Semua Bab SOMEBODY THAT YOU LOVED: Bab 31 - Bab 40
78 Bab
31. Dua Belas Detik
"Kamu serius?" tanya Helga dengan mata terbelalak."Ya. Aku yang akan membuatkannya gaun. Batalkan semua janjiku pada pelanggan. Tolong urus mereka untukku, itu termasuk janji untuk bertemu Maria. Kurasa aku bisa menyelesaikannya dalam waktu seminggu. Beritahu Theo untuk bekerja untukku selama aku menyelesaikan gaun ini."Helga dan Kenzo saling bertatapan. Terdapat raut tidak percaya pada wajah keduanya saat Bonita mengambil lembaran kertas kosong dan mulai membuat sketsa. Mereka tahu saat Bonita bersikap seperti itu merupakan saat mereka harus benar-benar patuh —atau nasib pekerjaan mereka yang akan menjadi taruhannya. Bonita memang selalu bersikap profesional saat bekerja, tapi jika sikap itu muncul, maka siapapun tidak akan mampu mengganggu atau menggoyahkan niatnya.Sementara kedua asistennya berpikir untuk mengatur ulang semua jadwal yang sudah sempurna menjadi kepingan puzzle yang berantakan, Bonita larut dalam berbagai ide. Goresan demi goresan tertoreh dari pensil di sela jarin
Baca selengkapnya
32. Manis
"Maksudku, kamu ... terlihat manis." Gumam Benjamin dengan wajah memerah karena malu."Aku bukan permen, tapi aku mengerti maksudmu. Kamu baru saja menyatakan cinta padaku." Bibir Mea terkatup walau tersungging senyum penuh makna. Kata "cinta" yang diucapkan olehnya selembut aroma bunga, seringan helaian rambut yang tertiup angin di tengah cuaca terik. Sangat dalam hingga menetap di relung hati Benjamin sejak kata itu terucap. Benjamin terhenyak. Saat itu dia baru tahu bahwa pengakuan rasa sukanya merupakan pernyataan cinta. Dia merasa bertindak berlebihan karena baru sadar dirinya tidak berencana memiliki kekasih di usia yang masih sangat muda. Tidak pernah dalam satu detik pun sebelum saat itu, dia memikirkan kemungkinan dirinya jatuh cinta. Mea selalu terlihat berkilau di matanya hingga membuat Benjamin telat menyadari bahwa dia terburu-buru menyatakan perasaan yang belum sepenuhnya dimengerti olehnya."Maaf, aku harus menolak perasaanmu." Ujar Mea dengan nada bersalah yang manis.
Baca selengkapnya
33. Gaun Sialan
Gelengan kepala Jeremy tidak mampu menghentikan gerak tubuh Bonita di sebuah ruangan di lantai ketiga bridal. Satu dari lima ruangan menjahit sengaja dikosongkan agar Bonita leluasa membuat gaun untuk ibunya, dibantu oleh Theo yang menjadi asistennya. Mereka berdua berkutat di ruangan itu sejak Bonita berhasil memastikan pendapat ayahnya tentang desain gaun mana yang dia sukai tanpa menjelaskan untuk siapa gaun itu akan dibuat. Berbagai jenis kain sudah dipotong sesuai bentuk dan sedang diaplikasikan ke sebuah manekin berkepala tanpa wajah. Theo membantu Bonita dengan cekatan menyiapkan segala aksesoris untuk menyelesaikan gaun di hadapan mereka, termasuk menjahit semua detail kecil dan mencari semua bahan tambahan yang dibutuhkan."Ayah akan membencimu jika tahu, Boo." Tegur Jeremy dengan bahu bersandar di kusen pintu. Sudah setengah jam dia memperhatikan Bonita bekerja dari sana tanpa disadari oleh adiknya."Dia tidak akan pulang dalam waktu dekat dan tidak mungkin tahu jika kamu ti
Baca selengkapnya
34. Tidur Bersama
"Bagaimana dengan persiapan pernikahanmu, Boo?" tanya Nolan melalui telepon."Sempurna. Kapan kamu akan pulang?""Empat hari sebelum hari pernikahanmu. Apakah kamu sudah menghubungi ibumu?""Belum. Aku masih berpikir apa yang harus kukatakan padanya." Gumam Bonita seraya mengelus gaun ibunya yang masih belum selesai. Kini, gaun itu hanya perlu tambahan brokat dan beberapa lapisan renda. Jeremy benar-benar membantunya menyelesaikan gaun lebih cepat tanpa mengeluh. Walau Bonita tahu betapa kesal perasaan kakaknya selama mengerjakan gaun itu."Hubungi dia secepatnya, Boo. Dia pasti perlu menyiapkan banyak hal.""Apakah kamu merindukannya?"Hening karena Nolan tidak menyangkal atau mengiyakan. Namun, jawabannya jelas bagi Bonita. Sejak Nolan membahas alasan kenapa dia memutuskan berpisah dengan Edith, Nolan tidak pernah membahas apapun lagi. Nolan bahkan menghindari Bonita dengan terus bekerja di luar kota untuk mencari persediaan bahan atau menjalin relasi baru dengan orang asing. Walau B
Baca selengkapnya
35. Terkunci Rapat
Menyingkirkan Melissa dari kamar Jeremy membutuhkan usaha ekstra. Beruntung bagi Bonita karena semua usaha itu datang dari Jeremy. Bonita bersikap seolah tidak acuh, padahal hatinya bersorak gembira melihat berbagai usaha Jeremy untuk mengusir Melissa demi bisa tidur bersamanya. Usaha Jeremy dimulai dari menyuap Melissa dengan es krim kesukaannya, memasak daging panggang, hingga memuji setinggi langit sepanjang hari hingga membuat Melissa terheran-heran.Saat akhirnya motif Jeremy terkuak, Melissa berkali-kali menatap Bonita tidak ramah. Namun, Jeremy terus meyakinkan Melissa bahwa malam itu merupakan malam terakhir dia bisa tidur bersama Bonita sebelum Bonita menikah, hingga Melissa terpaksa menerima ide aneh kakak-adik yang ingin tidur bersama itu.Kata maaf terucap tanpa suara pada Melissa saat Bonita melangkah memasuki kamar Jeremy. Bonita sedikit berharap Melissa akan membiarkan kamarnya tetap utuh malam itu, walau berusaha menyiapkan hati untuk tidak terkejut jika mendapati kamar
Baca selengkapnya
36. Keributan Di Kampus
Empat setengah tahun yang lalu, keributan terjadi di kampus Bonita setelah Benjamin terus datang secara berkala. Awalnya para gadis membuat berbagai spekulasi tentang apakah kedatangan Benjamin ada hubungannya dengan foto yang diunggah di media sosialnya yang tiba-tiba menghilang. Namun, spekulasi itu berkembang menjadi apakah Benjamin dan Bonita memang menjalin hubungan? Walau spekulasi itu berusaha ditepis Bonita dengan mengatakan hal yang sama berulang kali bahwa Benjamin hanya sekadar sahabat dari calon kakak iparnya.Tidak ada seorang pun yang percaya pada sanggahan Bonita. Bonita bahkan digosipkan sengaja menyebarkan kebohongan karena tidak ingin hubungannya dengan Benjamin diketahui."Sudah tentu Boo tidak akan mengaku. Pria tampan memang harus disembunyikan dari gadis lain agar tidak direbut, bukan?" sindir Maria pada semua orang yang sedang duduk bergerombol di dekatnya. Dia pasti terdengar membela Bonita bagi siapapun yang tidak cukup mengenal sifatnya. Namun, keberadaannya d
Baca selengkapnya
37. Jas Coklat Yang Hangat
"Boleh aku memelukmu?" tanya Benjamin tiba-tiba.Bonita menoleh pada Benjamin, walau tidak mengatakan apapun pada akhirnya. Dia berpikir betapa pria itu sangat tidak tahu malu dan tidak peka bahwa dia hanya sedang ingin sendiri. Dia bahkan sengaja menjauh dari kerumunan sebagai sinyal agar tidak diganggu orang lain."Maaf jika aku lancang. Aku hanya merasa kamu terlihat kesepian.""Carilah wanita lain yang akan terpesona pada ketampananmu dan kupastikan wanita itu bukan aku." Hardik Bonita dengan langkah menjauh, tapi Benjamin menggenggam lengannya sebelum benar-benar berada di luar jangkauan. Tubuh Bonita membeku karena tidak benar-benar tahu apa yang dia harapkan dari Benjamin, tapi mungkin membiarkannya bicara tidak seburuk perkiraannya.Benjamin melepas jas berwarna coklat gelap dari tubuhnya dan memakaikannya di bahu Bonita, "Setidaknya jangan tolak jasku. Mungkin jasku akan menghangatkan tubuhmu. Angin di sini kencang sekali. Kamu akan sakit jika hanya memakai gaun seperti itu."
Baca selengkapnya
38. Sarapan Di Apartemen
Berbagai memori bersama Benjamin membuat perjalanan Bonita menemui Zayna semakin kuat. Namun, perkiraan Bonita salah. Dia pikir Zayna akan mengajaknya minum kopi atau semacamnya di kafe yang sudah mereka sepakati sebagai tempat bertemu. Ternyata Zayna melangkah keluar dari kafe saat Bonita turun dari mobil, hingga membuat Bonita berpikir mungkin Zayna sengaja memilih duduk di dekat jendela agar bisa melihat semua orang yang datang dengan leluasa. Mungkin lebih tepatnya leluasa melihat kedatangan Bonita.Zayna menenteng kantong berisi roti dan dua gelas plastik berisi smoothies. Dia terlihat sangat seksi dengan tubuh dibalut gaun tanpa lengan bernuansa biru. Yang mengagetkan —walau Bonita merasa sedikit terguncang saat menyadari sikapnya yang tiba-tiba kaku karena gugup, Zayna langsung memasuki mobil Bonita tanpa mengatakan apapun hingga Bonita terpaksa memasuki mobilnya lagi."Maaf jika aku menyinggungmu, Boo —oh, itu nama panggilanmu, bukan?" tanya Zayna seraya menaruh satu gelas smoo
Baca selengkapnya
39. Menjauhkan Sahabat
Zayna mengisi piring kosong dengan daging panggang, kentang goreng, sayuran, dan roti panggang untuk Bonita, "Lebih baik kamu isi perutmu lebih dulu. Aku akan memberi kontak dan alamat Mea setelahnya."Bonita tersenyum, "Terima kasih. Aku tidak mengira kamu akan bersikap hangat mengingat semua yang sudah kamu lakukan.""Aku memang terkesan seperti tokoh antagonis, tapi itu bukan bagianku." Ujar Zayna yang sedang sibuk memindahkan makanan ke piring lain untuk dirinya sendiri dengan nada sesantai semilir angin pantai. "Kamu mungkin akan terkejut jika tahu seperti apa aku sebenarnya.""Kuharap kamu tidak lebih jahat dibanding kelihatannya." Sindir Bonita seraya memotong daging di piringnya. "Asal tahu saja, aku tidak akan mudah mempercayai bias dari sikapmu. Kamu sudah membuatku berada dalam kesulitan belakangan ini. Aku sangat berharap pertemuan kita hari ini tidak membuat segalanya lebih buruk."Zayna tertawa renyah, "Yah, kuharap aku bisa bersikap lebih baik padamu. Kamu adalah ... cal
Baca selengkapnya
40. Menu Penutup
Hawa dingin yang menyergap Bonita bukan berasal dari hantaran suhu di sekitarnya, tapi dari dalam dirinya sendiri. Hawa dingin menusuk itu muncul dari ketiadaan. Memenuhi rongga-rongga tubuhnya hingga hampir membuatnya beku. Lidahnya mati rasa, pikirannya terhenti, tapi perasaannya bergolak bagai topan di lautan. "Mea akan membuatmu bingung dengan berbagai saran seolah sedang mendukungmu. Siapa yang tahu apa yang sedang dia rencanakan saat bicara denganmu dengan wajah bersinar seperti peri?" tanya Zayna.Bonita menelan ludah yang terasa getir membayangkan bagaimana jika gadis seperti Mea menjadi sahabatnya. Satu-satunya sahabatnya —Velica, selalu mencoba memberi saran terbaik walau Bonita sering kali tidak menghiraukan."Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu dengannya?" tanya Zayna dengan wajah pucat."Aku hanya akan menyapa dan sedikit berbasa-basi sebagai seorang wanita yang akan menjadi istri dari sahabatnya." Ujar Bonita dengan usaha sangat keras untuk tidak mengeluarkan suara y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status