All Chapters of Sri Sultan: Chapter 31 - Chapter 40
93 Chapters
Kekuatan Berpindah
Mustafa berdiri, menatap puluhan ribu prajurit terkuat Zengini yang tunduk di hadapannya. Mustafa melangkah mendekati Ozone dan menepuk pundaknya.“Tataplah aku, prajurit,” pintanya.“Ozone namaku, Pangeran,” balasnya kini berdiri tegak.“Panglima Burak! Masuklah!” teriak Mustafa keras.Burak tersenyum di depan pintu kokoh yang dia raih kembali. Sebelum Deriya mengambil alih kerajaan, Burak adalah pemilik benteng terkuat Zengini. Dengan gagah dia berjalan memasukinya. Parjurit yang menunduk, merasa senang dengan kehadirannya kembali.“Apa kabar, Ozone,” sapa Burak. Prajurit yang sejak dulu mendapat pelatihan Burak dari kecil, kini tersenyum lega. "Selamat datang, Panglima!" jawab tegas Ozone.Mustafa berjalan menuju tengah lapangan, menatap semua prajurit yang masih menundukkan kepala. “Angkatlah kepala kalian!” teriaknya seketika membuat puluhan prajurit melakukannya.
Read more
Perubahan Aigul
Saat Deriya sudah bersiap akan menyerang Mustafa yang masih menunduk kesakitan dengan kekuatan hitamnya, Trisula tiba-tiba datang. Para ahli sihir itu akan keluar hanya saat sinar matahari tepat menerangkan sinarnya di tengah bumi. Itulah alasan Mustafa memilih menyerang Zengini saat fajar. Hanya Trisula yang bisa membuat kekuatan hitam sihir Deriya menghilang.“Deriya, kau ingat ini?” Trisula menunjukkan sehelai rambut Aigul yang sudah dia miliki dari Muatafa saat itu. Deriya melotot melihatnya. Kekuatannya akan menghilang jika Trisula membakar rambut Aigul.“Jangan lakukan!” teriak Deriya kencang.Deriya akan melakukan perjanjian dengan iblis. Dia memerlukan gadis suci untuk persembahan. Deriya melakukan perjalanan ke perkampungan untuk mencari sang gadis. Dia menemukan gadis kecil menangis di pojok jalanan karena kehilangan orang tuanya. Aigul saat itu masih berumur sepuluh tahun. Deriya mengulurkan tangannya, mengajak Aigul menuju ist
Read more
Hampir Memiliki
Bibir itu semakin menyatu liar. Bahkan sang Pangeran menikmatinya. Pelukan semakin erat, bersamaan sentuhan yang mulai meraba semakin dalam.“Mustafa, kau … milikku.”Mustafa mendorong sosok yang menciumnya. Tubuh mereka bergerak, menempel pohon yang berada hanya beberapa langka di depan mereka. Kaki mulus mulai terangkat satu, mengerat di pinggang Mustafa. Miliknya siap untuk dinikmati Pangeran yang sudah mulai membuka tali yang mengikat rok kuning berhias bunga.Aslan menghilang, berlari kencang menuju Zivana yang berada di atas kuda untuk menuju kerajaan Zengini setelah mendengar kabar jika Mustafa berhasil menaklukkannya.“Aslan!” teriak Zivana sontak menarik tali kemudi. Kudanya melompat tinggi setelah Aslan tiba-tiba hadir di hadapannya.Auman sangat keras, membuat semua kuda ikut melompat. “Tenanglah, Aslan!” teriak Zivana masih berusaha menenangkan kudanya. Dia segera menuruni kudanya, melangkah me
Read more
Penyambutan Alam
“Apa kalian akan mengalahkan Mustafa sialan itu?” Asmat menegang melihat salah satu dari sosok berjubah hitam mengarahkan tangannya kepada Deriya. Kedua mata yang semula hitam, memerah. Tangannya terus mengarah ke tubuh Deriya yang membaik seketika dan membuatnya bisa menegak.“Hah!” Napas Deriya terhempas saat sesuatu sudah merasuk ke dalam tubuhnya. Rambutnya menghitam, kulitnya yang mengkerut menghilang. Asmat tidak percaya melihatnya, begitu juga dengan lainnya.Sosok jubah hitam tersenyum melihat Asmat menuruni kudanya disusul Deriya dan yang lainnya.“Kami akan menunduk,” ucap Asmat tegas.Deriya berjalan mendekati tiga sosok itu yang masih tersenyum. “Aku akan melayani, Raja.”***Akasma bersama semua putri telah sampai di istana. Senyuman mengembang di wajahnya. Dia memejamkan kedua matanya, mengingat saat dia bersama Sri Sultan Ali ketika masih tinggal di dalam istana. “Akhirnya
Read more
Jebakan
Evren tidak mengikuti Deriya bersama Asmat dan yang lainnya. Dia ingin membawa Aigul bersamanya. Berpisah dengan Aigul, sangat membuatnya resah. Dia tidak ingin jika Mustafa mengambil hati Aigul. Deriya yang mencegahnya, terhenti karena sosok jubah hitam mengarahkan tangan untuk menahannya. Salah satu dari mereka mengatakan, “Evren akan datang bersama Aigul saatnya tiba.” Deriya terdiam, membiarkan anak kesayangannya pergi.Evren menghentakkan kudanya, kembali menuju Zengini dan berencana akan mengambil paksa Aigul. Dia terhenti saat melihat beberapa kuda dengan pelana emas berkumpul tidak jauh dari posisi Zengini. Evren mengambil kesempatan untuk mendekati kesepuluh raja yang masih mempersiapkan rencana untuk mencegah Mustafa mengambil kerajaan mereka.“Tidak perlu!” teriak Evren tiba-tiba yang berada di belakang mengejutkan mereka.“Kita tidak perlu menundukkan kepala kepada Spartan. Kita akan merebut Zengini kembali. Kita akan me
Read more
Bala Bantuan
Mustafa saling bertatapan dengan Burak sejenak. “Saya akan menangani istana, Pangeran.” Panglima tertinggi Zengini itu menganggukkan kepala, segera berlari menemui Ozone dan mengumpulkan prajurit. Mustafa menaiki Aslan, duduk masih mengamati sekitar. “Aslan, kita akhiri ini segera,” ucapnya pelan.Aslan mengaum keras, berlari menuju sepuluh raja yang masih berada di atas kudanya dengan puluhan ribu prajurit yang bergabung. Aslan berlari kencang, terus mengaum keras. Suaranya yang menggelegar terdengar kencang membuat sepuluh raja bergemetaran. Apalagi mereka tidak melihat Evren yang seharusnya mereka percaya dengan semua rencananya.Evren hanya ingin mengambil situasi untuk membuat istana kacau agar dia bisa memaksa Aigul untuk pergi bersamanya.“Di mana, Evren?” ucap salah satu raja dengan tegang menatap raja lainnya yang hanya diam menunggu auman Aslan yang semakin mendekat. Mustafa di atas Aslan mulai mengeluarkan pedang le
Read more
Kemenangan Awal
Angkasa semakin gelap. Ribuan kelelawar datang menutupi awan. Bersamaan itu, suara elang terdengar. Burung yang sangat gagah itu seketika mematuk para prajurit. Macan bersama semua binatang berdatangan, ikut menyerang semua prajurit.“Argh!” Para prajurit berteriak keras saat kuku tajam para ratusan macan menyerang mereka dari berbagai arah. Gajah dan binatang lainnya menyerang para prajurit yang masih berada di atas kuda.Mustafa menatap Aslan yang menatapnya tajam dengan kedua mata memerah. Sang raja hutan memanggil bala bantuan untuk mengakhiri semuanya.“Aslan, jangan bunuh semua prajurit itu,” batin Mustafa sebelum melakukan penyerangan. Aslan mengaum keras, membuat semua binatang hanya menahan semua prajurit untuk melangkah.Mustafa semakin terkejut melihat angkasa saat semua elang menyerang pemanah yang akan mengarahkan anak panah ke angkasa. Senyuman mengembang di wajahnya. Dia mulai berlari kencang menerabas semua prajurit
Read more
Ratu Terkuat
Akasma menatap Seria yang masih saja menundukkan kepala. Dia sangat paham jika semua putri pasti memiliki rencana untuk saling menjatuhkan satu sama lainnya.“Aku berterima kasih dengan pujianmu, Putri Seria.  Aku tidak akan memihak kepada siapapun termasuk Putri Zivana walaupun semua putri tahu sendiri jika anakku Mustafa memiliki hati kepadanya. Namun aku akan memilih seorang putri yang sangat kuat di antara Kalian. Sebentar lagi gelar Sri Sultan akan dimiliki Pangeran. Dia membutuhkan seorang pendamping saat itu. Siapa yang terhebat di antara kalian, itu yang akan aku pilih. Bersiaplah kalian, karena akan bertarung dengan dua belas putri yang akan ada di Harem bersama selir lainnya.”Akasma sejenak menatap semua putri yang masih menundukkan kepalanya termasuk Zivana. Setelah beberapa detik, sang ratu berjalan keluar dari ruangan istana tertinggi diikuti Hera pelayan setianya.Zedrich yang semula diam, mulai melangkah sangat anggun mendekati Z
Read more
Akan Menunggu
Mustafa menghentikan langkah ketika berada tidak jauh dari ruangan inti istana. Dia bersembunyi di balik pintu ruangan dan mengamati Aigul yang melangkah keluar disusul ibunya kemudian Zivana. Mustafa mengernyit saat mengetahui Zivana tidak berjalan menuju Harem, namun keluar halaman belakang dan akan menunggang kudanya.“Mau ke mana dia?” batin Mustafa segera ikut menarik salah satu kuda dan menaikinya untuk menyusul Zivana.Mustafa melewati arah lain, namun terus mengikuti ke mana Zivana melaju kencang hingga mendadak menghentikan kudanya di sebuah sungai. Mustafa terkejut, dia tidak mungkin membiarkan Zivana akan berenang di sungai. Pangeran berlari, sedikit menunjukkan diri di balik pohon kepada prajurit yang melihatnya melambai. Prajurit membiarkan Zivana karena mereka merasa Mustafa berada di dekat sang putri dan pasti akan sangat aman.Prajurit segera menjauh dari posisi sungai dan mengamati sekitar. Sementara Mustafa terus mengamati Zivana de
Read more
Persaingan
Para putri yang terbiasa dengan kekayaan dan kekuasaan, kini harus tinggal bersama di dalam satu ruangan di Harem. Mereka menyimpan amarah masing-masing. Aigul memilih untuk menempati ranjang di pojok ruangan tepat di sebelah jendela.Awal mulanya, dia berpikir akan berada di dalam kamar yang berbeda. Hatinya semakin kesal melihat dirinya harus berbagi ruangan dengan semua wanita berwajah sempurna namun berhati iblis.“Apakah benar apa yang dikatakan mereka jika Pangeran sangat tampan?” kata salah satu putri mendekati Aigul yang hanya menatapnya. Sang putri semakin kesal saat Aigul membelakanginya tanpa berbicara. Dia menarik lengan Aigul, lalu akan menamparnya. Namun tangannya tertahan dan sama sekali tidak bisa bergerak.“Jika kau melakukannya, aku akan membuatmu berwajah buruk.” Kedua mata Aigul menyorotkan pandangan tajam. Irisnya semakin berwarna hitam, membuat semua putri melotot tidak percaya.“Kau penyihir?” Put
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status