All Chapters of Secret Love Narra & Nalla: Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Bab 11.Mulainya Sebuah Petaka
Nalla memasuki rumahnya dengan lemas,Arjuna langsung pulang karena harus menjemput adiknya dari kampusnya yang berbeda dengannya. "Baru pulang sayang? Sama siapa?Arjuna?"tanya mama Kalya. Nalla mengangguk."Iya Ma,tapi kak Juna langsung pergi mau jemput Lala di kampusnya." Mama Kalya mengangguk,sementara Nalla mengerutkan keningnya melihat koper yang baru saja asisten rumah tangga letakan di belakang mama Kalya."Mama mau ke mana?"tanya Nalla penasaran. "Owh, mama mau ke Bali seminggu sayang,ada urusan sama yayasan nenek kamu di sana." Nalla mengangguk."Sama papa? " Mama Kalya menggeleng."Tidak, papa kamu masih di Singapura,mungkin nanti menyusul langsung dari sana." Nalla mengangguk lagi."Pasti itu, papa mana bisa jauh dari mama." "Ya sudah ya sayang,mama langsung berangkat." "Lho
Read more
Bab 12. Pernyataan Arjuna
Arjuna duduk di pembatas balkon, dia masih memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Nalla beberapa jam lalu. Kecewa atau sedih entahlah. Tapi pada kenyataannya sejauh ini hanya Nalla yang pernah melakukan hal itu padanya.Flashback onArjuna sudah bersiap-siap di dalam kamarnya, penampilannya sudah ia buat seperfect mungkin.Segera ia keluar kamarnya dan menghampiri Nalla di kamar Lala.Tok.. Tok... Dengan jantung berdebar Arjuna mengetuk kamar adiknya."La ... Nalla ...."Ceklek... Bukan Nalla yang keluar tapi Lala."Apaan sih Kak."tanya Lala ketus."Kok kamu sih yang keluar? Nalla mana? ""Lagi ke kamar mandi."Arjuna mengangguk."Ya sudah, nanti bilang sama Nalla, kakak tunggu di dekat kolam renang ya!"perintahnya pada sang adik."Ih enggak mau, anda siapa nyuruh-nyuruh.
Read more
Bab 13.Ketakutan Kenzo
Narra dan Nalla masih sama-sama duduk di dalam mobil, keduanya masih nampak murung dan sama-sama enggan untuk turun."Non kembar, sudah sampai rumah,"ujar Pak Jono supir pribadi mereka."I ... Iya pak," jawab Nalla,lalu ia melirik pada Narra yang masih termenung."Ra ... sudah sampai rumah,"ujar Nalla."Ah iya La." Ragu-ragu Narra menatap rumah besar di samping mobilnya,ia menghela nafasnya."Ayo turun."Nalla mengangguk,kemudian mereka berdua turun bersama dari mobil."La jalannya cepetan dikit dong.""I ... Iya La, kamu duluan saja."Narra memutar bola matanya malas lalu ia berlalu masuk ke rumah meninggalkan Nalla yang lelet sekali jalannya.Naik ke lantai atas Narra berpapasan dengan Kenzo."Ra ... Kakak mau bicara,"ujar Kenzo sambil menahan lengan Narra.Narra menatap Kenzo,air matanya menggenang."Narra tidak mau bicara
Read more
Bab 14. Kesedihan Nalla
Nalla masih bergelung di balik selimutnya meski jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Suasana hatinya sedang atau masih tak baik-baik saja.Berkali-kali ia menghela nafasnya panjang, air mata masih saja mengalir  di kala ia sendiri seperti ini. Nalla bukanlah gadis yang suka berbagi masalahnya, sebesar apapun, atau bahkan masalah kecil sekalipun ia selalu memendamnya sendiri.Termasuk masalah soal keinginannya kuliah Desain Grafis juga sudah ia utarakan pada sang papa, tapi papanya tak menyetujui keinginannya.Tuan Keano tetap ingin ia mengambil kuliah yang sama dengan Narra, saudara kembarnya yaitu Fashion Desaigner,Alasannya supaya nanti mereka bisa saling mengisi di masa depan.Entah untuk kebaikan bersama atau kebaikan Narra saja, nyatanya selama ini Nalla lah yang selalu membereskan kekacauan yang di ciptakan oleh saudari kembarnya itu.Jujur dalam hati, andai ia dan Narra bukanlah saudara kembar pas
Read more
Bab 15. Ingin Berbagi Beban
Narra benar-benar di buat kesal seminggu ini oleh manusia branded bernama Zavinder. Entah apa yang ada di pikiran cowok satu itu? Dia pikir seorang Narra adalah cewek matre, meski memang ia suka dengan barang-barang bermerek."Ini apa Ra?"tanya Nalla saat mereka baru saja sampai di kelas pagi ini.Narra yang berada di belakang Nalla mengerutkan keningnya, seketika ia kesal sekali. Pagi ini ada lagi sebuah kotak hadiah yang berada di atas mejanya.Tanpa izin Nalla membuka kotak kecil itu, ada sebuah gelang dari merek kesukaan Narra, Tiffani & Co."Ini kan yang kamu minta ke papa minggu lalu Ra? "ujar Nalla."Tumben papa kirim ke sekolah."Narra semakin kesal."Hais kamu itu pinter tapi bego ya La.""Maksudnya? "Narra langsung menaruh tas sekolahnya dan mengambil paksa kotak gelang itu dari tangan Nalla. Segera ia keluar dan menuju kelas IPS di mana kelas seseorang yang se
Read more
Bab 16.Kekhawatiran Kenzo
2 minggu kemudian.Kenzo baru saja pulang dari acara kampusnya yang selama 3 hari berlangsung membuatnya tidak pulang.Memasuki rumahnya ia melihat Narra sedang bersungut kesal sambil memainkan ponselnya."Dasar cowok sombong." Kesal Narra bergumam."Kenapa Ra? " tanya Kenzo.Narra menoleh lalu tanpa menjawab Narra hanya menggeleng."Kalau tidak kenapa-kenapa kok kesel gitu mukanya? "Narra langsung melipat tangannya di depan dada. "Kenapa sih semua cowok nyebelin, kak Juna nyebelin, kak Kenzo juga nyebelin apa lagi Zavinder ih kesel."Kenzo mengerutkan keningnya, "Kakak salah apa?"Narra langsung menatap tajam Kenzo yang baru saja mendudukan dirinya."Kakak tuh tidak peka sama Narra,"ujarnya sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Kenzo untuk pergi ke kamarnya.Beberapa saat kemudian datang salah satu asisten rumah tanggany
Read more
Bab 17. Pil Pahit
Narra kini tengah duduk di perpustakaan bersama Zavin, meski sedikit tidak suka dengan bagaimana tengilnya sikap Zavin padanya tapi tidak bisa Narra pungkiri jika Zavin adalah pria yang baik."Cek lagi nih, udah benar belum?Ini udah ke 4 kali aku ulang ya,"ujar Narra sedikit kesal dengan dirinya sendiri.Zavin terkekeh lalu mengambil buku dari tangan Narra dan mengecek hasil pekerjaan Narra. Sudah seminggu ini Zavin membantu Narra dalam belajar.Meski mereka berbeda jurusan tapi ternyata Zavin bisa mengerjakan mata pelajaran IPA dengan sangat baik."Nah ini bisa ... Good job girl,"ujar Zavin sambil mengusap lembut rambut Narra.Narra tiba-tiba merasa gugup saat ia mendapat usapan lembut di kepalanya oleh seorang pria selain Kenzo dan Arjuna.Ia menunduk saat merasa wajahnya mulai menghangat.Sementara Zavin tersenyum saat melihat semburat merah di sebelah sisi pipi Narra hingga ke telinga ga
Read more
Bab 18. Tangis Narra
Arjuna menatap Narra yang kini duduk di depannya tengah menikmati susi kesukaannya.Arjuna tersenyum, gadis di depannya terlihat begitu riang mengunyah makanannya."Mau nambah?"tanya Arjuna.Dengan cepat Narra menggeleng, "Tidak takut gendut."Arjuna tersenyum tipis lalu menyeruput minuman di depannya, Narra berbeda dengan Nalla setiap di ajak makan olehnya,Jika Nalla tak pernah takut menjadi gendut saat makan, jika masih lapar maka dia tak segan meminta nambah."Gimana sekolahnya?"tanya Arjuna saat melihat Narra meletakan sumpit tanda dia selesai makan."Hmm ... Lancar. Kak Juna sendiri bagaimana kuliahnya?""Lancar kok, lagi buat skripsi.""Wah berarti sebentar lagi kakak lulus dong."Arjuna mengangguk."Doakan saja."Melihat ke jam di tangannya, "Mau nonton tidak? "Mata Narra langsung  berbinar."Mau kak," serunya.
Read more
Bab 19. Mencari Narra
Narra kini tengah berada di dalam mobil Zavin sendirian , ia masih menangis mengingat apa yang Arjuna katakan tadi padanya.Tak lama kemudian Zavin kembali dengan membawa minuman dan masuk ke mobil."Ini minum dulu." Ujar Zavin menyerahkan botol air mineral pada Narra."Hiks ... terima kasih."Zavin tersenyum tipis lalu mengangguk."Kita mau kemana?"tanya Zavin lalu melihat jam di tangannya menunjukan pukul 8 malam,"Aku antar kamu pulang ya."Narra mengingat jika ke rumah dia akan bertemu Nalla dan dia tidak mau itu."Hiks ... aku tidak mau pulang,"lirih Narra.Zavin menghela nafasnya bingung harus bagaimana."Kamu mau ke mana?"Narra menggeleng."Tidak tahu, aku tidak mau pulang,"rajuknya."Mau cerita?"tanya Zavin.Narra menunduk lalu ia menceritakan semuanya pada Zavin."Jadi apa saudari kembarmu juga cinta
Read more
Bab 20. Membujuk Narra
Nalla duduk menunggu di dalam mobil di depan apartemen mewah milik Zavin, berkali-kali ia melihat ke arah jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 6.30 ia cukup khawatir akan telat karena hari ini ada jadwal piketnya.Hingga ia menoleh ke samping kiri dan langsung menghela nafasnya lega saat melihat pria dengan seragam yang sama dengannya tengah berlari menghampiri mobilnya. Segera Nalla menurunkan kaca mobilnya."Sorry lama,"ujar Zavin."Iya, ini."Nalla menyerahkan paperbag berisi seragam milik Narra juga tas sekolah saudari kembarnya."apa dia baik-baik saja?""Sejauh ini baik-baik saja.""Kamu?""Tenang saja, aku tak macam-macam,aku jamin itu.""Maaf, bukan maksudku.""Its oke, baiklah sebaiknya kamu berangkat saja, Narra biar bersamaku.""Ah ya ... terimakasih Zavin.""Sama-sama."
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status