All Chapters of XL, Kubalas Bullyanmu Saat Aku Langsing : Chapter 21 - Chapter 30
35 Chapters
Bab 21. BULAN MADU
Ardhia tersenyum sendiri melihat muka kecut Nissa. Walau hatinya panas otaknya harus tetap dingin. Tidak boleh kalah dengan siasat mereka. Tampak olehnya Nissa meninggalkan tempat pesta setelah bisik-bisik dengan mertuanya. Ardhia yakin tentu ada lagi ulah mereka yang akan membuatnya jengkel. Baru sehari menjadi istri Yudha hidupnya sudah berbalik 180 derajat.“Apa lagi yang mereka rencanakan.” Ardhia memandang mereka dengan curiga. Ekspresi wajah Nissa yang tiba-tiba cerah membuatnya harus selalu waspada.Beberapa sesi pemotretan sudah dilakukan. Tamu-tamu khusus sudah pulang satu persatu. Tampak mereka puas dengan jamuan dan keramahan pengantin. Rupanya Ardhia mendapatkan point plus di depan sahabat-sahabat Wina.Tentu saja Wina semakin uring-uringan. Hatinya masih dongkol dengan kekalahannya harus bermenantukan Ardhia. Namun, demi keuangannya tetap aman dia harus menahan kedongkolanya itu.Wanita itu tersenyum mengingat kembali rencananya bersama Nissa. Dia yakin jika menantunya ka
Read more
Bab 22. GAGAL LAGI
Ardhia masuk ke dalam kamar, dilihatnya Yudha tidak ada. Terdengar bunyi air gemericik di kamar mandi. Gadis itu tersenyum sendiri, membayangkan wajah tampan suaminya.“Rupanya dia sedang mandi,” gumam Ardhia. Gadis itu duduk di kursi dan menyalakan televisi. Film kartun jadi pilihannya, gaya kocak animasinya membuatnya sedikit terhibur. Kembali pikirannya tertuju kepada orang yang tadi dilihatnya. Secara postur tubuh wanita tersebut mirip dengan Nissa. Mumet dengan pikirannya, membuatnya memejamkan mata. Raganya lelah dengan pikirannya sendiri.Ardhia hampir terlelap saat Yudha keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk kecil di pinggang. Menutup hanya bagian aurat vitalnya. Gadis itu memalingkan wajahnya karena malu. Dia belum terbiasa melihat tubuh laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.“Me … mengapa kamu tidak memakai baju?” tanya Ardhia gugup. Mukanya merah menahan malu. Gadis itu memalingkan wajahnya dari pemandangan di hadapannya. Sumpah, itu membuat hatinya be
Read more
Bab 23. PERTENGKARAN
Sesampainya di kamar hotel, Ardhia duduk di sofa. Pemandangan menghadap ke laut membuat suasana hatinya sedikit rileks. Tidak terlalu kacau seperti balon hijau meletus. “Apa yang harus kulakukan? Rupanya Yudha membawa serta pacarnya ke sini.” Wanita itu sakit hatinya. Dia merasa berat badannya susut beberapa ons. Benar kata orang, sakit hati adalah diet terhebat dan tersukses di jagat raya ini.“Baru beberapa hari menikah, berat badanku seperti sudah 45 kg saja.” Ardhia penasaran, dia berdiri dan berdiri di depan cermin. “Mana ada aku kurus, tetap saja seperti kuda nil tersesat.” Ardhia mengeluh, dia ingin sekali langsing dan bergaya dengan berbagai macam model baju kekinian. “Apa yang harus kulakukan, tidak mungkin aku menangis memikirkan nasibku. Aku tidak boleh cengeng.” Walau hatinya sangat sakit rasanya, dia tidak ingin berjiwa cengeng. Dirinya harus kuat, ada mertua laki-laki di belakangnya.Ardhia mengambil HP, dia bermaksud menelpon Farah. Minta nasehat agar beban hidupnya se
Read more
Bab 25. PANTANG MUNDUR
Nissa berlari mengejar Yudha yang baru beranjak ke pintu. Gadis itu tidak mau jika ditinggal sendirian. “Aku tidak boleh terus di sini. Ardhia bisa mengadu kepada Papaku. Bisa-bisa semua yang sudah ditandatangani dibatalkan semua.” Yudha berusaha menjelaskan jika dirinya harus pergi kepada Ardhia.“Jangan pergi! Hiks hiks hiks.” Nissa berjongkok sambil memegang tangan Yudha. Air matanya mengalir deras di pipinya, menyisakan rasa perih karena tadi tersungkur ke pasir.“Mengertilah, Nissa. Kita tidak boleh bersama-sama terus. Apakah kamu mau menjadi miskin?” tanya Yudha. Perlahan-lahan lelaki itu melepas tangan Nissa yang menggelayutinya.Nissa tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Percuma dirinya memohon juga, kekasihnya itu tetap akan meninggalkannya.Nissa hanya bisa nangis terisak-isak. Dia menutup pintu dengan hati hancur. Menyandarkan tubuhnya sambil berfikir, mengapa hidupnya malang nian.Tentu saja dia tidak merasakan jika hati Ardhia juga sama hancurnya seperti dirinya. Dirinya han
Read more
Bab 26. SEBUAH VIDEO
Seno tersenyum bahagia melihat video yang dikirim Yudha. Pria itu melihat Ardhia tengah duduk sambil memainkan HP-nya. Akhirnya apa yang diharapkan olehnya akan terwujud.“Lihat, Ma. Mereka tampak rukun. Tidak sia-sia aku mengeluarkan banyak uang untuk kebahagiaan mereka.” Seno memperlihatkan layar handphone ke arah istrinya.Sejenak Wina melihatnya sambil tersenyum sinis. Dia yakin jika anaknya itu pura-pura bahagia. Bukankah dirinya sudah menyiapkan sesuatu untuk kebahagiaan anaknya itu.“Nissa di mana, ya?” tanya hati Wina. “Oh, iya. Pesan dari dia belum kubuka.” Mata wanita cantik itu melirik suaminya. Cepat-cepat dipasang senyum manis di bibirnya. Dia menunggu suaminya lengah. Dipasangnya headset biar tidak ada suara yang keluar dari video yang akan dilihatnya.Sebuah video yang dikirim Nissa memperlihatkan gadis itu masuk ke kamar hotel. Lalu beralih ke seorang pemuda yang berjalan di belakangnya.“Semoga dia cepat hamil.” Tanpa sadar Wina bergumam. Suaranya cukup keras untuk di
Read more
Bab 27. SIARAN LANGSUNG
Ardhia melirik sebentar ke arah suaminya. Walau belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban paling utama, dia merasa akan menang pada waktunya. Dirinya sudah cukup bahagia dengan tidur di sampingnya.Di sosmed Ardhia berteman dengan Nissa. Dia akan membuat sesuatu yang menggegerkan jagat raya. Layar aplikasi sudah siap di fitur siaran langsung. Dengan tersenyum dia memijit tombol on. Volume disetel sekecil mungkin. Yudha jangan sampai mendengar suaranya. Seketika bermunculan beberapa mata yang melihatnya. Beberapa ada yang tahu jika Ardhia pengantin baru. Komentar-komentar manis bermunculan.{Wah yang sedang bulan madu, selamat ya}Itu dari sohibnya Dina.{Hotelnya mewah sekali}Seseorang bernama Siti menimpali. Facebook Ardhia memang disetel publik, jadi siapa pun bisa melihat.{Gak nahaan, akhirnyaaa} Emut tutup mulut dan nyengir terlihat ditambahkan.Itu ulah Farah. Dia tahu jika perkawinan Ardhia sedikit bermasalah. Dia terharu saat sahabatnya bisa melewati itu semua. Tampaknya kini
Read more
Bab 28. AZIMAT
Ardhia tertawa puas sambil menutup mulut. Dia berjingkat-jingkat menuju kursi dekat meja rias. Ingin melihat siapa saja yang komen. “Hah, ibu mertuaku kasih emot melongo. Ckckck … di luar nurul.” Ardhia senang karena orang-orang yang dibidiknya sudah melihat siaran langsungnya. Cepat-cepat Ardhia menghapus postingannya tersebut.Ping ping ping ping.Terdengar tanda pesan masuk di HP Yudha. Entah berapa puluh kali, pasti itu dari Nissa. Puas rasanya Ardhia sudah melakukan sesuatu yang memaksa mereka untuk mengakuinya sebagai istri Yudha.“Kurus aku jika lama-lama makan hati.” Ardhia mengusap lehernya yang rata. Tidak ada tulang menonjol seperti model-model. Dia yakin jika ikut senam BL (Body Language) juga dirinya pasti langsing. “Hoam.” Terganggu dengan bunyi ponselnya, Yudha membuka matanya. Dia meraba-raba kasur mencari benda tersebut sambil menguap.Rupanya rasa kantuk yang luar biasa tidak membuat lelaki itu membuka ponselnya. Dia malah tertidur lagi dengan layar ponsel yang terb
Read more
Bab 29. PINDAH KAMAR
Ardhia terkekeh melihat Yudha meremas kepalanya. Lelaki itu merasa sangat bodoh dengan kejadian ini. Dia meyakini bahwa ini benar-benar terjadi.“Mengapa kamu tidak tidur di bawah semalam?” tanya Yudha dengan wajah keruh. “Itu … itu … darah per ….” Yudha tidak melanjutkan perkataannya. Dia maklum sendiri, apa yang sudah terjadi sesungguhnya. Sedikit kelegaan menjalar di hatinya. “Ternyata dia masih gadis tulen.”“Enak aja suruh tidur di bawah, kucing di rumahku aja tidur di kasur.” Ardhia menjawab tak kalah judes. Dia sudah menemukan jati dirinya. Tidak akan terima begitu saja direndahkan oleh Yudha. Wanita itu harus mengikuti permainan Yudha.Gadis itu tahu, suaminya itu takut dengan ayahnya alias mertuanya. Sedangkan Ardhia adalah menantu pilihannya. Jadi, dia kini tidak akan mengalah begitu saja. Sok aja kalau berani.“Lalu … semalam itu?” Yudha rupanya masih menyesali perbuatannya. Masih berharap dirinya hanya tidur tanpa grapa grepe ke istrinya. Namun, sulit dipercaya jika tidak
Read more
Bab 30. BONEKA MISTERIUS
Yudha datang sambil berkacak pinggang, dia melongo melihat orang tuanya datang. Tadi sempet juga ibunya menelpon tapi tidak digubrisnya dia sangat terpukul dengan kejadian semalam. Eh … rupanya tadi itu sudah di bandara.“Apa-apaan ini?” tanya Yuda. Dia tidak habis pikir mengapa mama dan papanya ada di sini. Mau apa mereka datang. “Mama jelaskan padaku!” suruh Yudha. Kepalanya semakin mumet rasanya. Nyut-nyutan seperti mau pecah.“Mama aja tidak mau terjadi apa-apa dengan Ardhia.” Wina memandang menantu gendutnya itu. Ardhia jadi salah tingkah, merasa jika mertuanya itu sebenarnya perhatian padanya.“Maksudnya apa?” tanya Ardhia. Rasanya dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri. “Mama tidak usah terlalu khawatir.” Wina terlihat gugup mendengar pertanyaan ardia sementara Seno hanya melongo saja. Lelaki itu tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Biasanya juga orang bulan madu itu tidak membawa keluarga.“Mama, ayo ke kamar kita!” ajak Seno. Dia merasa istrinya itu sudah ngelantur. Bil
Read more
Bab 31. BIKIN KAPOK MERTUA
Ardhia yang tengah tertidur pulas terganggu dengan dinyalakannya lampu oleh Seno. Dia terkejut saat bapak mertuanya ada di kamarnya. Tidak sadar kapan masuknya. “Papa sedang apa?” tanya Ardhia. Gadis itu cepat bangkit dari tidurnya. Merasa curiga dengan mertuanya diam-diam dirinya memeriksa tubuhnya. Tidak ada yang mencurigakan.“Mamamu bilang ada boneka hantu di sini?” kata Seno. Terbungkuk-bungkuk lelaki itu mencari boneka yang dimaksud.“Mana ada boneka hantu … tidak ada,” kata Ardhia. “Ayo lihat, kita periksa bareng-bareng!” ajak Ardhia sambil berdiri. Wanita itu mengawasi sekitar, tidak terlihat ada yang aneh dan mencurigakan“Dasar mamakmu, ada-ada saja,” sahut Seno kesal. Lelaki itu juga mencari-cari tidak ada boneka apalagi boneka hantuTidak lama kemudian datang Yudha bersama Wina, rupanya pemuda itu terganggu tidurnya karena kegaduhan mereka.“Ada apa sih selalu ribut-ribut … dari tadi ribut sekarang ribut,” gerutu Yudha. “Mama kamu nih, selalu bikin onar, sekarang dia bi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status