All Chapters of Love Shadows: Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
Episode 31
Kedua orang tua terus menatap Bella dengan sorot tak biasa. begitu Bella datang, sebuah sambutan berupa cecaran pun Bella dapatkan. "Kami memang bangga padamu, karena kerja kerasmu." Nick menghela nafas panjang, melipat tangannya dengan tatapan mematikan. "Jangan besar kepala, Mama dan Papa membebaskan mu, bukan berarti kau bisa seenaknya, Bella." "Hah?" Bella tersenyum kikuk, "A... apa maksud Papa? aku tidak mengerti. seenaknya apa?" sahut Bella sedikit takut. "Dimana kau setiap malam? kenapa setiap Mama mengirimkan pesan kau hanya membacanya saja, lalu setelah itu kau langsung menonaktifkan ponselmu?" "Ohhh itu..." Bella melebarkan senyumnya, bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan seolah sedang mencari jawaban. "Itu... aku... aku sengaja mematikan ponselku, karena aku lelah dan tidur setelah mengerjakan sketsa." Rina melirik penampi
Read more
Episode 32
"Lucas, Ayo dimakan." titah Rina kembali menyerukan. Lucas melirik kearah Rina dan Nick secara bergantian. Ia menjadi semakin gugup, bertujuan hanya untuk mengantar ponsel tetapi malah berakhir di sebuah meja makan. "A... apa ini tidak merepotkan?" tanya Lucas kaku. "Merepotkan apa? kita semua lebih suka jika ada seseorang yang membantu kami menghabiskan makanan. Bella tak pernah mau setiap kali kamu mengajaknya makan bersama, justru sekarang kami bingung kenapa Bella menjadi sangat rakus. padahal ia sangat menjaga penampilan." seloroh Rina menahan tawa. "Astaga, apa di dunia ini hanya Mama-lah satu-satunya ibu yang merasa aneh begitu melihat putrinya mengunyah?" Nick berdecih, ia mencoba menenangkan Bella dengan cara merangkul bahu kemudian mengelus rambut panjangnya. "Papa juga merasa begitu sayang, karena kau memang selalu mengabaikan
Read more
Episode 33
"Sedang apa kalian?" tanya Nick melangkah menghampiri. Glek... Lucas menelan salivanya dengan bersusah payah, tenggorokannya terasa tercekat. "Aku... kami, sebenarnya aku..." "Ini..." Bella menunjukan sebungkus obat yang Lucas berikan, "Dia memberiku ini, bukankah dia sangat perhatian?" imbuh Bella mengalihkan pembicaraan. Nick terperangah, ia langsung meraih wajah Bella dan dahinya. "Kau sakit?" Bella menggelengkan kepalanya, melirik Lucas singkat. "Aku hanya kelelahan, reaksi Lucas sangat berlebihan. padahal Papa juga tahu bukan, jika ini sering terjadi padaku." "Ehem..." Lucas berdehem, ia menatap Bella kemudian mengalihkan pandangannya kearah Nick, "Sepertinya aku harus pulang sekarang." "Pulang?" Nick mengerutkan dahinya. "Kenapa buru-buru sekali?" imbuhnya bertanya, memperdalam tatapan. 
Read more
Episode 34
Bella menghirup udara segar, memandang hamparan rumput luas dengan pemandangan yang menghadap langsung di sekitar area pegunungan. Island golf, berlokasikan di pinggiran kota. menawarkan berbagai macam pasilitas dari sederhana sampai istimewa. lapangan yang membentang, serta iklim yang sejuk sukses membuat Bella terpesona. ini bukan yang pertama kalinya, akan tetapi setiap kali datang Bella selalu berhasil di manjakan hanya dalam satu kali lirikan. "Papa bermain saja, aku disini." ucap Bella sambil menyaksikan pengunjung lain, yang bermain tak jauh darinya. "Baiklah, Sayangnya Felix dan Ayahnya terkena kendala." "Felix?" Bella membulatkan matanya, "Ada Felix disini?" Sebuah pelayan pun datang membawa makanan yang sebelumnya sudah Bella pesan. Nick sedikit heran, saat ia melihat makanan yang Bella pesan ternyata hanya sebuah manisan lemon
Read more
Episode 35
"Kau melihat putriku?" tanya Nick pada temannya, yang duduk tak jauh dekat kursi Bella sebelumnya. "Anakmu?" "Ya, berambut coklat panjang. menggunakan rok di atas lutut dan baju berwarna putih, dia tadi duduk disini." Seseorang itu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak melihatnya, saat aku datang kursi itu sudah kosong sedang di bersihkan oleh pelayan. Nick berdecak, sudah satu jam ia menunggu tapi Bella tak kunjung menunjukan batang hidungnya. berulang kali Nick mencoba menghubungi Bella. Namun, Bella tak menjawabnya. *** Farah memandang Lisa yang terus terisak di hadapannya. setelah mendapat pesan singkat berisikan sebuah pemutusan hubungan, Lisa langsung mendatangi kediaman Lucas bersama Ibunya. "Apa ini Farah? kau mengkhianati ku?" ucap Anne, ia masih mencoba meminta penjelasan t
Read more
Episode 36
"Aish, breng*sek!" Bella mengumpat geram, begitu mobil yang sedang ia tumpangi kini terhenti. "Mereka hanya baik saat pencalonan. setelah ini berakhir. mereka semua tentu tidak akan pernah mendengar apa yang rakyatnya keluhkan." imbuh Bella senada kasar. Lucas melirik kearah Bella, pria itu sama sekali tak menanggapi apa yang Bella katakan. Ia hanya sesekali tersenyum, saat ucapan Bella menurutnya sedikit agak berlebihan. "Apa? kenapa kau menyeringai?" tanya Bella kesal. "Aku tidak menyeringai!" "Kau memiringkan senyum saat aku mengatakan itu tadi. Apa kau ini pro pemerintah? kenapa kau hanya diam saja?" Lucas mengerutkan dahinya, ia menghela nafas panjang mencoba bersikap sabar. Lucas merasa jika Bella kali ini terlihat kembali mengalami perubahan suasana hati. "Lalu aku harus bilang apa?" 
Read more
Episode 37
"Dia hamil, usia janinnya baru tiga minggu." Deg... Lucas tertegun, seluruh tubuhnya bergetar. dadanya tiba-tiba saja terasa sesak. "Ha... hamil?" Bella semakin melemah, ia menatap Lucas dengan ekspresi penuh luka seraya menggelengkan kepala, "Tidak. itu pasti salah, itu tidak mungkin." "Apa yang tidak mungkin? jika kau tidak yakin kau bisa memeriksanya di rumah sakit lain." "Tapi, kami... maksudku aku dan dia," "Apa kalian bukan pasangan suami dan istri?" tanya dokter wanita paruh baya itu santai. "Ini memang sedikit lancang, tapi hal ini sangat sering terjadi. jika kalian tidak siap dengan anak, setidaknya kalian harus memikirkan ini, lakukan se*x dengan berhati-hati. tidak sulit mencari pengaman di jaman sekarang." Bella memukul Lucas, air matanya semakin deras mengalir. "Aku tidak siap dengan ini, tolong k
Read more
Episode 38
"Itu Bela," ucap Rina menunjuk ke arah sang putri, begitu ia melihat Bella memasuki pintu utama. Spontan Nick melirik ke satu arah yang di tuju oleh Rina. Pria paruh baya itu mengekor di belakang tubuh sang istri, menghampiri Bella. "Sayang, kau dari mana saja? Ayahmu hampir gila karena kau tiba-tiba saja menghilang di area golf." Bella tersenyum kecut, ekpresi wajahnya tampak lesuh. tanpa menjawab, Bella melewati mereka begitu saja. "Bella, apa kau baik-baik saja?" tanya Nick, saat pria itu merasakan ada sesuatu yang sedang Bella sembunyikan. "Mmmm," Bella menggeram, tanpa memalingkan tubuh ia langsung bergerak cepat menuju lantai atas untuk beristirahat di kamar. Satu sikap yang tak pernah kedua orang tua Bella sukai, saat gadis itu terlihat sangat begitu misterius. ini tentu bukanlah yang pertama kali. seti
Read more
Episode 39
"Kenapa dia belum menghubungiku? apa dia akan lari?" Bella menyusutkan tubuhnya ke lantai, di dalam kamar mandi. "Bagaimana jika Lucas meninggalkanku? bagaimana jika pria itu berbohong dan tidak ingin bertanggung jawab." Tak bisa di pungkiri, semua pikiran buruk itu terus saja menyiksa Bella. jika sebelumnya nafsu makan Bella meningkat, lain dengan hari ini. ia tak ingin memasukan apapun ke dalam mulutnya. jangankan untuk makan, mencium aromanya saja sudah membuat Bella serasa teraniaya. Bella menunduk, ia mengelus perutnya yang masih terlihat rata. sambil menunggu kabar dari Lucas, gadis itu hanya mampu menangis meskipun kini air matanya sangat sulit untuk ia keluarkan. "Lucas, kau sedang apa? kenapa tidak menghubungiku?" lirih Bella tak berdaya. Di lantai dasar, makan malam sudah Rina siapkan. Nick sendiri nampak asik mencicipi hidangan panas yang baru saja sang is
Read more
Episode 40
"Cukup, hentikan." ucap Nick, ia mencoba menenangkan Rina dengan menjauhkannya dari sang buah hati. Nafas Rina tersenggal, ia menepis tangan Nick kemudian mengerjap. berulang kali Rina memejamkan matanya, berharap jika semua ini tidaklah nyata. Namun, tangisan dan kekecewaannya berhasil menampar Rina jika Bella kini benar-benar sudah membuat di aib di keluarganya. "Kenapa kau terus membelanya? ini semua salahmu. kau terus saja membela anak itu! kau sangat membebaskannya dan tak pernah mendengarkan ku." Rina menjatuhkan tubuhnya ke lantai, wanita itu menangis sejadi-jadinya. "Mau bagaimana lagi? ini semua sudah terjadi." "Jika saja saat itu kau mendengarkan ku, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. saat Bella memutuskan untuk membeli apartemen, kau bahkan mendukungnya dengan alasan itu semua adalah hasil kerja kerasnya. jika sudah begini, kau bisa apa? dimana k
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status