melihat jam di dinding kamarnya, baru menunjukan pukul enam tiga puluh menit, setidaknya Bagas bisa membeli sarapan terlebih dahulu, Bagas meminta Adelia untuk menunggu saja di kamar, biar
Read more
Bab 33
Mereka saling mengobrol satu sama lain hanya Bagas dan Sinta yang terdiam tanpa suara, Sinta memang lebih banyak diam semenjak kejadian malam itu, rasa takut terhadap Tony masih membayangi benaknya, sedang Bagas merasa seperti orang asing, orang tua Adelia seakan tidak resfek kepadanya mungkin karena tahu Bagas cuma sopir pengganti seperti yang di ucapkan Tony, Bagas sesekali melirik Adelia tapi Adelia seperti tidak menganggap Bagas ada di antara mereka semua, Bagas hanya menghela napas. Dalam batin Bagas, "Secepat itu Adelia berubah kepadanya, harusnya Adelia bisa lebih berfikir bijak tidak mencerna mentah - mentah ucapan Tony, yang menganggap dirinya ada di sini semata - mata hanya karena uang."Bagas tidak ingin berlama - lama di rumah Adelia, sehingga Bagas berpamitan kepada semuanya, dengan langkah cepat keluar dari kamar dan melangkah keluar rumah Adelia ditemani oleh Sinta yang memang di minta orang tua Adelia untuk mengantarkan Bagas sampai depan rumah."Bagas,
Read more
Bab 34
"Maaf Tuan, kalau orang - orang suruhan saya, mengganggu kenyamanan Tuan." Seraya mendunduk. "Tidak perlu meminta maaf, saya hanya ingin tahu saja, kalau memang itu suruhan dari om, berarti mereka tidak ada kaitan dengan insiden penculikan Adelia." "Iya Tuan, mereka memang anak buah saya di lapangan, yang sengaja saya suruh untuk menjaga Tuan, Maaf karena tidak memberitahu lebih awal, saya sudah lancang, saya siap menerima hukuman!" ucap Adam dengan rasa bersalah. "Santai saja Om, jangan terlalu tegang dan merasa bersalah, terima kasih karena tetap menjaga saya walau melalui anak buah Om, tolong cari siapa dalang penculikan Adelia, Om lebih tahu orang - orang bayaran ketibang saya, setidaknya itu akan menjadi benang merah yang selama ini menjadi pertanyaan saya." "Baik Tuan, saya akan sesegera mungkin meminta anak buah saya untuk mencari tahu, tapi andai boleh tahu, adakah ciri khusus dari orang - orang tersebut." Bagas mulai berfikir, menging
Read more
Bab 35
Bentakan Adam membuat Raymond dan Ali diam membisu, menundukan kepalanya.Adam menoleh ke arah Bagas dan meminta Bagas untuk kembali bekerja, untuk Raymond dan Ali di ajaknya ke ruang Shoroom, setibanya di ruangan, Adam duduk lebih dulu sementara Raymond dan Ali masih berdiri mematung."Kalian silakan duduk." Adam mempersilakan Raymond dan Ali.Keduanya dengan kompak menjawab. "Terima kasih, Pak Bos."Dengan tegas Adam berbicara. "Pak Raymond, Pak Ali, saya minta masalah ini tidak perlu di besar - besarkan, Setiap pegawai pasti akan melakukan kesalahan tapi kita sebagai atasan tidak seharusnya bersikap seenaknya, tugas kita membimbing dan mengayomi bawahan kita, kesalahan dia, saya rasa tidak fatal hanya ceroboh itu pun di luar ranah pekerjaan dia, beri arahan dan teguran saja, jangan maen pecat pegawai, terapkan SOP ( Standar Operasional Prosedur). Tidak ada anak buah yang salah yang ada pemimpin yang bodoh, ingat itu!" Raymond dan Ali bersa
Read more
Bab 36
Moza tetap terdiam matanya terpancar kesedihan mendalam, laki - laki yang begitu ia cintai sekaligus ia benci, kini berada di depannya, ada tanya yang masih tersimpan di benaknya dan luka yang masih sangat terasa di hatinya, ingin sekali saat ini menanyakan semuanya kepada Bagas tentang malam di mana mereka akan bertemu di sebuah cafe, tapi sampai larut malam Bagas tidak terlihat batang hidungnya sama sekali, membiarkan Moza menunggu dalam malam yang dingin, saat itu Moza ingin sekali menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Rasa kecewa yang teramat dalam menusuk hingga ke jiwa Moza, Bagas seperti hilang tertiup angin tanpa jejak sama sekali, nomor ponsel pun tidak dapat dihubungi.Bagas menatap Moza sekilas, seakan kenangan lama yang sudah tertutup rapat kembali dalam ingatan Bagas, wanita yang pernah mencuri titik lemah hatinya di masa lalu, namun patah mengoyak hati yang tak berdarah, Bagas menutup hatinya selama tiga tahun hanya karena sebuah luka yang Moza sematkan begi
Read more
Bab 37
Belum sempat Bagas membalas pukulan Theo, serangan ke dua kembali melayang mengenai perut Bagas, Moza berteriak melerai keduanya, dengan posisi kini berada di tengah - tengah mereka."Cukup Theo!" Bentak Moza."Mengapa kamu membela dia! Apa kamu masih suka?" Dengan napas terengah - engah menahan amarah."Dengan kamu ngomong begitu sama saja kamu nggak benar - benar mencintai aku," ucap Moza yang mulai kesal dengan sikap Theo yang kekanak - kanakan."Saya tidak suka orang lain mengusik hidup saya, apalagi dia mantan kamu!""Kamu yang mulai Theo! cobalah untuk tidak membahas masa lalu, kalau kamu terus seperti ini..." Moza menggantungkan kalimatnya seraya menghela napas dan kembali menatap Theo meneruskan kalimatnya dengan topik lain dan berusaha menenangkan Theo. "Theo, sudah ya, kamu itu cowok baik dan terhormat, kalau kamu sayang aku, tolong jaga emosi kamu, kita kesini untuk liburan, kamu janji sama aku untuk selalu membahagiakanku.""Tapi
Read more
Bab 38
Orang tersebut tiada lain adalah Moza Dengan berlari mengejar Bagas, dan menarik tangan Bagas. Bagas menghentikan langkahnya dan menepis tangan Moza, Bagas membalikan Badannya dengan tatapan kurang suka."Ada perlu apa? lebih baik kamu pergi, saya tidak mau cowok kamu salah paham," ucap Bagas dengan tegas."Saya datang ke sini sendiri, Theo tidak ikut, jadi tidak ada yang akan salah paham," jawab Moza dengan masih mengatur napasnya setelah berlari."Terus, ada keperluan apa dengan saya, saya fikir kita tidak ada hal yang perlu di bahas lagi, saya mau pulang, maaf." Bagas membalikan Badannya dan mulai melangkah."Tunggu Bagas! apa seperti ini cara kamu memperlakukan teman lama kamu, saya sangat kenal Bagas Ivander orang yang selalu ramah dan sopan, mengapa kamu sekarang berbeda." Moza terlihat kesal dengan sikap Bagas.Bagas tetap berjalan meninggalkan Moza, tanpa menghiraukan ucapan Moza, hatinya sudah cukup lelah dengan semua yang terjadi belakang
Read more
Bab 39
Adam berdiri di depan Bagas dan Syamsul, Bagas memberi isyarat untuk Adam jangan sampai bertindak gegabah sehingga identitas Bagas bisa terbongkar, Adam yang merasa khawatir dengan kondisi Bagas, sampai tidak memperhitungkan terlebih dahulu situasinya, di tambah ponsel Bagas tidak bisa Adam hubungi, ternyata ada Syamsul di ruangan Bagas.Adam menghela napas pendek dan memejamkan mata sesaat berfikir alasan apa yang akan ia katakan, untung saja Syamsul sedang menunduk memberi hormat, tidak berani menengadahkan kepalanya, sehingga tidak melihat betapa kacaunya wajah Adam saat ini, yang merasa bersalah kepada Bagas dan takut Bagas marah, karena masuk tanpa ijin dan tanpa perintah Bagas."Kamu boleh angkat kepala kamu," ucap Adam kepada Syamsul. Dan mulai meneruskan kata - katanya yang di tujukan kepada Bagas. "Saya kesini karena permintaan ibu angkat kamu Bagas, dia datang ke rumah saya sambil menangis mengabarkan kamu masuk rumah sakit, sementara ibu angkat kamu sekarang
Read more
Bab 40
Membaca pesan dari Adelia membuat Bagas langsung berubah posisi menjadi duduk, bibirnya tersenyum, hatinya begitu bahagia, Bagas sudah salah menilah Adelia, ia fikir Adelia hanya sekedar main - main kepadanya, menjadikannya tempat berlabuh sementara di kala hatinya sedang tidak baik - baik saja karena Tony. Seakan semangat baru menjalar di diri Bagas, sehingga merasakan tubuhnya semakin membaik, tanpa menunggu lama Bagas membalas pesan Adelia.Dalam pesan yang Bagas kirim, mengatakan bahwa Bagas sudah memafkan Adelia sekaligus meminta maaf karena tidak menerima panggilan telepon Adelia dan segera membalas pesan Adelia, Bagas menjelaskan kondisi kesehatannya sekarang sedang tidak vit, dan besok belum bisa masuk kerja.Awalnya Bagas tidak ingin memberitahu Adelia soal kondisinya, tapi besok pasti Adelia mencarinya, daripada Adelia harus tahu dari orang lain, Bagas memilih jujur. Pesan sudah terkirim kepada Adelia tapi pending, entah batrai ponsel Adelia habis atau tidak
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status