All Chapters of Ditikam Cinta: Chapter 11 - Chapter 20
105 Chapters
Keberanian
“Bisakah Vian Tidak lagi menjadi Supirku.” Minta Wina. Josep yang mendengar permintaan Wina hanya terdiam. Wina Memegang tangan Josep dan ia terus memohon agar Josep mengabulkan permintaanya. “Ayah, aku mohon Kepadamu Tolong Kabulkan Permintaanku. Aku Sudah tidak cocok dengan Vian, Dia tidak cocok menjadi Supirku.” Ujar Wina“Dan Sampai kapan Aku harus memakai Supir Seperti ini. Aku sudah besar dan sebentar lagi aku akan berusia 25 tahun.” Ujar Wina“Ayah, jangan perlakukan aku seperti anak kecil seperti ini.” Ujar WinaJosep melepaskan genggaman tangan Wina, Wina terdiam saat Josep melepaskan tangannya. “Jika ayah boleh tahu apa alasan dibalik semua ini?” Tanya Josep“Apa?” Tanya Wina“Kau pasti memiliki alasan kenapa kau tidak suka dengan Vian. Apa Vian melakukan sesuatu yang membuatmu Jengkel.” Ujar Josep“Apa dia terlalu menghalangimu. Bilang kepada
Read more
Boleh aku panggil namamu
“Ayah, aku tidak main main dengan semua yang aku katakan ini. Aku memiliki keberanian sepertimu jadi.” Ujar Bora yang mendekatkan pisau itu ke lehernya, Josep terdiam saat melihat Bora yang nekat dengan mengarahkan pisau itu kelehernya. ‘Ayah, sampai kapan aku akan menjadi Wasitmu yang selalu menahanmu berbuat sesuatu dan menyakiti sesuatu seperti ini.’ Ujar Bora dalam hati yang perlahan lahan mendekatkan pisau itu ke Lehernya. Josep akhirnya membuang tongkat golfnya ke lantai, Josep langsung menghela nafas kemudian ia berjalan kearah pelayan itu dan mengambil ponsel dari tangan pelayan itu. “Ayah sudah menuruti apa yang kau katakan, sebaiknya kau membuang pisau itu.” Ujar Josep “Ayah harus berjanji satu hal, jangan melakukan hal itu. bahkan saat video call ini selesai, jangan pernah ayah memecat bibi. Karena aku yang menghubungi bibi terlebih dahulu.” Ujar Bora “Apa ayah bisa berjanji kepadaku?” Tanya Bora “Baiklah, baiklah ayah akan melakukan apa pun asal k
Read more
Langkah Pertama
“Bolehkah saya memanggil namamu saja supaya lebih akrab.” Ujar Bora, lalu Aarav terdiam sejenak saat Bora ingin memanggil namanya saja. Aarav menganggukan kepalanya tanda ia mengizinkan Bora untuk memanggil namanya. Bora senang ketika Aarav menyetujui kalau ia hanya memanggil nama saja. Bubur ayam telah terhidang di meja dan mereka makan bersama - sama. Saat mereka makan bersama, Bora melirik kearah Aarav yang berada di hadapannya.“Ohhh ya hari ini anda mau melakukan apa Ade?” Tanya Bora, Aarav terdiam saat Bora sekali lagi memanggil namanya.“Hari ini aku hanya dirumah saja.” Ujar Aarav“Aku sangat penasaran, selama ini kau di rumah ngapain saja. Kalau boleh kapan kapan boleh aku berkunjung kesana?” tanya BoraAarav terdiam saat Bora ingin sekali ke rumahnya. “Maaf tapi aku tidak bisa mengundangmu kerumahku.” Ujar AaravBora terdiam saat Aarav menolak kalau Bora kerumahnya, Bora langsung
Read more
Personal
Bora berjalan kearah Pintu dan membuka pintu tersebut. “Kau sudah memakai.” Ujar Bora yang terdiam saat melihat siapa yang berada didepan pintunya. Aarav terdiam saat melihat Bora masih mengunakan handuk dengan rambutnya basah. Bora dan Aarav sama sama terdiam sambil menatap kearah satu sama lain. Dan Aarav merasa gugup dan reflek membalikan badannya. Bora tersadar langsung menutup pintunya. ‘Astaga... kenapa kenapa dia berada disini.’ Ujar Bora dalam hati yang meremas handuk kecil yang ada di tangannya. Aarav terdiam sambil membelakangi Pintu, Ia merasa sedikit tidak enak saat ia tak sengaja melihat Bora hanya memakai handuk. “Maaf, maafkan aku karena aku tidak sengaja melihatmu seperti itu.” Ujar AaravBora masih berdiri dibelakang pintu, Lalu Bora melirik kearah Pintu dimana diluar Aarav masih berdiri disana dan mengajaknya bicara.“Aku harap kau tidak marah kepadaku.” Ujar Aarav yang takut kalau Bora marah karena hal
Read more
Memerah
Akhirnya Elard,Owen dan Glesa Akhirnya sampai di kediaman Elard. “Selamat datang dirumahku.” Ujar ElardOwen dan Glase melihat rumah Elard untuk pertama kalinya. “Wahh Wahh ternyata Kau sudah memiliki rumah yang begitu besar.” Ujar Owen“Ini semua berkat usahaku sendiri.” Ujar Elard“Ohh ya disini hanya ada 2 pembantu karena kau tahu aku tidak suka panyak pekerja rumah karena aku jarang dirumah beberapa hari ini.” Ujar Elard“Nikmatilah rumah ini seperti rumah kalian, ada beberapa hal yang harus aku urus di Galery.” Ujar Elard“Baiklah, ayo sayang kita masuk.” Ujar Owen, lalu Mereka berdua pergi dari sana. Elard langsung masuk kedalam mobil dan pergi dari sana. Owen dan Glesa sudah masuk kedalam rumah Elard dan salah satu pembantu yang membawa koper membawa koper mereka ke kamar tamu yang sudah mereka siapkan.Owen dan Glesa duduk di ruang keluarga, Owen menatap kearah G
Read more
Menikmati kesakitan yang sama
Ika memasukan makanan yang Bora masak ke kotak makan “Hei kenapa kau ambil sebagian besar makanan yang aku masak. Ini masih bisa di makan nanti sore atau malam.” Ujar Bora“Boraku sayang, kita harus berbagi ke tetangga terdekat kita. Karena berhubung Om Hot itu sedang kedatagan tamu pasti tidak ada makanan di rumahnya.” Ujar Ika“Lalu jika tidak ada makanan dirumahnya kita harus memberikan setengah makanan yang ada disini begitu.” Ujar Bora“Tepat sekali. Hitung hitung kita beramal.” Ujar Ika sambil menutup kotak makan“Ayo kita kerumahnya.” Ujar Ika yang berjalan pergi dan Bora tidak bisa berkata kata saat Ika melenggang pergi keluar dari rumahnya menuju ke rumah Aarav. Ika terus berjalan menuju kerumah Aarav dan Bora mengikutinya dari belakang. Bora berjalan dengan cepat hingga dia sejajar dengan Ika yang tadinya berjalan didepannya.“Kau yakin akan memberikannya sekarang, bisa saj
Read more
Keputusanku
Bela terdiam saat Aarav mengatakan hal itu kepadanya, “Sudah lebih 10 tahun kau mendedikasikan hidupmu bahkan uangmu untuk diriku yang selalu terkurung didalam rumah ini.” Ujar Aarav“Aku tidak akan menerima bantuan apa pun darimu, jadi mulai saat ini jalani hidupmu dengan tenang dan jangan pernah datang kesini lagi.” Ujar Aarav, Bela terdiam saat Aarav untuk pertama kalinya mengatakan hal itu kepadanya. Pitra melangkah kearah dapur dan ia melihat Aarav dan Bela Yang sedang mengobrol dnegan serius“Kenapa dengan mereka.” Ujar PitraAarav serius dengan semua ucapan yang ia lontarkan dan saat itu Bela hanya terdiam saat Aarav mengatakan bahwa dia tidak butuh bantuannya lagi.“Ada apa ini kenapa situasinya begitu tegang dan mencengkam, apa kalian membicarakan yang penting.” Ujar Pitra“Tidak aku hanya mengatakan kepada Bela untuk tidak perlu memperdulikan aku lagi.” Ujar Aarav“H
Read more
Inspirasi
Glesa sedang dalam perjalanan menuju ke kantor Bela, dan 30 menit kemudian Akhirnya Glesa sampai di tempat tujuan. Glesa langsung berjalan kedalam kantor dan saat itu ia berjalan kearah salah satu staf yang berada di kantor Bela. “Permisi.” Ujar Glesa“Ya ada yang bisa saya bantu.” Ujar Staf 1“Permisi saya ingin tanya apa benar ini kantor nona Bela.” Ujar Glesa“Benar, namun saat ini nona Bela sedang tidak berada di tempat.” Ujar Staf 1“Benarkah, kira kira dia kemana dan jam berapa dia akan kembali ke Sini.” Ujar Glesa“Wahhh saya kurang tahu kapan ia akan balik, dan saya tidak tahu dia pergi kamana Bu.” Ujar Staf 1“Jika boleh tahu anda ada keperluan apa ya.” Ujar Staf 1“Ahhh perkenalkan saya Glesa saya teman Bela. ada hal yang ingin saya katakan kepada Bela secara pribadi bisa saya menunggunya disini.” Ujar Glesa“Baiklah
Read more
Terpesona
Bora mengetuk pintu rumah Aarav “Permisi.” Ujar BoraAarav yang sedang berbaring di kamarnya terdiam sejenak saat ia mendengar suara ketukan pintu. Aarav bangun dari tidurnya dan ia duduk sebentar sambil mendengar sekali lagi “Permisi.” Ujar Bora“Siapa malam malam begini.” Ujar Aarav, lalu Aarav berjalan ke arah pintu, saat ia membuka pintu ia terdiam saat melihat Bora berada didepan Pintu. “Maaf menganggu malammu.” Ujar Bora“Kenapa kau disini?”Tanya Aarav, Bora hanya terdiam sambil menatap kearah Aarav yang berada dihadapannya.“Ahhh maaf sudah menganggumu malam malam, karena aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu.” Ujar Bora“Silahkan masuk.” Ujar Aarav“Ahhh tidak usah aku hanya sebentar saja kok. Aku disini mau mengatakan bahwa besok akan ada kerja bakti di lingkungan sini, aku tidak sengaja mendengar percakapan ibu ibu disini saat membeli bebera
Read more
Sadar akan usia
 Owen baru saja mencetak skor di hole 8, semua rekan bisnis yang ikut berolahraga golf dengannya bertepuk tangan saat Owen berhasil mencetak Skor. “Anda tidak pernah berubah, anda masih sehebat dulu.” Ujar Rekan Owen 1“Benar, anda memang sangat sempurna. Selain Tampan, Kaya dan juga Pebisnis Ternama. anda juga ahli dalam Bidang Olahraga.” Ujar Rekan Owen 2“Anda semua terlalu memuji. Bagaimana selepas ini kita makan siang bersama.” Ujar Owen. Setelah mereka selesai bermian golf akhirnya Owen mengajak rekan nya makan bersama di salah satu restoran yang berada tak jauh dari tempat bermain golf yang tadi mereka kunjungi.“Saya memesan hidangan barat semoga kalian suka dengan makanan ini.” Ujar Owen“Wahhh ini sudah lebih dari sekedar cukup tuan Owen.” Uajr Rekan Owen 2“Saya dengar anda akan langsung bergabung dengan perusahaan ayah anda. Sekali lagi selamat Tuan Owen.” Ujar
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status