All Chapters of Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia: Chapter 11 - Chapter 20
116 Chapters
Part 11. Pertengkaran Khalista Dengan Ramona.
Ramona nampak terharu menonton video yang sedang ia tonton dari channel YouTube. Dua video itu sudah ditontonnya berkali-kali.  Video pertama adalah kejadian dimana Mohzan nampak membelikan bakso untuk puluhan anak jalanan. Video itu lengkap dari awal kedatangan mereka sampai akhir. Video kedua adalah aksi mahasiswa dan masyarakat yang datang berbondong-bondong membantu Mohzan. Suasana haru dalam video itu membuat mata Ramona ikut berlinang walaupun ia sudah puluhan kali memutar dan menonton video itu namun hatinya tetap mengharu biru.Perlahan ia merasakan kekaguman yang semakin berlipat ganda pada Mohzan."Sudahlah ganteng, pintar dan baik hati pula. Sungguh makhluk Tuhan yang sangat sempurna." Hati Ramona membathin. Benih-benih cinta pertama ia rasakan mulai tumbuh dihatinya."Ngapain kamu..?" Tanya Khalista tiba-tiba.  Ia dari tadi memperhatikan tingkah Ramona.Khalista dan Ramona memang tinggal serumah. Ayah Khalis
Read more
Part 12. Soraya Si Gadis Manis Yang Baik Hati.
"Bang Mohzan..!!" Khalista berseru riang didepan pintu. Didalam ruang belajar ia melihat Mohzan sedang berbincang serius dengan seorang gadis manis dengan rambut dikepang dua dibelakang kepalanya. Sontak wajah ceria Khalista mendadak berubah masam.Mohzan menoleh ke ambang pintu yang terbuka lebar. Disana ia menemukan seraut wajah yang kini sedang menatap Soraya yang juga sedang menoleh ke arah Khalista. Mohzan melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Disana waktu sudah menunjukkan jam 6 sore. Itu artinya mereka sudah tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan proses belajar mengajar."Abang pikir kamu tidak datang Khalista. Kok kamu datang sendiri, mana Ramona..?" Pertanyaan Mohzan diakhir kalimat ini semakin membuat hatinya yang udah panas menjadi semakin membara."Abang kok cuma nanyain Ramona sih. Aku sudah sampai disini tapi malah Ramona yang diperhatikan." Protes Khalista semakin cemberut.Mohzan menjadi sedikit salah tingkah." Ya b
Read more
Part 13. Kebersamaan Yang Indah.
Langkah kaki mereka mulai memasuki pintu utama gedung tua. Sinar lampu berwarna putih nampak kian terang benderang. Mohzan telah memerintahkan Arya untuk membeli beberapa lampu cas kemarin. Ternyata Arya sudah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sehingga mulai malam itu mereka sudah bisa menikmati cahaya lampu yang cukup dimalam hari.Suara adzan dikumandangkan oleh seorang anak yang berusia kira-kira 9 tahun. Suara bocah itu mendayu merdu didalam gedung besar itu melantunkan panggilan Allah kepada kaum muslimin dan muslimat untuk melaksanakan sholat magrib. Sementara itu puluhan anak lainnya nampak antri untuk berwudhu. Mereka membuat tiga baris menuju 3 buah drum yang kini nampak terisi penuh.Mohzan telah membeli sebuah mesin air dan memasang paralon sehingga air danau yang tidak jauh dari gedung tua itu dapat diantarkan kesana.Anak-anak melihat Mohzan hanya mengangguk hormat. Mereka tidak punya waktu lagi untuk menyambut dan menyalami Abang mereka itu.
Read more
Part 14. Mimpi Itu Datang Lagi.
Pukul 24.00 tengah malam.Mohzan menyimpan motornya diteras rumahnya. Ia mengetuk pintu perlahan dan memanggil dengan suara lembut. Ia memang selalu begitu, Mohzan tidak mau jika ia mengetuk pintu dengan keras tentu akan mengagetkan penghuni rumah dan juga mungkin mengganggu tetangga.Perlahan pintu dibuka oleh Nenek Aisyah. Sedangkan Desma nampak masih sibuk menata makanan didapur. Mohzan lalu menyalami neneknya dan tak lupa mencium punggung tangan wanita yang sudah semakin tua itu. Seperti biasa sang nenek selalu memeluk tubuh Mohzan dan mencium kepala cucu kesayangannya itu."Nenek belum tidur ?" "Belum, besok ada orderan makan siang 250 nasi kotak." Jawab Nenek Aisyah."Ooh, jangan terlalu capek Nek. Kalau bisa berhenti saja berjualan biar nenek sama Mama bisa istirahat dirumah. Biar Mohzan saja yang cari uang." Mohzan membimbing nenek Aisyah yang berjalan terpincang-pincang. "Eh mana boleh begitu Nak. Selagi masih bisa berusaha ki
Read more
Part 15. Surat Undangan Dari Tuan Junara.
Setumpuk surat tersusun disebuah kotak kardus. Mohzan membaca satu persatu surat-surat tersebut yang ternyata semuanya adalah undangan.Beberapa undangan dari berbagai universitas dalam negeri, sebagian besar lagi dari stasiun televisi dan ada juga dari komuniti serta sebuah undangan dari LAPAN. LAPAN adalah Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional milik negara yang bertugas menyelidiki antariksa. Mereka tertarik dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki Mohzan dan mengundangnya untuk bertukar pikiran. "Hmm, undangan ini begitu banyak Arya, mana yang harus Abang penuhi dulu." Mohzan meminta pendapat Arya yang masih berdiri memegang kotak itu dihadapan Mohzan."Rasanya semua penting Bang, tapi waktunya harus diatur dengan baik agar semua undangan bisa dipenuhi." Kata Arya kini mengikuti langkah Mohzan.Mohzan kemudian duduk diatas karpet dan Arya kemudian melakukan hal yang sama. Mereka nampak berbincang serius sementara puluhan anak-anak yang lain terl
Read more
Part 16. Memenuhi undangan Tuan Junara Dan Bertemu Alpan.
Sore itu Mohzan nampak bergegas masuk ke kamar mandi. Ia baru saja selesai mengajar dikelas terakhir. Suara Mohzan menimba air dari dalam bak mandi cukup menjelaskan bahwa dirinya sedang terburu-buru.Suara gedebak-gedebuk dari kamar mandi itu mengundang perhatian Desma."Ada apa dengan anak itu..? Tidak seperti biasanya dia bertingkah buru-buru seperti itu !" Gumam Desma.Nenek Aisyah juga ikutan heran. Ia memandang ke arah daun pintu kamar mandi yang sedang tertutup. Tak lama kemudian Mohzan keluar dengan menggunakan handuk sebatas pinggang kebawah. Ia bergegas masuk kekamarnya."Kenapa buru-buru Mohzan..?" Desma meneriaki anaknya dari luar kamar."Mohzan mau ngisi acara live di tv Ma... Takut terlambat mana tauan macet dijalan." Sahut Mohzan dari dalam kamar."Acara live di tv..??" Desma dan nenek Aisyah berpandangan.Sebuah undangan tergeletak diatas meja. Desma segera memungut undangan itu dan membacanya. Waja
Read more
Part 17. Tampil Live Di Televisi.
Tepuk tangan sangat meriah mengiringi kehadiran Mohzan dipanggung acara "Temu Idola". Acara itu dipandu oleh seorang laki-laki ganteng yang sangat digandrungi masyarakat tua dan muda.'Mr. Gandi' adalah nama presenter keren itu. Dia dijuluki duren mateng atau duda keren masa tenggang. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚Pembaca pasti tau apa artinya masa tenggang. Masa tenggang adalah tenggang waktu mencari ganti. πŸ€—πŸ€—πŸ€—Umur presenter muda itu sedang ranum yaitu 32 tahun. Tentu saja banyak wanita yang bermimpi digandeng lelaki itu naik ke pelaminan. "Selamat datang Bang Mohzan, malam ini anda bersama saya Mr. Gandi dalam acara Temu Idola.Mr. Gandi menyalami Mohzan yang baru saja berada dipanggung acara talk show nya. Riuh gempita tepukan dan sorak histeris audien menggemuruh seakan-akan meruntuhkan gedung studio Patriot Televisi. Mohzan menerima jabatan tangan Mr. Gandi lalu melambaikan tangan kearah penonton yang berteriak memanggil namanya dan menyuarakan yel yel dukung Bang Mohzan.
Read more
Part 18. Bertemu Tuan Junara.
"Baik, sebagai pertanyaan terakhir dari saya, apa harapan anda untuk adik-adik anda..? Mr. Gandi melontarkan pertanyaan yang merupakan pertanyaan penutup."Saya berharap mereka memiliki masa depan yang cerah dan gemilang. Dan apabila mereka sudah mendapatkan itu, saya berharap suatu saat mereka juga melakukan hal sama dengan yang saya lakukan sekarang kepada mereka, kepada orang lain !""Luar biasaaaa...!!! Teriak Mr. Gandi langsung berdiri dan bertepuk tangan. Para audien juga melakukan hal yang sama. Mereka berdiri dan bertepuk tangan.Mohzan mengikuti Mr. Gandi yang sudah berdiri. Mereka kini sama-sama berdiri berhadapan dan bersalaman."Plok..plok..plok...!!!" Tuan Junara nampak memasuki panggung dan bertepuk tangan."Anda sangat luar biasa..!!" Ia mengulurkan tangan menyalami Mohzan.Mohzan terkejut melihat sosok yang kini berdiri dan mengulurkan tangan kepadanya. Sosok Tuan Junara memang sering ia lihat di layar televisi. Duda seten
Read more
Part 19. Keinginan Mohzan Bertemu Ayahnya.
Desma dan ibu Aisyah belum bisa tidur. Mereka tidak sabar menunggu Mohzan pulang ke rumah. Tentu saja mereka ingin mendengar cerita Mohzan tentang pengalaman baru yang baru saja ia alami. Apalagi Desma, ia ingin sekali mengetahui perbincangan Mohzan dengan Junara yang sebenarnya adalah ayah kandung Mohzan."Apakah Mohzan sudah tahu kalau Mas Junara itu adalah ayahnya ?? Hmm.. bagaimana kalau Mohzan bercerita tentang keluarganya, lalu Mas Junara tahu kalau Mohzan adalah anakku. Dan Mas Juna pasti berfikir kalau Mohzan adalah darah dagingnya... Ooohhh... Bagaimana ini..??? Aduuuh... Mohzan belum juga pulang.... Jangan-jangan Mas Juna sudah membawa Mohzan pulang kerumahnya...!!! Aduh.. bagaimana ini...???" Beribu pertanyaan melintas dan bercampur baur dalam pikiran Desma. Ia berjalan hilir mudik dan terlihat sangat gelisah.Jarum jam telah menunjukkan pukul 00.15 wib. Suara sepeda motor Mohzan belum juga terdengar memasuki teras rumah. Desma dan ibu Aisyah mulai cema
Read more
Part 20. Mulai Membangun Asrama.
Pagi itu Mohzan dan Arya sudah berdiri di sebidang tanah yang cukup luas. Tanah itu baru saja mereka beli dengan uang sumbangan yang diberikan warga internet yang ikut membantu Mohzan untuk mensejahterakan kehidupan adik-adiknya.Hari ini adalah hari yang sangat dinanti oleh Mohzan karena hari ini adalah awal pertama asrama itu dibangun. Mohzan berkeinginan untuk membangun asrama untuk tempat tinggal adik-adiknya dan beberapa fasilitas lain seperti ruang belajar dan mushola. Namun karena dana belum mencukupi, Mohzan memutuskan untuk membangun asrama saja terlebih dahulu. Ditempat itu telah berkumpul delapan orang tukang bangunan dan seorang pimpinan mereka. Selain itu disudut tanah itu telah tertumpuk bahan material berupa pasir, semen, batu dan besi.Karto sebagai pimpinan proyek pembangunan asrama yang rencananya akan dibuat berlantai dua itu terlihat sedang berbincang dengan Mohzan dan Arya. Sekali-kali nampak mereka menunjuk-nunjuk ke beberapa a
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status