Semua Bab Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia: Bab 21 - Bab 30
116 Bab
Part 21. Rencana Pertunangan Ramona Dengan Alpan.
"Pokoknya saya tidak mau tahu, minggu depan pertunangan Alpan dengan Ramona harus dilaksanakan ! Kalau tidak..., Kamu harus mengembalikan semua dana yang telah aku pinjamkan untuk menyelamatkan perusahaanmu !" Satya memberi ultimatum kepada Danar yang nampak tertunduk ketakutan."Iya Tuan Satya. Saya akan pastikan bahwa minggu depan pertunangan Alpan dengan Ramona kita laksanakan. Tuan Satya jangan khawatir." Sahut Danar membujuk Satya yang sudah naik pitam."Masih untung dia hanya meminta si Ramona. Huuh.. ambil saja anak itu, aku tidak peduli..!! Yang terpenting Khalista anakku selamat dari si Alpan bajingan itu." Danar bergumam dan mengutuk didalam hati.Memang kelakuan Alpan tidak mendapat simpati dari siapapun yang mengenalnya. Dia terkenal sombong dan pemabuk. Beberapa kali dirinya juga tersangkut kasus narkoba. Walaupun katanya dirinya adalah nota bene menduduki kasta dan derajat teratas di negeri ini, tetap saja tidak ada orang tua yang sudi anakn
Baca selengkapnya
Part 22. Pertengkaran.
"Hati-hati Nak..!! Tanganmu belum sembuh." Naira dan Satya memapah Alpan memasuki kediaman mereka. Dibelakang mereka Astuti mengikuti dengan wajah cemas. Ia sangat mengkhawatirkan cucu kesayangannya itu.Diruang makan Sudarta dan Junara baru saja selesai makan malam. Mereka nampak berbincang seputaran bisnis properti dan televisi.Kedatangan Alpan beserta Naira, Satya dan Astuti menghentikan obrolan mereka."Alpan, kamu sudah boleh pulang..?" Junara bertanya pada keponakannya yang nampak sedang dipapah oleh Naira dan Satya menuju ke kamarnya.Alpan tidak menjawab pertanyaan Junara pamannya itu. Naira dan Astuti juga melengos kesal. Mereka bertiga mengantarkan Alpan sampai kedalam kamar.Setelah mengantarkan putranya ke dalam kamar, Satya mendatangi Junara dan Sudarta yang nampak melanjutkan perbincangan mereka."Kalian masih berbincang dengan santai sementara anakku sedang mengalami musibah !" Tiba-tiba Satya data
Baca selengkapnya
Part 23. Pancingan Khalista.
"Baik Khalista, hari ini pelajaran sudah cukup. Semoga apa yang telah kamu pelajari bisa selalu diingat sampai ke sekolah." Ucap Mohzan sambil tersenyum menutup proses belajar mengajar ditempat les miliknya. Hari ini Khalista datang seorang diri tanpa Ramona. Menurut Khalista, Ramona tidak ingin melanjutkan sekolah karena sebentar lagi akan menjadi istri Alpan pewaris tunggal keluarga Sudarta yang kaya raya. Sebenarnya Mohzan meragukan semua yang dikatakan Khalista. Tapi ia merasa tidak punya hak untuk ikut campur urusan keluarga orang lain. Mohzan hanya membathin dalam hati. Ada sesuatu yang hilang yang ia rasakan dihatinya. Apakah itu ? Mohzan sendiri belum bisa menterjemahkan perasaannya itu. Karena hal itu baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya. "Setelah ini Bang Mohzan mau kemana..?" Khalista merasa waktu bersama Mohzan terlalu singkat. Ia ingin lebih lama lagi bersama dengan lelaki yang telah merebut hatinya itu. Tapi Mohzan tetaplah Mohzan. Pemuda yang s
Baca selengkapnya
Part 24. Masih Bersama Khalista.
Ayo mulai berdoa..! Rangga coba kamu yang memimpin doa !" Perintah Arya kepada Rangga dan anak-anak lain yang bersiap untuk menyantap paket makanan dari Khalista. Seperti biasanya sebelum makan mereka memang diwajibkan berdoa terlebih dahulu.Rangga segera membaca doa dan yang lain mengikutinya. Setelah selesai berdoa mereka menyantap makanan dengan lahap."Terima kasih Khalista, kamu sudah mau berbagi dengan kami disini." Kata Mohzan mulai membuka paket makanan yang diberikan Khalista. Sebenarnya hatinya tidak nyaman menerima pemberian Khalista, tapi ia tidak enak untuk menolaknya.Sebelum sempat menyentuh makanan itu telepon genggam Mohzan berdering. Foto Soraya muncul dilayar HP nya menandakan bahwa Soraya yang sedang melakukan panggilan telepon. "Halo Assalamualaikum Raya..!" Mohzan menjawab voice call Soraya."Uuuh, perempuan itu ternyata sering menelpon Bang Mohzan. Kurang ajar... Atau.... apakah mereka berdua sudah b
Baca selengkapnya
Part 25. Keresahan Desma.
Malam semakin larut. Desma semakin dilanda keresahan. Keakraban Mohzan dengan Junara akhir-akhir ini membuat Desma dilanda kebingungan. “Desma, akhir-akhir ini Ibu lihat kamu sering melamun dan kebingungan. Bahkan malam sudah selarut ini kamu belum juga tidur. Ceritakan kepada Ibu apa yang membuatmu jadi resah seperti ini ?” Bu Aisyah bertanya lembut kepada Desma yang nampak melamun dan memandang kesuatu arah. Angannya seperti tidak dibadan. Sekali-kali Desma nampak menghela nafas panjang dan dalam.“Bu, Desma harus bagaimana Bu..? Desma benar-benar bingung.” Ucap Desma sambil menatap mata Ibu Aisyah yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Ibu Aisyah semakin bingung mendengar keluhan Desma. Ia mendekati Desma lalu membimbing tangan wanita itu dan membawa duduk diatas sofa.“Sini..!! Ayo ceritakan kepada Ibu. Jangan kamu simpan sendiri kegundahan hatimu. Mana tahuan Ibu bisa membantu masalahmu.” Ucap Ibu Aisyah seperti membujuk anak kecil yang sed
Baca selengkapnya
Part 26. Ketegangan Ramona
Tiga hari lagi adalah hari yang ditentukan sebagai hari pertunangan Ramona dengan Alpan. Walaupun akan disandingkan dengan laki-laki pewaris harta kekayaan yang melimpah yang tidak akan habis dimakan tujuh keturunan, namun hal itu tidak membuat Ramona berbahagia.Hampir semua orang tahu bagaimana keburukan sifat dan tabiat Alpan. Dirinya jauh dari laki-laki yang pantas dijadikan imam. Selain suka mempermainkan perempuan, ia juga sering terlibat kasus kriminal lainnya seperti menganiaya orang dan juga pecandu narkoba.Ramona merasa masa depannya sudah tidak bisa diharapkan lagi. Untuk melarikan diri dari nasib buruk ini juga tidak sanggup ia lakukan. Dirinya kini sudah dikurung bagaikan seekor ayam yang menunggu hari penyembelihan.Mengingat nasibnya yang malang, Ramona hanya bisa menangis. Sekali-kali ia membuka layar ponselnya dan menonton video-video Mohzan yang sudah banyak berseliweran di media sosial. Sekali lagi gadis itu hanya bisa menghela nafas panjang. Peras
Baca selengkapnya
Part 27. Hari Pertunangan Ramona Dan Alpan.
Hari ini adalah hari yang dinantikan Alpan. Walaupun kesehatannya belum pulih namun ia sangat senang karena sebentar lagi ia akan bertunangan dengan Ramona gadis yang telah membuatnya dendam.Beribu rencana telah disiapkan Alpan setelah nanti Ramona menjadi tunangannya. Ia ingin menyiksa gadis itu dengan caranya sendiri. “Awas kamu Ramona, kamu pikir kamu sedang berurusan dengan siapa ? Hahhaa... Kamu lihat saja nanti setelah kamu menjadi tunanganku. Aku akan merusakmu dan mempermalukan kamu!” Alpan menghadap kaca besar nampak tertawa penuh dengan dendam kesumat.“Kamu lihat tanganku ini hah... Patah.. itu semua karena ulahmu.. hahhaa.. tapi tidak mengapa. Toh sebentar lagi tanganku akan pulih kembali.  Tapi kamu... kamu akan membayar lunas semua ini Ramonaaa...! Hmm...yaa...kamu akan membayarnya semua.. hahhaa.. Setelah aku puas menyakitimu, aku akan meninggalkanmu.. perempuan bangsat..!” Rahang Alpan menggelembung dan giginya rapat
Baca selengkapnya
Part 28. Pesta Yang Kacau.
Alpan begitu senang melangkah dengan gagah menuju mobil mewah yang akan mengantarkannya ke gedung tempat acara pertunangannya dengan Ramona.Senyumnya mengambang sumringah. Ia menjawab dengan ramah semua pertanyaan wartawan yang mewawancarainya. Sebagai keluarga pemilik stasiun televisi, tentu semua momen dalam keluarga mereka akan diliput oleh media.“Hari ini adalah hari kebahagiaan kami, kami dengan senang hati membagi momen bahagia ini dengan kalian semua !” Ujar Alpan sambil melambaikan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya masih digantung dengan kain kasa yang menyerupai gendongan didepan dadanya.Kerlap-kerlip lampu kamera membanjiri wajah Alpan. Rombongan mereka segera meninggalkan wartawan yang berkumpul sambil melambaikan tangan.Santi dan Ramona menahan nafas sambil menatap ponsel mereka masing-masing. Disana mereka memantau setiap berita tentang acara pertunangan Alpan dengan Ramona. Ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di
Baca selengkapnya
Part 29. Khalista Diusir
"Jelaskan kepada Abang apa sebenarnya yang telah terjadi ? Siapa kedua perempuan yang kamu tolong tadi siang Arya..?” Mohzan memberondong Arya dengan pertanyaan setelah mereka sampai di gedung tua.Arya sudah menduga kalau hal ini akan terjadi. “Mereka adalah Ramona dan ibunya Bang.., mereka butuh pertolongan.” Mata Mohzan terbelalak mendengar pengakuan Mohzan yang tanpa tedeng aling-aling. Begitu tenang dan santai.“Tapi mengapa kita harus ikut campur dengan urusan orang lain Arya..??” Mohzan memotong penjelasan Arya. Dengan tajam ia tatap wajah adiknya itu.“Bukankah Abang yang mengajarkan kami bahwa menolong orang tidak harus memandang mereka siapa ? Saudara kita ataupun orang lain, sebagai manusia kita wajib menolong orang-orang yang sedang tertindas. Apapun itu resikonya..!” Ujar Arya membalikkan nasehat Mohzan yang sering ia ucapkan kepada dirinya dan anak-anak yang lain.Sejenak Mohzan nampak
Baca selengkapnya
Part 30. Dijemput Anak Buah Tuan Satya.
Mata Satya dan Alpan beserta beberapa orang anak buahnya nanar memandang layar monitor laptop. Di laptop itu sedang diputar hasil rekaman pada cctv yang ada di gedung tempat penyelenggaraan acara pertunangan Mohzan dan Ramona yang gagal beberapa hari yang lalu.“Nah, itu sudah jelas... Ternyata si keparat itu biang keroknya..!!!” Alpan berteriak penuh emosi begitu menyaksikan dilayar monitor laptop, Ramona dan Santi melarikan diri dengan menumpang mobil box yang dikemudikan oleh Mohzan.Satya menyipitkan matanya. Ia terlihat benar-benar marah.“Tunggu apalagi...???! Hayoooo kalian berangkaaat...!! Jemput dia sekarang juga dan bawa menghadap kepadaku..!!” Satya membentak lantang. Lima orang anak buah Satya terbirit-birit berlari dan segera melompat kedalam mobil lalu tancap gas menuju ke tempat Mohzan berada.Tidak pakai lama, hanya butuh tiga puluh menit mereka sudah sampai di gedung tua markas Mohzan dan adik-adiknya berada.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status