Semua Bab PERNIKAHAN TERLARANG DENGAN MUSUH KELUARGA: Bab 41 - Bab 50
160 Bab
SURAT ABIMANA
Hari tepat 1 bulan kepergian Abimana, Arsya tak menyalahkan dirinya lagi. Beberapa hari lalu lelaki itu bertemu dengan Andre dan mereka sama-sama meminta maaf, kini sudah tak ada lagi perselisihan diantara mereka. Namun tetap saja selama beberapa minggu terakhir banyak sekali teror yang mereka alami.  Namun mereka masih belum melanjutkan misi dan memilih untuk beristirahat sejenak dari dunia yang penuh tipuan ini. Saat ini Arsya dan Sera berada dikamar apartemen mereka. Kedua orang itu tengah melakukan sarapan pagi dengan sandwich buatan Sera.  Sera baru ingat jika Abimana pernah memberikan dia dan Arsya sesuatu. Dengan segera Sera mencari barangnya di ruangan sebelah, untung saja barangnya masih ada. Sera benar-benar lupa tentang itu, untung saja dia masih ingat dan kotaknya terbungkus rapi walapun ada debu-debu yang menempel disekitarnya.  Sera kembali kearah Arsya dengan membawa 2 kotak berukuran sedang
Baca selengkapnya
KEDATANGAN SESEORANG
Mobil yang Arsya dan Sera ikuti berhenti didepan mansion Louwen. Yah! Mereka tak salah lagi, mobil itu berhenti dan masuk ke halaman mansion Louwen membuat Arsya dan Sera mengenyrit bingung.  "Mengapa dia masuk?" tanya Sera tak mengerti.  "Lebih baik kita masuk," ujar Arsya yang kini kembali memasang sabuk pengaman ditubuhnya.  Lantas mereka masuk kedalam dan ternyata mobil jeep orang itu berhenti disamping pohon, tanpa berlama-lama lagi Arsya memikirkan mobilnya ditempat yang agak jauh. Sera sendiri tadi sempat mengintip, namun jeep nya kosong sepertinya orang itu sudah masuk kedalam mansion.  Arsya dan Sera masuk kedalam mansion dengan tangan bergandengan. Mereka melihat sekitar, terdengar suara bising dari halaman belakang. Sera mengangguk, mereka maju ke depan dan benar saja di halaman belakang banyak orang termasuk orang yang mereka ikutin tadi.  "Di
Baca selengkapnya
NEKAT!
Kini mobil yang dikendarai Arsya berhenti di pinggir jalan, 50 meter didepan merupakan kediaman Abimanyu. Mereka memilih untuk berhenti disini dan memantau keadaan. Arsya juga sudah mengaktifkan fitur keamanan untuk mobilnya.  Bisa dipastikan jika tak ada yang mengenal dirinya dari luar. Sekarang ini Arsya tengah menelfon bodyguardnya supaya bisa masuk kedalam. Ternyata cukup sulit untuk membobol keamanan di kediaman Abimanyu. Sedari tadi lelaki itu nampak fokus dengan laptopnya, Arsya ingin melihat keadaan didalam rumah berlantai 3 itu.  "Aku akan keluar dan mencoba lewat kesana," ujar Sera.  "Bahaya Sera!" ujar Arsya yang menentang keputusan Sera.  "Aku bisa jaga diri Arsya," ucap Sera tetap dengan pendiriannya.  Arsya mengusap wajahnya, Sera keras kepala jadi dirinya tak bisa berbuat apa. Akhirnya Sera keluar dengan menggunakan jaket kulit berwana cokl
Baca selengkapnya
RASA SAKIT
Pagi tlah tiba, Sera mengerjapkan matanya pelan saat cahaya matahari lewat melalui celah-celah korden dan masuk kedalam indra penglihatannya. Sera menggeliat pelan, tangannya meraba kesamping kasur. Mengapa tak ada tanda-tanda keberadaan Arsya, perempuan itu segera bangun. Benar saja, Arsya tak pulang dari semalam tanpa mengabarinya terlebih dahulu.  Sera menghela nafas, ia memilih untuk pergi mandi terlebih dahulu. Setelah kurang lebih 15 menit akhirnya dirinya selesai mandi, dan kini sudah rapi dengan baju lengan pendek berwarna biru muda dipadukan dengan celana pendek yang tertutupi oleh baju oversize yang ia kenakan. Saat asik menyisir rambut, HP miliknya berdering menandakan ada pesan masuk.  Dengan segera Sera mengambil hpnya berharap pesan itu berasal dari Arsya. Namun dugaannya salah, pesan itu berasal dari nomor yang tak dirinya kenal. Ragu-ragu ia membuka pesannya, matanya membulat sempurna dengan mulut menganga. Pesan it
Baca selengkapnya
DIJEBAK?
Diruangan yang minim pencahayaan terdapat Arsya yang tengah melihat seorang perempuan terikat diatas kursi. Perempuan itu yang memfitnahnya tadi pagi, dan sekarang fakta sudah keluar bahwa perempuan itu suruhan seseorang.  Tanpa menunggu bersama lagi Arsya menyuruh bodyguardnya untuk membawa perempuan itu kesini. Sedari tadi perempuan itu menangis menyuruh Arsya membebaskan dirinya. Namun telinga Arsya seolah tuli, ia tetap diam melihat mangsanya kali ini. Jangan main-main dengan Arsya atau kalian tau akibatnya.  "Lepaskan aku hiks hiks aku hanya disuruh." "Kau sudah membuat istriku menangis, aku tak akan pernah memaafkanmu," ujar Arsya tertawa remeh.  "Aku tak bersalah." ujarnya takut.  Arsya tak peduli, seseorang yang berani tidur dengannya tak akan pernah ia ampuni. Dari hasil CCTV membuktikan bahwa ia sama sekali tak pernah menyentuh wanita itu. Mungkin se
Baca selengkapnya
MEMINTA MAAF
Arsya berada didalam mobilnya, ia akan pergi ke mansion Louwen untuk menjemput Sera. Istrinya sama sekali tak menghubungi dia, bahkan ia sudah telfon beberapa kali namun tak diangkat. Sera benar-benar marah kepadanya.  Sekarang lelaki itu tengah memijat pelipisnya pelan, ketika terbayang-bayang cerita dari Alif tadi. Ya, Alif sudah bercerita mengenai pembunuhan keluarga bundanya dan tentang Hesa. Ada sedikit rasa kecurigaan yang Arsya taruh kepada Alif, ia yakin jika ayahnya tak menceritakan secara keseluruhan. Ada beberapa yang sengaja Alif tutupi darinya, bahkan ada beberapa omongan Alif yang tak masuk akal.  "Hesa kakaknya mama Citra, namun mengapa mereka berdua terlihat tak akur?" batin Arsya bertanya-tanya.  Alif bilang jika Hesa dendam dengan keluarga bundanya, namun ayahnya tak memberitahu dendam apa yang dia maksud. Sampai sekarang ia masih belum tau tentang teman Hesa yang dibawa ke mansion Louwen
Baca selengkapnya
WANITA ULAR
Sera duduk di ruang tamunya, beberapa menit yang lalu Arsya pulang setelah menjelaskan semuanya kepada dirinya. Namun ia menolak untuk ikut pulang bersama lelaki itu, ia masih butuh waktu untuk menerima semua ini.  Saat ini ia tengah menunggu kedua orang tuanya pulang, jemarinya nampak menari-nari diatas layar hpnya. Tak lama terdengar langkah kaki, dengan segera Sera meletakkan hpnya keatas meja dan berdiri. Benar saja, kedua orang tuanya pulang, namun mengapa mereka bertiga? Siapa orang yang satunya?.  "Sera, kamu disini." Citra memeluk dan mencium sang anak sekilas.  "Dia siapa?" tanya Sera. Citra menggiring Sera untuk duduk dan kini tatapan Sera mengarah kepada seseorang yang telah kedua orang tuanya bawa pulang.  "Dia Liora, untuk sementara dia bakal tinggal disini," ucap Citra, akhirnya dia membawa Liora pulang. Liora bercerita jika dia yatim piatu, Citra yang tak tega dan m
Baca selengkapnya
GARA-GARA LIORA!
Sera berjalan didalam mansionnya dengan membawa iPadnya. Perempuan itu berjalan sembari melihat kekanan kiri, dirinya berencana akan melihat harimau kesayangannya dikandang. Namun matanya tak sengaja melihat kearah bawah tepatnya diruang keluarga. Dapat Sera lihat jika Liora tengah bermanja-manja dengan kedua orang tuanya membuat Sera menggeram marah.  Dari atas sana, tangan Sera mengepal. Hancur sudah moodnya kali ini setelah melihat pemandangan dibawah saja. Karena tak mau melihat ini berlama-lama lagi, Sera pegi dari sana dan mencoba untuk bersikap biasa saja. Ada pertanyaan yang ada dipikirannya, mengapa Liora yang berstatus sebagai orang asing bisa sedekat ini dengan keluarganya?.  Kini Sera sudah berada di kandang Singa, denga segera perempuan itu masuk kedalam kandang. Melihat kedatangan Sera, Singa itu langsung berlari kearah Sera dan menubruk badan perempuan itu. Sera tersenyum lalu dirinya mengelus kepala Singa itu yang d
Baca selengkapnya
TAMPARAN?
Sera tengah menguping pembicaraan antara kedua orang tuanya dan Liora. Sera berdiri dibelakang pilar besar, sesekali ia mengintip kearah depan. Bodyguard yang melihat kearahnya ia suruh untuk tutup mulut. Untung saja bodyguardnya itu menuruti ucapannya.  "Dimana orang tuamu Liora?" "Aku ngak tau orang tua kandung aku tante. Mereka membuangku, aku besar di pantai asuha." "Mereka benar-benar tak punya hati, bisa-bisanya meninggalkan dan menelantarkan anak secantik dan sebaik kamu." "Om sama tante boleh kasih aku pekerjaan? Aku ngak mau hidup bergantung sama om dan tante." "Kamu jangan bekerja, kamu tinggal di mansion sini saja. Saya dan suami saya yang akan memenuhi kebutuhan kamu." "Tante beneran?" "Ya, tante ngak bohong. Anggap saja ini rumah kamu sendiri." "Dan kamu sudah tante anggap sebagai anak tante sendiri.
Baca selengkapnya
ARSYA ANAK SIAPA?!
Keesokan harinya Arsya terbangun, dirinya menggeliat pelan dan menoleh kesamping mendapati Sera yang masih tertidur dengan memeluk dirinya. Lelaki itu hampir lupa jika semalam dirinya menginap di mansion Louwen.  Dirinya melihat kearah samping tepatnya kepada jam kecil yang terletak diatas nakas, masih jam 6 pagi. Arsya semakin erat memeluk Sera, dagunya menari-nari diatas kepala milik Sera. Tampaknya istrinya itu terlalu nyaman memeluk dirinya hingga tak kunjung bangun.  "Wake up Sera," ucap Arsya. Lelaki itu mengalus kepala Sera.  "Masih ngantuk," Sera mengeliat pelan namun ia malah semakin erat memeluk badan Arsya. Kepalanya berada didada bidang lelaki itu, apalagi tangan Arsya yang ia gunakan sebagai bentalan membuatnya tak mau bangun. Posisi mereka berdua berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.  Arsya mendudukkan tubuh Sera dan menahannya supaya perempuan itu tak jatuh. De
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status