All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 71 - Chapter 80
1822 Chapters
4. Bagian 7
Disebuah kamar indah, seperti layaknya kamar seorang putri adipati, terlihat diatas sebuah pembaringan indah, sesosok tubuh wanita muda berparas cantik tengah terbaring tak sadarkan diri. Di kiri dan kanannya tampak pula beberapa orang wanita setengah baya yang tengah menungguinya, takkala rombongan Gusti Adipati Pandan Arum tiba dikamar itu, kedua wanita setengah baya itu segera menjura hormat, tapi Gusti Adipati Pandan Arum justru terlihat langsung menghampiri sosok wanita cantik yang tengah terbaring diatas pembaringan tersebut. Dan kini barulah Gusti Adipati Pandan Arum menyadari kalau ada sesuatu yang aneh pada keadaan Pandansuri putrinya. Sosok Patih Ganggar terlihat ikut mendekati sosok Gusti Ayu Pandansuri dan terlihat Patih Ganggar memeriksa keadaan Gusti Ayu Pandansuri dan keningnya berkerut. “Ada apa paman patih ? ada apa dengan putriku ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi cepat. “Tidak ada yang aneh pada diri Gusti Ayu gusti” “Tapi kena
Read more
4. Bagian 8
“Kanda...., bagaimana nasib Pandansuri kanda”. ucap istrinya kembali terisak pilu menyadari keadaan putrinya yang semakin sulit untuk disembuhkan. Gusti Adipati Pandan Arum terlihat bingung. “Bagaimana menurutmu paman patih”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. “Maafkan saya gusti, tapi saya sendiri juga bingung mengenai masalah ini, sampai saat ini tidak ada seorangpun yang tahu dimana markas Gerombolan Bayangan Setan itu berada” ucap Patih Ganggar lagi hingga semakin membuat Gusti Adipati Pandan Arum bingung. “Maaf gusti....”. Bintang terlihat ikut angkat bicara hingga kini perhatian mereka kembali tertuju kearah Bintang. “Mbah Suro, tadi mbah mengatakan kalau Gusti Ayu Pandansuri masih bisa mendengar apa yang kita semua bicarakan.” “Benar raden, Mantra Pulung Batu hanya bisa mengunci raga seseorang, tapi semua indra ditubuhnya masih berfungsi dengan baik....”. “Kalau begitu, apakah kalau kita menggunakan suara batin, Gusti Ayu Pand
Read more
4. Bagian 9
“Kanda”. sebuah suara lembut terlihat menyadarkan sosok Gusti Adipati Pandan Arum yang saat itu terlihat tengah termenung. “Dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum tersenyum saat melihat siapa yang kini ada disebelahnya. “Ada ada kanda ?” “Kanda hanya tidak tahu bagaimana harus mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu satu hari dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum terlihat sedih. “Lalu apa yang harus kita lakukan kanda ?” “Dinda jangan khawatir, walau bagaimanapun akan kanda jual semua kekayaan kanda demi keselamatan Pandansuri”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. Dan kemudian terlihat Gusti Adipati Pandan Arum mengedarkan pandangannya kearah Patih Ganggar, Mbah Suro yang berada tak jauh darinya, tapi kemudian wajah Gusti Adipati Pandan Arum terlihat berubah. “Paman, dimana Raden Bintang ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum saat menyadari kalau Bintang tidak lagi berada diantara mereka, ucapan Gusti Adipati Pandan Arum ini tent
Read more
4. Bagian 10
Malam akhirnya datang, kegelapan kembali menyelemuti bumi, rembulan sudah tampak ditempatnya, disusul dengan munculnya satu persatu sang Bintang yang seperti biasanya dengan setia menemani sang rembulan. Sementara itu ditempat persembunyiannya, Bintang terlihat tengah menikmati ayam panggang buatannya seraya terus memperhatikan kearah dinding batu yang berada beberapa tombak dihadapannya. Cukup lama Bintang menunggu ditempat persembunyiannya, hingga ; “Ggghrrrrr...”. suara gemuruh tiba-tiba saja terjadi, dan Bintang yang berada ditempatnya tentu saja terkejut, dikegelapan malam Bintang dapat melihat dinding batu yang diduganya sebagai markas Gerombolan Bayangan Setan terlihat bergeser dari tempatnya, dan dari dalam dinding batu yang terbuka itu Bintang dapat melihat dengan jelas ke-8 sosok tubuh yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng setan terlihat keluar. “Kena kalian”. batin Bintang lagi tersenyum melihat hal itu dan Bintang kini dapat melihat salah seorang
Read more
4. Bagian 11
“Ho ho ho...! tak kusangka Ksatria Pengembara yang terkenal itu hanyalah nama kosong belaka”. terdengar ejekan dari si Bayangan Setan lagi, sementara itu ditempatnya Bintang terlihat mulai bangkit. “Aku belum kalah Bayangan Setan” “Bagus, bagus aku senang melihat semangatmu Ksatria Pengembara, aku beri kau kesempatan untuk menyerangku agar kau tidak mati penasaran”. ucap si Bayangan Setan lagi terlihat mempersilahkan Bintang untuk melancarkan serangannya. Merasa diremehkan, Bintang segera mempersiapkan jurusnya, jurus Tendangan Tanpa Bayangannya, dan ; “Hyyattt.....wuutt....wuuttt..” sosok Bintang berkelebat kedepan dengan jurus andalannya. Ditempatnya terlihat wajah dibalik Topeng Setan itu cukup terperanjat melihat serangan yang kini dilancarkan oleh Bintang, tapi sesaat kemudian bibirnya terlihat tersenyum. “Huppp”. dengan gerakan yang tak kalah cepat, sosok si Bayangan Setan bergerak menghindari serangan Bintang yang cepat luar biasa, tapi
Read more
4. Bagian 12
Dari Pertarungan yang terjadi antara Bintang dan si Bayangan Setan, kini kita melompat ke tempat kadiaman Gusti Adipati Pandan Arum yang saat itu tengah dilanda kegalauan dan kebingungan, karena Gusti Adipati Pandan Arum hanya mampu mengumpulkan satu peti keping uang emas, padahal Gusti Adipati Pandan Arum harus menyediakan dua peti uang emas untuk menebus kesehatan putri kesayangannya, Gusti Ayu Pandansuri. “Bagaimana ini kanda, kalau tidak memenuhi permintaan mereka, bagaimana dengan Pandansuri”. ucap wanita yang bekas istrinya itu terlihat begitu sangat khawatir. “Tenanglah dinda, kanda akan memikirkan jalan keluarnya”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi terlihat berfikir. “Bagaimana ini paman ?” “Maaf gusti, hamba juga bingung memikirkan hal ini”. ucap Patih Ganggar lagi hingga semakin membuat Gusti Adipati Pandan Arum semakin bingung dan kalut. Disaat seperti itulah tiba-tiba saja seorang prajurit kadipaten datang menghadap. “Sembah horm
Read more
4. Bagian 13
“Guru”. ucap Bintang lagi tanpa sadar. “Apa yang sedang kau lakukan Bintang ? apakah kau ingin menyerah begitu saja”. “Maafkan saya guru, tapi dia terlalu tangguh, dia seperti bisa menebak semua gerakanku, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa”. “Hu..!! aku sungguh malu mendengarkan ucapanmu Bintang, sungguh menyesal aku mengangkatmu sebagai murid”. “Maafkan saya guru, tapi saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa  ?” “Apakah kau lupa dengan wejangan-wejangan yang pernah aku katakan padamu, sekarang coba kau ulangi wejangan yang pernah aku berikan padamu”. “We....wejangan yang mana guru ?” “Dasar geblek, sekarang dengarkan baik-baik pesanku ini, karena jika kau tidak mengerti, maka bersiaplah untuk mengakhiri hidupmu ditempat ini”. “Disetiap pertarungan yang kau lakukan, anggaplah pertarungan itu hanyalah merupakan latihan bagimu, dan lawan yang kau hadapi tidalah merupakan lawan yang berat, dia hanyalah seora
Read more
4. Bagian 14
Jurus demi jurus mulai terlewati, serangan-serangan cepat yang dilancarkan oleh si Bayangan Setan mulai terlihat melamban, si Bayangan Setan tidak sadar kalau saat ini jurus Kijang Kelana yang dipergunakan oleh Bintang telah menyerap tenaganya, memasuki jurus ke 45, barulah si Bayangan Setan menyadari akan hal itu, dan dia melompat mundur kebelakang. “Kurang ajar, rupanya jurus yang dipergunakannya bukanlah jurus biasa, jurusnya telah menyerap tenagaku.”. batin si Bayangan Setan lagi menyadari kebodohannya. Dan kini terlihat si Bayangan Setan mulai memutari tubuh Bintang, sementara Bintang masih berdiri tenang ditempatnya, hanya sesekali terlihat kedua kuping Bintang bergerak-gerak. “Ternyata dia cerdik juga, dia sadar kalau hanya menggunakan kedua matanya untuk menghindari serangan Bayangan Setanku dia takkan bisa, tapi dengan mata terpejam dan hanya mengandalkan indra peraba dan pendengaran dia bisa menebak arah serangan, kalau begitu aku harus mencari cara untuk m
Read more
4. Bagian 15
“Aaakhhhhh.”. terdengar satu jeritan keras keluar dari mulut si Bayangan Setan yang terlihat terpental dengan deras kebelakang, bahkan beberapa batu besar terlihat langsung hancur berantakan saat berbenturan dengan tubuh si Bayangan Setan, akhirnya tubuh si Bayangan Setan baru berhenti saat menghantam dinding batu yang ada dibelakangnya setelah menghancurkan beberapa batu besar yang tadi ditabraknya. Sementara itu sosok Bintangpun terlihat terpental cukup jauh kebelakang, beruntung bagi Bintang yang masih mampu untuk mengendalikan gerak jatuh tubuhnya, walau Bintang terlihat langsung jatuh ditempatnya seraya memuntahkan darah dari mulutnya. Kali ini luka dalam yang diderita Bintang benar-benar parah, sampai-sampai Bintang terlihat langsung tak sadarkan diri lagi ditempatnya. Tapi untunglah keadaan Bintang jauh lebih beruntung dari sosok si Bayangan Setan yang tewas dengan tubuh remuk karena menghantam bebatuan tadi.   ***   Malam terus berja
Read more
4. Bagian 16
Tak seberapa lama kemudian rombongan Gusti Adipati Pandan Arum tiba dikamar Gusti Ayu Pandansuri, dan terlihat saat itu Pandansuri tengah ditunggui oleh beberapa orang emban pembantu. Wajah Gusti Adipati Pandan Arum terlihat berubah gembira saat melihat putri kesayangannya tampak telah siuman dari keadaannya, dan bersama istrinya dia segera mendekat. “romo... ibu...”. terdengar kalimat itu keluar dari bibir pucat Pandansuri saat mengenali sosok-sosok yang mendekatinya. “Kau sudah sadar putriku, kau sudah sadar”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum terlihat terharu melihat keadaan putrinya, sementara Pandasuri sendiri terlihat langsung memeluk kedua orangtua yang dicintainya itu. “Terima kasih Sang Hiang Widi, terima kasih”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi tak kuasa menahan air matanya merasakan kebahagiaan yang saat itu dirasakannya. Kegembiraan dan kegembiraan melingkupi tempat kediaman Gusti Adipati Pandan Arum. Sadarnya Gusti Ayu Pandansuri dengan cepat ter
Read more
PREV
1
...
678910
...
183
DMCA.com Protection Status