"Pergerakan makin maju, sejalan dengan hati yang makin menderu."Arga, yang tadinya merasa wajahnya panas karena perdebatan soal perasaannya dengan Ryan, kini merasakan semangat lain yang membara di dada. Bukan hanya energi untuk perjuangan balas dendam, tetapi juga energi yang berbau sesuatu yang lebih pribadi, lebih hangat."Jadi, apa yang mau kau beritahukan padaku, Bro?" tanya Ryan, senyum usil masih menghiasi wajahnya. Ia menyandarkan punggung ke kursi putar di ruang kerja Arga. "Jangan bilang kau tiba-tiba mau melamarnya sungguhan."Arga mendengus, mencoba menyembunyikan rona merah samar di pipinya. "Bukan itu, Ryan! Aku serius, jangan mengalihkan pembicaraan.""Oke, oke, aku serius," Ryan mengangkat kedua tangannya menyerah, tetapi matanya masih memancarkan geli. "Maya mau apa?""Ia mau bergabung dengan kita," Arga berkata, nadanya lebih rendah dari biasanya, seolah sebuah rahasia besar baru saja ia pecahkan."Serius? Maya putri Mr. Albert musuh paling number one itu?" Mata Rya
Terakhir Diperbarui : 2025-09-13 Baca selengkapnya