Lahat ng Kabanata ng Semu cinta Anea: Kabanata 11 - Kabanata 20
74 Kabanata
Jenuh
Pukul 09.30 Anea diantar sopir Om Pram menuju apartment-nya. Setelah semalam menghabiskan waktu bersama Anea, om Pram langsung pulang ke rumah subuh tadi. Mungkin ia takut jika istrinya curiga, entahlah itu sama sekali bukan urusan Anea.Anea merasa jengah dengan pekerjaannya akhir-akhir ini. Ia mungkin akan berencana untuk liburan guna melepas kepenatan. Rutinitasnya sebagai wanita malam sangat tidak baik bagi psikologisnya. Guna menetralisir itu semua, para wanita seperti Anea memilih berfoya-foya dengan belanja barang mewah atau liburan. Hal yang wajar mengingat pendapatan mereka juga besar. Kali ini Anea sepertinya ingin mengajak Mitha, sahabatnya itu menjadi satu-satunya tempat yang meneduhkan baginya di kala apa pun. Mungkin takdir miris yang mereka jalani membuat keduanya saling menguatkan.Anea mengambil gawainya, ia mencoba menghubungi Mitha, tetapi nomornya tidak aktiv. Ke mana gerangan si wanita humor itu pergi, kenapa gawainya harus dimatikan. Anea menghemb
Magbasa pa
Hati-hati!
Hati-hati !Sebuah kertas bertuliskan dua kata terlihat setelah Anea membuka pintu. Kertas itu dimasukkan dari celah bawah pintu, hal yang biasa dilakukan pengelola apartmen bila ada suatu pemberitahuan. Namun kali ini Anea yakin, ini bukan berasal dari pihak pengelola apartmen, namun siapa? Anea bertanya-tanya dalam hati.Apakah ini sebagai peringatan? Atau sebuah ancaman? Anea membolak-balikkan kertas itu. Hanya dua kata, tak ada barang lain yang mencurigakan, sulit dimengerti. Apakah Anea harus mengabaikan atau justru mencari tahu pelakunya? Mungkin tidak terlalu penting baginya mengingat kertas itu hanya bertuliskan dua kata tanpa maksud dan tujuan yang lebih detail.Ataukah ada seseorang yang iseng menyelipkan di celah pintunya? Tapi kenapa harus unit apartmennya? Di lantai ini jarang orang yang sekedar berjalan-jalan. Anea rasa tetangganya semua orang sibuk yang berangkat bekerja pagi hari dan pulang malam h
Magbasa pa
Berencana liburan
Bel pintu berbunyi.Siapa yang bertamu? Anea melirik jam. Sudah pukul lima sore, rasanya waktu berputar cepat sekali. Anea bangkit dari sofa dan membukakan pintu.Ceklek!“Hai sayang.”Anea kaget karena Jan datang tanpa mengabari terlebih dahulu. Sepertinya Ia belum pulang sama sekali. Tangannya masih menenteng koper dan pakainnya masih sama dengan tadi siang.“hai sayang, masuklah...”Jan meletakkan kopernya diatas meja dan mendaratkan bokongnya di sofa. Anea membuka dasi dan melepaskan jas yang dipakai Jan.“Kau memang pasangan yang idaman”Anea tersenyum mendengar pujian Jan.“Sebaiknya kau mandi dulu, apakah kau punya baju ganti?”“Ya, ada di koper.”“Kalau begitu gegaslah, aku akan menyiapkan makan malam untuk kita.&rdq
Magbasa pa
Rencana double date
Anea “!!!! Kenapa ka..” Ucapannya terputus karena yang dilihat bukanlah sahabatnya itu melainkan seorang lelaki yang hanya mengenakan pakaian dalam. “Mitha..” “Anea kau membuatku kesal karena tak kunjung membukakan pintu!” “Kenapa kau terus menggedor-gedor pintu ku. Apakah tak bisa menunggu sejenak.” “Karena kau lama sekali. Lalu sekarang apakah kalian tinggal berdua?” “Tidak, dia hanya menginap.” “ooh, aku mengganggu rupanya.” “Aku tak bilang begitu, sudahlah lebih baik kau masuk saja.” Mitha sebenarnya heran, karena Jan hanya mengenakan pakaian dalamnya saja. Tapi untuk menegur rasanya ia kurang berani. “Bukankah kau seharusnya bekerja?” “Aku bertanya pada sopir, katanya kau tak minta dijemput malam ini. Berarti kau tak datang, dan aku memutuskan untuk tak datang juga.” “Aku sudah ijin cuti ke mamy Han, satu minggu..” “Kenapa lama sekali?” “Sepertinya aku Sedang butuh
Magbasa pa
Liburan di Bali
Sebuah kamar hotel bernuansa putih menjadi tempat singgah sementara. Anea meletakkan koper di sisi ranjang dan merebahkan tubuh yang lelah dari pesawat. Sebenarnya masalah utamanya adalah karena ia kurang tidur semalam. Ditambah harus bangun pagi untuk menyiapkan pakaian ganti, bertambah ribet lah aktivitasnya. Jan menyusul dengan koper ditangan kanan, dan sekantong  makanan ringan ditangan kiri. Beberapa minuman juga ia tambahkan dalam kantong plastik itu. Sedangkan Mitha memasuki kamar sebelah bersama Reno. Mereka semua tiba pukul sebelas, belum terlalu siang untuk pergi makan, jadi menggunakan waktu untuk istirahat dulu. Hotel yang mereka sewa lumayan bagus dan bersih, namun bukan hotel mahal yang mewah. Harga sewa untuk hotel begini pun sudah lumayan mahal jika berada di kawasan wisata. Apalagi jika hotel mewah, pasti harganya fantantis! Maka dari itu Anea memilih hotel yang biasa saja asalkan masih layak disebut hotel. Celana hotpants mocca
Magbasa pa
Penelepon misterius
Jan melambaikan tangan, sebuah taksi berhenti tepat di depan mereka. Anea membuka pintu dan masuk duluan sementara Jan membawa koper menuju bagasi dan dibantu sopir memasukkannya. Lain halnya dengan Mitha Ia memilih langsung pulang ke rumahnya sendiri dengan taksi yang berbeda bersama Reno.Anea teringat ponsel yang dimatikannya. Ia ingin liburannya tidak terganggu sehingga memilih tidak menghidupkan benda pipih itu. Mungkin ia harus menghidupkan lagi gawai di tangannya karena liburan kali ini sudah selesai.Tangannya memencet tombol power di sisi gawai, tak lama setelahnya layar mulai menampilkan gambar. Anea mendiamkannya beberapa saat. Taksi mulai melaju membelah jalanan. Jan duduk menyender di jok penumpang dengan membawa ukulele yang kemarin.“Aku lapar, Apakah kita bisa ke restaurant dulu untuk makan, sayang?”“Mungkin sebaiknya kita drive thrue saja. Makan dirumah sepertinya lebih nyaman.”“Baiklah.&rdq
Magbasa pa
Istri Om Pram
Tanpa pikir panjang Anea segera menolak panggilan itu. Namun beberapa detik kemudian ponselnya kembali berdering. Anea kesal dan kembali menolak panggilan telepon itu. Panggilan terus berulang hingga beberapa kali dan Anea selalu menolak telepon itu. Hingga beberapa waktu kemudian Anea menerima pesan dari nomor yang sama. [Kau bersembunyi cukup baik wanita rendahan! Tapi tunggulah aku akan memukanmu] Anea semakin resah, ia memilih me-nonaktivkan ponsel. Berusaha tenang dan tidak memikirkan ancaman itu Anea kembali membereskan rumah agar dapat beristirahat dengan nyaman. Ia berfikir apakah ini ada hubungannya dengan pekerjaannya karena wanita tadi terus mengatainya wanita jalang, pelacur atau apalah itu. Jika benar ini masalah dengan pekerjaan, maka Anea bersiap akan mengadukan hal ini pada Mamy Han. Semua anak buah mamy Han dijaga oleh para bodyguard jika terancam masalah dengan para pelanggan. Seandainya benar wanita tadi istri dari salah sat
Magbasa pa
Bersembunyi di rumah Jan
Anea mengambil gawainya, segera mencari kontak Mamy Han. menekan tombol panggil dan menunggu wanita itu menjawab teleponnya.Tuuut... Tuuttt.. Tuuuttt...(Halo. Ada apa Anea?)(Tolong aku mam, istri om Pram baru saja melabrakku. Dia galak sekali seperti macan yang habis beranak.)(Apa? Pram?? Kenapa bisa?)(Entahlah mam, dia mendapatkan bukti foto di villa.)(Kalau begitu datang kesini sekarang, kita bicarakan disini.)(Tidak mam, aku sedang lelah. Mungkin aku akan bersembunyi saja dulu untuk sementara waktu.)(Baiklah terserah kau.)(Tapi tolong jangan sampai dia menemukanku, rahasiakan keberadaan diriku dari siapapun.)(Baiklah, mamy setuju.)(Ya sudah mam, terima kasih. Bye!)Jan mendengar sedikit obrolan Anea dengan bosnya itu. Ia mencoba bertanya beberapa hal tentangnya."Apa kau jadi ikut tinggal dengan ku?" Jan bertanya memastikan."Tentu saja. Apa kau mau aku jadi bulan-bulanan
Magbasa pa
Bar digerebek!
"Sayang.. kenapa kau melamun?"Anea terkejut karena tiba-tiba Jan sudah pulang dan masuk tanpa Anea sadari."Sayang, kau sudah pulang?""Ya, apa kau tidak melihatku masuk?" Jan memang membawa kunci sendiri.Anea hanya menggeleng pelan, beberapa saat kemudian ia tersenyum."Apa ada yang mengganggu pikiranmu?""Tidak ada, aku hanya kesepian. Apa yang bisa kulakukan selain melamun?""Itu tidak baik, sayang.""Aku tahu itu ""Emm.. Jadi lihatlah apa yang ku bawa untukmu."Jan mengangkat sesuatu di tangannya. Ekor mata Anea bergerak mengikuti gerakan tangan Jan. Sebuah kantung plastik yang menggembung tampak menutupi isinya, Anea tak bisa menebak benda apakah itu."Apa yang kau bawa sayang? Apakah makanan favoritku?""Bukan." Jan menggeleng."Lalu?" Anea menjadi penasaran."Bukalah, kau akan senang mendapatnya."Anea mengambil langkah dan meraih bungkusan plastik itu dari tangan Jan. Ma
Magbasa pa
Saya ingin berhenti bekerja,Mam!
        Anea menenteng highheels ditangan kirinya. Dengan wajahnya yang terlihat kuyu ia berjalan lemah. Begitu sampai di kamar ia langsung menjatuhkan diri diatas kasur.Para lady bar baru saja ditebus oleh Mamy Han setelah semalam di razia petugas kepolisian. Memang terasa mudah segala sesuatunya jika menggunakan uang.Namun Mamy Han  geram mengingat insiden yang di sebabkan istri salah satu pelanggannya itu ternyata berasal dari Clara. Ia tak menyangka anak buah kesayangannya itu melakukan hal bodoh yang membuat dirinya harus merugi ratusan juta. Mamy Han memarahi Clara habis-habisan atas kecerobohannya itu.Lewat kejadian ini Anea pun jadi tahu kalau selama ini yang sering iri hingga kerap melaporkan apa pun kepada Mamy Han adalah Clara. Meskipun ia sendiri sempat heran padahal tak pernah sekalipun ia berseteru dengan primadona bar itu.Apa yang membuat Clara iri dengan Anea? Rasanya hampir tak ada yang
Magbasa pa
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status