All Chapters of Ditikam Cinta: Chapter 21 - Chapter 30
105 Chapters
Kesalah pahaman
 Bora sedang menunggu lift dan tak berapa lama lift datang dan perlahan pintu lift terbuka. Ternyata Tira dan Wina juga berada di mall tersebut, Bora yang hendak masuk kedalam lift terkejut melihat Wina dan Tira berada di dalam lift. “Ohhh Kalian.” Ujar Bora, Tira dan Wina sama sama menatap kearah Bora yang berada diluar Lift.“Kakak, kenapa kau ada disini?” Tanya Wina.Tira yang melihat Bora sedikit terkejut ‘Kenapa Bora ada di Mal ini?’ Tanya Tira dalam hati yang menatap kearah Bora yang berada dihadapannya.Bora berjalan masuk kedalam Lift dan ia menekan Tombol 3. “Aku tidak menyangka bertemu kalian di Mal ini. Tumben sekali kau dengan Tira.” Ujar Bora“Dia mengajak aku untuk Shoping bersama. Ahhh kakak aku sangat berterima kasih saat itu, jika tidak ada kakak entah apa yang terjadi.” Ujar Wina“Ahhh ngak usah di pikirin. Tapi aku senang melihat Tira mau mengajakmu Jalan jala
Read more
Pangling
Tira dan Wina sudah berada di lantai 3, Dimana Tira terus berjalan sambil menelusuri cafe cafe yang ada di lantai tersebut. Wina bingung dengan Tira yang sedari tadi melihat satu persatu cafe yang berada di lantai 3. “Mau sampai kapan kau melihat satu persatu cafe di sini, katamu kita mau makan.” Ujar Wina“Sudah Ikuti saja.” Ujar Tira yang terus berjalan sambil melihat kearah cafe yang mereka lalu. Saat itu langkah Tira berhenti ketika melihat Elard dn Bora berada di Cafe Sevenchic, disana Elard sedang bercengkrama dengan Bora dengan serius. “Ahhh akhirnya ketemu.” Ujar Tira, lalu Tira berjalan dengan cepat keara cafe tersebut. “Kak tunggu aku.” Ujar Wina yang mengikuti Tira. Disisi lain Elard tampak terdiam saat Bora mengenai Wanita yang akan dijodohkan olehnya. “Tunggu, kau tahu siapa yang di jodohkan denganku?” Tanya Elard“Hmmm tentu saja aku tahu, bukankah kau akan dijodohkan dengan kak Tira bukan.
Read more
Tampan
Aarav sudah selesai porong rambut dimana staf yang memtongnya sangat pangling melihat perubahan Aarav sebelum dan sesudah memotong rambutnya. “wah pak, kau tampak berbeda saat setelah di pangkas. Saya sampai panging sebagai seorang laki laki.” Ujar Staf 1“Benarkah, apa saya terlihat aneh dengan rambut pendek.” Ujar Staf 1“Tidak anda sagat tampan, namun ada baiknya anda di cat rambutnya supaya hasilnya bagus.” Ujar Staf 1“Cat rambut.” Ujar Aarav. Setelah Aarav memotong rambutnya di tempat pangkas rambut, ia berlanjut mengunjungi Salon. Aarav berjalan memasuki tempat salon, seorang staf wanita menyambut pelanggan mereka. “Selamat Da.” Ujar Staf Salon 2 yang terkesima melihat Aarav yang baru masuk kedalam salon tersebut. Lalu staf itu berjalan kearah Aarav“Selamat datang kakak mau perawatan apa.” Ujar Staf Salon 2“Ahh saya mau di cat rambutnya, karena rambut saya sudah
Read more
Mondar Mandir
Malam hari dimana semua bapak bapak sudah berkumpul di pos ronda, saat itu salah satu tetangga melihat sekeliling. “Ohh Pak Ade belum datang.”ujar Tetangga 9“Maaf saya terlambat.” Ujar Aarav yang baru saja datang dan saat itu semua bapak bapak yang ada disana terdiam saat melihat seorang pria menghampiri mereka. “Anda Siapa?” Tanya Tetangga 9“Pak Udin, bapak tidak mengenali saya. Saya Pak Ade.” Ujar Aarav, semua orang yang ada disana langsung terkejut melihat transformsi Aarav setelah memotong rambutnya. Pagi hari semua ibu ibu sedang membeli sayur “Iya katanya Pak Ade benar benar berbeda karena habis potong rambut.” Ujar Tetangga 2“Masa, Ahhh saya tidak percaya.” Ujar Tetangga 3“Bener loh bu, saat pulang suami saya ingin sekali menguruskan badan dan memotong rambutnya seperti Pak Ade.” Ujar Tatangga 2Bora berjalan kearah ibu ibu yang sedang bergosip saat henda
Read more
Menolak
Aarav yang tak sengaja membuka pintu karena ia mau buang sampah seketika terkejut melihat Bora yang bolak balik didepan rumahnya.“Bora.” Panggil AaravBora berhenti melangkah saat Aarav memanggil namanya. Bora perlahan membalikan badannya dan menatap kearah Aarav yang berada didepan pintu sambil membawa Pelastik Sampah yang ada di tangannya.“Ahhhh hai, Sedang apa kau disana.” Ujar BoraAarav melihat kearah sekitar, “Kau yang sedang apa, kenapa kau ada di rumahku.” Ujar Aarav“Ahhhh iya benar juga ya, kenapa aku ada disini.” Ujar BoraLalu Aarav melihat kearah kotak makan yang di tenteng oleh Bora. “Kau masak?” Tanya AaravBora langsung melihat kearah kotak makan yang ia bawa, “Ahh ini.” Ujar Bora“Tadinya aku ingin brbagi makanan karena aku memasak berlebihan dan sisa banyak. Lalu Ika tidak Makan karena dia ada urusan pekerjaan. Jadi jika dibuang ka
Read more
Panutan
Bela langsung memberikan dokumen itu kepada Elard. “Sepertinya saya berubah pikiran dengan tawaran yang kau katakan.” Ujar BelaElard terdiam saat Bela mengembalikan dokumen kerjasama itu kepadanya. “Saya tahu ini belum masa tengang dari perjanjian yang kita buat tempo hari. Namun saya menimbang dan menelaah semua ini sepertinya perwakilanmu itu tidak akan mudah untuk membujuk Aarav untuk kembali ke dunis seni lukis profesional.” Ujar Bela“Saya tahu siapa Aarav, Apa yang ia katakan maka itu adalah mutlak dan tidak bisa di ubah.” Ujar Bela“Dan sebelum saya datang kesini Aarav menghubungi saya dan dia tidak mau menjadi seniman lukis profesional lagi untuk selamanya. Dia menyatakan bahwa dia akan pensiun.” Ujar Bela, Elard yang mendengar hal itu terdiam saat Bela mengatakan Aarav menyatakan Pensiun.“Kau tahu jika mmbatalkan seperti ini anda akan dikenakan pinalti.” Ujar Elard“Memang
Read more
Telepon yang tak terduga
“Aku pulang.” Ujar Elard“Akhirnya kau pulang.” Ujar Owen.Elard berhenti melangkah dan menatap kearah Owen dan Glesa. “Kau sedang menungguku?” Tanya Elard“Benar, kami menunggumu. Duduklah dulu.”ujar Glesa yang menyuruh Elard untuk duduk.Elard akhirnya duduk dihadapan Owen dan Glesa. Owen meletakan koran yang baru saja ia baca. “Kau siap siap, kita akan makan malam dengan paman Josep, Tante Clea, Wina dan Tira jam 8 malam.” Ujar OwenElard terkejut saat Owen mengatakan akan makan malam bersama keluarga Josep malam ini. Flashback Dimulai dimana Glesa sedang berjalan jalan di salah satu mall di daerah Jakarta Barat, Saat itu Glesa sedang mampir ke salah satu toko perhiasan yang berada di lantai 3 di mall tersebut. Glesa sedang memilih beberapa Cincin serta kalung yang di rekomendasikan pegawai toko tersebut. “Ini adalah keluaran tahun 2021, Dimana Cincin ini memiliki Kadar Berlian 10
Read more
Saling Memandang di Tengah Kegelapan
Elard sedang mengangkat telepon dari seseorang. “Ya halo ini siapa.” Ujar Elard “Apa aku bicara dengan Elard, perkenalkan saya Aarav pelukis yang sangat ingin kau ajak kerjasama.” Ujar Aarav yang sedang duduk di salah satu bangku di rumahnya. Elard terdiam saat mendengar bahwa pelukis yang selama ini ia cari cari tiba tiba menghubunginya. “Aarav.” Ujar Elard, mendengar kata Aarav, Owen dan Glesa berhenti melangkah dan terdiam di tempatnya. “Bisa kita bicara, ini mengenai pertemuanmu dengan Bela tadi siang.” Ujar Aarav, Glesa langsung menoleh kearah Elard yang sedang bicara dengan Aarav via telepon. ‘Apa itu benar benar Aaarav?’ Tanya Glesa dalam hati yang terus menatap kearah Elard yang sedang berbicara dengan Aarav. “Benar saya Aarav, bisa saya bicara dengan anda tuan Elard.” Ujar Aarav“Ahhh senang sekali bisa mendengar anda secara langsung.”ujar Elard yang berdiri dan berjalan pergi ke belakang supaya pembicaraan antara dirinya dan Aarav lebih privasi dan tidak
Read more
Mati Lampu Membawa Berkah.
Aarav memegang kening Bora untuk mengukur suhu Bora. Saat tangan Aarav menyentuh kening Bora, seketika jantung Bora kembali berdegug kencang dan Bora sedikit gerogi saat Aarav memegang keningnya. “Kau tidak demam sama sekali.” Ujar Aarav, lalu Aarav menatap kearah Bora dan mereka saling menatap satu sama lain.‘Aduh bagaimana ini, kenapa jantungku terus berdegug kencang seperti ini, ditambah saat ini kami saling memandang satu sama lain.’ Ujar Bora dalam hati yang terus menatap kearah Aarav yang ada di hadapannya. Sementara itu Josep, Clea, Tira Dan Wina sudah berada di Restoran GreenShine. Saat itu beberapa pelayan menghidangkan beberapa makanan barat di atas meja mereka. Clea menatap kearah Tira dan Clea mengedipkan matanya pertanda Tira harus tenang.”Ayah senang jika kau bisa ikut makan bersama.”ujar Josep“Tentu saja, bukankah ini makan malam keluarga.” Ujar Wina“Tapi sayangnya, Kak Bora tidak bisa ikut. Cob
Read more
Cinta tidak membedakan usia
Sementara itu Bora masih senang dengan kesembuhan kakinya, dan tanpa Bora sadari Bora masih mengenggam tangan Aarav. “Kau begitu senang.” Ujar AaravBora menatap kearah Aarav dan tersenyum kearahnya “Ohhh Aku sangat senang.” Ujar Bora, seketika Aarav dan Bora sama sama terdiam dan memandang satu sama lain. “Syukurlah jika kau senang.” Ujar Aarav yang mengelus kepala Bora dan Bora perlahan tersenyum saat Aarav mengelus kepalanya. Sementara itu Josep masih berbicara dengan Owen di salah satu ruang Vip di restoran tersebut. Owen mengatakan bahwa Ia ingin Josep membantunya untuk kali ini. “Kau ingin ku membantumu apa, Ingat 10 tahun lalu dimana aku bersitegang dengan ayahmu karena aku membantumu.” Ujar Josep sambil meminum Wine yang sudh tersaji disana bersama dengan beberapa Kue terhidang di Atas meja makan.“Saya tahu, dimana pertolongan paman pada waktu itu sangat membuat Ayah saya marah, namun tidak ada yang se visi
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status