All Chapters of Dimadu Saat Hamil: Chapter 61 - Chapter 70
86 Chapters
Di Tahan
"Kamu tidak punya perasaan, Mas! Hanya demi menghilangkan rasa bersalahmu, kamu tega membohongiku seperti ini?" isak tangisku semakin kencang. Aku sungguh tak terima semua kenyataan ini."Mas menikahi kamu juga karena mas mencintaimu, Riana! Bukan hanya karena rasa bersalah itu!" kilahnya."Kamu pembohong, Mas! Kamu memainkan semua ini dengan sebaik mungkin, apa kamu berencana selamanya untuk menutupi kebohongan itu?" tanyaku dengan suara penuh amarah."Sudah, kalian jangan bertengkar lagi! Semua sudah terjadi. Lupakan semuanya! Mulai hidup dari awal lagi!" ucap Ibu mertua berusaha menenangkanku."Tidak semudah itu melupakan semuanya, Bu! Aku tahu alasan Ibu menolak perceraian antara aku dan Mas Yoga, semua itu karena harta! Iyakan!" tatapku pada Ibu mertua.Perkataanku membuat wajah Ibu mertua merah padam. Yang ada dalam pikirannya hanyalah kekayaanku. Dia tidak pernah tulus menyayangiku sama seperti anaknya yang punya seribu muslihat di belakangk
Read more
Menemui Paman
Mas Yoga langsung di giring memasuki penjara oleh polisi tadi. Aku menatap Mas Yoga dengan perasaan campur aduk. Perasaan benci, sakit hati dan kecewa. Hampir delapan tahun aku hidup dalam kebohongan. Selama itu pula aku begitu mempercayai dan mencintainya.Tidak pernah terbersit sedikitpun dipikiranku jika dia bisa berlaku seperti ini padaku. Aku menyesali semua waktu yang pernah aku habiskan dengannya."Ayo, Riana. Polisi ingin mendengar penjelasan darimu!" ucap Mas Candra membuyarkan lamunanku.Aku mengikuti Mas Candra duduk di kursi di balik meja seorang polisi yang akan mencatat penjelasan dariku."Silahkan jelaskan semua tentang kesalahan suamimu itu!" perintah polisi itu padaku.Aku lalu menerangkan semua hal tentang kecelakaan yang dialami oleh mendiang kedua orang tuaku. Serta memperlihatkan bukti diary milik Mas Yoga."Aku ingin dia mempertanggung jawabkan semua perbuatannya pada mendiang kedua orang tuaku, Pak! Aku tidak ingin mem
Read more
Kemarahan Paman
Mobil Mas Candra menuju kantor polisi tempat dimana Mas Yoga di tahan. Sedangkan mobil Paman dan Bibi mengikuti dari belakang.Aku langsung turun sesaat setelah mobil Mas Candra parkir di halaman kantor polisi. Terlihat Paman dan Bibi juga ikutan keluar dari mobil mereka."Ayi kita masuk!" ajak Paman padaku dan Mas Candra. Sedangkan Bibi juga mengikuti langkah kaki Paman memasuki kantor polisi.Aku dan Bibi duduk di ruang tunggu, menanti Paman dan Mas Candra yang sedang menemui polisi untuk meminta izin agar bisa bertemu dengan Mas Yoga.Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami diperbolehkan bertemu dengan Mas Yoga. Itupun hanya sebentar saja. Kami memasuki ruangan yang khusus untuk menerima kunjungan.Wajah Paman masih terlihat sangat marah. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia bertemu dengan Mas Yoga nantinya.Mas Yoga keluar ditemani oleh seorang polisi. Melihat ada Paman dan Bibi wajah Mas Yoga langsung pucat pasi."Pam
Read more
Kedatangan Ayah Mertua
 Besok paginya, Paman dan Bibi hendak kembali ke rumahnya."Riana, kamu jangan terlalu berpikir tentang masalah Yoga. Paman yang akan mengurus semuanya. Paman juga sudah menyewa jasa pengacara untuk mengurus semua ini. Kamu hanya perlu datang ke kantor polisi, jika mereka memintamu datang untuk memberikan keterangan", Paman berbicara sambil mengusap kepalaku sebelum dia memasuki mobilnya. "Iya, Nak. Kamu jangan terlalu bersedih. Ingat anak yang ada dalam kandunganmu", balas Bibi."Baik, Bi, Paman. Aku akan mendengarkan semua nasehat Paman dan Bibi", jawabku. Mereka lalu memasuki mobil dan berlalu meninggalkan rumahku. Aku kembali memasuki rumah. Semua yang Bibi dan Paman ucapkan benar. Aku tidak boleh terlalu bersedih. Memang semua ini berat, tapi aku harus bisa tegar dan kuat demi calon anakku. "Bik, tolong masakin bubur kacang hijau. Aku lagi pengen itu!" ucapku pada Bik Inah sebelum pergi memasuki kamarku. "Ba
Read more
POV Yoga ( Penyesalan)
Dinginnya jeruji besi penjara membuatku tersadar bahwa sekarang hidupku bukanlah siapa-siapa lagi untuk orang lain. Penyesalan akan semua yang pernah aku lakukan ternyata tidak cukup untuk menghapuskan semua kesalahanku dimasa lalu.Menikah dengan Riana berharap semua rasa bersalahku hilang untuk orang tuanya. Aku juga tak memungkiri seiring berjalannya waktu aku benar-benar menjadi tulus mencintai Riana. Setelah kedatangan Rindu, akupun menikahinya agar dia mau tutup mulut.Sekarang semuanya hancur. Dari Rindu jugalah rahasia itu terbongkar. Aku tak habis pikir dengan jalan pikirannya. Apa yang dia dapatkan dengan membongkar semua rahasia itu.Sekarang, baik Riana ataupun Rindu akan sama-sama meninggalkanku. Riana tidak akan bisa memaafkan kesalahanku sedangkan Rindu, dia juga akan pergi karena aku sudah tidak bisa dia harapkan lagi. Aku termenung sendirian di balik jeruji besi yang dingin. Apa lagi yang harus aku lakukan? Kandungan Rindu sudah men
Read more
Perceraian
Aku menghubungi handphone Mas Candra besok adalah sidang putusan mengenai perceraianku. Aku berharap sidang besok berjalan lancar."Mas, besok sidang terakhir perceraianku. Aku ingin menghadiri persidangan itu", ucapku pada Mas Candra saat dia menjawab panggilan telpon dariku."Baiklah, kamu bisa datang. Sidangnya sekitar jam sembilan pagi. Mau mas jemput atau langsung kesana?" tawar Mas Candra."Biar aku sendiri saja yang kesana, Mas! Mas pasti repot kalau jemput aku segala", jawabku menolak halus tawaran Mas Candra."Sampai jumpa besok ya!" balasnya. Akupun mematikan sambungan telpon dengan Mas Candra.Satu urusan hampir selesai. Aku bisa menarik nafas lega. Perceraian dan status janda sebentar lagi akan melekat padaku. Walaupun rasanya gamang menghadapi hari-hari berikutnya seorang diri, aku masih berusaha tegar. Kandunganku yang sudah menginjak bulan ketujuh membuat ruang gerakku menjadi lebih sempit. Tidak lama lagi aku akan melah
Read more
Hak Mas Yoga
Aku sudah mendapatkan alamat kontrakan mantan Ayah dan Ibu mertuaku. Rencananya hari ini aku ingin menemui mereka.Aku sengaja memakai mobil Mas Yoga. Membawa surat-surat kepemilikan mobil serta sertifikat rumah. Walaupun semua itu sudah atas nama Rindu, tapi tak masalah. Aku yakin perempuan itu tidak akan berani lagi menampakkan wajahnya di hadapanku.Aku mengetuk pintu rumah kontrakan mantan Ayah dan Ibu mertuaku. Tak lama keluar Ibu, dia memandangiku dengan tampang keheranan."Riana? Kamu disini? Ada perlu apa?" tanyanya langsung."Ayah ada, Bu?" tanyaku dengan sopan."Ayahhh.... ada Riana. Dia pengen ketemu!" teriak Ibu memanggil Ayah.Terlihat Ayah muncul dari balik pintu. Dia juga menatapku heran. "Riana? Ayo masuk dulu. Ibu kenapa sih? Ada tamu nggak di suruh masuk?" ucap Ayah pada Ibu."Cuma heran saja, untuk apa lagi dia datang menemui kita. Bukankah keinginannya untuk bercerai dari Yoga sudah terkabul?" ucap Ibu
Read more
Hukuman Mas Yoga
Persidangan Mas Yoga sudah mulai di gelar. Aku, Paman, Bibi dan juga Mas Candra selalu menghadiri persidangan. Selama persidangan yang panjang itu, Mas Yoga bersikap baik. Dia berkata jujur tentang semua yang terjadi.Hingga memudahkan semua proses persidangan. Sepertinya dia sudah benar-benar menyesali semua yang pernah dia lakukan. Aku sesekali menghapus airmata saat mendengar penjelasan Mas Yoga. Seketika bayang-bayang kedua orang tuaku yang kesakitan membuatku tak mampu menahan tangis.Apalagi saat dia menjelaskan bagaimana Ayahku berusaha memanggilnya untuk meminta pertolongan. Aku tak kuat mendengar semua itu. Aku hanya mampu menangis dalam pelukan Bibi.Aku tak menyangka sedikitpun, saat aku berada di rumah sakit untuk menemani kedua orang tuaku yang tengah berjuang di ICU, ternyata Mas Yoga ada disana. Dia menyaksikan semua kesedihanku. Saat kedua orang tuaku menghembuskan nafas terakhirnya, dia juga mengetahui itu.Aku sangat marah dan kecewa pad
Read more
Calon Papa Baru
"Apa yang ingin Mas katakan?" tanyaku pada Mas Candra."Mas cuma mau bilang, apa tidak sebaiknya kamu tinggal bersama Paman dan Bibi saja? Di sini kamu sendirian. Mas takut terjadi apa-apa denganmu jika hanya sendirian seperti ini!" ucapnya sambil memandangiku.Permintaannya sama dengan Paman dan Bibi. Sama-sama memintaku untuk tinggal dengan Paman dan Bibi."Tidak, Mas! Aku tidak ingin tinggal dengan Paman dan Bibi. Aku ingin di sini. Aku merasa lebih nyaman di sini.""Jika nanti tiba-tiba kamu ingin melahirkan bagaimana?""Tidak usah khawatir, Mas. Ada Bik Inah dan juga Pak Budi. Mereka bisa membantuku!"Mas Candra menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Dia menatapku dalam."Apa karena kamu masih sedih karena Yoga?" pertanyaannya membuatku menatapnya seketika."Apa maksud, Mas?""Mas pikir kamu masih sedih atas semua yang terjadi hingga tidak ingin Paman dan Bibi tahu semua itu.""Benar, Mas. Aku tidak ing
Read more
Rindu Melahirkan
Sedikit demi sedikit aku mampu mengobati luka hatiku akibat perlakuan Mas Yoga. Waktu yang ada kujalani dengan kebahagiaan. Mas Candra bertindak seakan menggantikan peran Mas Yoga dalam hidupku. Apapun yang aku butuhkan dengan cepat Mas Candra berikan. Tidak jarang dia yang mencarikan saat aku ngidam sesuatu. Aku merasa sedikit tenang. Aku punya tempat untuk berbagi. Itu semua aku dapatkan dari Mas Candra.Tiap hari tidak pernah sekalipun dia absen menanyakan keadaanku. Aku merasa bahagia mendapatkan perhatian darinya."Mas, hari ini aku mau periksa kandungan. Kandunganku sudah lebih dari delapan bulan. Aku ingin tahu keadaan calon anakku!" Mas Candra mendengarkan pembicaraanku melalui sambungan telpon."Jam berapa? Apa kamu sudah bikin janji sama dokter?" tanyanya."Sudah, Mas. Nanti jam sebelas siang. Mas bisa temenin aku?" aku berharap Mas Candra bisa menemaniku. "Maaf, Riana. Mas ada persidangan jam segitu. Nggak bisa di undu
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status