"Kekayaan luar biasa bisa memudahkan hidup. Tetapi sayangnya juga mampu membutakan banyak hati."Sore itu lagi-lagi di sela-sela belajar komputer dan gadget lainnya, Arga berguman dengan mata bersinar. "Keren yah, teknologi itu mah. Kagum aku!" teriak Arga heboh. "Lha iya dong, Ga. Walau yang ini nggak ada apa-apanya sih. Sorry to say ya, kamu yang dulu itu ngomong-ngomong jiwanya katrok banget sih? Hahaha. Maaf ya." Ryan sudah bersiap kabur melirik Arga yang menyebikkan bibirnya. "Eh, namanya juga jiwanya berbeda, Yan. Kamu kok berani meledekku, bisa tak pecat sekarang lho!" Arga pura-pura marah. "Ampun, Ga. Jangan dong, tadi cuma becanda. Ntar aku nggak kerja lalu siapa yang biayain anak bini aku, Ga?" Wajah memelas Ryan mendekat ke wajah bosnya itu. Arga mendelik dan menjauhi wajah Ryan. Geli dia. "Hahaha. Wajah kamu sudah kayak hantu badut aja, syerem gede banget, kaget aku hahaha! Maaf gantian becanda." Arga ngakak sambil memegangi perutnya yang kaku
Terakhir Diperbarui : 2022-01-13 Baca selengkapnya